Sarah menatap Andrea yang baru saja tiba di lokasi perkebunan milik keluarganya. Tadi Andrea menghubunginya untuk menanyakan keberadaannya, tidak disangka sahabatnya itu akan langsung datang."Apa yang terjadi denganmu? Wajahmu tidak mengatakan jika kamu baik-baik saja," tanya Sarah prihatin.Andrea tidak menjawab, dia sibuk memperhatikan para pekerja yang sedang memanen anggur.Sarah mendesah, dia sedikit kesal karena Andrea mengabaikannya. Tetapi dia juga tidak bisa marah karena raut wajah sahabatnya itu perlahan mulai normal kembali."Aku berhenti. Aku nggak sanggup kerja sama Elov. Dia terus menyiksaku. Ucapannya sangat menyakitkan dan aku bukan orang yang memiliki kesabaran seluas samudera."Sarah sudah menduganya. Dia berkata, "Sudah aku bilang juga apa, kamu hanya akan menyiksa dirimu. Lagi pula kesalahan kamu itu nggak sebanding dengan hukuman yang dia berikan. Elov itu sangat mengada-ada.""Um. Kamu benar. Aku akan melawannya, aku nggak mau disiksa sama dia. Aku mau pulang sa
Wajah Andrea merona, dia masih ingat jika dulu dia pernah jatuh hati pada sosok Ayden. Sayangnya itu dulu ketika dia beranjak remaja. Kebersamaan yang singkat membuatnya melupakan perasaan itu sebab Ayden memilih melanjutkan studi di luar negeri.Hingga suatu hari ketika dia masuk ke universitas di sana dia bertemu dengan Damian Thompson. Perasaannya terhadap Ayden berubah seiring dengan kebersamaannya dengan Damian, meskipun ketika bersama Damian tidak ada kata cinta yang terucap tetapi dia tahu dia telah jatuh hati pada pria itu."Kamu bagaimana sih, ya jelas dia adalah Andrea, siapa lagi sahabatku selain dia."Ayden melebarkan senyumannya. Dia sangat suka menatap Andrea apalagi ketika pipinya merona merah."Maafkan aku Rea, aku nggak bermaksud melupakanmu. Bukankah aku sedikit mengenali kamu tadi. Sudah sangat lama ya kita nggak bertemu," ucap Ayden, dia masih mempertahankan senyuman ramahnya."Itu bukan masalah Kak Ayden. Terima kasih karena masih mengingatku.""Tentu aku nggak ak
Elov mengepalkan tangannya saat melihat video yang dikirimkan Finn. Di sana terlihat Andrea tertawa bahagia sambil berjalan keluar dari restoran bersama seorang pria dan seorang wanita yang mereka kenali sebagai sahabat Andrea. Seharian Elov tidak tenang memikirkan ke mana perginya Andrea, apakah perkataannya sangat melukai hati wanita itu, atau apakah dia baik-baik saja atau tidak. Namun ternyata wanita itu sedang bersenang-senang. Elov menelepon Finn. "Kamu masih mengawasinya?" "...." "Aku nggak mau tahu kamu bawa dia pulang ke kantor sekarang juga!" Elov melempar ponselnya ke atas meja. Pekerjaan yang masih cukup banyak tidak lagi menarik perhatiannya karea perasaan tidak enak tiba-tiba saja menyerang setelah melihat video Andrea. "Dia berani bersenang-senang saat seharusnya bekerja padaku? Apakah aku kurang tegas sehingga dia berani melawan?" Elov menggertakkan giginya. Dia tidak bisa memandang Andrea dengan sebelah mata karena wanita itu tetap nekat dan tidak terduga. Di
Sekarang tidak ada waktu bagi Andrea untuk memikirkan rencana mengalihkan pembicaraan tentang kejadian enam tahun yang lalu. Dia telah ketahuan tetapi masih ingin membungkam mulutnya. Bagiamana pun, kejadian enam tahun yang lalu adalah momok yang sangat menakutkan untuknya. Dia kehilangan keluarga, dibuang dan tidak bisa bersama dengan lelaki yang dia sukai. Hidupnya sendiri sebelum kehadiran dua buah hatinya. Belum lagi ketakutan akan bertemu dengan Elov suatu hari nanti. Andrea mana bisa melupakan semua kisah kelam itu. Sekarang apa maksud Elov mengungkit kembali? Apakah karena dia akan pergi? Bukankah itu bagus? "Kamu diam saja aku anggap apa yang baru saja aku katakan adalah benar, Andrea Ammann." Ucapan Elov tersebut seakan meruntuhkan seluruh kekuatan yang ada di tubuh Andrea. Pertanyaannya, sejak kapan Elov menyadari atau mengetahui ini? Apakah sejak enam tahun yang lalu atau sejak dia bertemu dengan si kembar? "Meksipun aku nggak ngerti dengan apa yang kamu katak
Asisten Alvons memberitahukan seseorang telah mencoba membobol data mereka, lebih tepatnya ada yang sedang mencari tahu data dua anak yang sedang diasuhnya.Alvons hanya tersenyum tipis. Dia sudah tahu siapa orang itu. Cepat atau lambat dia pasti akan menyelidiki si kembar.Dia hanya berpikir dalam hati mengapa Andrea ketahuan hanya dalam beberapa hari saja? Atau dia pun telah memikirkan sejak awal—sejak lelaki itu melihat sepasang anak kembar dia telah mendapatkan sebuah informasi tanpa mencaritahu.Alvons pun berkata, "Nggak apa, aku sudah tahu. Bukan sesuatu yang berbahaya. Dia pasti akan datang kepadaku cepat atau lambat."Asistennya yang bernama Surya hanya bisa mengangguk dalam kebingungan. Tetapi dia tidak jadi terlalu khawatir karena dia tahu seperti apa sifat tuannya.Setelah hari di mana Surya mengatakan tentang seseorang yang sedang menyelidiki mereka, malam harinya kediaman Alvons didatangi langsung oleh orang yang telah lama dia tunggu.Wajah Elov terlihat tenang tetapi s
Levin menipiskan bibirnya saat dia mengetahui dari beberapa asisten rumah tangga tentang kedatangan Elov ke rumah ini. Meksipun tidak berakhir seperti yang diharapkan tetapi dia merasa bahwa apa yang dia harapkan selama ini akan segera terwujud. "Kamu terus tersenyum, ada apa?" Teguran Luvina membuat tampang Levin segera berubah. Dia berkata, "Anak kecil hingga perlu tahu. Kamu hanya harus menjalani kehidupan ini dengan senang dan ceria." Luvina berdecak kesal, mereka hanya berbeda beberapa menit saja tetapi Levin berlagak seperti orang yang lebih tua sepuluh tahun darinya. Tetapi gadis kecil itu tidak bisa mengelak. Dia memilih menikmati harinya seperti apa yah dikatakan Levin tadi. 'Dia pasti akan datang lagi untuk melihat kami,' ucap Levin dalam hati. ****Setelah tahu status Alvons di negara ini terbilang berada di atas, Elov pun mulai menyusun waktu untuk kembali bertemu.Tetapi di sini Elov lebih tertarik pada hubungan Andrea dan Alvons. Dalam keterangannya dikatakan dia
"Sebenarnya ada apa ini, Grandpa?"Pertanyaan Levin membuat dua pria yang sedang bersetigang itu terdiam. Bocah kecil ini sebenarnya sudah tahu apa yang sedang mereka ributkan tetapi dia ingin mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin, dan tentu saja dia tahu bahwa Grandpa Alvons tidak akan mungkin membeberkan siapa mereka di hadapan Elov meskipun dia tahu Elov pun sudah tahu tentang mereka. Levin sangat tahu kedatangan Elov kemari adalah untuk menjemputnya dan juga saudari kembarnya. Bocah ini hanya ingin membantu meluruskan dan mengabulkan niat ayahnya. Selain itu Levin juga ingin berbicara berdua dengan Elov nanti dan ingin mempertanyakan alasan mengapa mereka tidak memiliki Ayah sejak kecil. "Nggak ada apa-apa. Bisakah kalian berangkat ke sekolah lebih dulu bersama sopir? Grandpa memiliki urusan dengan orang ini.""Tetapi mengapa kalian membahas tentang Mama? Ada apa dengan Mama? Jangan membuat aku panik," cecar Luvina yang sejak tadi tidak berbicara. Alvons sama sekali ti
Ekspresi di wajah Alvons berubah-ubah saat dia mendengarkan penjelasan versi Elov yang tidak pernah dia dapatkan dari Andrea.Sempat dia merasa geram karena Andrea mendapat kekerasan fisik dari lelaki di hadapannya ini. Elov bahkan memperkosanya dalam keadaan mabuk hingga membuat Andrea mengandung anaknya serta di usir dari rumahnya.Tidak ada yang coba ditutupi Elov, dia bahkan mengatakan jika Andrea menggunakan identitas orang lain untuk bisa masuk ke kamarnya di hotel.Alvons tidak bisa menyalahkan Elov sepenuhnya. Andrea juga ceroboh karena menyabotase pertemuan mereka."Aku nggak mencari pembelaan tetapi itu adalah kebenarannya. Aku bahkan nggak tahu kalau sempat memperkosamu seorang wanita. Aku melupakan kejadian malam itu tetapi karena aku khawatir karierku dan juga pada gadis perawan itu, aku terus mencarinya."Elov berkata lagi, "Dia sangat pandai bersembunyi. Tetapi sejauh mana pun dia pergi dia tidak bisa berbohong jika dia pergi tanpa membawa benihku karena aku yang mengal