All Chapters of TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH): Chapter 41 - Chapter 50

139 Chapters

Gara-gara Presiden Suite Room

 Gavrielle POVRupanya dia dendam kesumat padaku. Si pecundang Frederico mau membuat ulah lagi. Ia sengaja keluar memancingku. Benar kulihat wajahnya lumayan pucat. Bagiku memberinya pukulan telak tanpa harus repot-repot menonjok wajahnya jauh lebih menyenangkan.“Ada yang ketinggalan, Fred?” Tanyaku pura-pura.Frederico mematung begitu melihat wajah Arsen. Tentunya wajah putraku adalah foto copyan dari wajahku juga mamanya yang glowing dan semakin hari semakin cantik dan menarik.“Aku lupa membayar bill tadi. Gavin memberitahuku kalau ia langsung pergi begitu juga Indra dan Anton.” Frederico menelisik wajah Arsen.“Hai, Om Fred. Mau kenalan?” Kupegang tangan Arsen, menuntun tangan putraku itu untuk menerima amplop yang di berikan Frederico.“Oh…..hai.” Jawab Frederico dengan suara bergetar.Driver Frederico setia menemani. Pria berumur dan
Read more

Mama dan Papa ke Kedai

Renata POV Sebetulnya pagi ini aku ingin pergi ke caffee, ralat bukan caffee tapi kedai tehku. Aku ingat kejadian kemarin di kedaiku sangat menggelikan, tapi juga mengharukan. Setelah kami bersama kembali, sikap Mas Gavrielle yang awalnya kukira pura-pura memang berubah. Di hadapan mata dan kepalaku memang sikapnya apa adanya. Honestly, aku bahagia dan bersyukur sekali.Rasa takut memang kadang masih juga menggelayuti hatiku, mengingat banyak peristiwa buruk yang telah terjadi. Dua kali aku berpisah dari Mas Gavrielle, pria yang dulu begitu menjaga dan menyayangiku.Pria tampanku, begitu banyak wanita yang memujanya. Entahlah apa yang membuatnya memilihku selain katanya wajahku yang Chineese-blasteran Amerika juga bentuk tubuhku yang katanya proporsional. Dia bisa meninggalkanku dan mencari yang lain saat aku meninggalkannya ke Singapura sih. Well, bisa saja. Namun, ia masih mencariku. Apakah perkara anak? Maybe yes, maybe
Read more

Sosok Tamu Tak di undang?

Mas Gavrielle masih saja bersikap tenang, mungkin aku yang terlalu sensitive. Belakangan setelah aku ganti kontrasepsi badanku jadi kurang nyaman ditambah lagi Pak Abdulloh Yousuf masuk rumah sakit. Mas Gavrielle berdiri dari kursi lalu meraih tubhku, memelukku dari belakang.”“Kamu ini kenapa? Dulu kamu sudah pernah hidup sendiri bersama anak-anak kadang baby sitter juga nggak masuk atau ada acara. Dan kamu fine-fine aja, Ren.”“Kamu nggak mau ngantor atau terlalu antusias ngantor sih, Sayang?” Mas Gavrielle menghapus air mataku dengan ibu jarinya.“Sayang…… anak-anak sama mama dan papa. Tadi pagi Simbok udah lapor kenapa kamu panik!”Aku jadi malu sendiri, benar kata suamiku. Ada apa denganku? Apakah aku terlalu sibuk di rumah? Aku terlalu stress atau aku kurang kesibukan yang produktif.“Sini dong Yang.” Mas Gavrielle menyuapkan Ayam ke mulutku. Ia membersihkan
Read more

Mr. Kenzo Matsuyama

Renata POV Suamiku berdiri menyambutku, ia meraih tanganku lalu menungguku duduk.  Ia  duduk disampingku. Aura ruangan mendadak begitu mencekam, aku biasa menghadapi situasi sulit, namun keadaan yang terjadi pagi ini begitu berbeda. Bahkan saat aku mengalami kecelakaan di Singapura aku tak setakut ini.“Mr. Kenzo Matsuyama perkenalkan ini istri saya, Renata Baskoro.”Belum-belum pria berumur ini sudah menyunggingkan senyum meremehkan. Ia tersenyum kecut setelah Mas Gavrielle memperkenalkanku. Belum pernah kutemui pria yang seusia dengan kakekku tapi sikapnya begitu arogan plus semaunya sendiri.“Senang berkenalan dengan Anda Mr. Matsuyama.”“Ternyata benar ya kata orang, Anda benar-benar cantik Nyonya Gavrielle Baskoro.” Ucapan Mr. Matsuyama membuat perutku mual.Si tua itu sungguh tak tau etika atau memang begitu caranya berinteraksi dengan kolega bisnisnya. Beruntunglah Mas Gavrie
Read more

Me Time sebelum Bertemu Mr. Kenzo Matsuyama

Renata POV  Jantungku sudah dag dig dug…..Suamiku melepas mukenaku kemudian ia melipat dengan rapi dan meletakkan diatas nakas tepatnya.“Kita lanjutin ya, Sayang………”Kudengar ia berdoa lirih sembari mencium dan meniup ubun-ubunku. Mungkin banyak pasangan yang sudah nggak sabar keburu tancap gas. Memang Mas Gavrielle juga begitu tapi dulu. Aku bersyukur setidaknya ia lebih tau adab belakangan ini.“Mas……… ““I Love You, Ren. Sejak dulu sampai nanti kita menua, jangan kamu ragukan aku dan kesetiaaanku. Aku bukan pria bejat yang akan melukaimu lagi. Believe me, Sayang.” Ia mengecup keningku dengan lembut.Samar-samar ingatanku kembali pada peristiwa sewaktu Mas Gavrielle dulu menolongku sekaligus melakukan hal tak senonoh padaku. Perlahan ingatan itu menghilang di kepala tergantikan dengan wajahnya saat menghujaniku
Read more

Teh Racikan Renata

Renata POV  Kuikat rambut tinggi dan kupoleskan lipstick tipis. Tak lupa maskara juga eyeliner.“Kenapa kita nggak pakai pakaian yang couple saja, Ren.” Mas Gavrielle menuangkan Jus Jeruk ke gelasku berikutnya menyodoriku sepiring Capcay.Ia sampai menjil** sendok bekas ia makan.”Emang enak banget apa Mas. Ngapain sampai begitu?” Ia justru tersenyum mengejek.“Kalau kurang makan saja punyaku. Mas lapar banget apa? Aku tadi sudah masak Rendang juga kok!” Lagi-lagi ia menggeleng pelan.“Kamu akan tahu nanti, sebaiknya kamu kenyangkan perutmu Sayang. Kalau nggak kenyang aku akan memaksamu supaya  makan banyak.”Apa lagi trik suamiku ini. Mas Gavrielle belakangan jadi aneh juga lebih agresif. Apa aku yang terlalu bodoh tidak bisa membaca gelagat dan perangai suamiku.Kuturuti keinginan suamiku mengenyangkan perutku. Kami bergegas keluar basement. Ada
Read more

Mengorbankan Diri

 Jantungku hampir copot waktu beberapa bodyguard Papa Syaron merangsek masuk ke dalam ruangan.“Kamu pecundang Gavrielle Baskoro!”Mr. Matsuyama mengambil samurai yang ada di tembok.Tiba-tiba saja suamiku sudah menodongkan glock ke kepala Mr. Matsuyama.“Tuan rumah sudah seharusnya menjamu dengan baik tamunya, Tuan. Bukankah begitu?”Suamiku memperlihatkan jari telunjuknya yang tiba-tiba saja melepuh.“Ini yang Tuan maksud menjamu tamu dengan baik? How can! Anda terlalu menyepelekan wajah lugu kami, Tuan.”Mr. Matsuyama hendak menghunus samurai itu, namun bodyguard kepercayaannya menepis tangannya.“Tuan!”“Kita pergi Ren. Saya memang tak setangguh bodyguard Anda Tuan. Tapi bukan berarti saya tak bisa membaca niat buruk Anda. Saya tidak kebal racun, buktinya jari telunjuk saya melepuh, dalam waktu 2x 24 jam ka
Read more

Tawaran Mr. Matsuyama

Ponselku berdering saat lewat tengah malam. Nomor asing terpampang. Kugeser layarnya dan kutinggalkan ruang rawat suamiku. Dua perawat sedang minum teh di ruang tamu. Aku kurang nyaman sebtulnya kalau ada dua perawat pria yang menetap dirumah ini. Entahlah, namun tidak mungkin juga kalau perawat yang membantuku adalah wanita. Aku lebih tidak rela.“Selamat malam. Dengan siapa?”[Kamu masih mengenali suaraku bukan Renata?]“Nggak mungkin saya lupa, Mr. Matsuyama. Nggak perlu basa basi Tuan, apa yang Tuan inginkan dari perusahaan kami. Saya nggak menyangka Tuan begitu culas. Cih.”[Kamu ini masih saja sombong. Kamu lebih memilih suamimu sekarat selamanya, begitu?]“Ternyata memang benar, ada Udang di balik tembok, bukan di balik batu.”Buahagahaha.[Aku akan memberikan penawar racun itu asalkan kamu bersedia menjadi brand ambassador dari produk teh perusahaanku.]“Sudah saya duga, ternyata Tuan memang picik sekali.”[Kamu nggak punya sopan santun ternyata!]“Sudahlah Tuan Matsuyama, jan
Read more

Maira Pamitan ke Luar Negeri

 “Paman Abdul! Paman?” Papa Syaron bergegas mendatangi pria yang tengah berada di kursi roda itu.Paman Abdul menganguk. Lalu mama menyusul papa ke ruang tamu.“Paman darimana bisa tahu keberadaan kami?”Papa mungkin lupa kalau dulu Meira lah yang menjemputku untuk kabur saat aku mengetahui kebenaran tentang hal buruk yang sudah dilakukan suamiku. Mungkin papa justru tidak tahu akan hal itu.“Renata.”Meira mendorong kursi roda Paman Abdul hingga mendekat padaku. Aku benar-benar tak tahu apa rencana sahabatku itu. Aku tak sanggup memikirkan banyak hal lagi, terutama masalah orang luar apalagi perusahaan. Yang kupikirkan adalah kesehatan suamiku dan keluarga besarku.Paman Abdul meraih tanganku. Dan beliau menjabat tanganku, aku tertegun. Memang banyak drama di keluargaku, tak kusangka ditengah keluarga besar konglo seperti keluargaku ini ternyata setiap hari kita bak jadi aktris atau aktor yan
Read more

Fabian Abdulloh di Masa Lalu

[ Renata kapan kalian kemari, oh ya Meira. Kami sudah menyiapkan akomodasi buat kalian.]Ucapan dari Joya di video call disaksikan seluruh keluarga besar kami dan Paman Abdulloh Yusuf. Akhirnya terjawab sudah apa yang papa rencanakan di belakang kami. Papa mertuaku juga mamaku tipe yang dermawan juga bukan sosok yang pendendam. Aku sangat bersyukur sekali di terima oleh mertuaku.“Kami akan berangkat lusa. Terimakasih sekali lagi, Syaron. Kami pamit.”Papa mengangguk lalu Meira mendorong kursi roda Paman Abdulloh Yousuf keluar dari ruangan.Kami menyaksikan mobil Paman Abdulloh Yousuf keluar dari halaman rumah. Aku kembali ke kamar. Pemeriksaan dari dokter Pambudi selesai, beliau pun juga pamit undur diri. Ditengah-tengah kebahagiaan akan kesadaran suamiku, hatiku masih saja kalut mengingat janjiku pada Mr. Matsuyama. Kesehatan dan nyawa suamiku yang jadi taruhannya.Aku masuk ke kamar tamu, kulihat eyang putri sedang tidur nyenyak kedua bayiku sedang tidur di box mereka masing-masin
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status