All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia : Chapter 21 - Chapter 30

105 Chapters

Bab 21

Sedangkan di tempat lain, disebuah kediaman mewah nan megah, terdapat tiga orang yang sedang bersitegang. Mereka adalah sepasang suami istri serta anak kedua mereka. Fatiya dan Zafran tengah menatap tajam pada Reyna yang duduk di atas sofa di depan mereka. Setelah beberapa saat hanya keheningan yang melanda, Fatiya akhirnya menghela nafas frustasi seraya mengusap kasar wajahnya. Sedangkan Reyna masih memegangi kedua pipinya yang telah berwarna merah dan terasa perih. Reyna mengangkat wajahnya sedikit guna menatap kedua orang tuanya. Namun, ia kembali menunduk dengan cepat tak kala mendapati mereka berdua tengah menatapnya tajam. Ia tak berani menatap mereka. "Jelaskan," celetuk Zafran tegas dan penuh penekanan. "Bagaimana bisa ada janin dalam perutmu itu," imbuhnya. Mulut Reyna tertutup rapat. Ia tak mampu membuka mulutnya hanya untuk mengeluarkan suara. Tenggorokannya masih terasa tercekat karena menahan tangis. "Jawab!" bentak Zafran dengan tangan menggebrak meja di h
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

Bab 22

Jantung Nora berdetak kencang saat mendengar sebuah nama yang di katakan oleh Ayahnya. "Gian?" ulangnya. Ia takut pendengarannya salah tangkap. Terdengar helaan napas kasar lagi dari Ayahnya lalu mengatakan, "Benar Nora, Ayah juga tak habis pikir bagaimana mereka bisa melakukan hal itu. Maka dari itu, Ayah membutuhkan pertolongan suamimu nanti, pasti dia bisa melakukannya." Nora mengusap dadanya guna menenangkan sesuatu yang masih berdetak kencang di dalam sana. Matanya terpejam dengan mengatur napasnya perlahan-lahan. "Nanti akan aku sampaikan. Sekarang Reyna dimana?" tanyanya setelah merasa sedikit lebih tenang. "Ayah mengusirnya. Kamu pasti tahu bagaimana rasanya berada di posisi Ayah dan Bunda. Ayah menyuruhnya untuk menyeret pria itu kemari. Tetapi, entah dia bisa bertemu dengan Gian atau tidak setelah dia menghilang waktu itu." Nora mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku mengerti. Ayah memang harus memberinya pelajaran. Aku juga akan melakukannya nanti," ucapnya. Otaknya
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

Bab 23

"Dasar gelandangan!" seru suara seorang wanita yang tertangkap oleh pendengaran Reyna. Reyna membuka matanya dan pandangannya langsung tertuju pada seorang wanita yang memiliki badan gemuk tengah berdiri seraya berkacak pinggang. Terdapat sebuah gayung yang berada di genggaman tangannya. "Bangun!" teriaknya. Reyna seketika bangun dan duduk dengan tangan mengusap wajahnya yang basah. "Pergi dari sini! Jangan buat pelangganku mual melihat ada gelandangan di warung milikku!" Wanita yang di ketahui adalah si pemilik warung itu merasa marah akan keberadaan Reyna yang tertidur di kursi teras warungnya. Berdasarkan pengalamannya, ia sudah hafal akan gelandangan yang tertidur di teras warungnya akan meminta makanan tanpa mau membayar. Ia muak terhadap hal itu. Oleh sebab itu, ia mengusir seorang wanita yang ia pikir adalah seorang Belanda yang tengah tertidur. "Siapa kau!?" tanya Reyna marah saat sudah mendapatkan kesadaran sepenuhnya. Ia mengusap-usap rambutnya yang juga basah h
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

Bab 24

"Ken?" panggil Nora. Kenzo menoleh sekilas dan kembali memfokuskan perhatiannya pada jalan di raya di depannya. "Hm?" jawabnya. Nora tersenyum tipis. "Andaikan kau tahu apa yang telah aku alami." ucap Nora menggantung. Alis Kenzo terangkat. "Apa itu?" "Kau akan tahu nanti." Dengan senyuman masih menghiasi wajah cantiknya, Nora menatap ke arah jalanan. Namun pandangannya tertuju pada salah satu mobil yang tengah melaju di hadapannya. Ia sangat mengenali siapa pemilik mobil itu. Nora menyikut lengan Kenzo dengan pandangan masih tertuju ke arah depan. "Ken! Lihat! Itu mobil si berengsek!" seru gadis itu sambil menujuk mobil tersebut. Kenzo melihat mobil yang ditunjuk oleh istrinya. Ia mengangguk paham karena dirinya juga mengetahui berapa nomor plat mobil milik mantan kekasih istrinya ini. "Mau kemana mereka ya?" tanya Nora. Setelah ia mengamati, tidak hanya Gian seorang yang berada dalam mobil itu. Melainkan ada adiknya juga di sana. Kenzo tak menjawab. Pandangannya
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 25

Orang-orang semakin menatapnya khawatir. Nora menghentikan tawanya lalu menatap mereka satu persatu. "Aku tak seperti yang kalian pikirkan. Tenang saja, jauh sebelum kalian melihat apa yang mereka berdua lakukan, aku sudah melihatnya dengan kedua mataku sendiri." Nora menyeringai. Fatiya dan Zafran mengernyitkan keningnya. "Melihatnya? Kapan? Dimana?" tanya Fatiya bertubi-tubi. Nora menatap sang Bunda dengan lembut. "Di suatu tempat yang hina," jawabnya. Memang semenjak dirinya di masa lalu memergoki mereka berdua tengah memadu kasih, ia langsung menyebut rumah yang ia tinggali itu adalah sebuah tempat hina. Dimana hal-hal kotor terjadi di sana. Fatiya tak bertanya lebih lanjut. Sisi lain hatinya sudah lega di saat melihat putri pertamanya terlihat baik-baik saja akan pengkhianatan yang di lakukan adik kandungnya bersama sang kekasih. "Bunda tenang saja, aku sudah punya Ken, hehe." Nora tersenyum memperlihatkan giginya. Ia tersenyum gemas pada Kenzo dan mengacak-acak rambut t
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 26

Kenzo menatap Nora dengan wajah menelisik. "Aku bersungguh-sungguh Ken." Pemimpin mafia terkejam yang paling ditakuti itu terdiam sesaat menimbang-nimbang keputusannya. "Tetapi ini terlalu bahaya," ungkapnya. Nora tak putus semangat. "Apapun bahayanya. Aku yakin aku bisa melewatinya." "Baiklah," final Kenzo. Mata Nora berbinar. "Benarkah?" tanyanya memastikan. Kenzo mengangguk sebagai jawaban. "Terima kasih suamiku," ucap Nora dengan senyuman yang kelewat manis. Ia berjinjit dan meraih wajah Kenzo. Cup! Bibir Nora mengecup pipi sebelah kanan Kenzo. Setelahnya, ia menggandeng tangan Kenzo menuju keluar. "Ayo, dimana kamar kita?" tanya Nora sambil berjalan. "Mau melanjutkan hal tadi?" Kenzo balik bertanya. Nora melihat suaminya itu menyeringai sambil menatapnya. Nora menegang. .... "Aku lelah sekali kak, tolong berhenti," pinta Reyna yang sudah tergeletak tak berdaya di atas ranjang dengan Gian yang masih senantiasa bergerak di atasnya. "Sebentar lagi," j
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 27

"Bodoh! Banyak bicara! Aib keluarga! Memalukan!" seru mereka. Bagaikan di sambar petir di siang hari, Reyna amat terkejut mendapatkan sebuah tamparan keras yang mendarat di kedua pipinya. Telapak tangannya dengan refleks memegangi kedua pipinya yang langsung memerah dan terasa panas lagi perih yang amat terasa. Kedua Neneknya, baik Nenek dari pihak Ayah maupun pihak Bunda, mereka berdua lah yang telah menamparnya barusan. Kedua wanita yang sudah menginjak usia senja itu bersedekap dada dengan mata melotot tajam pada Reyna dan Gian. Gian, pria itu juga sama terkejutnya dengan apa yang baru saja dirinya dapatkan. Sebuah tamparan keras yang baru kali ini ia terima. Pria itu mengusap-usap kedua pipinya yang terasa perih. Dirinya telah sering mendapatkan luka pukulan, tetapi kali ini rasanya sangat berbeda karena di tampar oleh dua orang Nenek-nenek. "Dua manusia hina yang Kita tunggu-tunggu telah tiba!" seru salah satu dari mereka yang bernama Twilla dengan mengangkat kedua ta
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 28

"Dan, bukankah kau kekasih Nora?" lanjut pria tua itu bertanya. Deg! Jantung Reyna dan Gian berdetak kencang dan mendongak dengan cepat menatap Liavin. Pria tua itu tersenyum miring. "Untung saja Nora segera menikah dengan pria lain yang lebih segalanya di banding dirimu." Lagi-lagi Gian hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi. Ego-nya tergores ketika dia di banding-bandingkan dengan seseorang yang amat ia benci dan memang belum bisa ia tandingi. Pikiran Gian langsung teringat aksinya menyekap Nora beberapa hari lalu yang berujung ia kehilangan banyak sekali anak buahnya. Dan yang tersisa, ia bawa untuk membuat markas baru karena markas di dalam hutan itu telah hangus menjadi debu karena di bakar beserta semua isinya oleh anak buah Kenzo. Tetapi itu tak menjadikannya hilang rasa ingin memiliki Nora. Meskipun ia sudah mengalami hal yang tak dia inginkan, ia masih saja terobsesi dengan Nora. Padahal saat ini Reyna tengah mengandung anaknya, darah dagingnya sendiri. "Ben
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 29

Byur! Nora menyemburkan air dalam mulutnya ketika mendengar ucapan dari sang Nenek. "Uhuk! Uhuk!" Nora terbatuk-batuk dengan keras ketika air yang masuk ke dalam tenggorokannya seperti akan keluar kembali. "Pelan-pelan," ujar Kenzo. Tangan pria itu meraih sebuah tissue dan memberikannya pada Nora. Nora langsung menerimanya dan dengan cepat mengelap air yang telah membasahi area mulut hingga dagunya. "Kenapa terkejut begitu? Memang seharusnya kami para Nenek dan Kakek mu menerima Cicit. Semakin hari umur kami semakin bertambah. Apa kau tak ingin kami melihat Cicit kami?" tanya Twilla. Wanita tua itu saling lirik dengan suami dan kedua besannya. "Sepertinya itu benar sayang, kami juga menanti Cucu dari mu, kami tak ingin memiliki Cucu dari hasil hubungan gelap," sambung Fatiya di angguki Zafran. Nora menatap semua orang yang tersenyum kepadanya. Memberikan Cucu? Cicit? Apakah ia bisa? Apakah ia siap? Sepertinya belum, pikir Nora. Ia memaksakan senyumnya. "Semua itu akan t
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 30

"Mau main-main hm?" Kenzo kembali ke atas ranjang dan melakukan sesuatu pada istrinya yang jahil ini. Setelah selesai, ia meletakkan lipstik itu kembali di atas ranjang dan berjalan keluar dari dalam kamar. Setengah jam kemudian, Nora bangun dari tidurnya yang lumayan lama. Ia mengucek-ucek matanya seraya melirik sekitar. "Dimana Ken?" gumamnya saat tak mendapati keberadaan Kenzo di sampingnya. Ia pun beringsut duduk. Pandangannya tertuju pada lipstik miliknya yang semalam ia gunakan untuk melakukan sesuatu pada Kenzo. Senyumnya langsung terbit saat teringat wajah dingin Kenzo yang telah ia poles sedemikian rupa. Dengan tak sabar, ia turun dari ranjang, lalu keluar dari dalam kamar guna mencari keberadaan suaminya ini. "Itu dia," ucapnya saat melihat punggung suaminya. Ia telah duduk di meja makan yang dapat di lihat dari tangga tempat Nora berdiri saat ini. "Semuanya telah berkumpul, pasti seru," ia tersenyum geli dan melanjutkan langkahnya menuju meja makan. Tetapi
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status