Home / Romansa / Terjerat Pesona Pewaris Rahasia / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Pesona Pewaris Rahasia: Chapter 11 - Chapter 20

63 Chapters

11 - Obrolan

“Tuan Eric mengatakan jika aku harus menjaga sekaligus mematuhi semua keinginan Anda. Outlet itu hanya sebuah barang kecil untuk Tuan Eric,” ujar Layla.“Apa kau serius?” Caroline memastikan. Ia merasa menyesal karena menghamburkan uang milik pria itu. Masalahnya, ia tidak tahu bagaimana harus mengganti uang tersebut.“Anda adalah istri Tuan Eric sekarang. Tuan Eric tentu tidak akan keberatan mengeluarkan uang selama Anda bahagia.”Caroline sontak terbatuk beberapa kali. “Astaga.”“Anda baik-baik saja, Nona. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksa Anda.”“Aku baik-baik saja. Aku … aku hanya butuh beristirahat sekarang.”Caroline kembali tertidur hingga mobil tiba di rumah. Ia bergegas keluar dan seketika terdiam ketika melihat Eric dan Leon berada di teras.“Astaga, apa yang harus aku lakukan sekarang? Eric menungguku di teras. Apa dia marah karena aku menghabiskan uangnya?” Caroline mengembus napas panjang. “Sampai saat ini aku belum tahu apa tujuan dari Eric sebenarnya. Dia mungki
Read more

12 - Rentenir Tua

Ethan berbaring di ranjang. Ketika memejamkan mata, ia teringat dengan peristiwa di outlet tadi. Caroline tampil sebagai wanita sombong, dan ia justru menjadi pria rendahan. Dadanya sesak dengan amarah. Wanita yang sudah dibuangnya berubah menjadi wanita yang sangat menyebalkan.“Ethan.” Rebecca menampar pelan pipi Ethan.“Ah, aku hanya teringat dengan kecelakaan yang menimpaku tadi. Itu peristiwa yang singkat, tetapi membuatku cukup kesulitan.”Rebecca mengambil segelar air, menyimpan di atas nakas. “Aku akan menemanimu malam ini untuk merawatmu. Aku tidak ingin kau mengalami hari yang semakin buruk.”“Terima kasih, Rebecca.” Ethan mengembus napas panjang.“Sejujurnya, aku tidak terlalu kenal dengan rentenir tua itu. Ibuku hanya mengatakan soal dia yang memiliki utang yang banyak pada seorang pria tua. Ibuku sangat terkejut ketika rentenir tua itu memintaku menjadi pasangannya, tetapi aku menyarankan agar Caroline menjadi pasangannya.” Rebecca tertawa. “Si rentenir tua itu langsung se
Read more

13 - Pelukan

“Apa yang kau lakukan, Eric?” ketus Caroline seraya menjauh dari Eric.“Aku tidak melakukan apa pun. Kau terus mengamatiku sejak tadi, dan sekarang kau tiba-tiba memelukku dengan sangat erat,” ujar Eric tenang.“A-apa maksudmu?” Caroline menoleh ke arah lain, terkejut ketika melihat wajahnya sangat merah. “Ja-jangan mengada-ada. Aku tidak memperhatikanmu. Aku juga tidak memelukmu. A-aku hanya terkejut.”“Kau bisa memeluk kursi di depanmu jika kau mau.”Caroline memutar bola mata. “Aku tidak ingin berbicara denganmu.”“Baiklah.”Caroline melirik Eric, terdiam cukup lama. “Eric benar-benar tidak mau berbicara denganku. Dasar pria menyebalkan.”Perjalanan diisi oleh kehilangan nyaris sepanjang jalan. Caroline beberapa kali melirik Eric, berdeham cukup sering. Akan tetapi, Eric tetap tidak mau bicara.Caroline memunggungi Eric, dan sialnya ia justru melihat wajah pria itu di jendela mobil. “Eric sangat … jelek.”Caroline memutar bola mata dan tak lama setelahnya tertidur.“Nona Caroline,
Read more

14 - Kabar

Rebecca bergegas keluar dari outlet, terdiam dalam keterkejutan. “Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin Caroline bisa membeli outlet ini?”Rebecca menoleh ke arah Outlet sekilas. “Outlet ini berada di MyLux Mall, sebuah pusat perbelanjaan kelas atas. Harga sebuah outlet pastilah sangat mahal.”Rebecca bergegas meninggalkan MyLux Mall, melajukan mobil menuju rumah. “Perkataan Ethan ternyata benar. Tapi, siapa yang berselisih dengan Caroline kemarin?”“Tunggu. Kenapa Ethan pergi ke MyLux Mall?” Rebecca tercenung agak lama. Kepalanya mendadak terasa sangat pening.Rebecca memacu mobil lebih cepat. “Sial, aku semakin penasaran dengan rentenir tua itu. Jika dia mampu membeli sebuah outlet di MyLux Mall, maka dia adalah pria yang sangat kaya. Aku harus tahu siapa dia sebenarnya?”Rebecca menerima panggilan dari Susan. “Aku sedang berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Ya, aku memang ingin bertanya soal rentenir tua itu padamu.”Sementara itu, Caroline tengah duduk di samping ranj
Read more

15 - Siapa?

“Aku baru saja pergi ke MyLux Mall yang berada di Lovatown. Aku memasuki sebuah outlet mewah yang ternyata adalah milik Caroline,” ujar Rebecca.“Apa?” Susan sontak terkejut. “Itu tidak mungkin, Rebecca. MyLux adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah. Harga satu outletnya pasti sangatlah mahal.”“Awalnya, aku juga berpikir demikian, Bu. Akan tetapi, setelah aku bertanya pada salah satu staff dan melihat foto Caroline, aku baru mulai mempercayai hal itu.”“Da-dari mana kau mendapatkan informasi mengenai hal itu, Rebecca?” Susan kembali teringat dengan pakaian dan aksesoris yang Caroline kenakan ketika di rumah sakit.“Ethan mengatakan bahwa dia melihat Caroline sedang bersitegang dengan seorang wanita di sebuah outlet, dan untuk membungkam wanita itu Caroline membeli outlet itu. Aku sejujurnya belum sepenuhnya mempercayai hal itu sampai saat ini, tetapi itulah yang terjadi.”Rebecca mengembus napas panjang. “Aku sangat yakin jika rentenir tua itulah yang sudah membelikan Caroline sebu
Read more

16 - Kunjungan

Caroline merasa bersalah pada Eric atas sikapnya yang cukup kasar. Eric memberikan banyak hal yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan lagi selama bertahun-tahun lamanya. Akan tetapi, hal yang paling penting adalah pria itu mau melindungi dan menjaga ayahnya.Caroline merasa canggung setiap kali melihat dan bersama Eric. Selain karena ketampanan pria itu, ia masih terbelenggu dengan traumanya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Ethan.Caroline takut jika kebaikan Eric padanya hanyalah sebuah kamuflase. Akan tetapi, setelah dipikir-pikir lebih dalam, ia merasa tidak memiliki apa pun lagi selain dirinya sendiri. Kalaupun Eric mau, pria itu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik darinya.Caroline berniat membantu menyiapkan makanan. Akan tetapi, Layla dan para maid tidak mengizinkannya untuk membantu bahkan memasuki dapur sekalipun. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian baru, ia bersiap untuk makan malam.Caroline mengamati penampilannya di cermin, berlenggak-lenggok, ter
Read more

17 - Kecurigaan

Ethan bereaksi setenang mungkin. “Dia adalah salah satu pegawai di perusahaan lain yang sedang menangani proyek yang sama denganku.”Ethan mengangkat panggilan Luna. “Apa kau sudah membaca dokumen yang sudah aku kirimkan pada emailmu semalam, Nona Luna?”Ethan melirik Rebecca sekilas. “Ya, terima kasih atas bantuanmu. Kita akan memiliki waktu untuk berbincang mengenai proyek ini di waktu yang akan datang.”Ethan menyimpan ponsel, menatap Rebecca yang tampak cemberut, tersenyum. “Apa kau cemburu, Rebecca?”Rebecca mengembus napas panjang. “Tidak.”Ethan mengecup Rebecca. “Ayolah, Rebecca. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Kau adalah wanita terbaik dan paling tepat untukku. Aku tidak mungkin berselingkuh darimu.”Rebecca mengembus napas panjang. “Aku tidak ingin membahas hal itu sekarang, Ethan. Kita harus fokus pada tujuan kita pergi ke rumah itu. Kita harus mengetahui apa yang terjadi dengan Caroline dan rentenir tua itu.”“Ya, kau benar, Rebecca.” Ethan beruntung karena Rebecca tidak
Read more

18 - Kekhawatiran

“Astaga, di mana Eric?” Caroline tampak kesal ketika melihat meja makan yang sepi. Hanya terlihat makanan yang asapnya meliuk-meliuk di udara.Caroline mendekat seraya mengawasi keadaan sekeliling. “Eric sangat malas. Dia pasti masih tertidur sekarang.”Caroline duduk di kursi, menunggu selama beberapa menit. Ia seringkali menoleh ke arah Eric biasanya muncul. “Di mana Eric? Apa dia sedang mengerjaiku?”“Nona Caroline, Tuan Eric tidak bisa sarapan bersama Anda. Dia memiliki hal yang tidak bisa dia tinggalkan sekarang,” ujar Layla.Caroline mendengkus kesal. “Eric sangat keterlaluan. Dia membiarkan aku terus menunggu. Aku tidak akan lagi bicara dengannya.”Caroline sangat jengkel meski ia menghabiskan banyak makanan. Ia berjalan-jalan di halaman, menoleh pada kamar Eric. Layla sudah menunjukkan kamar Eric padanya, tetapi ia belum mau untuk menemui Eric di sana.“Eric pasti masih kesal karena aku membeli outlet kemarin. Dia benar-benar kekanakan.” Caroline bersantai di halaman, menikmat
Read more

19 - Rencana

“Caroline akan hadir jika kita mengundangnya. Kita belum tahu kehidupan apa yang sedang Carolne jalani sekarang. Akan tetapi, aku tahu pasti jika dia ingin membalaskan dendam pada kita. Aku menduga Caroline akan menyombongkan diri dan mengacaukan pesta pertunangan itu,” jelas Ethan.Rebecca tersenyum. “Kau sangat cerdas, Ethan. Aku bisa memanas-manasi Caroline dengan mengatakan bahwa dia hanyalah wanita lemah yang belum mampu melupakanmu.”Ethan mencolek hidung Rebecca. “Kaulah yang cerdas, Rebecca.”“Baiklah, kita sebaiknya membuat pesta pertunangan ini sebaik mungkin.”Rebecca mulai menyusun rencana dan seluruh persiapan. Ia sangat penasaran dengan kehidupan Caroline, dan dirinya tidak ingin mati sebelum mengetahui apa yang terjadi pada saudari tirinya itu.Ethan pergi ke toilet, menerima panggilan dari Luna dan beberapa kekasihnya yang lain. Ia sejujurnya sangat malas dengan Rebecca maupun semua kekasihnya. Ia menjadi tertarik dengan Caroline setelah melihat betapa angkuhnya wanit
Read more

20 - Rencana 2

Caroline menghubungi Layla. “Layla, aku ingin berbicara denganmu sekarang. Masuklah ke kemarku.”Layla mengetuk pintu. “Tuan Caroline, aku datang atas permintaanmu.”“Masuklah, Layla.” Caroline tersenyum membayangkan jika seandainya rencananya berhasil. “Ethan dan Rebecca pasti hancur.”Layla memasuki kamar, membungkuk sesaat.“Ethan dan Rebecca mengundangku ke acara pertunangan mereka minggu depan. Aku tahu jika mereka ingin menjebakku di sana. Aku memiliki sebuah rencana untuk menghancurkan mereka. Dengarkan aku baik-baik.”Layla mendengarkan dengan saksam. “Aku mengerti, Nona. Aku akan menjalankan tugas Anda dan mengabari Anda setiap prosesnya.”“Kau boleh keluar sekarang.” Caroline beranjak menuju balkon bersamaan dengan pintu kamar yang tertutup. “Aku belum sepenuhnya tahu tujuan Eric sebenarnya, tetapi aku akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin untuk membalas sakit hatiku pada Ethan dan Rebecca, terutama wanita jahat bernama Susan itu.”Caroline menoleh pada sebua
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status