Home / Romansa / OBSESI MANTAN SUAMI / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of OBSESI MANTAN SUAMI : Chapter 1 - Chapter 10

41 Chapters

Diceraikan

"Kau milikku, Sayang!" ujar Aditya saat terus menggerakkan tubuhnya di atas tubuh Sarah yang di paksa menungging dan hanya bisa mencengkram kuat seprai, bersama harga diri yang jatuh hingga ke dasar bumi, "jadi, jangan pernah mencoba untuk lari lagi!" Tangan kanannya menarik rambut Sarah hingga kepala wanita itu mendongak. Aditya menundukkan kepala, memaksa menyatukan bibir mereka, sementara tangan kirinya terulur ke depan, mencari sesuatu yang bisa ia pegang, dan tatkala menemukannya, ia pun segera meremasnya lembut, sesekali memelintir ujungnya hingga desah tertahan lolos dari bibir Sarah. Air mata Sarah kembali jatuh berlinang, terpaksa pasrah dengan semua tingkah sang mantan yang enggan melepaskan. 'Semoga kau segera membusuk di neraka, Mas!' *** PLAK! Sebuah tamparan nyaring dilayangkan seorang laki-laki pada seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Wanita itu terperanjat kaget. Matanya terbelalak saat ia menatap balik wajah mengeras lelaki itu. "Ken
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Diculik

"Yang aku tahu, dirinya juga sama pengecutnya dengan Kakak kembarnya yang hanya bisa bersembunyi dibalik ketiak ibu mereka!" paparnya dimana sorot benci itu terlihat jelas. Raditya yang bersembunyi di balik tembok, hanya mampu menghela napas pendek dengan kedua bahu terkulai lemah, saat mendengar penuturan jujur dari mulut sang mantan Kakak Ipar. Dirinya memang mengakui jika dirinya dan kembarannya adalah orang-orang yang pengecut, dimana hanya bisa bersembunyi dibalik ketiak ibunya, sesuai dengan apa yang Sarah ucapkan. Dengan langkah gontai, iapun berjalan meninggalkan tempat itu, menuju mobilnya yang ia parkir kan di seberang jalan. "Jangan terlalu membenci, Nak! Karena mau bagaimanapun, di dalam tubuh Satria mengalir darah mereka! Dia garis keturunan mereka dan kamu tidak bisa memutuskan pertalian darah itu, meskipun kamu menggunakan cara ekstrim sekalipun untuk memutuskannya!" Marni menasehati dengan lembut juga senyum penuh keibuan. Sarah lantas menatap seutuhnya pada wanita b
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Dirudapaksa Mantan Suami

"Lepaskan aku brengsek!" makinya kesal, saat melihat siapa orang yang telah menariknya paksa. "Sstt ...! Jangan berontak, Sayang!" pinta sesosok lelaki yang sedang memeluknya erat dari belakang. Menahan kedua tangannya yang hendak membuka paksa pintu mobil. "Lepasin aku, Setan!" hardik Sarah semakin murka. Kedua kakinya menendang-nendang ke sembarang arah, begitupula dengan tubuhnya yang berontak, berusaha melepaskan pelukan lelaki itu, dimana ia kenali aromanya karena aroma itulah yang setiap malam menemani tidurnya saat mereka masih menjadi sepasang suami istri. "Sstt ... kok mulutmu makin kasar sekarang, Sayang!" tegur Aditya kesal, karena Sarah terus saja berontak. "bukankah sudah aku bilang, kalau aku gak suka kalau kamu sudah ngomong kasar gitu! Karena bikin aku bergairah, tau gak!" omelnya dengan wajah merah padam menahan hasrat untuk menyerang mantan istrinya membabi buta. "An jing! Se tan! Ib lis! Jangan sentuh aku, Setan! Aku gak sudi!" pekik Sarah dengan suara keras,
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Aku Bukan Wanita Murahan

Sarah menangis sesenggukan, memegangi pakaiannya yang koyak bekas perbuatan Aditya barusan dengan kedua kaki saling menekuk di atas kursi. Sementara lelaki itu, tengah membenahi ikat pinggangnya, mengusap keningnya yang berkeringat bersama senyum penuh kepuasan menghiasi. "Ternyata rasanya masih seenak biasanya, Sayang," kekeh Aditya, kembali duduk bersender, meraih pundak Sarah yang justru menepis kuat tangannya. "uhhh ... kamu marah?" "Biarkan aku pergi. Aku mohon!" pinta Sarah, mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Dengan pakaian seperti itu? Kamu, yakin?!" Aditya balas bertanya. "Bukankah kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan! Jadi, biarkan aku pergi karena aku harus bekerja," tukas Sarah datar. "Ohhh ... tidak bisa! Kamu tetap bersamaku karena aku masih belum puas, Sayang!" tolak Aditya, terkekeh puas. "DASAR BAJINGAN!" maki Sarah, menampar pipi Aditya dengan keras hingga kepala lelaki itu tertoleh ke kiri. Napasnya terdengar berburu juga telapak tangan memer
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Mantan Sinting

"Mas, please ... aku gak mau ikut!" rengek Sarah, memohon saat Aditya menariknya paksa keluar mobil. Mereka sudah tiba di bandara, bahkan sebuah pesawat jet pribadi telah berdiri dengan gagahnya, siap melayang di udara. "Harus! aku gak terima penolakan sedikitpun!" sahut Aditya tegas, menarik kencang lengan Sarah hingga wanita itu berhasil keluar dari mobil. "Mas ... please, Mas Adit. aku gak mau! Nanti bagaimana dengan Satria, Mas? Kasian dia kalau aku pergi? Dia masih ASI, Mas ...," rengek Sarah sambil menangis, menarik-narik tangannya agar terlepas. Namun cekalan Aditya terasa meremukkan tulangnya. Aditya tiba-tiba menghentikan langkahnya, berbalik cepat hingga tubuh mereka bertabrakan. Lelaki itu menahan pinggang Sarah agar tidak terjatuh. Sarah tercekat. matanya yang memerah dengan gumpalan air mata yang berjatuhan satu persatu menatap wajah mengeras lelaki itu, bibirnya bergetar hebat. "M-mas." "Bisakah kamu berhenti merengek? Karena kamu tahu dengan baik jika aku bukan tipe
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Sekali Maniac, Tetap Maniac

Aditya mendekat, menyentuh pundak Sarah sembari memanggil nama wanita itu. "Sar, kamu gak mati, kan?" Namun Sarah bergeming hingga membuat Aditya sedikit dilanda perasaan takut yang bercampur aduk. Aditya lantas menunduk, membalikkan tubuh Sarah hingga berbaring telentang. Desah lega lolos dari mulutnya saat melihat wanita itu masih bernapas. "Bikin takut aja kamu, Sayang," gerutunya pelan, duduk bersender di bawah ranjang. Tak lama setelahnya, lelaki itu terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala. "CK, sepertinya kamu kecapekan banget, ya? Makanya gitu, tidur kek orang pingsan." Aditya bangkit berdiri, berjalan ke arah koper miliknya, mengambil pakaian yang ia butuhkan, lalu mengenakannya secepat mungkin. Lelaki itu lantas menyambar kotak rokok, mulai menyalakan salah satunya sembari berjalan ke arah balkon, berdiri di tepinya dengan tatapan lurus ke depan. Ia mengisap pelan dengan tatapan mulai menerawang ke belakang sembari mengingat posisi tidur Sarah. *** "Saya mohon, Tuan .
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

Tuan, Tolong Jangan Hancurkan, Putri Saya!

Marni perlahan berdiri. Kedua tangannya terlihat saling mengepal di kedua sisi tubuhnya. Gemuruh amarah bahkan menerpa sekujur tubuhnya hingga kulit sewarna zaitun itu memerah. "Tuan Muda boleh menghina saya atau memukul saya. Tapi, saya tidak akan pernah memaafkan orang yang telah menyakiti putri saya," tuturnya geram sambil menatap nyalang pada lelaki arogan di hadapannya. Aditya terkekeh sarkas mendengar ucapan berani yang Marni lontarkan. Lelaki itu lantas memangkas jarak hingga Marni terpaksa mendongak. "Lo pikir, Lo siapa? Berani-beraninya Lo ngancem gue," tegur nya dingin. "Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang ibu dari anak ga dis yang kegadisannya baru saja Tuan Muda renggut." Marni berucap penuh keberanian. Ia bahkan tak segan semakin menatap tajam pada Aditya. Aditya terpana beberapa detik, kagum dengan keberanian sang pelayan. Namun, detik berikutnya seringai lebar kembali terbit di wajahnya. "Ok, gue jabanin." Lelaki itu lantas mengayunkan langkah, kembali ke
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Setelah Bercinta, Kamu Mau Kabur?

"Jangan, Tuan Muda. Saya mohon!" pinta Sarah sambil mendorong tubuh besar Aditya yang segera lelaki itu cekal di atas kepalanya. "Kenapa jangan, Sayang?" tanya Aditya, bernapas di depan bibir Sarah dengan tubuh menempel erat sepenuhnya saat ia membaringkan paksa tubuh wanita itu. "Saya harus pergi, Tuan Muda. Jadi saya mohon, tolong lepaskan saya," pinta Sarah, menarik kedua tangannya agar terlepas dari cekalan. Namun, Aditya justru menyatukan telapak tangan mereka dalam sebuah genggaman erat. "Tuan," pinta Sarah kembali, merasa tidak nyaman saat junior lelaki itu kembali berdiri tegak, menusuk perutnya lalu segera Aditya gesek kan ke bawah, mengenai area intimnya kembali hingga wajah Sarah pun memerah. "Tu—," "Bilang aja kalo kamu suka, Sayang." Aditya memotong ucapan Sarah lalu mengecup bibirnya kembali. "Saya gak suka, Tuan." Sarah menolak tuduhan sembari memalingkan wajahnya ke kanan, lalu memejamkan mata saat Aditya mengecup ceruk lehernya lembut, tidak perduli ra
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Tertangkap (Kembali Menjadi Budak Ranjang)

Perlahan Sarah menoleh ke belakang bersama degup jantung berdetak kencang. Ia bahkan berusaha menahan napas, takut jika Aditya terbangun. Namun, napasnya seketika lega saat melihat lelaki itu masih memejamkan mata. "Untung saja dia masih tidur," gumam Sarah teramat lirih sembari mengusap dadanya agar debaran jantungnya kembali berdetak normal. "Aku harus segera mencari kunci itu," batinnya sambil mengangguk tegas. Ia lantas mengenakan cepat kaos milik Aditya yang jatuh hingga sebatas paha, menutupi area intimnya yang tidak tertutup apapun, baru setelahnya mulai mencari-cari kunci di dalam saku celana milik lelaki itu. Sarah benar-benar dikejar oleh waktu. Ia bahkan menyatukan rambutnya ke sisi kanan, baru kembali merogoh saku dengan posisi duduk berjongkok membelakangi Aditya. Sayangnya napasnya harus tercekat saat merasakan dua lengan kokoh mulai memeluknya dari belakang, tepat di bawah dadanya, disusul suara yang teramat ia kenali kini berbisik lirih di telinga kiri, "Apa
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Kumpul Kebo?

Sarah berusaha memakai pakaiannya satu persatu disela isak tangis yang terdengar memilukan sambil membelakangi Aditya. Tubuhnya terasa remuk redam dengan beberapa area terdapat bekas lebam akibat kuatnya cengkraman tangan Aditya. "Sebaiknya kamu istirahat, Sayang. Karena sekitar 2 jam lagi, pesawat akan mendarat," tegur Aditya sembari beringsut mendekati Sarah yang tentu saja mematung dengan tubuh gemetar. Sarah bahkan berusaha keras menahan tangis yang mendera, meskipun tidak juga mampu menghentikan air mata yang mengucur deras membasahi pipi. "Sayang!" tegur Aditya lagi seraya meraih pundak Sarah yang refleks menepisnya hingga membuat Aditya terkejut dengan mata sedikit membola. "Kamu ... menolakku?" tanya Aditya kaget, terluka, dan kecewa. "Aku lelah, Mas. Ijinkan aku beristirahat," pinta Sarah dingin sambil terus merapikan pakaiannya hingga tertutup sempurna. "Oh, baiklah," tukas Aditya mengalah sambil menghela napas berat. Ia lantas berbaring di samping Sarah deng
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status