Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 126. Brad Diancam?

Share

Bab 126. Brad Diancam?

Author: Abigail Briel
last update Last Updated: 2024-07-30 23:55:39

Pukul 12 malam di dalam kamar hotel Brad, suara desisan serta geraman terdengar saling bersahut-sahutan.

Di samping ranjang, berdiri dengan tegak di lantai kamar yang tertutupi oleh karpet tebal— Brad kini tengah menggerakkan pinggangnya dengan gerakan cepat dan kasar pada Isla yang tengah tertelungkup di atas ranjang dengan posisi kaki berada di lantai.

"Itu menyakitkan, Brad!" protes Isla, sembari meringis merasakan milik Brad seakan ingin menghancurkan area intimnya.

Beberapa saat yang lalu, saat ia dan Brad kembali ke kamar hotel, tingkah Brad sudah uring-uringan. Seolah-olah kekasihnya itu sedang marah padanya gara-gara ucapannya terhadap Lean. Brad bahkan memaksanya untuk berhubungan, namun Brad melakukannya dengan sangat kasar untuk membalas dirinya.

Tetapi, mengapa ia yang harus menerima kekasaran Brad? Bukankah seharusnya Brad mendukung tindakannya seperti ketika ia dan Brad menghina Lean di Zurich?

Tak lama, satu hentakan keras seketika membuat Isla memekik tertahan. Air mat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Nurul Asila R
jijik banget sama si isla ish, semoga rencana brad gk pernah berhasil
goodnovel comment avatar
Roshita Alazraff
isla mau aja jadi pelampiasan Brad aja ihh
goodnovel comment avatar
ida Sari
km nya aja b*g*,,mau2 nya sama Brad yg br*ngs*k gitu ,,mana ada laki-laki yg pantas di Cintai macam Brad yg dengan tega selingkuh sama sahabat tunangan nya sendiri,, klu emng km berani knp ga km aja yg b*n*h tuh Edward knp mesti sewa orang,,sok jagoan Brad ,sama Edward aja di hajar habis2an km
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 127. Siapa Mereka?

    Pukul 7 pagi, Lean membuka matanya perlahan dan menemukan dirinya di dalam pelukan Edward. Kekasihnya itu masih tertidur pulas dengan mengenakan kemeja yang dikenakan Edward untuk menemuinya semalam, membuat ia teringat kembali jika semalam Edward benar-benar tidak kembali ke apartemennya sendiri hanya untuk sekedar mengganti pakaiannya. Saat Lean tengah asik memperhatikan wajah sang kekasih dan bulu mata kekasihnya yang panjang dan tebal, tanpa ia duga— perlahan-lahan mata itu tiba-tiba terbuka di hadapannya. Dan Lean sontak terpaku kala netra Edward langsung menatap lurus padanya, menembus irisnya. "Selamat pagi, Sayang." Seraut senyum terukir di bibir Edward. Melihat senyum itu, wajah Lean terasa memanas. "P-pagi," balasnya, lalu reflek menundukkan kepalanya. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Lean terbangun di dalam pelukan Edward, namun ia sepertinya harus membiasakan dirinya bertemu Edward di pagi hari mulai saat ini. Sebab itulah yang akan terjadi nantinya ketika ia dan

    Last Updated : 2024-08-01
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 128. Gaya Santai Anggota Keluarga Gail.

    "Aku memang tidak terlalu dekat padanya.""Bagus, karena aku curiga mungkin dia lah yang telah menjebakmu di Zurich."Sambil berkaca merapikan pakaiannya, Lean terus memikirkan percakapannya dengan Edward dua jam yang lalu. Saat ini kekasihnya itu sedang berada di apartemennya sendiri untuk berganti pakaian dan membersihkan tubuhnya, sebab 30 menit dari sekarang ia dan Edward akan pergi untuk mengunjungi Tuan Besar Gail.Tadi pagi, ketika ia akan makan pagi bersama Edward — seseorang dari mansion Tuan Besar Gail tiba-tiba menghubungi kekasihnya itu. Lean sempat mendengar Edward memanggil orang tersebut dengan nama James. Nama yang sama dengan nama pria yang telah menjemputnya di bandara awal kedatangannya ke Kota L ini.Kala itu wajah Edward terlihat sangat serius saat berbicara dengan James. Dan usai menjawab panggilan telepon James, Edward segera menjelaskan padanya bahwa Tuan Besar Gail ingin agar kekasihnya ini membawanya ke mansion sang kakek.Tidak hanya itu, Edward bahkan berka

    Last Updated : 2024-08-02
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 129. Pertengkaran Kecil Antara Cucu Dan Kakek.

    "Tuan Besar telah menunggu Anda, Tuan Edward." James menghampiri Edward yang baru saja masuk ke dalam mansion majikannya bersama Lean. Setibanya ia di hadapan Edward dan Lean, ia pun menoleh ke arah Lean dan menganggukkan kepalanya kepada wanita itu. "Selamat datang kembali, Nona Marquise," sapanya pada Lean."Terima kasih, James." Lean tersenyum canggung dan membalas anggukan James dengan anggukan pelan.Usai berbicara pada Lean, James kembali menatap Edward. "Maaf aku memaksa Anda untuk datang, Tuan Edward."Edward mendengus mendengar ucapan James itu, "Hmm, untuk apa meminta maaf? Bukankah kau tidak bisa menolak perintah Kakek?" sungutnya gemas.James mengangguk setuju, "Begitulah. Mari, Tuan Edward." James lalu mengajak Edward dan Lean menuju ke ruangan Bos Besarnya yang telah menunggu kehadiran cucu bungsunya juga calon cucu menantunya.James ingat, beberapa hari ini Tuan Besar Gail tampak sangat bersemangat. Bahkan Bosnya itu menjelaskan padanya bahwa Bosnya itu telah mendapat

    Last Updated : 2024-08-03
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 130 . Kuharap Itu Bukan Hanya Sekedar Janji.

    "Apa kau selalu begitu terhadap kakekmu?" celetuk Lean, beberapa saat setelah pembicaraannya dengan Tuan Besar Gail selesai. Saat ini, ia tengah mengikuti Edward yang melangkah sangat cepat seolah kekasihnya itu ingin segera meninggalkan mansion Tuan Besar Gail secepatnya.Beberapa saat sebelumnya ..."Terima kasih atas bantuanmu, Lean. Berkat dirimu kini aku bisa menyelamatkan keluargaku dari pertikaian yang sangat serius.""Anda tidak perlu sungkan, Tuan Besar. Karena Anda juga telah membantuku hingga aku bisa keluar dari ketakutanku selama ini."Selama Lean berbicara dengan Tuan Besar Gail, tidak sekali pun Edward menyela percakapannya. Kekasihnya itu hanya sesekali mendengus, namun saat ia menoleh ke arah Edward— pria manis itu hanya tersenyum padanya. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Gail hingga Edward tampak tidak bisa akur sama sekali dengan kakeknya sendiri.Lean juga tidak bisa menyalahkan Edward sepenuhnya, sebab tadi ia sempat mendengar Tuan Besar Gail juga

    Last Updated : 2024-08-04
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 131. Di Balik Dua Sosok Anggota Gail.

    "Tentu." Edward tersenyum lembut lalu menarik Lean ke arahnya dan membawa kekasihnya itu ke dalam pelukannya. Dari jendela ruang kerjanya, Tuan Besar Gail yang melihat hal itu sontak menyunggingkan seraut senyum tipis di sudut bibirnya. "Aku pikir kutukan itu tidak akan terpatahkan," gumamnya pelan. "Tapi sepertinya tidak, syukurlah." *** Pukul 12 siang ... di sebuah restoran kelas atas yang terdapat di Kota L, Brad tampak mengisi salah satu meja yang terdapat di dalam ruang privasi resto tersebut. Beberapa saat kemudian, Ernest dan Ben tiba-tiba datang dan segera menuju ke ruangan itu. "Apa kau sudah lama menungguku, Mr. Maison?" tegur Ernest, sesaat setelah ia memasuki ruangan bersama Ben. Brad segera berdiri ketika melihat pria bertubuh kekar itu melangkah tegap ke arahnya kemudian duduk di seberangnya. "Aku baru saja datang, Tuan Ernest," sahutnya seraya menunduk pada Ernest, tidak berani membalas tatapan pria itu yang sedang tertuju padanya. "Oh?" Ernest mengangkat salah

    Last Updated : 2024-08-05
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 132. Dia Tidak Akan Tertarik Padamu.

    "Untuk apa bertanya jika kau sudah tahu apa jawabannya?"Wilhelm langsung mencebikkan bibirnya, "Aku baru tahu kalau kau tidak setia kawan," sungutnya sebal."Jika kau dan kekasihku berada di tempat yang sama, akan kuselamatkan kalian berdua.""Dan kau?""Aku akan ke Surga dengan da ...."Lean reflek menjatuhkan garpu dan pisaunya ke atas piring demi membekap mulut Edward agar kekasihnya itu tidak melanjutkan ucapannya. Setelah itu ia berpaling pada Wilhelm dan melotot pada pria itu."Jangan pernah menanyakan hal yang konyol!" hardiknya.Wilhelm seketika terpaku, sebab baru kali ini ada seorang wanita yang berani memarahi dirinya."Hmm," sahutnya singkat, dan tersenyum setelahnya. 'Wanita yang sangat menarik,' bisiknya dalam hati sambil memperhatikan wajah Lean."Berhentilah melihat kekasihku dengan tatapan yang menjijikkan seperti itu!" tegur Edward, setelah ia menurunkan telapak tangan Lean yang membekap mulutnya."Cih," Wilhelm mendecih pelan, "Bukankah hanya kekasih?" lontarnya se

    Last Updated : 2024-08-06
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 133. Kecemasan Lean.

    Pukul 5 sore di depan pintu apartemen Lean. Edward yang telah rapi tampak ragu ingin memencet bel apartemen milik sang kekasih gara-gara siang ini ia terlibat pertengkaran kecil dengan Lean dalam perjalanan pulang dari resto yang dikelola oleh Wilhelm. Saat itu ... "Apa maksud ucapanmu tadi?" Lean menanyakan hal itu padanya yang sedang menyetir, entah mengapa kekasihnya itu tampak tidak senang. Apakah kata-katanya yang sebelumnya ada yang salah? Bukankah ia benar jika ia berkata bahwa sekali Lean memilihnya, wanita itu hanya bisa menghabiskan hidup bersamanya seumur hidupnya? Semua pasangan yang menikah juga mengharapkan hal itu, 'kan? "Aku hanya mengatakan apa yang kurasakan, atau ... kau tidak merasakan hal yang sama denganku?" Begitu ia membalas ucapan Lean. Namun kekasihnya itu kembali berbicara, "Bukan itu maksudku, memang tidak ada yang salah untuk terus hidup bersamamu. dalam tanda kutip ...." Lean menjeda kalimatnya sejenak sambil menggerakkan dua jarinya ke atas, "Kau t

    Last Updated : 2024-08-07
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 134. Mual.

    "Lean Marquise?" seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik menyambut kedatangan Lean ketika ia dan Edward tiba di mansion yang ditempati oleh kedua orang tua Edward. Di samping wanita itu berdiri seorang pria yang terlihat mirip dengan Ernest, Lean menebak kalau pria itu pasti kakak lelaki Ernest yang juga merupakan ayah Edward. Well, kebetulan ia pernah berbicara dengan kedua orang tua Edward sebelumnya meski hanya melalui video call. Namun, melihat mereka secara langsung membuatnya menyadari bahwa wajah ayah Edward tidak tampak terlalu dingin seperti adiknya."Maaf sudah membuat Anda menunggu, Bibi," ucap Lean sungkan. Ia lalu menyambut uluran tangan Charlotte, ibu Edward. Yang sedang terulur ke arahnya.Usai dengan Charlotte, Lean berpaling ke arah ayah Edward. Pria itu tampak menawan seperti Oliver, ramah dan tidak sedingin kekasihnya. "Senang bisa bertemu langsung dengan Anda, Paman." Lean pun mengulurkan tangannya pada Carlisle yang langsung disambut oleh pria paru

    Last Updated : 2024-08-08

Latest chapter

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 198. Kemarahan Dan Mengikhlaskan.

    Lean kemudian diam dalam keheningan, mengabaikan tatapan cemas Edward dan juga Leon. Suara bising dari alat medis di ruangan itu seolah mengingatkannya bahwa waktu terus berjalan, sementara ketegangan di antara mereka semakin mencekam. Tangan Lean masih terjepit dalam genggaman Edward, dan rasanya seperti dunia di sekitarnya perlahan menghilang. "Sayang?" Edward mencoba lagi dengan lembut, tetapi Lean sudah menatap keluar jendela, menghindari tatapan matanya. Di dalam hatinya, Lean merasakan pertempuran yang tak berujung. Selama ini ia berusaha dengan sangat keras untuk selalu kuat menghadapi apapun, tetapi saat ini, Lean merasakan ada sesuatu yang menggerogoti keputusannya. Ia bukan hanya menghadapi penyakitnya sendiri, tetapi juga risiko yang bisa merenggut nyawa bayi yang ia cintai."Edward, aku perlu waktu." Akhirnya Lean angkat berbicara. Suaranya terdengar lemah, namun digerakan oleh tekad yang kuat."Sayang, aku hanya ingin kau baik-baik saja." Edward menjelaskan kembali, tet

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 197. Kekerasan hati Lean.

    "Maaf, Nak. Tidak ada yang bisa aku lakukan pada Ibunya ketika dia memaksa untuk melahirkan Lean hingga akhirnya kematian merenggutnya dari kehidupan kami," terang Leon dengan wajah lesu ketika satu jam kemudian ia datang ke rumah sakit setelah Edward menghubunginya tentang kondisi Lean. Edward memperhatikan wajah ayah mertuanya itu yang tampak murung. Sebelumnya, ia pernah berpikir bahwa Leon adalah seorang ayah yang sedikit egois dan pilih kasih terhadap Lean. Namun setelah Leon menjelaskan alasan dari sikapnya selama ini terhadap putrinya itu, Edward baru mengerti jika sebenarnya Leon sedang melindungi Lean dengan caranya sendiri. "Aku ingin dia memiliki seseorang yang sangat peduli padanya. Jadi ketika Tuan Besar meminta Lean untuk menjadi calon istrimu— aku langsung menyetujuinya. Eve pernah bertengkar denganku gara-gara keputusanku itu. Tapi mendengar gosip tentangmu yang beredar di Zurich bahwa kau hanya menyukai satu wanita sepanjang hidupmu, aku pikir kau bisa menyayangi Le

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 196. Harapan.

    Wilhelm kemudian menjauhi Edward, ia menghubungi seseorang dan berbicara dengan wajah serius. Dari tempatnya berdiri, Edward terus memperhatikan sahabatnya itu. Setelah 15 menit berlalu, Wilhelm tampak memutuskan panggilan telepon dan kembali menghampiri dirinya. "Aku sudah bertanya pada sahabatku yang berada di luar negeri, aku telah memintanya untuk memeriksa apakah keluarganya mengenal seorang Dokter yang sangat berpengalaman tentang masalah kehamilan?" terang Wilhelm. Edward hanya diam, berusaha menanggapi ucapan sahabatnya tadi dengan senyuman yang terasa getir. "Ini akan butuh waktu, sebaiknya aku menemani Lean terlebih dahulu sambil menunggu kabar darimu," ujarnya. Wilhelm mengangguk setuju. "Itu yang sedang kupikirkan. Temanilah dia! Aku tidak ingin lagi melihatnya tampak tertekan seperti beberapa jam yang lalu." Ia lagi-lagi menepuk pundak Edward untuk menunjukkan dukungannya terhadap sahabatnya itu. "Terima kasih, Will." Edward kemudian bergegas pergi usai ia berbicara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status