All Chapters of BERITA VIRAL ISTRI DAN ANAKKU YANG JADI PEMULUNG: Chapter 31 - Chapter 40

79 Chapters

Kau perempuan pembawa sial!

Bayu tampak menghela napasnya berkali-kali. Sedangkan Amel menatap pilu ke arah sang suami. Amel seolah dapat merasakan apa yang dirasa oleh sang suami hanya saja mulutnya bungkam sebab tak tahu harus mengatakan apa. Amel sadar jika dirinya bersuara pasti akan menambah kemurkaan sang mertua. Bayu tanpa kata langsung menggamit tangan sang istri dan mengajaknya pulang. Namun, belum sempat Amel dan Bayu berbalik badan tiba-tiba saja Amel menjerit sebab ada yang menarik jilbab yang dikenakannya hingga membuat kepalanya mendongak. “Mbak Sita! Apa yang kamu lakukan! Lepaskan dia, Mbak!” teriak Bayu saat melihat ternyata kakaknya lah yang melakukan hal itu pada sang istri. “Gak akan! Gara-gara perempuan murahan dan rendahan ini keluarga kita jadi kacau balau seperti ini! Kenapa kau hadir di dalam kehidupan kami sih? Kenapa kau tak mati kelaparan saja sejak kemarin ha!”Bayu setengah mati mencoba memisahkan Sita dengan menarik tangan sang kakak dari kepala Amel, tetapi sia-sia. Tenaga Sita
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Arka kenapa?

“Dek.”“Ya, Mas.”“Kamu capek nggak?” tanya Bayu. Suara dan hembusan napas hangatnya menerpa tengkuk Amel dan tangannya memeluk pinggang sang istri dari belakang membuat bulu kuduk wanita itu meremang. Amel menggigit bibirnya kecil, ia paham ke mana arah ucapan sang suami. Hanya saja ia malu untuk memulainya terlebih dahulu. “Kenapa, Mas? “Emm aku pengen, boleh?”Amel mengangguk pelan. Bayu membisikkan kata ‘terima kasih’ kembali pada sang istri dan lagi-lagi hal itu membuat bulu roma Amel berdiri. Malam itu Bayu dan Amel kembali menyatukan cinta mereka dan menyelami indahnya lautan asmara. Suara-suara indah yang keluar dari kedua bibir mereka beriringan dengan suara jangkrik membuat malam itu semakin terasa syahdu. Bayu mengecup dahi Amel berkali-kali setelah pelepasan dirinya. “Semoga jadi adiknya Arka ya, Dek,” ucap Bayu saat membaringkan tubuhnya di samping sang istri. Masih dengan dibalut selimut, Bayu memeluk istrinya sembari sesekali menyeka keringat di wajah Amel. “Arka
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Polisi datang

Tidak lama setelah Arka di rontgen bl dan tes mantoux juga segala macamnya, akhirnya dinyatakan kalau Arka memang benar positif TB.“Ini, Pak, rekap hasil pemeriksaan anak Arka. Sebetulnya anak Pak Bayu dan Bu Amel sudah mengidap TB sejak lama tapi untungnya segera dibawa ke rumah sakit. Jadi saya sarankan untuk menjaganya dari polusi terutama asap rokok. Apakah pak Bayu merokok?” tanya DSA pada Bayu. “Kebetulan saya tidak merokok, Dok.”“Syukurlah kalau seperti itu. Meski penyebab utama penyakit TB pada anak biasanya dari penularan penderita lainnya tapi kemungkinan karena asap rokok maupun polusi juga bisa terjadi. Sebaiknya memang menjaga karena itu memang lebih baik. Ini resep obatnya silakan tebus di bagian farmasi. Saran saya juga sebaiknya Bapak dan Ibu mengurus asuransi kesehatan mandiri seperti BPJS atau bisa ke puskesmas dan melakukan pengobatan TB secara gratis. Karena Arka harus menjalani pengobatan selama 6 bulan berturut-turut. Dan lagi saran saya juga sebaiknya bapak
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Syarat 100 juta

“Ternyata omongan Sita bukan hanya gertakan sambal saja, Mas. Dia beneran serius dengan ucapannya. Gimana ini, Mas?” Miska dan Fahmi tentu gelisah. Jeruji besi dan dinginnya lantai penjara sudah menari-nari di pelupuk mata keduanya. “Mas, ini gimana? Kok kamu malah diam aja sih?” Miska menyentak sang suami dan menggoyang-goyangkan tubuh Fahmi. “Ck, ya mana aku tahu, Mis. Aku juga pikir Sita cuman gertak aja. Gak taunya beneran.”“Ya kamu mikir dong. Kan kamu suamiku jadi kamu harus bertanggung jawab sama ini semua. Aku gak mau ya kalau sampai tidur di penjara.”“Gimana kalau kita kabur aja? Kita bisa pergi lewat pintu belakang.”“Kali ini aku gak setuju sama idemu, Mas. Kalau ketahuan yang ada kena dor nanti kaki kita berdua. Ih amit-amit aku gak mau jadi pincang.”Di saat keduanya masih sibuk berdebat tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Tok. Tok. Tok. Suara ketukan itu semakin membuat Fahmi dan Miska memucat. Karena takut, pintu tidak kunjung mereka buka. Mereka melihat me
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Kamu tega, Mas.

Sita sudah menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Bu Tini jika memang ia ingin Fahmi dibebaskan dan tidak bisa diubah lagi. Keputusan Sita sudah bulat. Sita beranjak dari tempatnya berdiri, tetapi baru dua langkah ia kembali membalikkan badan. “Ibu masih bisa pikirkan lagi dan aku kasih waktu 24 jam saja. Setelah itu nggak akan ada lagi yang namanya toleransi.”Bu Tini tertunduk pilu mendengar keputusan Sita yang menurutnya sangat berat. Ada terbesit penyesalan dalam hatinya. Namun, apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur dan ia harus terima konsekuensinya. Siapa pun bila dikhianati pasti akan sakit hati. Setelah itu Sita kembali membalikkan badan lalu melangkah pergi. Bahkan, dia tidak sampai bertanya perihal di mana anak-anaknya. Untuk saat ini Sita memang lagi tidak peduli dengan kedua anaknya. Entah terbuat dari apa hati perempuan itu. Padahal biasanya seorang Ibu akan sangat berat bila berjauhan dengan buah hatinya. Namun lain dengan Sita, dia hanya memikirkan dirinya
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Tetangga baru

“Sudahlah Miska, kita butuh uang sekarang, apa kamu nggak mikir kalau kamu sedang hamil anak kita. Memangnya kamu mau mendekam di penjara lebih lama?” Miska menggeleng. “Nah, makanya ikuti saja kata Ibu atau tidur di penjara selama satu tahun kamu pilih mana? Aku juga ngerti perasaanmu tapi gak ada yang bisa kita lakukan selain menggadaikan tanah milik kamu toh itu juga pemberian dariku kan?”“Seandainya kita tidak pulang ke rumah orang tuamu, semua ini tidak akan terjadi.” Miska masih terus saja menyesali apa yang sudah terjadi pada dirinya. “Cukup Miska! Jangan menyalahkan aku lagi. Aku ajak kamu ke rumah ibu kan juga kamu yang mau. Apa kamu lupa kalau kamu yang pernah minta agar kita terang-terangan ke Sita soal hubungan kita? Sekarang udah begini, dia udah tau, kamu malah nyalahin aku. Kita berdua sama-sama salah, ngerti kamu!” bentak Fahmi pada Miska. Kesabarannya benar-benar setipis tisyu.***“Selamat siang, Ibu.” Suara bu Tini terdengar di depan pintu rumah seseorang. Kebet
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Nama saya, Mila

“Heh, orang baru ya?! Seharusnya sungkem dulu dong sama yang lebih senior di sini jangan main masuk aja! Dasar gak sopan!”Langkah Amel dan juga Bayu terhenti. Keduanya menoleh ke arah si pemilik suara. Tepat di sebelah kiri dinding rumah mereka berbatasan dengan rumah tetangga sebagaimana pada umumnya perumahan. Namun, dibatasi dengan dinding sebatas dada dan dikelilingi pagar berwarna putih. Semua memang sudah Bayu persiapkan sedemikian rupa agar saat istri dan anaknya datang sudah nyaman. “Maaf, ibu bicara sama kami?” tanya Amel pada perempuan paruh baya itu. Matanya sejak tadi menelisik pada barang-barang yang ada di tangan Bayu dan Amel. Dia juga menelisik penampilan Amel dari atas hingga bawah. Bibirnya yang bergincu merah juga komat kamit tak jelas. Entah apa yang dia gumamkan, tetapi jelas dari tatapannya wanita itu seperti tidak suka melihat kehadiran Bayu juga Amel. “Ya Iyalah, siapa lagi kalau bukan kalian! Kalian penghuni baru kan? Kalian pasti ngontrak di rumah itu ya?!
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Tetangga baruku ternyata ....

Wanita yang ditanyai Amel tersenyum lalu menjawab, “Ah maaf kalau kedatangan saya mengganggu, Mbak, ini ada gulai ayam kebetulan tadi saya masaknya kebanyakan. Sekalian mau kenalan, nama saya Mila, rumah saya persis di sebelah rumah mbaknya ini.”“Ah iya, kenalkan, nama saya Amelia biasa dipanggil Amel. Mari mbak Mila masuk.” Mila mengangguk, sebelum masuk ia menyerahkan mangkuk itu pada Amel. Amel berjalan di depan dan Mila mengekor di belakang Amel. “Silakan duduk, Mbak, maaf saya tinggal sebentar ke belakang mau bilas anak saya tadi habis makan.”“Ah saya mengganggu ya?”“Tidak kok, Mbak, kebetulan juga sudah selesai.”Setelahnya Amel menghampiri Arka dan meletakkan semangkuk gulai ayam itu ke atas meja. Setelah membasuh mulut dan tangan Arka, Amel juga menggantikan kaos yang dikenakan Arka sebab terkena ceceran makanan tadi. Setelah bersih Arka ia dudukkan di depan televisi sembari diberi mainan agar anak itu anteng sedangkan Amel menghampiri Mbk Mila kembali. Amel tidak perlu me
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Hati-hati

“Oke deh, Mil, kalo gitu. Berarti aku harus lebih hati-hati sama Bu Markonah ya?” Mila mengangguk.Semakin lama Amel dan Mila semakin akrab tanpa terasa malam semakin larut dan jam menunjukan pukul 19.40 hampir jam delapan. Di saat mereka masih asyik bercengkrama tiba-tiba terdengar suara dari arah luar. “Assalamualaikum.” Ternyata Bayu sudah kembali dari masjid. “Waalaikumsalam.” Amel dan Mila menjawab salam Bayu bebarengan.Bayu yang baru tiba di rumah sedikit terkejut ternyata ada tamu dan melirik ke arah wanita yang duduk di samping istrinya sekilas. “Mas Bayu udah pulang? Ini loh, Mas, tetangga sebelah kita.”“Sebelah kita kan yang tadi pagi absurd itu, lha ini kok beda?”“Ish, Mas Bayu nih, kan sebelah ada banyak ada kanan kiri depan belakang. Juga disebut sebelah.”“Jadi ini yang sebelah mana?”“Tuh sebelah kanan rumah kita.” Bayu mengangguk-anggukan kepalanya. Amel pun mengenalkan Bayu pada Mila dan Bayu menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan masing-masing saling m
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Perlawanan Amel

Langkah keduanya terhenti sesaat, lalu menoleh ke arah di mana suara itu berasal. Dan ternyata yang berteriak ‘mandul’ itu adalah Bu Nonok. Dia sama saja dengan Bu Markonah, sama-sama rempong dan suka mencari masalah.Entah dari arah mana dia, tetapi di tangannya sedang menenteng barang belanjaan yang pasti dari warung. Amel yang belum pernah bertemu dengan Bu Nonok jelas bingung. Tidak ada angin dan tidak ada hujan dan tidak ada petir kok tiba-tiba bicara seperti itu. “Sst, Mel, itu yang namanya Bu Nonok yang tadi malam aku kasih tahu ke kamu. Yang ini juga penyakitnya sama si Markonah. Dia seperti saudara dengan nenek lampir.” Amel mengangguk tanda ia mengerti apa yang dikatakan Mila sembari tertawa kecil.“Sini, Mel, jangan dekat-dekat sama dia, ntar kamu ketularan julidnya. Takutnya nanti mulutmu lama-lama mencos karena keasyikan julidin orang.” Mila menarik tangan Amel menjauh dari Bu Nonok agar tidak menghiraukannya. Mereka berniat untuk beranjak tetapi lagi-lagi bu Nonok ber
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status