All Chapters of Anak Kembar Milik Aktor Tampan : Chapter 11 - Chapter 20
52 Chapters
11. Paman Alvons
Ketukan pintu semakin lama semakin kuat hingga membuat pemilik rumah terbangun. Wanita itu menguncir asal rambut panjangnya, sesekali menguap, tak lupa dengan sedikit keluhan karena tamu yang datang. Mata itu melirik ke arah jam dinding di ruang tengah. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, entah orang gila dari mana yang datang mengganggunya. "Siapa?" tanya Andrea. Di hadapannya kini berdiri tiga orang pria berjas hitam dengan wajah datar tanpa ekspresi. "Nona Andrea Sebastian?" tanya salah satu dari mereka. Meski bingung Andrea tetap menganggukkan kepalanya. "Anda ditunggu Tuan kami untuk datang meminta maaf, jika Anda menolak maka detik ini juga nama Anda akan masuk daftar hitam. Yakinlah esok tidak akan ada satu pun yang mau menerima Anda bekerja." Apakah ini sebuah ancaman? Andrea tersenyum kecut. Wajahnya kembali muram teringat kejadian hari ini namun berubah secepat kilat menjadi penuh amarah saat teringat biang masalahnya. "Katakan pada tuanmu, aku ti
Read more
12. Saya menolak!
Andrea menghitung pengeluaran bulanan dan mencocokkan dengan keuangannya saat ini. Ada beberapa hal yang harus ia kurangi selagi ia belum mendapatkan pekerjaan tetap. Ingin rasanya ia sekali lagi menerima bantuan pria paruh baya itu tetapi ia merasa tidak enak karena selama ini Paman Alvons selalu melindunginya di balik layar.Sesekali wanita itu menghela napas pendek, sesekali juga melirik ke arah pintu kamar anaknya yang sedang tidur siang. Hari menjelang sore dan kedua bocah itu masih asyik di alam mimpi mereka."Sepertinya si kembar tidak akan masuk sekolah internasional. Sangat disayangkan tetapi aku tidak bisa berbuat banyak. Mengikuti Paman Alvons pun aku harus kembali pindah negara. Ini cukup rumit!"Andrea meminta pelipisnya. Bayangkan, seorang Elov Graff selalu mampu memporak-porandakan kehidupannya. Mengapa lelaki itu kembali datang? Apakah karena merasakan benihnya telah tumbuh dengan baik di negara ini?Sungguh menggelikan!Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Andrea
Read more
13. Hai ...!
"Mama, mengapa mengemasi banyak barang?“Pertanyaan Luvina membuat gerakan tangan Andrea yang sedang mengepak pakaian anak-anaknya terhenti. Ia menghela napas, ia juga yang harus menjelaskan semuanya meski tidak semuanya."Mama dipindahkan ke luar negara. Kita akan pergi dua hari lagi," jawab Andrea sekenanya."Bagiamana dengan sekolah?" tanya Levin.Satu napas pendek Andrea buang seakan teras begitu berat. Mengapa bukan Elov yang menjelaskan segalanya. Ia bahkan tidak tahu akan menjadi budak seperti apa oleh lelaki itu. Ia hanya asal menerima dan Elov berkata akan menjemputnya dua hari lagi."Mama akan mengurus semuanya besok. Kalian bisa melanjutkan sekolah di sekolah baru nanti. Tenang saja, sekarang kalian tidur lebih cepat biar Mama yang menyelesaikannya," ucap Andrea. Setelah selesai membereskan barang-barang anaknya, Andrea kembali ke kamarnya. Dua anaknya sudah pulas, ia pun harus mengistirahatkan diri.Ingin tidur tetapi kantuk enggan mendekat. Pikirannya tidak mau berhenti m
Read more
14. Singa kecil
"Ak—"Andrea menarik Luvina dan mendekapnya hingga kepala putrinya itu membentur perutnya."Mengapa kamu berada di sini? Bukankah seharusnya lusa?"Mata tajam Andrea terus menatap Elov yang baginya sangat menyebalkan. Lelaki ini bahkan seperti tidak punya malu karena memilih duduk di sofa dan memangku satu kakinya.Sekali lagi, rasanya Andrea ingin membenturkan kepala Elov di meja."Aku mengubah rencana. Penerbangan dimajukan pukul tujuh pagi. Aku lupa mengabarimu jadi aku datang secara langsung. Harusnya kamu menyambutku dengan suka cita, aku sudah berbaik hati padamu."Berbaik hati?Berterima kasih?Andrea tidak membutuhkan itu semua, justru ia mengharapkan kebalikannya.Atau tunggu dulu, apakah Elov memata-matai dirinya? Lelaki yang sedang memainkan kakinya di sofa itu mungkin tahu rencana pelariannya."Terima kasih Tuan Elov Graff yang terhormat. Tetapi maaf karena saya memiliki jadwal lain hari ini maka saya tidak bisa ikut denganmu. Biar saya menyusul saja. Anda boleh meninggalk
Read more
15. Kedua kalinya
Finn menatap Elov yang masih terlihat suram bahkan hingga mereka berada di bandara. Dia tidak tahu mengapa Andrea begitu nekat untuk tidak ikut bersama mereka padahal Elov sudah berbaik hati meski sebenarnya Finn akui Andrea akan tamat di tangan Elov dan itu bukanlah sebuah kebaikan hati. Hampir satu jam mereka menunggu tanpa kepastian dari Andrea dan ketika masuk mereka justru tidak menemukan seorang pun. Hanya sebuah surat yang ditinggalkan Andrea dengan mengatakan ia akan datang menyusul dan akan mencari tahu keberadaan Elov lewat internet. Tatapan Elov dengan mata biru keabu-abuan itu justru terlihat sekelam malam. Finn tidak berani bersuara sejak mereka masuk ke dalam pesawat. Ia tahu dirinya turut andil membuat kesalahan karena tidak memeriksa jika rumah itu memiliki pintu belakang yang terhubung ke sebuah jalan kecil menuju jalan raya. "Tuan kita ak—" Tangan Elov terangkat tinggi. "Jika wanita itu datang berikan dia pekerjaan yang berat bahkan kalau perlu tolak dan suruh di
Read more
16. Kembali
Sepanjang malam Andrea tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia tidak pernah berjauhan dengan kedua anaknya, bahkan ia tidak pernah mengambil kerjaan keluar kota sebelumnya.Sekarang, apakah ia akan sanggup berjauhan selama tiga bulan?Sepertinya selain akan mati karena disiksa Elov, Andrea juga akan mati karena merindukan kedua anaknya.Tidak ada pilihan lain. Akan lebih baik menahan rindu untuk sementara waktu daripada menahan rindu selamanya.Andrea baru saja mendapatkan semangatnya setelah memikirkannya lebih banyak. "Aku pasti bisa. Hanya tiga bulan dan kerinduan pada si kembar akan membuatku menjadi kuat. Tiga bulan tidak akan terasa!"Akhirnya menjelang subuh Andrea baru bisa menutup matanya dan terlelap tidur tanpa mimpi apapun.****"Mama akan pergi? Lulu dan Kak Levin bagaimana?"Pertanyaan itu membuat makanan yang hendak Andrea telah terasa bagaikan duri tajam yang menusuk setiap rongga mulutnya hingga tenggorokan.Mati-matian Andrea menahan laju air matanya, ia harus tersenyum
Read more
17. Desakan Brandon
Raut wajah Sarah berubah tegang. Siapa pun pasti akan berpikiran sama dengannya. Elov Graff terlalu menonjol dan berbeda hingga orang-orang akan kesulitan untuk mengikuti ciri yang ada di dirinya."Bagaimana bisa, Rea?"Wajah Andrea muram, haruskah Sarah mengingatkannya pada kejadian kelam malam itu. Bukan menyesali karena dia bahkan diberikan hadiah dua anak yang begitu indah, hanya saja proses terjadinya kedua anaknya itu sungguh tragis."Ya sudah, jangan cerita dulu. Wajahmu sudah mewakili segalanya. Aku pikir kamu akan menikah dengan Damian, ternyata nggak."Andrea tahu, kembali ke negaranya dan bertemu dengan orang-orang yang terhubung dengan masa lalunya hanya akan mengungkit masa lalu yang buruk. Sebelum kembali ke sini, Andrea tentu sudah menyiapkan mentalnya."Biarkan aku beristirahat dulu, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu. Oh ya, tolong carikan di mana Aktor Mesum itu biasnya nongkrong, aku harus bertemu dengannya."Permintaan Andrea kembali mengejutkan Sarah. "Ka
Read more
Bab 18
Sarah menjentikkan jarinya, ia sudah menemukan tempat di mana Elov sering datangi. Bertepatan dengan itu, ponsel Andrea berdering. Waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi, Sarah benar-benar tidak tidur untuk mendapatkan informasinya. Andrea membuka mata, melihat panggilan dengan nomor asing. Ia menatap Sarah dengan ekspresi terkejut, wajah kuyu Sarah menandakan dia tidak tidur. "Halo ...." "Tuan Elov menunggu pukul sembilan pagi di restoran Gemintang!" Panggilan berakhir tanpa sempat Andrea bertanya. Ia melihat layar ponsel yang kembali pada foto kedua bocah kembar itu, Andrea zeizkti mengumpat kesal. Sarah menutup mulutnya yang baru saja menguap lebar. Dia berkata, "Siapa yang menghubungimu sepagi ini? Salah sambung?" Sarah berkata lagi, "Aku sudah menemukan tempat-tempat di mana biasanya Elov datangi." Wajah Andrea langsung terlihat masam. "Sepertinya kamu mengerjakan hal yang sia-sia. Baru saja asistennya menghubungiku dan meminta bertemu di restoran Gemintang." Sar
Read more
Bab 19
Andrea menutup mata saat melewati Lusiana. Ia memalingkan wajahnya saat Lusiana tak sengaja menatap ke arahnya. Wanita itu mengernyit heran melihat sikap Andrea tetapi kemudian ia melanjutkan makannya. Sampai di ruang VIP, rupanya di sana ada Finn yang sedang sibuk bekerja. Andrea jelas heran karena ia tidak melihat kedatangan Finn. Apakah lelaki itu masuk lewat pintu ajaib? Tiga jam Andrea menunggu tetapi ia tidak melihat dua orang ini masuk ke restoran. "Sejak kapan kamu datang?" tanya Andrea. Finn melepas pandangan dari laptop kemudian menatap Andrea dengan wajah datar. Ia berkata, "Sebelum Anda datang saya sudah berada di sini." Andrea membuka mulutnya dengan lebar. Mengapa tidak menemuinya jika sudah tahu dia datang? Harusnya Andrea tidak menunggu lama. "Harusnya kamu menemui saya, bukan membuat saya menunggu seperti orang bodoh!" Andrea marah, apakah dia segampang itu untuk dipermainkan begini? "Apakah saja mengatakan pada Anda untuk bertemu di meja makan biasa
Read more
Bab 20
Pulang dari restoran, Lusiana terus memikirkan apa yang tadi dia lihat. Bayang-bayang Andrea terus menghantuinya dan jika benar dia tidak salah lihat maka semua akan berbahaya untuknya.Lusiana tahu jika Damian hanya mencintai Andrea meskipun telah diberitahu skandal yang dilakukan Andrea beberapa tahun yang lalu."Jangan-jangan selama ini Kak Damian selalu bertemu dengan Kak Rea ... Kak Dami selalu menyebut namanya entah sengaja atau tidak. Atau, mungkin Kak Rea tidak mati tetapi menjadi simpanan Kak Dami."Lusiana terus berasumsi, dia harus mencari tahu kebenaran Andrea. Di sisi lain, Andrea yang baru saja lepas dari dua orang yang membuatnya mati berkali-kali itu akhirnya bernapas lega. Dia harus mencari tempat yang aman selain rumah Sarah untuk menghubungi kedua anaknya. Paman Alvons benar, seharusnya dia tidak perlu meladeni Elov seperti ini. Tetapi siapa juga yang akan memberikan anak-anak padanya demi melindungi diri.Sampai di sebuah kafe, Andrea langsung masuk dan memesan m
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status