Share

Diculik

Penulis: Fatmah Azzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 14:04:03

"Yang aku tahu, dirinya juga sama pengecutnya dengan Kakak kembarnya yang hanya bisa bersembunyi dibalik ketiak ibu mereka!" paparnya dimana sorot benci itu terlihat jelas.

Raditya yang bersembunyi di balik tembok, hanya mampu menghela napas pendek dengan kedua bahu terkulai lemah, saat mendengar penuturan jujur dari mulut sang mantan Kakak Ipar. Dirinya memang mengakui jika dirinya dan kembarannya adalah orang-orang yang pengecut, dimana hanya bisa bersembunyi dibalik ketiak ibunya, sesuai dengan apa yang Sarah ucapkan. Dengan langkah gontai, iapun berjalan meninggalkan tempat itu, menuju mobilnya yang ia parkir kan di seberang jalan.

"Jangan terlalu membenci, Nak! Karena mau bagaimanapun, di dalam tubuh Satria mengalir darah mereka! Dia garis keturunan mereka dan kamu tidak bisa memutuskan pertalian darah itu, meskipun kamu menggunakan cara ekstrim sekalipun untuk memutuskannya!" Marni menasehati dengan lembut juga senyum penuh keibuan.

Sarah lantas menatap seutuhnya pada wanita baik hati itu dengan matanya yang mulai memburam kembali, dimana air mata itu kembali berkumpul di kedua sudut matanya. "Lalu ... apa yang harus aku lakukan, Bu? Saat dirinya mengucapkan kata talak itu untukku, sejak itu juga aku dan Satria tidak ingin berhubungan dengannya atau dengan seluruh anggota keluarganya lagi?" tanyanya dengan nada lelah. Airmatanya akhirnya lolos seiring satu kali kedipan mata tercipta, tatkala dirinya mengingat peristiwa buruk itu kembali, tepat sehari setelah dirinya melahirkan Satria.

"Ibu mengerti perasaanmu, Nak." Marni menghibur Sarah dengan menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya.

Sarah lantas kembali tergugu, iapun membalas pelukan itu dengan erat, hingga paper bag itu terhimpit di antara tubuh mereka berdua. Namun wanita itu tidak perduli, dirinya hanya ingin meluapkan semua emosinya setiap kali mengingat semua perlakuan yang ia terima, baik dari mantan suaminya, maupun dari keluarga laki-laki itu.

Marni terdiam, ia membiarkan Sarah meluapkan semua emosinya. Hanya usapan lembut di punggung wanita itu yang menjadi gambaran dirinya benar-benar perduli akan keadaan keduanya.

Sarah perlahan melepaskan pelukannya, karena ia merasa sedikit lebih lega setelah menangis. "Maaf, Bu," tukasnya penuh permohonan.

Marni menatapnya dengan heran yang justru terlihat lucu di wajah bulat wanita itu.

"Maaf karena sudah menangis sehingga baju Ibu kotor terkena air mata dan ... itu," ungkapnya dengan lirih pada akhir kalimat sembari menunjuk pada bahu kiri wanita itu.

Marni mengikuti arah tangan Sarah, tawanya seketika pecah tatkala mengetahui apa yang menjadi alasan Sarah berwajah kikuk. Namun segera ia tutup dengan kedua tangannya, tatkala mereka mendengar suara tangisan keras yang berasal dari mulut Satria.

Keduanya lantas berjalan tergesa-gesa mendekati bayi gembul itu, dimana kini mengangkat kedua tangan dan kakinya sembari menangis keras, wajahnya bahkan memerah seiring kerasnya suara tangisan yang keluar dari mulutnya.

Sarah segera menyibakkan kelambu yang menutupi tubuh putranya, iapun segera memeriksa keadaan bocah gembul itu. Senyumnya seketika terbit saat mengetahui penyebab sang putra menangis keras. "Anak mama pup, ya?" tanyanya geli. Namun dengan sigap segera membersihkan kotoran yang putranya keluarkan dengan tisu basah yang tersedia di samping tubuh bocah itu.

Marni ikut terkekeh kecil mendengarnya, namun helaan napas lega terdengar dari mulutnya. Dirinya senang saat melihat senyum Sarah terbit setiap kali bersama Satria.

***

"Aku berangkat kerja dulu, ya, Bu!" tutur Sarah berpamitan. Dirinya nampak telah selesai mandi, begitupula dengan Satria yang kini berada dalam gendongannya.

Bocah tampan yang mewarisi seratus persen wajah ayahnya itu, nampak sedang mengerjapkan matanya yang bening laksana air dengan lucu.

"Iya, hati-hati di jalan!" sahut Marni sembari menyambut Satria ke dalam pelukannya. "Satria main sama Nenek dulu, ya! Mama satria mau kerja dulu, biar bisa beli rumah gede sama mobil besar, terus nyekolahin Satria di sekolah yang terbaik," tukasnya mengajak bocah itu berbicara, yang hanya dibalas satria dengan mengeluarkan air liurnya.

Baik Marni maupun Sarah, hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah lucu bocah itu.

"Mama pergi dulu!" Sarah berpamitan seraya meraih tangan kanan Marni untuk ia cium.

"Iya, hati-hati di jalan!" Marni membalas dengan seulas senyum manis.

Tangan Satria ia angkat ke atas, seolah-olah sedang melambaikan tangan yang mengiringi keberangkatan ibunya, tepat di depan pintu.

Sarah pun berangkat bekerja dengan berjalan kaki, tanpa menoleh ke belakang, dimana kini Marni menutup pintu dengan pelan, tak lupa menguncinya dari dalam.

"Aku pasti bisa!" Sarah berdoa sebentar dengan mata terpejam selama dua detik bersama tarikan napas dalam guna mengusir rasa gugup yang tiba-tiba menyerang.

Iapun kembali melanjutkan langkahnya menuju luar pekarangan Marni, tak lupa menutup pintu pagar dari luar, lalu mengaitkan kunci yang terbuat dari paku panjang pada kawat di sebelahnya, agar pagar itu tidak terbuka.

Dengan langkah ringan, Sarah mengayunkan langkahnya menuju jalan raya dimana kini malam sudah merangkak naik, tepat setelah shalat Maghrib selesai umat muslim kerjakan. Nampak di ujung jalan sana, ramai anak muda berpakaian rapi, layaknya orang yang baru pulang dari shalat berjamaah, berbondong-bondong berjalan dengan arah yang berlawanan dengannya.

"Dek Sarah mau kerja, ya?" sapa seorang lelaki yang berada dalam rombongan tersebut.

"Iya, permisi!" sahut Sarah cepat, enggan berlama-lama berinteraksi dengan lelaki itu maupun semua teman-temannya, karena dirinya bukanlah anak gadis kemarin sore lagi.

"Yah ... dia kabur!" gerutu lelaki itu sembari menggaruk tengkuknya, yang disambut semua temannya dengan menertawakan tingkah lakunya.

"Kamu sendiri yang lamban, Rul! Waktu Sarah masih perawan, kamu selalu ngomong, tar sok ... tar sok mulu buat ngelamar dia. Eh ... pas, kan, akhirnya keduluan sama orang kota itu. Nah, sekarang pas dia udah jadi janda, kamu masih mau gerak lamban?" desak Budi sembari merangkul pundak Arul yang hanya bisa menatap kepergian Sarah, dimana wanita itu kini menghilang di belokan yang ada di ujung gang sana.

Arul hanya mampu terdiam, karena memang yang dikatakan oleh Budi benar adanya. "Ok deh, aku akan gerak cepat kali ini! Demi Sarah dan Satria!" tekadnya, yang disambut bahagia semua teman-temannya.

"Syukurlah Arul gak macam-macam," desah Sarah, lega, mengusap dadanya yang berdegup kencang tanpa menghentikan langkahnya. Namun hanya sesaat, saat tiba-tiba sebuah mobil Van berwarna hitam mengerem mendadak di depannya, disusul terbukanya pintu dari dalam. "si—, TOLONG! TOLONG!" jeritnya kuat saat tangannya ditarik paksa, masuk ke dalam hingga jatuh tepat dia atas pangkuan seorang laki-laki.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hanung Adja
lucunya Satria ngerti klo mama nya mo pergi kerja ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Dirudapaksa Mantan Suami

    "Lepaskan aku brengsek!" makinya kesal, saat melihat siapa orang yang telah menariknya paksa. "Sstt ...! Jangan berontak, Sayang!" pinta sesosok lelaki yang sedang memeluknya erat dari belakang. Menahan kedua tangannya yang hendak membuka paksa pintu mobil. "Lepasin aku, Setan!" hardik Sarah semakin murka. Kedua kakinya menendang-nendang ke sembarang arah, begitupula dengan tubuhnya yang berontak, berusaha melepaskan pelukan lelaki itu, dimana ia kenali aromanya karena aroma itulah yang setiap malam menemani tidurnya saat mereka masih menjadi sepasang suami istri. "Sstt ... kok mulutmu makin kasar sekarang, Sayang!" tegur Aditya kesal, karena Sarah terus saja berontak. "bukankah sudah aku bilang, kalau aku gak suka kalau kamu sudah ngomong kasar gitu! Karena bikin aku bergairah, tau gak!" omelnya dengan wajah merah padam menahan hasrat untuk menyerang mantan istrinya membabi buta. "An jing! Se tan! Ib lis! Jangan sentuh aku, Setan! Aku gak sudi!" pekik Sarah dengan suara keras,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Aku Bukan Wanita Murahan

    Sarah menangis sesenggukan, memegangi pakaiannya yang koyak bekas perbuatan Aditya barusan dengan kedua kaki saling menekuk di atas kursi. Sementara lelaki itu, tengah membenahi ikat pinggangnya, mengusap keningnya yang berkeringat bersama senyum penuh kepuasan menghiasi. "Ternyata rasanya masih seenak biasanya, Sayang," kekeh Aditya, kembali duduk bersender, meraih pundak Sarah yang justru menepis kuat tangannya. "uhhh ... kamu marah?" "Biarkan aku pergi. Aku mohon!" pinta Sarah, mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Dengan pakaian seperti itu? Kamu, yakin?!" Aditya balas bertanya. "Bukankah kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan! Jadi, biarkan aku pergi karena aku harus bekerja," tukas Sarah datar. "Ohhh ... tidak bisa! Kamu tetap bersamaku karena aku masih belum puas, Sayang!" tolak Aditya, terkekeh puas. "DASAR BAJINGAN!" maki Sarah, menampar pipi Aditya dengan keras hingga kepala lelaki itu tertoleh ke kiri. Napasnya terdengar berburu juga telapak tangan memer

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Mantan Sinting

    "Mas, please ... aku gak mau ikut!" rengek Sarah, memohon saat Aditya menariknya paksa keluar mobil. Mereka sudah tiba di bandara, bahkan sebuah pesawat jet pribadi telah berdiri dengan gagahnya, siap melayang di udara. "Harus! aku gak terima penolakan sedikitpun!" sahut Aditya tegas, menarik kencang lengan Sarah hingga wanita itu berhasil keluar dari mobil. "Mas ... please, Mas Adit. aku gak mau! Nanti bagaimana dengan Satria, Mas? Kasian dia kalau aku pergi? Dia masih ASI, Mas ...," rengek Sarah sambil menangis, menarik-narik tangannya agar terlepas. Namun cekalan Aditya terasa meremukkan tulangnya. Aditya tiba-tiba menghentikan langkahnya, berbalik cepat hingga tubuh mereka bertabrakan. Lelaki itu menahan pinggang Sarah agar tidak terjatuh. Sarah tercekat. matanya yang memerah dengan gumpalan air mata yang berjatuhan satu persatu menatap wajah mengeras lelaki itu, bibirnya bergetar hebat. "M-mas." "Bisakah kamu berhenti merengek? Karena kamu tahu dengan baik jika aku bukan tipe

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Sekali Maniac, Tetap Maniac

    Aditya mendekat, menyentuh pundak Sarah sembari memanggil nama wanita itu. "Sar, kamu gak mati, kan?" Namun Sarah bergeming hingga membuat Aditya sedikit dilanda perasaan takut yang bercampur aduk. Aditya lantas menunduk, membalikkan tubuh Sarah hingga berbaring telentang. Desah lega lolos dari mulutnya saat melihat wanita itu masih bernapas. "Bikin takut aja kamu, Sayang," gerutunya pelan, duduk bersender di bawah ranjang. Tak lama setelahnya, lelaki itu terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala. "CK, sepertinya kamu kecapekan banget, ya? Makanya gitu, tidur kek orang pingsan." Aditya bangkit berdiri, berjalan ke arah koper miliknya, mengambil pakaian yang ia butuhkan, lalu mengenakannya secepat mungkin. Lelaki itu lantas menyambar kotak rokok, mulai menyalakan salah satunya sembari berjalan ke arah balkon, berdiri di tepinya dengan tatapan lurus ke depan. Ia mengisap pelan dengan tatapan mulai menerawang ke belakang sembari mengingat posisi tidur Sarah. *** "Saya mohon, Tuan .

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Tuan, Tolong Jangan Hancurkan, Putri Saya!

    Marni perlahan berdiri. Kedua tangannya terlihat saling mengepal di kedua sisi tubuhnya. Gemuruh amarah bahkan menerpa sekujur tubuhnya hingga kulit sewarna zaitun itu memerah. "Tuan Muda boleh menghina saya atau memukul saya. Tapi, saya tidak akan pernah memaafkan orang yang telah menyakiti putri saya," tuturnya geram sambil menatap nyalang pada lelaki arogan di hadapannya. Aditya terkekeh sarkas mendengar ucapan berani yang Marni lontarkan. Lelaki itu lantas memangkas jarak hingga Marni terpaksa mendongak. "Lo pikir, Lo siapa? Berani-beraninya Lo ngancem gue," tegur nya dingin. "Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang ibu dari anak ga dis yang kegadisannya baru saja Tuan Muda renggut." Marni berucap penuh keberanian. Ia bahkan tak segan semakin menatap tajam pada Aditya. Aditya terpana beberapa detik, kagum dengan keberanian sang pelayan. Namun, detik berikutnya seringai lebar kembali terbit di wajahnya. "Ok, gue jabanin." Lelaki itu lantas mengayunkan langkah, kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Setelah Bercinta, Kamu Mau Kabur?

    "Jangan, Tuan Muda. Saya mohon!" pinta Sarah sambil mendorong tubuh besar Aditya yang segera lelaki itu cekal di atas kepalanya. "Kenapa jangan, Sayang?" tanya Aditya, bernapas di depan bibir Sarah dengan tubuh menempel erat sepenuhnya saat ia membaringkan paksa tubuh wanita itu. "Saya harus pergi, Tuan Muda. Jadi saya mohon, tolong lepaskan saya," pinta Sarah, menarik kedua tangannya agar terlepas dari cekalan. Namun, Aditya justru menyatukan telapak tangan mereka dalam sebuah genggaman erat. "Tuan," pinta Sarah kembali, merasa tidak nyaman saat junior lelaki itu kembali berdiri tegak, menusuk perutnya lalu segera Aditya gesek kan ke bawah, mengenai area intimnya kembali hingga wajah Sarah pun memerah. "Tu—," "Bilang aja kalo kamu suka, Sayang." Aditya memotong ucapan Sarah lalu mengecup bibirnya kembali. "Saya gak suka, Tuan." Sarah menolak tuduhan sembari memalingkan wajahnya ke kanan, lalu memejamkan mata saat Aditya mengecup ceruk lehernya lembut, tidak perduli ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Tertangkap (Kembali Menjadi Budak Ranjang)

    Perlahan Sarah menoleh ke belakang bersama degup jantung berdetak kencang. Ia bahkan berusaha menahan napas, takut jika Aditya terbangun. Namun, napasnya seketika lega saat melihat lelaki itu masih memejamkan mata. "Untung saja dia masih tidur," gumam Sarah teramat lirih sembari mengusap dadanya agar debaran jantungnya kembali berdetak normal. "Aku harus segera mencari kunci itu," batinnya sambil mengangguk tegas. Ia lantas mengenakan cepat kaos milik Aditya yang jatuh hingga sebatas paha, menutupi area intimnya yang tidak tertutup apapun, baru setelahnya mulai mencari-cari kunci di dalam saku celana milik lelaki itu. Sarah benar-benar dikejar oleh waktu. Ia bahkan menyatukan rambutnya ke sisi kanan, baru kembali merogoh saku dengan posisi duduk berjongkok membelakangi Aditya. Sayangnya napasnya harus tercekat saat merasakan dua lengan kokoh mulai memeluknya dari belakang, tepat di bawah dadanya, disusul suara yang teramat ia kenali kini berbisik lirih di telinga kiri, "Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • OBSESI MANTAN SUAMI    Kumpul Kebo?

    Sarah berusaha memakai pakaiannya satu persatu disela isak tangis yang terdengar memilukan sambil membelakangi Aditya. Tubuhnya terasa remuk redam dengan beberapa area terdapat bekas lebam akibat kuatnya cengkraman tangan Aditya. "Sebaiknya kamu istirahat, Sayang. Karena sekitar 2 jam lagi, pesawat akan mendarat," tegur Aditya sembari beringsut mendekati Sarah yang tentu saja mematung dengan tubuh gemetar. Sarah bahkan berusaha keras menahan tangis yang mendera, meskipun tidak juga mampu menghentikan air mata yang mengucur deras membasahi pipi. "Sayang!" tegur Aditya lagi seraya meraih pundak Sarah yang refleks menepisnya hingga membuat Aditya terkejut dengan mata sedikit membola. "Kamu ... menolakku?" tanya Aditya kaget, terluka, dan kecewa. "Aku lelah, Mas. Ijinkan aku beristirahat," pinta Sarah dingin sambil terus merapikan pakaiannya hingga tertutup sempurna. "Oh, baiklah," tukas Aditya mengalah sambil menghela napas berat. Ia lantas berbaring di samping Sarah deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Lebih Baik Mati

    Raditya melajukan motornya dengan kencang. Sebuah pistol bahkan ia selipkan di pinggang. Wajahnya terlihat menahan murka yang teramat sangat. Suara mesin motornya meraung-raung membelah jalanan, menuju bandara. Ia lantas menghentikan laju motor begitu tiba dan beberapa petugas dengan sigap menyapanya. "Tuan!" "Siapkan penerbangan untukku sekarang juga!" "Baik, Tuan." Orang-orang itu segera melaksanakan perintah dan tak menunggu lama, Raditya telah berada di dalam kabin pesawat, tengah berusaha merilekskan tubuh sambil memejamkan mata. Kilasan kejadian beberapa saat yang lalu terlintas di benaknya, dimulai dari Chelsea yang, merecoki hingga Ia terpaksa melepaskan sebuah tembakan ke arah kepala gadis itu dan membiarkan mayatnya berada di sana. Namun, Ia menyempatkan diri menghubungi orang-orangnya agar membereskan kekacauan itu. Tanpa terasa perjalanan yang memakan waktu 12 jam pun berakhir. R

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Patah Hati

    Aditya kembali berdecak kesal karena sosok si penelepon nampak tidak menyerah juga. Terbukti dengan banyaknya panggilan tidak terjawab di ponsel miliknya. Lelaki itupun meraih ponselnya, lalu menggeser layarnya ke ke kiri, baru setelahnya meletakkan di depan telinga kirinya. "Mo ngapain Lo nelpon gue?!" sapanya sarkas. Aditya lantas mengayunkan langkahnya menuju pintu keluar."Lo nyulik Sarah kan!" tuding sosok di seberangnya. Suaranya terdengar berburu.Aditya sedikit tersentak, namun tidak menghentikan langkahnya. "Cih! Dapat info darimana Lo?!""Lo gak perlu tau gue dapat info darimana. Yang jelas info ini pasti valid. Jadi Lo gak bisa bohongin gue, Mas. Sekarang jawab dengan jujur, Sarah sama Lo kan?!" desak sosok tersebut kembali. "Lo gak jawab. Gue kirim virus baru ciptaan gue ke jaringan punya Lo, biar sekalian Lo gak bisa kerja selama sebulan."Aditya kembali berdecak kesal, sadar jika sosok yang tak lain adalah adik kembarnya itu mulai me

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Dia Milikku, Bukan Milikmu

    "Sudah selesai, belum?" tanya Aditya untuk yang ke sekian kalinya. Lelaki itu terlihat semakin gusar karena dirinya menilai jika Sarah sengaja berlama-lama memerah ASI nya."Belum, Mas. Sabar ken— argh!" Sarah memekik keras saat Aditya yang tiba-tiba berdiri, menarik kedua kakinya agar turun ke tepi ranjang, lalu membukanya lebar-lebar hingga Sarah terpaksa menumpukan kedua siku nya dengan posisi setengah berbaring, membuat alat pumping tidak bisa bekerja sempurna."Aku gak bisa menunggu lagi!" maki Aditya dengan wajah mengeras, dirinya lantas menyatukan diri dengan satu kali hentak."MAS! ARGH!" Sarah memekik kuat seiring hujaman demi hujaman yang Aditya lakukan terasa kembali meluluhlantakan tubuhnya.***Di tempat lain.Pintu kamar terbuka dari luar, lalu disusul seorang laki-laki paruh baya bertubuh atletis yang dibalut kemeja pas badan berwarna hitam masuk ke dalam kamar. Tak lupa lelaki itu menutup pintu perlahan, dimana ta

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Pumping

    "Gak mikirin apa-apa, kok," elak Sarah. Wanita itu beringsut duduk saat Aditya berguling ke kiri hingga batang kejantanannya yang terkulai, terlihat jelas. "aku mau mandi dulu, ya, Mas," pinta nya sembari berdiri. Lalu berjalan ke arah kamar mandi saat melihat anggukan yang Aditya berikan.Aditya gegas ikut bangkit lalu menyusul langkah kaki Sarah dari belakang. "Aku mau ikut, jika kamu bertanya," ungkapnya menjelaskan saat dirinya melihat Sarah menatapnya dengan raut heran."Terserah," sahut Sarah pasrah. "bakal ada ronde kedua ini namanya kalau dia ikut," gumamnya di dalam hati sembari mengesah lelah. Namun tetap melangkah menuju kamar mandi.Sarah gegas masuk ke dalam, begitupula dengan Aditya yang menyusul di belakangnya, tak lupa lelaki itu menutup pintu dan mengunci nya. Sementara Sarah gegas duduk di atas toilet duduk, kemudian menuntaskan hasrat alaminya di sana.Dirinya segera bangkit berdiri, lalu hendak berjalan melewati Aditya yang men

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Ketagihan

    "Mulai hari ini kita bertiga akan tinggal di sini," tukas Aditya, menyilakan Sarah masuk ke dalam apartemen yang telah ia buka pintunya lebar-lebar."Iya, Mas." Sarah pun bergegas masuk ke dalam, disusul Aditya baru setelahnya Gissele yang menggendong Satria, boc@h itu terlihat tertidur pulas dengan mulut dijejalkan botol dot berisi susu formula yang kini tersisa seperempat saja. "Hmmm ... Satria dan Gissele tidur dimana?" tanyanya sembari berbalik, saat dirinya telah berada di tengah-tengah ruang tamu."Satria di kamar sebelah bersama Gissele untuk sementara waktu sampai kita mendapatkan b@by sitter yang sesuai untuknya. Setelah itu, Gissele akan tinggal di unit sebelah. Jadi dia bisa jagain kalian berdua," terang Aditya, kedua tangannya ia daratkan pada kedua pundak Sarah."La-lalu aku tidur dimana?" tanya Sarah kembali dengan gugup.Aditya terkekeh kecil mendengarnya, lelaki itu gegas mengangkat tangan kanannya ke atas lalu menjentikkan jarinya

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Lepaskan Aku!

    "Apa yang aku dapatkan jika bersedia memenuhi permintaan, Mas Adit?" tanya Sarah, menawar. Meskipun dirinya kini berada dalam pelukan Aditya."Apa yang kamu mau?" tanya Aditya balik."Bebaskan aku dan Satria," sahut Sarah lugas. Tidak perduli jika Aditya murka sekalipun."Kecuali yang satu itu, Sayang. Kamu bisa bebas meminta yang lainnya, karena sampai matipun aku gak bakal ngelepasin kamu dan Satria lagi. Cukup satu kali kebodohanku yang membuatku kehilangan dirimu dan anak kita. Aku tidak mau mengulang kebodohan yang sama untuk yang kedua kalinya," tolak Aditya sembari mengeratkan pelukannya."Maksud, Mas, apa?" tanya Sarah penasaran."Aku pengen kita rujuk lagi. Gak mungkin kan, kita terus-terusan berbuat dosa seperti ini. Yah ... meskipun ini adalah dosa ternikmat yang pernah aku rasakan. Karena bercinta denganmu adalah candu bagiku," ungkap Aditya, mengaku.Sarah tercekat. "Apa yang barusan itu, benar-benar hanya sebuah mim

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Begitu Hangat dan Intim

    Aditya mendudukkan Sarah yang berbalut handuk sebatas dada di atas tempat tidur setelah mereka selesai membersihkan diri di kamar mandi.Wanita itu terlihat menggigil kedinginan dengan tubuh sedikit bergetar. Namun segera berhenti saat Aditya memeluk nya erat dari belakang sekaligus menempelkan pipi kirinya dengan pipi kanan Sarah."Sudah hangat?" tanyanya lembut. Kedua kakinya bahkan mengapit kedua sisi tubuh Sarah dimana handuk sebatas pinggang yang ia kenakan terbuka di bagian tengah, memperlihatkan miliknya yang tertidur pulas."Sudah, Mas. Makasih," ungkap Sarah pelan, menikmati pelukan itu. Kedua tangannya bahkan ia naikkan ke atas, memegangi kedua lengan kekar milik Aditya, sementara lelaki itu semakin erat memeluknya dari belakang saat melihat respon yang ia berikan."Aku cinta kamu, Sar. Kamu cinta aku gak?" tanya Aditya sembari mengecup pipi kanan Sarah."Aku juga cinta kamu, Mas ... dulunya. Karena itu aku bersedia mengandung d

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Sentuhan Nikmat, Membuat Melayang

    Sarah terlihat gelisah dalam tidurnya. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Keringat dingin bahkan mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Tak lama berselang, Sarah seketika membuka matanya dengan napas terengah-engah juga berkeringat.Matanya gegas ia larikan ke sekitar dimana dirinya berada di dalam kabin pesawat tempat Aditya berada disusul dengan suara lelaki itu di samping kanan tubuhnya. "Kamu mimpi buruk?" tanyanya bingung sembari mengucek matanya karena terpaksa bangun dari tidurnya.Sementara itu, Sarah yang mendengarnya lantas menoleh ke samping sembari beringsut duduk, membuat selimut yang ia kenakan terjatuh ke bawah, memperlihatkan setengah tubuh polos miliknya yang penuh dengan jejak basah dari lelaki itu.Sarah pun bergegas menarik ujung selimut agar kembali menutupi tubuhnya saat dirinya mengikuti arah pandang Aditya yang nampak meneguk air liur saat menatap pada dadanya."Gak usah ditutupi juga aku udah tau gimana bentuk dan ukur

  • OBSESI MANTAN SUAMI    Wanitaku yang Seksi

    "Silakan naik, Nyonya!" tegur Gissele saat mereka tiba di bawah sebuah pesawat jet pribadi yang khusus disewa Aditya untuk menjemput mereka. Sarah mendongak ke atas dimana pesawat tersebut nampak terbuka lebar dibagian pintunya.Tangganya bahkan sudah terpasang, siap menerima kedatangan ke empat nya. Sementara itu, Risma telah dibawa pergi oleh Yatno, tepat saat mereka berpisah di area pelabuhan, dimana Yatno terpaksa tidak ikut pergi ke luar negeri karena dianggap gagal menjalankan misi.Sarah perlahan naik ke atas tangga dimana Satria berada dalam gendongan salah satu ajudan Gissele yang terpaksa Sarah serahkan karena Gissele mengancamnya. Disusul oleh Gissele, baru sang ajudan bersama Satria."Lewat sini, Nyonya!" tegur Gissele sembari berjalan ke arah kanan dimana ruang pribadi berada, sementara Satria dibawa ke arah kiri."Tapi—" tukas Sarah saat dirinya melihat putranya yang tertidur pulas dibawa ke arah lain setelah pintu pesawat ditutup ra

DMCA.com Protection Status