Home / Romansa / Suamiku seorang Mata-Mata / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Suamiku seorang Mata-Mata: Chapter 191 - Chapter 200

210 Chapters

Bab 191: Olivia gemetaran

Olivia duduk tegang di ruang tamu rumahnya, menatap layar ponsel yang masih menampilkan berita terbaru tentang pengunduran diri Anya sebagai presiden direktur perusahaan besar tempat ia harusnya bekerja. Hatinya berdebar keras, campuran antara kekhawatiran akan masa depan Anya dan kekesalannya terhadap keputusan yang diambil oleh anaknya itu."Kenapa dia harus melakukan ini?" desis Olivia, menggigit bibirnya dalam kegelisahan. Dia mencoba untuk menghubungi Anya, tetapi panggilan teleponnya terus tak dijawab. Ketidakpastian dan kekhawatiran semakin membuat Olivia gelisah.Tiba-tiba, pintu terbuka dengan keras. Hartono, suaminya, masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat, wajahnya menunjukkan ekspresi yang serius. "Olivia, apa yang kamu lakukan?" bentaknya tanpa memberi kesempatan untuk Olivia menjelaskan. "Kau ini selain berpesta dan berfoya-foya, apakah ada yang bisa kau lakukan dengan becus?"Olivia menatap suaminya dengan kebingungan. Beberapa
last updateLast Updated : 2024-08-31
Read more

Bab 192: Kemungkinan

Di sebuah pagi yang cerah, Nala dan Sky duduk di ruang tengah mereka sambil menonton siaran berita pagi dari televisi. Udara di dalam ruangan terasa tegang, ketegangan mereka bertambah saat berita terkait penangkapan Menteri Hukum dan Keamanan secara resmi disiarkan.Nala menatap layar TV dengan mata terbelalak, tak percaya dengan apa yang dia lihat. "Sky, lihat! Menteri Hukum dan Keamanan ditangkap! Dan tentu saja, Hartono belum ada kabar sama sekali."Sky, yang duduk di sebelahnya, menatap layar dengan ekspresi serius. "Ini pasti akan jadi heboh," ucapnya pelan. "Media sudah banyak membicarakan tentang ini. Apalagi Hartono juga calon presiden dengan suara unggul sebelumnya. Ditambah dengan berita penangkapan ini, usai sudah karir politiknya."Sementara itu, laporan berlanjut dengan menyebutkan bahwa salah satu dari mereka yang turut diduga terlibat dalam kasus tersebut adalah Hartono, musuh mereka. Namanya tertera jelas di layar, dikelilingi dengan kata
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more

Bab 193: Keputusan Anya

Anya duduk di ruang tamu rumahnya dengan ponsel di tangan, matanya terpaku pada layar yang menunjukkan panggilan masuk dari Blue. Mereka tidak berbicara sejak lama, dan sekarang, keputusan besar telah diambil oleh Anya. Dia harus menghadapi orang tua mereka.Dengan napas dalam-dalam, Anya akhirnya menjawab panggilan tersebut. "Halo, kak," sapanya dengan suara yang sedikit gemetar."Anya," jawab Blue dari ujung telepon dengan nada penuh kekhawatiran. "Apa kabar? Kau tidak mengirimi kami informasi apapun terkait keadaanmu. Aku mendengar kabar penangkapan menteri juga sudah dilakukan."Anya menarik napas, mencoba mengumpulkan keberanian. "Iya, kak. Papa... Dia buron.""Aku tahu tentang itu..." desis Blue, suaranya penuh dengan keheranan. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kenapa terdengar lemas?"Anya diam sejenak, mempertimbangkan setiap kata yang akan dia ucapkan. "Aku... Aku harus menemui mereka," katanya akhirnya dengan mantap. "Aku h
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more

Bab 194: Berembuk

Rose duduk di ruang tamu apartemennya, menatap layar televisi yang menyiarkan berita tentang skandal besar yang melibatkan Hartono dan para menteri. Di sebelahnya, Blue berdiri dengan tatapan khawatir, mencoba menguatkan perasaan adiknya lewat telpon"Anya, aku tahu ini sulit. Tapi, aku yakin kau kuat," ucap Blue dengan suara lembut. "Hati-hati, oke?"Tak lama berselang, telpon ditutup."Kau percaya pada gadis itu?" Rose tampak ragu. "Bagaimana kalau ia ternyata malah menutupi keberadaan Hartono, dan membantunya melarikan diri."Blue menggeleng pelan. "Aku percaya pada adikku. Beberapa waktu ini, setelah mengenal dan berbincang dengannya secara langsung, dia pada dasarnya adalah gadis yang rapuh."Rose menggelengkan kepala dengan tidak percaya. "Blue, kau baru mengenalnya tidak lebih dari sebulan yang lalu. Bagaimana kalau Anya sebenarnya tidak ingin membantu? Bagaimana kalau dia malah melindungi Hartono? Sebelum rencana ini dijalankan, a
last updateLast Updated : 2024-09-03
Read more

Bab 195: Tenang sebelum badai

Di malam yang tenang, Tiger berkendara menuju pondok kayunya yang menjadi tempat tinggal Sky dan Nala. Ia memutuskan untuk mengunjungi pasangan itu setelah mendengar kabar tentang penangkapan menteri dan skandal kaburnya Hartono. Perasaan cemas dan khawatir masih menghantui pikiran pria itu, tetapi ia merasa sedikit lega karena setiap sayatan sudah berhasil ia tutup satu persatu.Ketika Tiger tiba di pondok kayu, lampu-lampu kecil di sekitar rumah itu menyala redup. Ia memasuki ruang tengah yang hangat dan bersantai di depan perapian, sementara Sky dan Nala sudah terlelap tidur di sofa.Tiger diam sejenak, menghargai ketenangan malam itu. Mereka berdua telah melewati banyak hal bersama sejak beberapa waktu terakhir dan situasi terbaru ini menambahkan lebih banyak beban emosional pada pernikahan mereka. Apalagi, wajah damai Nala saat tertidur pulas adalah pemandangan yang indah bagi seorang ayah yang sangat merindukan putrinya."Seperti inikah rasanya menja
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Bab 196: Kesulitan

Malam telah larut di kota, dan Sky, Nala, serta Sarah duduk di meja kayu di ruang tengah pondok kayu. Aura ketegangan terasa kuat di udara, mereka sedang merencanakan langkah selanjutnya dalam upaya mereka menemukan Hartono dan Olivia. Sarah, dengan laptopnya terbuka di depannya, tengah mencari-cari jejak mereka."Kita sudah memeriksa hampir semua gedung yang mungkin mereka gunakan sebagai tempat persembunyian," ujar Sarah dengan suara tegang. "Tidak ada yang memberikan petunjuk yang jelas."Nala menggigit bibirnya dengan gelisah. "Apa yang bisa kita lakukan selanjutnya, Sky? Mereka bisa berada di mana saja. Anya juga tak kunjung memberi kabar."Sky menggosok pelipisnya dengan perasaan frustrasi. "Kita harus memeriksa setiap kemungkinan. Tidak peduli seberapa kecil kemungkinannya, kita tidak boleh melewatkan apa pun."Sarah menarik nafas dalam-dalam. "Aku akan melanjutkan pencarian di database properti untuk vila-vila yang dibangun dalam sepuluh t
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Bab 197: Pelarian

Sementara malam berlalu dengan tenang di suatu tempat, di sebuah vila terpencil di pinggiran kota, Hartono duduk di depan brangkas besarnya dengan ekspresi tegang. Dia meraba-raba kotak depositnya, menarik keluar berkas-berkas dan barang berharga yang ada di dalamnya. Suasana gelap di dalam ruangan hanya diterangi oleh lampu kecil di atas meja kerjanya, menciptakan bayangan-bayangan yang menyeramkan di sekelilingnya.Setelah memastikan bahwa ia telah mengambil semua yang ia perlukan, Hartono menutup brangkas dengan keras. Dia menarik napas dalam-dalam, merasa lega setelah berhasil mengamankan harta kekayaannya yang tersisa. Namun, pikirannya masih dipenuhi dengan ketegangan dan kekhawatiran atas situasi yang semakin rumit.Di ruang sebelah, Olivia duduk di atas koper besar dengan ekspresi cemas di wajahnya. Dia memandang Hartono dengan tatapan yang penuh keraguan. "Kita harus segera pergi, Hartono," desisnya dengan suara bergetar. "Pemerintah semakin mend
last updateLast Updated : 2024-09-06
Read more

Bab 199: Perjamuan terakhir

Anya duduk di ujung meja makan yang panjang, di antara kedua orang tuanya yang tampak tegang. Udara pagi di ruang makan vila mereka terasa tegang, hening hanya diisi dengan suara peralatan makan yang diletakkan dengan hati-hati di atas meja dan bunyi gelegar pelan ketika mereka mengunyah makanan mereka. Cahaya pagi memancar lembut melalui jendela-jendela besar, menyoroti dekorasi elegan ruangan yang mencerminkan kesederhanaan mewah.Olivia duduk di seberang Anya dengan tatapan tajam, matanya menatap putrinya dengan ekspresi yang sulit ditafsirkan. Wajahnya yang biasanya tenang kini tegang, mencerminkan perasaan yang mendalam. Di sebelahnya, Hartono mengambil gigitan sarapan dengan gerakan yang tegas, tetapi wajahnya terlihat muram.Setelah beberapa saat, Olivia meletakkan garpu dan pisau di atas piringnya dengan hati-hati, lalu mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara dengan suara yang tenang namun penuh otoritas."Anya, aku tidak bisa menahan kekecew
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bab 198: Mengenang masa lalu

Anya tiba di depan gerbang besar yang mengawal masuk ke vila keluarganya. Gerbang itu terbuat dari kayu elegan dengan ornamen besi yang indah, menciptakan kontras menawan dengan taman hijau yang teratur di sekelilingnya. Ia menatap vila modern berlantai dua di balik gerbang tersebut, yang terlihat sederhana namun mewah dengan desain arsitektur kontemporer.Sudah dua hari ia tiba di kota itu, tapi ia memutuskan untuk benar-benar menemui kedua orang tuanya saat ia sudah siap. Anya terlebih dahulu menginap di salah satu hotel, dan sempat terbersit keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, bayangan wajah penuh kekhawatiran yang mungkin menghiasi Sky dan Blue kalau ia memutuskan sesuatu yang sembrono, terus mencegahnya. Akhirnya, setelah menenangkan gejolak dalam hatinya, Anya sanggup menapakkan kaki di depan vila persembunyian ayahnya. Vila yang dibangun saat ibunya masih kecil. Anya pernah ke vila ini beberapa kali saat liburan sekolah, bersama teman-temannya.
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bab 200: Awal mula petaka

Olivia duduk sendirian di sofa, tatapan kosongnya melayang-layang di ruang tamu yang sunyi. Api perapian kecil memancarkan cahaya gemerlap, menyorot wajahnya yang pucat. Hatinya terasa hampa, terpukul oleh kekacauan yang menghantui keluarganya.Suaminya, Hartono, adalah sosok yang penuh temperamen. Pekerja keras yang kadang menghadirkan ketegangan di rumah dengan cepat meledak-ledak saat stres menumpuk. Ini membuat Olivia merasa seperti berjalan di atas telur, selalu siap untuk menenangkan keadaan, meskipun terkadang tak mampu menghindari konflik.Anak mereka, Anya, adalah gadis dengan usia yang matang. Dia cukup pintar dan mandiri. Namun, akhir-akhir ini dia semakin menunjukkan sikap yang keras kepala, sering kali menentang apa yang diinginkan Olivia untuknya. Olivia merasa kehilangan kendali terhadap anaknya, dan rasa bersalah menghantui pikirannya apakah ada yang bisa dilakukannya dengan lebih baik.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dan langkah kaki halus
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status