Elov mengepalkan tangannya saat melihat video yang dikirimkan Finn. Di sana terlihat Andrea tertawa bahagia sambil berjalan keluar dari restoran bersama seorang pria dan seorang wanita yang mereka kenali sebagai sahabat Andrea. Seharian Elov tidak tenang memikirkan ke mana perginya Andrea, apakah perkataannya sangat melukai hati wanita itu, atau apakah dia baik-baik saja atau tidak. Namun ternyata wanita itu sedang bersenang-senang. Elov menelepon Finn. "Kamu masih mengawasinya?" "...." "Aku nggak mau tahu kamu bawa dia pulang ke kantor sekarang juga!" Elov melempar ponselnya ke atas meja. Pekerjaan yang masih cukup banyak tidak lagi menarik perhatiannya karea perasaan tidak enak tiba-tiba saja menyerang setelah melihat video Andrea. "Dia berani bersenang-senang saat seharusnya bekerja padaku? Apakah aku kurang tegas sehingga dia berani melawan?" Elov menggertakkan giginya. Dia tidak bisa memandang Andrea dengan sebelah mata karena wanita itu tetap nekat dan tidak terduga. Di
Sekarang tidak ada waktu bagi Andrea untuk memikirkan rencana mengalihkan pembicaraan tentang kejadian enam tahun yang lalu. Dia telah ketahuan tetapi masih ingin membungkam mulutnya. Bagiamana pun, kejadian enam tahun yang lalu adalah momok yang sangat menakutkan untuknya. Dia kehilangan keluarga, dibuang dan tidak bisa bersama dengan lelaki yang dia sukai. Hidupnya sendiri sebelum kehadiran dua buah hatinya. Belum lagi ketakutan akan bertemu dengan Elov suatu hari nanti. Andrea mana bisa melupakan semua kisah kelam itu. Sekarang apa maksud Elov mengungkit kembali? Apakah karena dia akan pergi? Bukankah itu bagus? "Kamu diam saja aku anggap apa yang baru saja aku katakan adalah benar, Andrea Ammann." Ucapan Elov tersebut seakan meruntuhkan seluruh kekuatan yang ada di tubuh Andrea. Pertanyaannya, sejak kapan Elov menyadari atau mengetahui ini? Apakah sejak enam tahun yang lalu atau sejak dia bertemu dengan si kembar? "Meksipun aku nggak ngerti dengan apa yang kamu katak
Asisten Alvons memberitahukan seseorang telah mencoba membobol data mereka, lebih tepatnya ada yang sedang mencari tahu data dua anak yang sedang diasuhnya.Alvons hanya tersenyum tipis. Dia sudah tahu siapa orang itu. Cepat atau lambat dia pasti akan menyelidiki si kembar.Dia hanya berpikir dalam hati mengapa Andrea ketahuan hanya dalam beberapa hari saja? Atau dia pun telah memikirkan sejak awal—sejak lelaki itu melihat sepasang anak kembar dia telah mendapatkan sebuah informasi tanpa mencaritahu.Alvons pun berkata, "Nggak apa, aku sudah tahu. Bukan sesuatu yang berbahaya. Dia pasti akan datang kepadaku cepat atau lambat."Asistennya yang bernama Surya hanya bisa mengangguk dalam kebingungan. Tetapi dia tidak jadi terlalu khawatir karena dia tahu seperti apa sifat tuannya.Setelah hari di mana Surya mengatakan tentang seseorang yang sedang menyelidiki mereka, malam harinya kediaman Alvons didatangi langsung oleh orang yang telah lama dia tunggu.Wajah Elov terlihat tenang tetapi s
Levin menipiskan bibirnya saat dia mengetahui dari beberapa asisten rumah tangga tentang kedatangan Elov ke rumah ini. Meksipun tidak berakhir seperti yang diharapkan tetapi dia merasa bahwa apa yang dia harapkan selama ini akan segera terwujud. "Kamu terus tersenyum, ada apa?" Teguran Luvina membuat tampang Levin segera berubah. Dia berkata, "Anak kecil hingga perlu tahu. Kamu hanya harus menjalani kehidupan ini dengan senang dan ceria." Luvina berdecak kesal, mereka hanya berbeda beberapa menit saja tetapi Levin berlagak seperti orang yang lebih tua sepuluh tahun darinya. Tetapi gadis kecil itu tidak bisa mengelak. Dia memilih menikmati harinya seperti apa yah dikatakan Levin tadi. 'Dia pasti akan datang lagi untuk melihat kami,' ucap Levin dalam hati. ****Setelah tahu status Alvons di negara ini terbilang berada di atas, Elov pun mulai menyusun waktu untuk kembali bertemu.Tetapi di sini Elov lebih tertarik pada hubungan Andrea dan Alvons. Dalam keterangannya dikatakan dia
"Sebenarnya ada apa ini, Grandpa?"Pertanyaan Levin membuat dua pria yang sedang bersetigang itu terdiam. Bocah kecil ini sebenarnya sudah tahu apa yang sedang mereka ributkan tetapi dia ingin mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin, dan tentu saja dia tahu bahwa Grandpa Alvons tidak akan mungkin membeberkan siapa mereka di hadapan Elov meskipun dia tahu Elov pun sudah tahu tentang mereka. Levin sangat tahu kedatangan Elov kemari adalah untuk menjemputnya dan juga saudari kembarnya. Bocah ini hanya ingin membantu meluruskan dan mengabulkan niat ayahnya. Selain itu Levin juga ingin berbicara berdua dengan Elov nanti dan ingin mempertanyakan alasan mengapa mereka tidak memiliki Ayah sejak kecil. "Nggak ada apa-apa. Bisakah kalian berangkat ke sekolah lebih dulu bersama sopir? Grandpa memiliki urusan dengan orang ini.""Tetapi mengapa kalian membahas tentang Mama? Ada apa dengan Mama? Jangan membuat aku panik," cecar Luvina yang sejak tadi tidak berbicara. Alvons sama sekali ti
Ekspresi di wajah Alvons berubah-ubah saat dia mendengarkan penjelasan versi Elov yang tidak pernah dia dapatkan dari Andrea.Sempat dia merasa geram karena Andrea mendapat kekerasan fisik dari lelaki di hadapannya ini. Elov bahkan memperkosanya dalam keadaan mabuk hingga membuat Andrea mengandung anaknya serta di usir dari rumahnya.Tidak ada yang coba ditutupi Elov, dia bahkan mengatakan jika Andrea menggunakan identitas orang lain untuk bisa masuk ke kamarnya di hotel.Alvons tidak bisa menyalahkan Elov sepenuhnya. Andrea juga ceroboh karena menyabotase pertemuan mereka."Aku nggak mencari pembelaan tetapi itu adalah kebenarannya. Aku bahkan nggak tahu kalau sempat memperkosamu seorang wanita. Aku melupakan kejadian malam itu tetapi karena aku khawatir karierku dan juga pada gadis perawan itu, aku terus mencarinya."Elov berkata lagi, "Dia sangat pandai bersembunyi. Tetapi sejauh mana pun dia pergi dia tidak bisa berbohong jika dia pergi tanpa membawa benihku karena aku yang mengal
Andrea merasa sangat canggung karena saat ini di dalam mobil hanya dia dan Ayden. Keduanya kesulitan menentukan topik pembicaraan sehingga yang terjadi hanya kesunyian hingga mobil itu parkir di salah satu restoran. "Ayo, Sarah sudah menunggu di dalam," ucap Ayden sedikit gugup tetapi wajahnya tetap terlihat biasa saja. Rupanya Sarah sedang menanti di dalam, Andrea merasa lega karena akhirnya dia tidak berdua saja dengan Ayden. Andrea turun dari mobil tanpa menunggu Ayden untuk membukakan pintu. Hal itu membuat Ayden kehilangan satu kesempatan untuk lebih dekat lagi dan bersikap manis pada wanita yang sudah membuatnya terpesona.Ayden berjalan lebih dahulu dan Andrea mengikutinya dari belakang. Tetapi pria jangkung itu kemudian berhenti hingga Andrea yang sedang melamun tak sengaja membenturkan wajahnya di punggung lebar Ayden."Maafkan aku ... mengapa kamu tiba-tiba berhenti?"Ayden yang bertubuh tinggi itu menoleh ke belakang dan melihat Andrea sedang memusat dahinya."Maaf karen
Di dalam kamarnya Andrea duduk di sofa sambil menggigit bibirnya. Dia berpikir keras bagaimana mungkin dia bisa membawa si kembar datang sementara situasinya tidak aman. Dia pasti akan bertemu dengan orang-orang di masa lalu, belum lagi dia tidak pernah bertemu dengan keluarga Elov sebelumnya. Beberapa kali Andrea menarik napas lalu menghembuskannya dengan sedikit kasar. Dia benar-benar belum siap membawa si kembar Dia sangat takut dengan kemungkinan terburuk— keluarga Elov akan mengambil mereka secara paksa. Walau bagaimanapun dia tidak memiliki hubungan dengan Elov. Lelaki itu tidak terlihat tertarik padanya begitupun dengan dia yang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Elov. "Nggak! Aku nggak mau kedua anakku ambil secara paksa oleh keluarga Elov. Mereka nggak boleh datang ke negara ini."Karena gelisah Andrea berdiri sambil mondar-mandir. Tiba-tiba dia teringat Alvons, dia kemudian menghubungi pria itu. "Ada apa Rea? Kamu butuh sesuatu atau terjadi sesuatu denganmu?" tanya
Iring-iringan mobil Alvons yang diikuti anak buahnya sampai di sebuah mansion mewah yang tak pernah si kembar kunjungi sebelumnya. Levin dan Luvina saling berpandangan dengan tanya yang tersirat dari kedua manik indah nan langka itu. Saat mobil berhenti, pintu langsung dibuka oleh salah satu pengawal lalu pria berwajah kaku itu mempersilakan dua tuan dan nona kecil untuk turun. "Grandpa, ini rumah siapa?" tanya Luvina dengan begitu polos. "Rumah milik Grandpa. Ayo kita masuk, ada banyak hal yang ingin Grandpa tanyakan pada kalian berdua," ajak Alvons. Tiba-tiba Luvina menguap. Levin mendengkus, dia tahu saudara kembarnya ini hanya sedang berpura-pura mengantuk saja. "Entah mengapa aku mendadak mengantuk, Grandpa. Aku tidak akan sanggup berjalan ke dalam rumahmu yang begitu besar. Bisakah Grandpa menggendongku?" Alvons tertawa. Dia berbalik dan langsung menggendong kelinci kecil yang manja ini. "Apakah Tuan Muda Levin juga ingin digendong?" Meskipun Alvons tahu Levin aka
Reyna tidak tahu jika ucapannya tersebut didengar oleh si kembar yang diam-diam menguping obrolannya dengan Serena di ruang tamu. Reyna berkata lagi, "Kamu tidak perlu mengajukan protes apapun kepadaku, karena sesuai dengan kesepakatan awal bahwa Geez adalah calon menantu di keluarga Graff. Kami hanya menginginkan cucu kami, tidak dengan ibunya." Serena tersenyum penuh kepuasan, ini yang ingin dia buktikan dengan datang ke rumah ini. Serena lalu berkata, "Aku bukan ingin menuntut kalian, tetapi putriku sudah terlanjur berharap pada Elov. Akan jadi seperti apa nanti jika kelak Eliv justru menolaknya dan kalian mematahkan hatinya? Putriku yang malang itu pasti akan mengalami kesedihan dan akan sangat terguncang." Reyna mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kamu tenang saja Sere, aku yang akan memastikan bahwa Geez yang akan menjadi menantuku nanti. Bukan ibu dari kedua cucuku." Si kembar saling menatap, wajah keduanya kini benar-benar tidak sedap dipandang. Entah hilang ke mana ke
Andrea menatap malas pada sosok Harry yang kembali datang menjenguknya. Dia tahu jika ayahnya ini sengaja datang hanya untuk mencari muka di hadapan Elov, jika saja kemarin dia tidak mengetahui tentang hubungannya bersama Elov maka Andrea yakin ayahnya tidak akan bersikap sepeduli ini padanya. Harry begitu angkuh dan Andrea tidak lagi percaya padanya."Jadi Rea, apakah benar kamu dan Elov sudah menikah?"Andrea tidak menjawab, dia hanya menatap ayahnya dengan datar.Harry sebenarnya inging marah melihat ekspresi Andrea yang sangat angkuh. Padahal dia sudah datang dan berada di sini sebagai sosok Ayah yang sangat peduli terhadap anaknya, tetapi Andrea masih saja bersikap dingin."Rea, maaf jika dulu Ayah bersikap keterlaluan padamu bahkan sampai mengusirmu ketika kamu hamil. Seandainya kamu mengatakan siapa pria itu, Ayah nggak akan mungkin menyuruhmu pergi bahkan nggak akan menghapus namamu dari daftar kartu keluarga."Andrea menatap Harry dengan sinis. Dia enggan mengatakan apapun pa
Malam hampir larut ketika Reyna, Brandon dan si kembar sampai di kediaman utama. Sepanjang perjalanan tadi Levin dan Luvina sempat tertidur dan begitu Brandon menggendong Levin, cucunya lakinya itu terbangun begitupun dengan Luvina yang berada di gendongan Reyna. Padahal tadinya Brandon dan Reyna berharap keduanya tidak terbangun sehingga mereka tidak akan bertanya mengapa dibawa pulang ke rumah ini bukan dikembalikan kepada Ibu mereka. Reyna belum cukup puas dan tidak akan pernah puas bermain dengan kedua cucunya yang sangat menggemaskan, begitu cantik dan tampan hingga dia ia tidak rela melepaskannya barang sedetik pun. "Kita sudah sampai ya? Kita di mana? Di mana Mama?" tanya Luvina sambil menggosok-gosok kedua matanya. "Kita berada di rumah Kakek dan Nenek," jawab Levin yang lebih dulu menyadari keberadaan mereka. Brandon dan Reyna saling menatap. Keduanya sama-sama khawatir jika Luvina merengek untuk bertemu dengan ibunya. "Kakek, Nenek,.mengapa tidak mengembalik
Si kembar sudah puas bermain di pantai ketika Brandon sampai. Dia tersenyum saat melihat bagaimana istrinya dan kedua cucunya terlihat sangat akrab, mereka bahkan menggandeng tangan Reyna dengan begitu posesif. Sepertinya Reyna menuruti perkataannya sehingga dia berhasil memenangkan hati kedua cucunya. Tidak ingin mengganggu, Brandon pun memutuskan untuk pergi ke kafe yang tak jauh dari resortnya. Dia ingin memberikan waktu untuk Reyna bersama kedua cucunya sebelum nanti akhirnya si kembar menyadari bahwa mereka hanya sedang memainkan sandiwara. "Sebaiknya kalian tidur setelah Nenek bersihkan," ucap Reyna."Iya Nek. Rasanya sangat lelah dan aku sudah sangat mengantuk," ucap Luvina yang menurut begitu dia dibawa masuk ke kamar mandi. Reyna menoleh kepada Levin yang enggan untuk masuk bersama. "Levin, apa kamu nggak mau membersihkan tubuhmu? Ayo cepat masuk, biar Nenek yang bilaskan tubuhmu."Levin menggeleng. "Kakak nggak pernah mau dibantu oleh siapapun kalau mandi, Nek. Katanya d
Suara teriakan Damian yang terus-menerus disiksa oleh anak buah Harry Ammann menggema di dalam ruangan. Sesekali dia menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit itu, namun ketika dia tak mampu menahannya maka suara teriakan memilukan yang memekakan telinga lolos dari mulutnya.Lusiana terus membujuk orang-orang ayahnya untuk menghentikan penyiksaan tersebut, dia tidak sanggup melihat lelaki yang sangat dicintainya disiksa di depan matanya. "Apa kalian nggak mendengar ucapanku? Aku ini adalah Nona Muda, anak dari Harry Ammann, kalian harus menuruti ucapanku!' teriak Lusiana."Sebaiknya Nona Muda kembali karena yang memberi perintah hanyalah Tuan Harry, kami tidak mendengar perintah dari siapapun."Lusiana terbelalak, dia menggelengkan kepalanya lalu menetap Damian yang sudah terlihat sangat lemah dengan darah bekas cambukan mengucur dari tubuhnya."Sudahlah Kak Dami, mengalah saja. Aku nggak sanggup melihatmu disiksa seperti ini. Mari kita ulangi lagi rumah tangga kita, aku berjanji a
Harry sudah yakin jika Elov pasti akan segera menyanjungnya, mengucapkan terima kasih lalu memperkenalkan dirinya sebagai pria putrinya. Dalam benak Harry, dia sudah sangat senang dan memikirkan ada begitu banyak keuntungan jika saja benar Elov Graff adalah menantunya. Membayangkan begitu banyak kebaikan dan berkat yang akan datang padanya secara bertubi-tubi, dia tidak kuasa untuk menahan senyumannya. "Keluarga Ammann? Siapa itu? Bukankah yang lebih pantas mendapatkan hadiah adalah kamu, karena kamu yang sudah membawa Andrea ke rumah sakit dan kamu juga mengirim anak buahmu untuk menyampaikan kepadaku. Kamu barulah yang paling pantas mendapatkan hadiah. Aku akan berinvestasi di kebun anggur mu." Mata Harry langsung melotot, dia tidak percaya Elov bahkan tidak mengenal siapa keluarga Ammann. Lantas bagaimana dia bisa bersama dengan Andrea, bukankah identitas Andrea adalah bermarga Ammann? Andrea sendiri tidak menanggapi, dia hanya melihat dengan daftar wajah kebingungan ayahn
Jimmy menatap sosok yang kini berdiri di hadapannya. Dia tidak mengenalinya tetapi sejak tadi dua orang ini terus memaksa masuk bahkan rela beradu kekuatan dengan penjaga di luar. Tadi Jimmy menerima laporan dari orang yang menjaga pintu gerbang, kedua orang itu terus berteriak ingin bertemu dengan Elov, mereka tidak peduli meskipun para penjaga mengatakan Elov sedang tidak berada di tempat. Mereka meminta izin untuk bertemu dengan orang kepercayaan Elov tetapi para penjaga justru mengatakan mereka adalah orangnya. Jimmy yang mendapat laporan pun langsung meminta penjaga gerbang mempersilakan mereka masuk. "Siapa kalian?" tanya Jimmy penuh intimidasi. "Kami adalah orang suruhan Tuan Ayden. Tuan meminta kami menyampaikan pesan ini secara langsung pada Tuan Elov atau pada orang kepercayaannya," ucap salah satu anak buah Ayden. Ayden? Jimmy tidak mengetahui nama itu tetapi sepertinya tidak asing di telinganya. "Aku adalah kepala pelayan serta pengasuh Tuan Elov. Jika meman
Andrea masih berusaha tenang meskipun Damian sudah berbicara tentang kematian. Lagi pula siapa yang ingin mati bersama, lebih baik Damian melukainya dibandingkan harus ikut dalam rencana gila tersebut. Andrea sudah tidak memiliki perasaan seperti itu lagi terhadap Damian, sudah lama dia kubur dan dia juga sudah memiliki Elov yang berhasil mengisi hatinya. Belum lagi ada si kembar yang harus dia besarkan. Dalam hati Andrea terus berharap semoga saja ada yang datang menyelamatkannya seperti yang dikatakan oleh Lusiana. "Damian tolong jangan seperti ini. Siapa yang ingin mati, kita bisa menyelesaikan semuanya ini dengan baik-baik," bujuk Andrea. "Nggak bisa. Jika sudah melibatkan keluargamu maka semua pasti akan berakhir dengan buruk. Mana mungkin mereka mau menyelesaikan secara baik-baik. Lusiana itu sudah gila, dia sangat terobsesi padaku dan dia pasti akan menyakiti kita berdua, jadi lebih baik aku menyakiti diri kita berdua lebih dulu."Apakah lelaki ini tidak sadar jika dia pun