Raut wajah Sarah berubah tegang. Siapa pun pasti akan berpikiran sama dengannya. Elov Graff terlalu menonjol dan berbeda hingga orang-orang akan kesulitan untuk mengikuti ciri yang ada di dirinya."Bagaimana bisa, Rea?"Wajah Andrea muram, haruskah Sarah mengingatkannya pada kejadian kelam malam itu. Bukan menyesali karena dia bahkan diberikan hadiah dua anak yang begitu indah, hanya saja proses terjadinya kedua anaknya itu sungguh tragis."Ya sudah, jangan cerita dulu. Wajahmu sudah mewakili segalanya. Aku pikir kamu akan menikah dengan Damian, ternyata nggak."Andrea tahu, kembali ke negaranya dan bertemu dengan orang-orang yang terhubung dengan masa lalunya hanya akan mengungkit masa lalu yang buruk. Sebelum kembali ke sini, Andrea tentu sudah menyiapkan mentalnya."Biarkan aku beristirahat dulu, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu. Oh ya, tolong carikan di mana Aktor Mesum itu biasnya nongkrong, aku harus bertemu dengannya."Permintaan Andrea kembali mengejutkan Sarah. "Ka
Sarah menjentikkan jarinya, ia sudah menemukan tempat di mana Elov sering datangi. Bertepatan dengan itu, ponsel Andrea berdering. Waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi, Sarah benar-benar tidak tidur untuk mendapatkan informasinya. Andrea membuka mata, melihat panggilan dengan nomor asing. Ia menatap Sarah dengan ekspresi terkejut, wajah kuyu Sarah menandakan dia tidak tidur. "Halo ...." "Tuan Elov menunggu pukul sembilan pagi di restoran Gemintang!" Panggilan berakhir tanpa sempat Andrea bertanya. Ia melihat layar ponsel yang kembali pada foto kedua bocah kembar itu, Andrea zeizkti mengumpat kesal. Sarah menutup mulutnya yang baru saja menguap lebar. Dia berkata, "Siapa yang menghubungimu sepagi ini? Salah sambung?" Sarah berkata lagi, "Aku sudah menemukan tempat-tempat di mana biasanya Elov datangi." Wajah Andrea langsung terlihat masam. "Sepertinya kamu mengerjakan hal yang sia-sia. Baru saja asistennya menghubungiku dan meminta bertemu di restoran Gemintang." Sar
Andrea menutup mata saat melewati Lusiana. Ia memalingkan wajahnya saat Lusiana tak sengaja menatap ke arahnya. Wanita itu mengernyit heran melihat sikap Andrea tetapi kemudian ia melanjutkan makannya. Sampai di ruang VIP, rupanya di sana ada Finn yang sedang sibuk bekerja. Andrea jelas heran karena ia tidak melihat kedatangan Finn. Apakah lelaki itu masuk lewat pintu ajaib? Tiga jam Andrea menunggu tetapi ia tidak melihat dua orang ini masuk ke restoran. "Sejak kapan kamu datang?" tanya Andrea. Finn melepas pandangan dari laptop kemudian menatap Andrea dengan wajah datar. Ia berkata, "Sebelum Anda datang saya sudah berada di sini." Andrea membuka mulutnya dengan lebar. Mengapa tidak menemuinya jika sudah tahu dia datang? Harusnya Andrea tidak menunggu lama. "Harusnya kamu menemui saya, bukan membuat saya menunggu seperti orang bodoh!" Andrea marah, apakah dia segampang itu untuk dipermainkan begini? "Apakah saja mengatakan pada Anda untuk bertemu di meja makan biasa
Pulang dari restoran, Lusiana terus memikirkan apa yang tadi dia lihat. Bayang-bayang Andrea terus menghantuinya dan jika benar dia tidak salah lihat maka semua akan berbahaya untuknya.Lusiana tahu jika Damian hanya mencintai Andrea meskipun telah diberitahu skandal yang dilakukan Andrea beberapa tahun yang lalu."Jangan-jangan selama ini Kak Damian selalu bertemu dengan Kak Rea ... Kak Dami selalu menyebut namanya entah sengaja atau tidak. Atau, mungkin Kak Rea tidak mati tetapi menjadi simpanan Kak Dami."Lusiana terus berasumsi, dia harus mencari tahu kebenaran Andrea. Di sisi lain, Andrea yang baru saja lepas dari dua orang yang membuatnya mati berkali-kali itu akhirnya bernapas lega. Dia harus mencari tempat yang aman selain rumah Sarah untuk menghubungi kedua anaknya. Paman Alvons benar, seharusnya dia tidak perlu meladeni Elov seperti ini. Tetapi siapa juga yang akan memberikan anak-anak padanya demi melindungi diri.Sampai di sebuah kafe, Andrea langsung masuk dan memesan m
Mobil berhenti di garasi sebuah rumah mewah, Finn turun lebih dulu diikuti Elov yang sejak tadi enggan membuka suara. Biasanya Aktor Mesum itu—merujuk pada julukan Andrea untuk Elov, lelaki itu tidak biasanya diam jika berada di dekatnya. Setidaknya jika tidak menindasnya dengan perbuatan pasti dengan kata-kata.Andrea yang tadinya mengantuk justru tidak bisa tidur karena terus memikirkan perubahan sikap Elov.'Tunggu, bukankah ini adalah setelan pabrikannya?' Andrea membatin.Kejadian beberapa tahun lalu masih terekam jelas di benak Andrea sehingga dia menyimpulkan bahwa inilah sifat asli Elov Graff.Hawa dingin semakin terasa saat pintu di samping Andrea dibuka paksa oleh lelaki yang sedang memenuhi pikirannya."Apakah kamu berharap aku membukakan pintu seperti ini untukmu? Atau kamu sengaja menunggu semua ini?"Keadaan benar-benar semakin mencekam, suara dingin dan tatapan tajam itu seakan menembus hingga jantung Andrea."Segera keluar atau aku akan membiarkanmu terkunci di dalam m
'Belahan Jiwa'Nama kontak itu mengusik mata Elov. Dia berpikir bahwa Andrea sudah memiliki kekasih hingga menyematkan nama semanis itu untuk lelaki itu.Sebenarnya Elov tidak ingin ikut campur tetapi ponsel itu terus berdering sedangkan dari pandangan matanya Andrea tidak akan terbangun.Setelah tiga panggilan tak terjawab dan Elov hanya mendiamkannya dengan wajah suram, kembali sebuah pesan masuk dan dengan ragu-ragu Elov membaca pesan itu tanpa membukanya.[Mama apa sedang sibuk? Lulu terus saja mengigau mencari Mama]Sudut bibir Elov terangkat, dia menertawkan dirinya sendiri di dalam hati sebab sudah salah menduga.Tetapi ini bukan kesalahannya karena salah Andrea yang menuliskan nama seperti itu untuk kedua anaknya.Tetapi setelah dipikir lagi tidak ada yang salah dari Andrea. Dia saja yang sudah berpikiran terlalu jauh. Mengapa dia harus berpikir begitu?Ponsel kembali berdering, satu pesan kembali masuk.[Mama beristirahtlah, aku akan menjaga Lulu dengan baik. Dia hanya sedik
Hari ini pengumuman direktur baru di perusahaan keluarga Graff. Semua mata tertunduk ketika Elov melewati mereka dan berhenti untuk sekadar melihat 'budaknya' yang tak kunjung masuk.Andrea di luar sana sedang termangu, dia pikir Elov akan membawanya ke lokasi syuting, tetapi dia justru datang ke gedung perusahaan yang paling berpengaruh di negara ini.Matanya bahkan hampir tak berkedip melihat betapa megahnya bangunan menjulang tinggi ini yang seakan sedang menantang langit.Saat Elov berhenti, semua mata langsung menatapnya kegt karena dialah sang aktor terkenal di negara ini bahkan hingga ke mancanegara.Lain di depan kamera lain pula sosoknya yang kini terlihat menawan namun mematikan. Alis tegas membingkai mata indah berwarna biru keabu-abuan, setelan jas formal yang pasti harganya selangit, serta aura yang mendominasi."Bukankah dia Elov? Apakah pewaris baru itu adalah Aktor Tampan ini? Jika begini aku akan semakin betah bekerja.""Jika dilihat secara langsung dia bahkan sangat
Kaki Andrea sangat pegal, dia beberapa kali keluar masuk ruangan Elov karena begitu banyak perintah yang tidak masuk akal untuknya.Tadi Elov memintanya untuk memijat tetapi baru saja dia akan menyentuhnya, Elov malah menyindir mengatakan jika dia terlalu percaya diri untuk bisa menyentuhnya.Apakah dia boleh marah? Tentu saja tidak. Dia kehilangan hak untuk menyuarakan pendapatnya sehingga Elov menghuukumnya dengan cara lain lagi.Sebenarnya jika dipikir-pikir kesalahan Andrea itu hanya sepele saja tetapi mengapa Elov menghukumnya seperti ini?"Nona Andrea, apa yang kamu lakukan di sini?" Alex memekik saat menemukan Andrea duduk bersandar di depan pintu ruangan Elov.Napas Andrea tersengal-sengal, dia hanya bisa menatap sedih pada Alex.Entah apa yang terjadi antara Elov dan wanita ini, Alex tidak ingin ikut campur dan tidak berhak mengatakan apapun pada Brandon selagi Elov tidak mengizinkannya."Kalau begitu bisakah Nona Andrea menyingkir karena saya ingin masuk?"Dengan malas Andre