Home / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Thai Qu Cing Si Anak Kotoran: Chapter 81 - Chapter 90

105 Chapters

81. Ikatan angin

Mata Tao Cang menyipit curiga. "Tidak datang sendiri katamu?" Ia melirik ke belakang dan terkejut melihat Qu Cing, Bau Ba Chin, Du Bai, We Ling, Shaka, dan Ashe Li berdiri dengan sikap siaga.“Ck ck," geram Tao Cang, amarahnya membuncah. Ia mengenali para murid dari Perguruan Long Ji, namun kehadirannya di sini, membela Klan Hawa, sungguh tak terduga.Shaka maju selangkah, menatap lurus ke arah Tao Cang. "Jendral, kau telah dibutakan oleh ambisi. Kekejamanmu tidak bisa dibenarkan. Kami di sini untuk menghentikanmu." Dia memandang sang jendral dengan tatapan muak. Tutur kata yang biasanya memanggil dengan sebutan ‘kakak', kini enggan terucap. Tak ada lagi rasa hormat pada dirinya terhadap Tao Cang.Tao Cang tertawa sinis. "Menghentikanku? Kalian anak-anak ingusan ini? Jangan bercanda. Ha ha ha! Kalian tidak tahu dengan siapa kalian berurusan!"Saat itulah Shaka membuat pengungkapan yang mengejutkan. "Jendral, gadis yang berdiri di hadapanmu adalah anak perempuan yang telah kau buang, A
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

82. Pusaran tornado

Di garis depan, Qu Cing berlari dengan langkah cahaya, bergerak seperti kilat di antara musuh. Ia mememukul dan menusuk, meninggalkan jejak kekacauan. Matanya bersinar menembus kelemahan musuh. Tongkat saktinya berputar di tangannya, memancarkan energi yang membelah udara.Sementara Bau Ba Chin, tak jauh dari Qu Cing, bergerak sejajar dengan langkah bayangan. Mereka berlari beriringan menembus pasukan dengan cepat hingga ke barisan belakang."Aku akan membantu An Cang menghadapi Jendral Tao Cang. Kau, siapkanlah serangan kejutan untuk melemahkannya!" ucap Bau Ba Chin kepada Qu Cing.Qu Cing mengangguk. "Cepatlah! An Cang dalam bahaya!" Matanya melihat gadis itu tengah kesulitan menggerakan tubuhnya.Bau Ba Chin pun melangkah lebih dulu menghampiri An Cang. Tepat waktu dia berdiri di depan gadis itu sebelum pedang mencapainya.“Tangan raja kegelapan!” Bau Ba Chin menahan ujung pedang dengan telapak tangan kosong. Perlahan, angin yang menyelimuti pedang, meraung pergi, terkikis digantik
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

83. Terjebak

"Bertahanlah!" teriak Bau Ba Chin memecah suara angin yang bergemuruh. Dengan segenap tenaga, ia menegakkan tubuhnya, mengeluarkan tongkat besi yang tersimpan dalam ruang hampa, dan mengerahkan energi kegelapan dari dalam dirinya. Tongkat besi itu, terurai menjadi aura kegelpan menciptakan barrier kuat di sekitar mereka. Namun, guncangan tornado semakin dahsyat membuat area pertempuran terombang ambing. Shaka pun membuat perisai untuk melindungi anak-anak yang berada di belakangnya. Adapun An Cang, berada di sisi Bau Ba Chin membantunya mempertahankan barrier. "Aku tak yakin bisa menahan serangan ini sampai akhir!" ujar An Cang dengan tubuh gemetar. Bau Ba Chin terdiam. Raja kegelapan berkata, "tidak ada cara. Dia benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengendalikan serangan ini. Kecuali ..." "Apakah benar-benar tidak ada harapan?" tanya Bau Ba Chin kepada sang raja kegelapan. "Satu harapan ada pada anak itu."Suara mendesing dari gerakan pedang tersapukan oleh denting
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

84. Kematian Tao Cang

Setelah menghimpun kekuatan hingga menguras seluruh energi spiritualnya, Thai Qu Cing membelalakan mata. Catatan KItab Sang Raja Kera telah membuka jurus baru. Ia dengan lincah menggerakkan jari-jemarinya, mengendalikan sang tongkat sakti."Rasakan ini Jendral Tao Cang! Putaran legenda sang raja tongkat!" seru Thai Qu Cing.Serangan itu diluncurkan dalam kilatan yang mengagumkan, sebuah tongkat cahaya berputar cepat melesat dengan kecepatan luar biasa, menembus udara seolah-olah waktu terhenti. Dengan setiap rotasi, ia memancarkan serpihan-serpihan cahaya yang berkelap-kelip, menciptakan jejak berkilau yang memukau.Ketika tongkat itu mendekati target, kilauannya semakin menyilaukan, membakar retina siapa pun yang menyaksikannya. Dalam sekejap, tongkat cahaya itu menembus tepat pada jantung Tao Cang, menghasilkan ledakan cahaya yang dahsyat, memancarkan gelombang energi yang menggetarkan seisi lingkungan, dan meninggalkan rasa hening yang mencekam di udara.Dalam sekejap, kekuatan Tao
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

85. Go Song

Qu Cing masih dalam keadaan tubuh yang sangat lelah, tidak ada tenaga untuk mencari masalah dengan anak-anak itu. "Biarkan saja mereka, kita harus secepatnya menemui Guru Lee," bisiknya kepada Bau Ba Chin.Akan tetapi, mereka tidak membiarkan Qu Cing lewat dengan mudah. Salah satu dari anak lelaki itu adalah Go Song, seorang tuan muda dari Keluarga Song. Suatu keluarga yang selalu meninggikan dan mengagungkan Jendral Tao Cang, sehingga Pemimpin Keluarga Song berhasil mendapat kepercayaan sang jendral menjadi kaki tangannya. Dia melangkah maju menghadang jalan Qu Cing dan Bau Ba Chin."Kenapa kau tak menjawab? Apa kau sudah merasa hebat hanya karena Kepala Perguruan Lee selalu memperhatikanmu?" Ia menantang, menunjuk-nunjuk dada Qu Cing dengan telunjuknya.Qu Cing berpaling. "Kau lah yang lebih hebat. Aku hanya beruntung," jawabnya tegas, berusaha menahan rasa lelahnya."Ck ck. Tampaknya dia takut padamu, Tuan Muda Song," celetuk anak lelaki di samping Go Song.Saat Qu Cing berbalik he
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

86. Keanehan sang walikota

Pagi itu, matahari mulai naik menerangi segalanya dengan sinarnya yang hangat. Di perguruan Long Ji, suasana tenang seolah menyelimuti area yang biasanya ramai. Nie Lee duduk di ruangannya merenungkan kepergian Qu Cing dan Bau Ba Chin yang menuju Kediaman Klan Hawa untuk berperang dengan Jendral Tao Cang. Kegelisahannya bertambah saat suara keras Gu Wang memecah keheningan. Dia berlari menghampiri Nie Lee dengan napas terengah-engah."Tuan Lee, celaka!"“Ada apa, Penjaga Gu?” tanya Nie Lee, merasa cemas melihat ekspresi panik di wajah sahabatnya.“Aku baru saja mendengar kabar buruk... tentang adik sepupu Anda!” jawab Gu Wang, suaranya bergetar.“Tera Phi? Apa yang terjadi?” tanya Nie Lee, hatinya berdegup kencang.“Seseorang menuduhnya telah melecehkan dan menghardik anak gadis dari Walikota Ni. Dan sekarang, Walikota Ni telah menetapkan hukuman penggal kepadanya!” seru Gu Wang, kesal dengan ketidakadilan yang menimpa adik sepupu Nie Lee yang masih muda.“Melecehkan? Itu tidak mungki
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

87. Teknik pengubah wajah

Di kediaman walikota, Roha Ni, yaitu si gadis yang menjadi korban berkata, "aku tidak yakin. Tapi, mereka benar-benar memiliki wajah yang sama persis. Jika memang bukan dia pria waktu itu, lalu siapa? Apakah dia memiliki saudara kembar?""Tidak, Nona. Saudara temanku tidak memiliki kembaran. Tapi, aku mengetahui bahwa ada suatu teknik yang bisa mengubah wajah seseorang," kata Gu Wang. Sebagai penjaga perpustakaan, Gu Wang memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang berbagai macam teknik."Teknik pengubah wajah? Jangan-jangan ..." Dahi gadis itu berkerut. Giginya menggertak merasa telah dipermainkan oleh seseorang."Ada apa, Nona? Apakah ada sesuatu lain yang mengganggu pikiran Anda?" tanya Gu Wang melihat gadis itu tampak gelisah.Roha Ni menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang bergejolak. "Tuan, ayahku adalah sosok yang bijaksana, selalu mendengarkan kedua belah pihak sebelum mengambil keputusan. Tapi sekarang, sikapnya sama sekali berbeda. Dia tidak mau mendeng
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

88. Mayat

Dengan mata cahaya tembus pandang, Qu Cing dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Nie Lee berkata bahwa anak itu bahkan bisa memprediksi kelemahan lawan, jika ia terus melatih kekuatannya.Nie Lee menatap tajam ke arah Walikota Ni yang berdiri di tengah kerumunan, kesadaran menyelimuti dirinya. "Aku sudah menduga, ada sesuatu yang tidak beres," gumamnya pelan. "Sejak aku melihatnya hari ini, aku merasakan aura yang berbeda. Dia tidak memiliki karisma sebagai pemimpin yang bijaksana; sebaliknya, ada ketidakpastian dan niat buruk yang terpancar dari wajahnya."Tanpa ragu, Nie Lee melangkah maju. "Master Pengubah Wajah, kedokmu sudah terbongkar! Aku sangat mengenal Walikota Ni. Apa kau pikir penyamaranmu ini sudah sangat sempurna? Beraninya melibatkan adikku yang tidak bersalah!" Seraya mengeluarkan energi spiritual yang begitu sejuk, elemen air berputar mengitari Nie Lee dengan begitu menakjubkan.Pria itu mengendalikan sang air berniat untuk membongkar kedok Mast
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

89. Kembali ke kelas

"Aaaaa! Ada mayat!"Kejadian itu membuat semua orang terkejut. Jeritan si wanita menggema di udara, dan orang-orang yang berkerumun segera berlarian menuju asal suara. Rasa penasaran dan ketakutan menyelimuti mereka.Terdengar asal suara itu dari seorang wanita yang keluar dari sebuah kandang kuda di dekat pelataran. Di sudut yang remang-remang, sosok yang tergeletak tak berdaya, tubuh pucat tak bernyawa.Itu adalah mayat Walikota Ni yang asli, mengenakan pakaian resmi yang kini telah ternodai oleh darah, karena beberapa tusukan dan sayatan pedang.Suasana menegangkan membuat Nie Lee, Qu Cing, Gu Wang, dan Roha Ni berdiri terpaku, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka lihat."Ayah!" Air mata Roha Ni mulai menggenang di matanya mendekati sosok yang tergeletak itu."Ini… benar-benar tidak terduga!" kata Gu Wang, mulutnya terbuka lebar.Qu Cing menelan ludah, pikirannya berputar cepat. Roha Ni berlutut di samping jasad ayahnya, tangannya gemetar saat menyentuh pakaian yang dulu begi
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

90. Ujian kekuatan mental

Di dalam aula besar perguruan, para murid berkumpul dengan penuh semangat sekaligus ketegangan. Di tengah ruangan berdiri Lou Tong, sang master ilusi. Matanya tajam, dan wajahnya selalu datar tanpa ekspresi. "Ujian ini akan menguji sejauh mana kalian mampu membedakan kenyataan dan ilusi," katanya. "Kalian akan menghadapi berbagai skenario, dari yang paling sederhana hingga yang paling berbahaya. Hanya mereka yang memiliki kekuatan mental luar biasa yang bisa bertahan hingga akhir." Satu per satu, para murid mulai diuji. Ilusi tahap awal cukup sederhana—melihat harta karun palsu, mendengar suara-suara aneh, atau merasa dikejar makhluk tak kasat mata. Namun, semakin tinggi tingkatnya, semakin nyata ilusi yang diberikan. Suasana semakin menegang. Para murid yang telah gagal terduduk lemas di sisi ruangan, sementara mereka yang masih bertahan mulai merasakan tekanan yang semakin kuat. Lou Tong, sang master ilusi, tetap berdiri dengan ekspresi datarnya, matanya meneliti setiap peserta ya
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
67891011
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status