Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 221 - Bab 230
379 Bab
Bab 0221
"Bukan urusanmu." Yara meletakkan pulpennya dan memimpin untuk mengambil nomor antrean dan menunggu.Tidak banyak orang yang datang untuk bercerai hari ini. Sepertinya masih ada dua pasangan di depan mereka. Yara mencari tempat duduk.Setelah beberapa saat, Yudha pun datang menghampiri. Dia melihat sekeliling dan duduk berselang satu kursi di samping Yara. Revan duduk di barisan di belakang mereka.Yudha menoleh ke arah Yara dan menyadari bahwa dia bahkan tidak berniat membuka mulut sedikit pun.Dia tiba-tiba merasa sedikit kesal, berbalik kepada Revan dan menggeram dengan suara pelan, "Kenapa kamu duduk jauh sekali?"Revan terdiam sejenak. Sejak dulu dia tahu Yudha tidak suka duduk bersama orang lain. Jadi, setiap mereka ada di luar, dia akan berdiri atau duduk di barisan belakang.Apa maksudnya sekarang?Dia tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi, jadi dia harus memberanikan diri dan duduk di barisan yang sama dengan Yudha, berselang satu kursi.Alhasil, bosnya masih tidak senan
Baca selengkapnya
Bab 0222
Dia menundukkan kepalanya dan cepat-cepat membubuhkan tanda tangan, tidak lagi memperhatikan pria di sebelahnya.Pria itu masih terus mengoceh. "Bukan begitu maksudku. Bukankah hidup kita sudah semakin membaik akhir-akhir ini? Kita sudah ganti rumah, ganti mobil, apa lagi yang kamu inginkan? Aku sudah bekerja sangat keras di luar ..."Yudha menyentuh dagunya dan mengambil kesimpulan tanpa pikir panjang, "Wanita ini akan segera menyesal."Yara memelototinya."Apa aku salah?" Yudha beralasan, "Jelas pria ini bisa menghasilkan uang dan memberikan kehidupan yang baik untuk wanita ini. Sebaliknya, si wanita ..."Namun, sebelum dia selesai mengatakannya, wanita yang tidak jauh dari situ sudah selesai tanda tangan dan berdiri hendak pergi. Pada saat yang sama, tidak ada yang menyangka bahwa pria di sebelahnya, yang baru saja bicara sok kuat tiba-tiba berlutut.Laki-laki itu memeluk betis si wanita. "Maafkan aku, aku tahu aku salah. Jangan bercerai. Jangan bercerai, oke?""Lepas! Aku sudah mua
Baca selengkapnya
Bab 0223
"Halo," kata Yara dengan suara kering. "Kami bercerai secara sukarela. Bisakah kita melanjutkan prosesnya secepat mungkin?"Yudha menoleh ke arahnya. Suasana hati yang tadinya tenang menjadi jengkel lagi.Mereka sudah duduk di sini, kenapa Yara masih harus bersikap tidak sabaran seperti itu?Dia berkata dengan nada dingin, "Ikuti prosedurnya."Yara kembali menatapnya dengan mata merah.Suara Yudha masih tetap dingin seperti biasanya. "Sudah keinginan keluarga sejak awal. Kakekku sangat menyukainya, dan ibunya juga sangat puas denganku."Mata Yara melebar beberapa saat. Dia tidak menyangka Yudha akan mengatakannya seperti itu.Dia menghela hidungnya dan berganti posisi duduknya, merasa tidak nyaman."Jadi itu artinya, kalian berdua nggak ada perasaan sama sekali?" Pegawai itu bertanya lagi."Benar."Yara mendengar jawaban Yudha dan merasakan telinganya bergemuruh. Dia hanya ingin semua ini segera berakhir.Pegawai itu meletakkan akta nikah dan mulai memeriksa perjanjian perceraian."Sud
Baca selengkapnya
Bab 0224
Dia berjalan pergi secepat mungkin tanpa menoleh ke belakang, dan dia tidak akan menoleh ke belakang.Yudha terdiam disana, menyaksikan sosok Yara yang perlahan mengecil dan akhirnya menghilang.Dia tiba-tiba tertawa pelan, menoleh ke arah Revan. "Apa-apaan wanita itu. Kita bukannya nggak akan ketemu lagi."Revan tiba-tiba mendengar seperti ... suara bosnya tercekat?Dia tidak berani berkata apa-apa, tetapi dia melihat jelas kata-kata perpisahan dari punggung Yara. Kali ini, dia benar-benar tidak ingin mempertahankan Yudha lagi.Saat Yudha kembali ke mobil, dia berkata ingin makan. Dia agak merasa kosong dalam dirinya, pasti karena lapar.Revan bertanya ragu-ragu, "Nona Lubis ingin dipanggil juga?""Nggak, dia pergi terburu-buru tadi, dia pasti sangat sibuk."Revan tidak berkata apa-apa. Faktanya, dia tidak pernah memanggil Yara dengan sebutan Nona Lubis. Nona Lubis yang dia sebut adalah Melanie.Yudha pasti langsung menyadari hal ini dan wajahnya berubah suram.Pada saat inilah, telep
Baca selengkapnya
Bab 0225
Malam harinya, Yudha dipanggil pulang ke rumah keluarga besar lagi.Begitu Yudha datang, Agnes menariknya ke samping dan bertanya, "Beneran sudah bercerai? Kudengar perceraian itu sangat merepotkan sekarang, ada semacam masa tenang.""Bu, apa yang kamu inginkan?" Sepanjang hari ini, Yudha merasa kesal. "Bukannya ibu yang setiap hari ingin kami bercerai?"Agnes mendesah. "Ibu nggak pernah bilang nggak setuju, cuma ... ah, pikirkan saja sendiri."Saat makan malam, semua orang diam membisu. Entah kenapa, suasananya sangat menyedihkan."Kakek." Felix yang pertama memecah keheningan. "Akhir-akhir ini Rara nggak di Selayu. Kalau Kakek kangen ...""Nggak di Selayu?" tanya Yudha dengan suara berat. "Ke mana dia?"Felix meliriknya dan lanjut berkata kepada Kakek Susilo, "Kamu bisa telepon kapan saja.""Baguslah, biar nggak terlihat, nggak jadi pikiran." Nada bicara Kakek Susilo terdengar tidak senang."Rara juga perlu keluar jalan-jalan," kata Tanto di samping untuk mencairkan suasana. "Biarkan
Baca selengkapnya
Bab 0226
Tak lama kemudian, dia segera tersadar.Setelah Yudha dan Melanie menikah, Melanie pasti akan pindah ke kamar itu. Barang-barangnya pasti merusak pemandangan.Akan tetapi, dia sudah mau berangkat besok. Satu-satunya kesempatan untuk pergi ke sana adalah malam ini."Oke, aku ambil sekarang." Yara menutup teleponnya, menoleh ke arah Siska dan berkata, "Aku harus pergi ke rumah keluarga besar.""Kenapa? Kakek ..." Siska agak khawatir sejenak."Nggak." Yara tersenyum pahit. "Yudha minta aku pergi mengambil barang-barang dari sana."Siska tertawa jengkel. "Bajingan ini memang penuh drama, sebanyak uang yang dia punya."Melihat Yara benar-benar akan pergi, dia bangkit untuk mencegahnya. "Dibuang sajalah. Nggak bisa?"Dia mau tak mau mulai menebak-nebak, "Mungkinkah Yudha enggan melepaskanmu dan berubah pikiran, ingin menemuimu dengan segala cara?""Jangan khawatir, aku pergi ke sana cuma untuk bertemu Kakek." Yara sudah lama menyadari obsesi Yudha terhadap hal semacam ini dan tidak ingin tam
Baca selengkapnya
Bab 0227
Yudha tidak berkata apa-apa dan berbalik memasuki vila.Yara buru-buru mengikutinya. Dia benar-benar tidak mendengar dengan jelas kata-kata Yudha tadi. Dia samar-samar mendengar "kalau aku", tapi mungkinkah?Dia yakin pasti dia salah dengar.Memasuki rumah, Yara melihat Agnes, Tanto, dan Liana sedang berbincang di ruang tamu.Begitu dia masuk, suasana seketika hening.Yara sedikit gugup, menundukkan kepalanya dan menyapa semua orang. "Bu ... oh, Bibi ....""Dia mau ambil barang-barang." Yudha menyela Yara dan memerintahkan, "Ikuti aku ke atas."Yara tersenyum kepada orang-orang itu. "Aku naik dulu.""Tunggu." Tak disangka, Agnes menghentikannya.Yara langsung merasa seperti menghadapi musuh yang kuat."Bu," kata Yudha lagi, nada bicaranya jelas tidak sabar. "Dia cuma mau ambil barang-barang, lalu pergi.""Kenapa? Kamu takut dia aku apakan?" Agnes berdiri dan berjalan mendekat. Tatapannya tanpa sadar menyapu perut Yara.Dia menghampiri Yara dan berkata dengan nada tidak senang, "Kenapa
Baca selengkapnya
Bab 0228
Kakek Susilo mengerjap keras.Yara tersenyum melalui air matanya. "Kakek, ini benar-benar aku. Aku ke sini mau pamitan, sekalian ambil barang-barangku.""Mau diambil semua?" Kakek Susilo jelas tidak senang. Kalau barang-barangnya masih di sana, dia masih bisa berharap Rara akan kembali. Sekarang, mau dibawa pergi semua ....Dia mendesah dalam-dalam. "Entah kamu ambil atau dibiarkan, Kakek akan selalu merasa kamu masih tinggal di sini.""Kakek ..." Yara merasa semakin tidak enak.Namun, semuanya sudah terjadi. Yang baru akan segera datang. Punya hak apa dia, sebagai yang lama, untuk datang ke sini?Dia menahan tangisnya, mengobrol dengan Kakek sebentar, berjanji untuk sering mengobrol di telepon, lalu pergi.Yudha tidak ada di depan pintu. Dia pasti sudah kembali.Yara pergi ke kamar. Barang-barangnya membereskan barang-barangnya satu demi satu. Di akhir, dia menyadari yang kurang adalah satu setel baju tidur.Dia mencari ke dalam dan ke luar bolak-balik, tetapi masih tidak ketemu."Ane
Baca selengkapnya
Bab 0229
Yudha kembali ke kamar penuh berbagai macam pikiran.Tadi Yara mengatakan ada baju tidur yang belum ketemu. Sepertinya dia ingat pernah melihatnya di suatu tempat.Dia mencari di kamar tidur tetapi tidak ketemu, jadi dia pergi ke kamar mandi dan menemukan baju tidur Yara tergantung di jendela.Dia mengulurkan tangan dan menarik celana itu. Warnanya kuning kekanak-kanakan dihiasi gambar bebek cemberut.Yudha mengerutkan keningnya kesal, memikirkan bahwa bebek ini mirip Yara. Dia mengangkat tangan untuk melempar celana itu ke tempat sampah, tetapi akhirnya berhenti.Dia membawa celana itu kembali ke kamar tidur, melipatnya dengan rapi, dan menaruhnya di dalam lemari.Berbaring di tempat tidur, dia melirik ke arah lemari dari waktu ke waktu, merasakan emosi tidak dikenal yang membara di dadanya, membuatnya seperti sesak dan sulit bernapas.Akhirnya, dia hanya berbalik memunggungi lemari dan perlahan-lahan mulai tenang.Ibu Siska tinggal di daerah perumahan lama yang tidak bisa dimasuki mo
Baca selengkapnya
Bab 0230
"Jangan sembarangan ngomong!" Yara agak tercengang. "Tapi, aku memang salah paham sebelumnya. Aku khawatir dia akan memaksa aku untuk menggugurkan anak-anakku setelah aku bercerai. Sekarang, sepertinya ..."Dia berpikir sejenak sebelum melanjutkan, "Dia sangat mementingkan anak-anak ini.""Itu pasti. Bukannya kamu bilang, Yudha nggak ingin punya anak? Jadi, yang ada dalam perutmu itu mungkin harapan keluarganya." Siska sebenarnya masih merasa sikap Felix terlalu tidak biasa terhadap Yara.Namun, setelah dipikir-pikir, Yara dan Felix tidak mungkin bisa bersama, jadi lebih baik pura-pura saja tidak terjadi apa-apa."Lupakan saja. Jangan pikirkan keluarga itu lagi. Setelah kita pergi ke Wulindra besok, kita nggak akan berurusan dengan mereka lagi.""Ya, nggak akan ada urusan lagi." Yara membuang napas pelan, air mata mengalir tanpa suara dari sudut matanya.Yudha, pria yang telah dicintainya selama tujuh tahun, ayah dari dua anak dalam kandungannya, akan menjadi orang yang melewati kehidu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
38
DMCA.com Protection Status