"Mana anakku?" Suara Eza bergema di ruang IGD. Danny menoleh cepat ke arah Eza yang baru masuk ke ruangan IGD. Perawakan Danny yang terbilang tinggi, membuat Eza mudah untuk melihatnya. "Apa yang kau lakukan pada Liam?" tanya Eza mencengkram, kemeja pasien yang Danny pakai. "Aku menyelamatkannya," jawab Danny tenang. Dia tahu perempuan di depannya sangat meledak-ledak, jadi dirinya harus tenang. Eza memejamkan mata, berusaha untuk tenang. Dia tahu tadi adalah pertanyaan yang tidak masuk akal, tapi mulutnya tidak bisa bekerja sama. "Tenanglah. Liam sudah baik-baik saja. Leon dan Lily juga sudah ditangani dengan baik." Danny segera memberi info agar Mary-nya bisa tenang. "Kenapa dengan mereka?" suara Eza akhirnya terdengar lebih tenang, tapi tangannya masih menggenggam baju Danny. "Leon dan Lily terjatuh. Mereka terluka, tapi tidak ada masalah serius. Sementara Liam ...." Kata-kata Danny yang menggantung membuat Eza yang tadinya menunduk, kini mendonggak menatap pri
Read more