Semua Bab Kekasih Gelap Ceo Arogan: Bab 121 - Bab 130

204 Bab

Bab 121. Aku Menginginkanmu, Edward Gail.

"Tapi, bukankah ... mm ...." Kelopak mata Lean sontak melebar ketika tengkuknya ditarik mendekat dan bibirnya dibekap oleh bibir Edward usai kekasihnya itu melempar apel yang berada digenggaman tangannya ke sembarang arah. Demi menahan keseimbangannya saat Edward memperdalam kecupannya, Lean tanpa sadar mencengkram kemeja yang Edward kenakan di tubuhnya. Kemeja yang dua kancing teratasnya sengaja dibuka dan memperlihatkan dada bidang kekasihnya itu yang mengintip di sela-sela kemeja. "Uhk!" Lean mendesis lirih di mulut Edward kala lidah Edward membelit lidahnya. Terus mengeksplor ruang kecil yang ada di dalam mulutnya. Di saat yang sama, salah satu lengan Edward kini telah melingkar di pinggangnya, menarik tubuhnya mendekat hingga dadanya dan dada kekasihnya itu saling menempel. Tidak cukup sampai di situ, di area perutnya— ia mulai merasakan ada sesuatu yang mengeras di sana. Berkedut dan semakin membesar. Menyadari hal itu, Lean menjadi kesulitan untuk bernafas dengan baik. Tubuhn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

Bab 122. Aku Berikan Hatiku Padamu.

"Hari minggu? Pukul berapa?" tanya Lean, usai ia membersihkan tubuhnya dan kini sedang mencari pakaian yang akan ia kenakan untuk pergi makan malam bersama Edward.Edward yang telah rapi hanya memperhatikan Lean dari pinggir ranjang. Tempat di mana ia menempatkan bokongnya sejak ia selesai mandi dan mengenakan pakaiannya. Sambil menunggu Lean yang belum keluar dari kamar mandi.Ia hampir kembali tergoda kala melihat Lean mengenakan pakaian dalam berwarna senada di tubuhnya. Setelan itu berwarna putih bersih dan tidak tampak seksi, namun terlihat indah di tubuh Lean yang ramping dan berisi di beberapa bagian. Pada tempat-tempat yang sangat ia suka.Lean tidak memiliki dada yang terlalu besar, tetapi bentuknya bulat dan kencang. Menandakan kekasihnya ini memang tidak pernah disentuh oleh pria lain selain dirinya. Buktinya, Lean bahkan pernah berpikir bahwa sebuah ciuman saja bisa membuatnya menjadi hamil.Mengingat hal itu, Edward pun tertawa kecil. Bingung terhadap kepolosan kekasihnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Bab 123. Bertemu Isla Di Resto.

"K-kau yakin?" "Tentu, apapun yang kau inginkan. Karena aku kini milikmu, Sayang." Lean mengerjapkan matanya berkali-kali di belakang Edward yang sedang mengendarai motornya dan akan membawanya untuk makan malam bersama saat ia mengingat percakapan terakhirnya dengan kekasihnya itu di dalam kamar apartemennya. Dan seakan tidak percaya atas ucapan Edward sebelumnya, Lean terus menatap punggung lebar sang kekasih. Punggung yang tampak kokoh dan tegap, membuat ia ingin menyandarkan kepalanya di sana. Tapi tidak sekarang, di saat sebuah helm terpasang di kepalanya. "Apa aku sedang bermimpi?" gumam Lean pelan, masih merasa bingung atas perubahan Edward yang terlalu drastis. Di sisi lain, ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan atas perubahan sikap kekasihnya itu. Dan meski ucapan Edward laksana mimpi indah baginya, Lean merasa sangat bersyukur jika ucapan kekasihnya itu memang benar adanya. Tiba di hadapan sebuah resto mewah, Edward menghentikan sepeda motornya dan membantu Lean un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 124. Bertengkar Dengan Isla.

"Lean?" Isla mencoba menegur Lean, namun tatapan matanya masih tertuju pada pria yang tengah merangkul mantan sahabatnya itu. "Aku tidak menduga jika kita akan bertemu di sini setelah terakhir kali kau mempermalukan dirimu di Zurich. Oh ya, aku dengar saat itu kau sangat mabuk dan menyeret pria sembarangan di tempat pesta untuk menemanimu setelah Brad menolakmu," sindirnya.Brad sangat ingin menghentikan ucapan Isla itu, tetapi di tempat seramai resto yang sedang dipenuhi oleh pengunjung saat ini— ia benar-benar tidak ingin menjatuhkan harga dirinya. Jadi ia hanya menoleh pada Isla dan memberi tatapan peringatan pada kekasihnya itu.Dengan wajah tak peduli, Isla mengacuhkan peringatan yang diberikan Brad padanya saat pria yang sedang ia tatap menatap balik padanya. Tatapan pria itu terlihat sangat dingin, bahkan rahang pria itu tampak semakin tegas. Tetapi ia menyukai cara pria itu menatapnya, membuat dirinya merasa tertantang untuk menaklukan pria tersebut. Karena itu, Isla pun meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

Bab 125. Aku Suka Kau Apa Adanya.

"Tunggu dulu!" usai makan malam bersama dan telah kembali ke gedung apartemen mereka, Edward menghalangi Lean yang ingin menutup pintu apartemennya. Dengan kening berkernyit Lean menatap kekasihnya itu yang sedang menahan pintunya dengan tangan. "Besok kita akan pergi bersama selama satu hari penuh," tukas Edward. "Lalu?"Edward memajukan tubuhnya ke depan untuk memangkas jarak yang ada di antara ia dan Lean kemudian berbisik, "Malam ini, aku ingin tinggal bersamamu."Jantung Lean berdetak keras mendengar ucapan kekasihnya itu, "Tapi kita belum ...."Tanpa ingin mendengar penjelasan dari Lean, Edward perlahan mendorong pintu apartemen kekasihnya itu dan masuk begitu saja melewati Lean. Mengacuhkan Lean yang terus menatapnya dengan tatapan meminta jawaban.Meski merasa bingung atas tindakan Edward, Lean tetap menutup pintu apartemennya dan langsung menguncinya. Setelah itu, ia segera menyusul Edward yang telah menghempaskan bokongnya ke atas sofa yang berada di ruang tamu apartemennya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

Bab 126. Brad Diancam?

Pukul 12 malam di dalam kamar hotel Brad, suara desisan serta geraman terdengar saling bersahut-sahutan.Di samping ranjang, berdiri dengan tegak di lantai kamar yang tertutupi oleh karpet tebal— Brad kini tengah menggerakkan pinggangnya dengan gerakan cepat dan kasar pada Isla yang tengah tertelungkup di atas ranjang dengan posisi kaki berada di lantai."Itu menyakitkan, Brad!" protes Isla, sembari meringis merasakan milik Brad seakan ingin menghancurkan area intimnya.Beberapa saat yang lalu, saat ia dan Brad kembali ke kamar hotel, tingkah Brad sudah uring-uringan. Seolah-olah kekasihnya itu sedang marah padanya gara-gara ucapannya terhadap Lean. Brad bahkan memaksanya untuk berhubungan, namun Brad melakukannya dengan sangat kasar untuk membalas dirinya.Tetapi, mengapa ia yang harus menerima kekasaran Brad? Bukankah seharusnya Brad mendukung tindakannya seperti ketika ia dan Brad menghina Lean di Zurich?Tak lama, satu hentakan keras seketika membuat Isla memekik tertahan. Air mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

Bab 127. Siapa Mereka?

Pukul 7 pagi, Lean membuka matanya perlahan dan menemukan dirinya di dalam pelukan Edward. Kekasihnya itu masih tertidur pulas dengan mengenakan kemeja yang dikenakan Edward untuk menemuinya semalam, membuat ia teringat kembali jika semalam Edward benar-benar tidak kembali ke apartemennya sendiri hanya untuk sekedar mengganti pakaiannya. Saat Lean tengah asik memperhatikan wajah sang kekasih dan bulu mata kekasihnya yang panjang dan tebal, tanpa ia duga— perlahan-lahan mata itu tiba-tiba terbuka di hadapannya. Dan Lean sontak terpaku kala netra Edward langsung menatap lurus padanya, menembus irisnya. "Selamat pagi, Sayang." Seraut senyum terukir di bibir Edward. Melihat senyum itu, wajah Lean terasa memanas. "P-pagi," balasnya, lalu reflek menundukkan kepalanya. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Lean terbangun di dalam pelukan Edward, namun ia sepertinya harus membiasakan dirinya bertemu Edward di pagi hari mulai saat ini. Sebab itulah yang akan terjadi nantinya ketika ia dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

Bab 128. Gaya Santai Anggota Keluarga Gail.

"Aku memang tidak terlalu dekat padanya.""Bagus, karena aku curiga mungkin dia lah yang telah menjebakmu di Zurich."Sambil berkaca merapikan pakaiannya, Lean terus memikirkan percakapannya dengan Edward dua jam yang lalu. Saat ini kekasihnya itu sedang berada di apartemennya sendiri untuk berganti pakaian dan membersihkan tubuhnya, sebab 30 menit dari sekarang ia dan Edward akan pergi untuk mengunjungi Tuan Besar Gail.Tadi pagi, ketika ia akan makan pagi bersama Edward — seseorang dari mansion Tuan Besar Gail tiba-tiba menghubungi kekasihnya itu. Lean sempat mendengar Edward memanggil orang tersebut dengan nama James. Nama yang sama dengan nama pria yang telah menjemputnya di bandara awal kedatangannya ke Kota L ini.Kala itu wajah Edward terlihat sangat serius saat berbicara dengan James. Dan usai menjawab panggilan telepon James, Edward segera menjelaskan padanya bahwa Tuan Besar Gail ingin agar kekasihnya ini membawanya ke mansion sang kakek.Tidak hanya itu, Edward bahkan berka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

Bab 129. Pertengkaran Kecil Antara Cucu Dan Kakek.

"Tuan Besar telah menunggu Anda, Tuan Edward." James menghampiri Edward yang baru saja masuk ke dalam mansion majikannya bersama Lean. Setibanya ia di hadapan Edward dan Lean, ia pun menoleh ke arah Lean dan menganggukkan kepalanya kepada wanita itu. "Selamat datang kembali, Nona Marquise," sapanya pada Lean."Terima kasih, James." Lean tersenyum canggung dan membalas anggukan James dengan anggukan pelan.Usai berbicara pada Lean, James kembali menatap Edward. "Maaf aku memaksa Anda untuk datang, Tuan Edward."Edward mendengus mendengar ucapan James itu, "Hmm, untuk apa meminta maaf? Bukankah kau tidak bisa menolak perintah Kakek?" sungutnya gemas.James mengangguk setuju, "Begitulah. Mari, Tuan Edward." James lalu mengajak Edward dan Lean menuju ke ruangan Bos Besarnya yang telah menunggu kehadiran cucu bungsunya juga calon cucu menantunya.James ingat, beberapa hari ini Tuan Besar Gail tampak sangat bersemangat. Bahkan Bosnya itu menjelaskan padanya bahwa Bosnya itu telah mendapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

Bab 130 . Kuharap Itu Bukan Hanya Sekedar Janji.

"Apa kau selalu begitu terhadap kakekmu?" celetuk Lean, beberapa saat setelah pembicaraannya dengan Tuan Besar Gail selesai. Saat ini, ia tengah mengikuti Edward yang melangkah sangat cepat seolah kekasihnya itu ingin segera meninggalkan mansion Tuan Besar Gail secepatnya.Beberapa saat sebelumnya ..."Terima kasih atas bantuanmu, Lean. Berkat dirimu kini aku bisa menyelamatkan keluargaku dari pertikaian yang sangat serius.""Anda tidak perlu sungkan, Tuan Besar. Karena Anda juga telah membantuku hingga aku bisa keluar dari ketakutanku selama ini."Selama Lean berbicara dengan Tuan Besar Gail, tidak sekali pun Edward menyela percakapannya. Kekasihnya itu hanya sesekali mendengus, namun saat ia menoleh ke arah Edward— pria manis itu hanya tersenyum padanya. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Gail hingga Edward tampak tidak bisa akur sama sekali dengan kakeknya sendiri.Lean juga tidak bisa menyalahkan Edward sepenuhnya, sebab tadi ia sempat mendengar Tuan Besar Gail juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status