"Assalamualaikum, Bu, Salma pulang.""Waalaikumsalam," jawab ibu yang masih belum kelihatan wujudnya. Sepertinya ibu sedang ada di belakang."Salma, kok, kesini gak bilang-bilang dulu."Tanpa menjawab ucapannya, aku langsung menubruk tubuh ibu. Aku menangis sejadi-jadinya dalam pelukan wanita paruh baya itu. Tangan ibu terasa membelai punggungku."Kamu pulang-pulang, kok, nangis? Mana lagi si Amar? Ayu juga gak ikut?"Mendengar nama mereka, tangisku semakin pecah. Cukup lama aku menangis, mungkin sekitar lima belas menit hingga kakiku rasanya pegal dan mungkin ibu juga merasakan hal yang sama. Ia memapahku untuk duduk di atas sofa."Cerita dulu, kamu itu kenapa? Datang-datang nangis, Ibu, kan nggak ngerti .""Bu, Ayu dan mas Amar, Bu,"Aku masih belum bisa melanjutkan kalimatku. Rasanya entah kenapa semakin bertambah sakit. Di depan mas Amar aku bisa mengendalikan diri agar tidak menangis. Tapi disini, aku
Baca selengkapnya