Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia : Bab 11 - Bab 20

105 Bab

Bab 11

Seketika, mereka bertiga menegang saat mendengar suara Gian dari luar. Meski panik mereka tetap berusaha tidak menimbulkan suara. Nora memberikan kode agar Niel dan Zi bersembunyi, sementara Nora segera berjalan menuju pintu. Klek! Nora membuka kunci dan membuka pintunya sedikit. Terlihat Gian yang tengah berdiri di sana. Nora menyembulkan kepalanya melongok keluar. "Gian?" panggilnya. "Kau kenapa baby?" Gian yang hendak melangkah memasuki kamar di hentikan oleh Nora. "Jangan masuk dulu Gian! Em .... aku tengah membersihkan diri tadi dan belum sempat berganti baju." Nora beralasan. Gian justru menyeringai senang. "Baguslah aku akan masuk saja." Tubuhnya bergerak membuka pintu. Namun, Nora tetap menahannya. "E-eh! Gian tunggulah sebentar, kau tak ingin melihatku memakai lingerie merah di dalam lemari itu?" goda Nora dengan terpaksa. Matanya mengedip dengan genit. "Tenang saja, aku takkan melarikan diri seperti dalam pikiranmu itu," lanjutnya. Gian terdiam menimban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya

Bab 12

"Cuih!" Gian meludahkan wine dari dalam mulutnya. Hal itu sontak membuat Nora tersentak. Dalam pikirannya, apakah Gian telah mengetahui ia mencampurkan sesuatu ke dalam wine yang diminumnya? Nora menatap Gian dengan pandangan bertanya yang di balas tatapan intens dari Gian. "Kenapa?" tanya Nora. Terdengar napas Gian memburu dengan dada naik turun seperti menahan sesuatu. Pria itu mengusap bibirnya yang terdapat sisa-sisa wine. "Aku sudah tak tahan," jawab Gian disertai suara geraman seakan menahan sesuatu. Nora mengernyitkan dahinya bingung. "Ayo!" Gian tiba-tiba saja menarik tangan Nora. Nora yang tak siap pun, tak bisa menghindari tangan Gian yang mencekal lengannya. Prah! Gelas di tangan Nora jatuh dan hancur menjadi kepingan kecil. Itu disebabkan oleh sentakan Gian yang menarik tangannya. "Apa maksudmu?!" tanya Nora panik. Gian tak menjawab dan langsung menyeret Nora memasuki kamar. Tanpa aba-aba dia menjatuhkan tubuh Nora di atas ranjang. Nora m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-26
Baca selengkapnya

Bab 13

"Dor!" "Ah!" Tubuh Nora ambruk pada pelukan Kenzo. Saat melihat sebuah peluru akan meluncur mengenai Kenzo, refleks Nora berlari dan memeluk Kenzo guna melindungi pria itu dari tembakan yang diluncurkan. "Kenzo ..." lirih Nora dengan napas terputus-putus. 'Jangan ambil nyawaku dulu tuhan,' Nora berdoa dalam hati sebelum kegelapan merenggut kesadarannya. Tubuh Kenzo masih menegang karena terkejut akan adegan yang baru saja terjadi dihadapannya. Ia langsung mendekap erat tubuh Nora yang sudah ambruk tak sadarkan diri dalam pelukannya. "Nyonya!" teriak para anak buah Kenzo saat melihat sebuah peluru mengenai punggung Nora. Darah langsung merembes dari sana menembus kimono putih yang ia pakai. Pandangan Kenzo menajam dengan rahang mengeras. "Tangkap dia!" perintahnya pada para anak buahnya yang langsung dilaksanakan oleh mereka. "Nora!" panggil Kenzo. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyangga dan tangan kirinya ia gunakan untuk meraih kepala Nora guna melihat wajahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-27
Baca selengkapnya

Bab 14

Kenzo menahan napasnya saat melihat alat pendeteksi itu menunjukkan garis lurus. Kenzo segera memencet tombol pemanggil Dokter yang berada di tembok hingga berulang kali. "Nora!" panggil Kenzo dengan suara keras. Hingga menyebabkan Fatiya dan Adenna terkejut bukan main. Brak! Dokter muncul dari balik pintu dengan diikuti beberapa perawat. Mereka segera mengambil tindakan pada Nora. Tiiittt! Alat itu masih berbunyi nyaring yang menyebabkan suasana kian bertambah panik. "Dokter! Napas masih ada! Detak jantung melemah!" seru seorang perawat. Dokter pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya. "Pacu jantung pasien!" perintahnya. Mereka semua Segera bergerak untuk memacu detak jantung Nora yang kian melemah. "Ya tuhan," gumam Adenna. Sedangkan Fatiya masih terdiam. Ia masih belum mencerna hal yang terjadi dihadapannya. Kenzo meremas rambutnya gelisah. Matanya menatap tindakan para tenaga medis yang sedang tergesa-gesa namun tetap profesional. "Nadi pasien semakin melem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Bab 15

"Mau bermain-main, hm?" Seketika semuanya menegang saat mendengar suara rendah Kenzo. Mereka semua tahu apa yang dimaksud oleh Kenzo. Perlahan Kenzo melangkah mendekati para anak buah Gian yang sudah sangat tegang. Raut pias sangat terlihat jelas dari wajah mereka. Kenzo masih terdiam selama beberapa detik untuk mengawasi ekspresi ketakutan yang di perlihatkan mereka semua. Tangan mereka diikat dan di gantung dengan rantai besi. Mereka yang berjumlah kurang lebih lima belas orang di jajarkan dalam satu barisan. Kenzo membalikkan badannya dan melangkah menuju sebuah lemari yang berisi berbagai macam alat untuk 'bermain' tersebut. Tangannya mengambil sebuah belati berukuran sedang tapi sangat tajam. Ia membawanya mendekati anak buah Gian kembali. "Bagaimana?" tanya Kenzo dengan tatapan tajam. Mereka semua menunduk. Tidak ada yang berani melihat Kenzo secara langsung. Nyali mereka ciut dalam sekejap. "Katakan!" bentak Kenzo membuat para anak buah Gian tersentak kaget. Tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-29
Baca selengkapnya

Bab 16

"Aku ...." Kenzo menarik napasnya dalam-dalam. "Aku berhutang nyawa padamu. Maka dari itu, aku akan melindungimu sepenuhnya," katanya. Rasanya Nora ingin tertawa terbahak-bahak, mengejek dirinya sendiri. 'Kenapa bisa aku berpikir dia akan mengungkapkan rasa cinta? Rasanya itu hal yang mustahil. Aku saja yang terlalu percaya diri,' batin Nora. Sedangkan anggota keluarga yang lain tersenyum melihat hal itu. Mereka pikir Kenzo dan Nora akan menjadi suatu hubungan layaknya suami istri sungguhan meskipun mereka belum saling mencintai. "Maafkan aku .... Dan terima kasih," ucap Kenzo lagi. Nora hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Nora terkekeh dalam hati. Ke mana Kenzo yang dingin itu? "Air," pinta Nora. Dibanding mendengarkan Kenzo berkata manis, ia lebih menginginkan meminum air. Tenggorokannya terasa sangat kering saat ini. Dengan sigap Kenzo mengambil air yang berada di atas nakas. Pria itu menahan tubuh Nora dan membantu sang istr untuk minum. Setelah selesai, ia k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Bab 17

"Kakak!" teriak seseorang sembari berjalan mendekati Nora dengan ekspresi sedih. Orang itu langsung memeluk Nora. Dapat Nora rasakan orang itu menangis. "Kakak kenapa bisa seperti ini? Aku telah pulang dan ingin memberikan kakak kejutan dan kini justru aku yang terkejut melihat kondisi kakak." Benar. Nora tidak sedang bermimpi sekarang. Orang yang tengah memeluknya kini adalah Reyna, adiknya. Adik yang begitu jahat dan tega kepadanya di kehidupan sebelumnya. Meskipun merasakan Reyna tengah menangis, Nora tak bereaksi apa-apa. Ia hanya diam dan menunggu tangisan Reyna reda. Ia tak tahu Reyna tengah menangisi kondisinya sekarang, ataukah ada hal lain yang membuatnya bersedih. "Aku sangat merindukan kakak, setelah kita berpisah tiga tahun lamanya dan tidak bertemu sama sekali, sekarang aku bisa melihat kakak lagi. Tapi, aku sangat sedih melihat kakak seperti ini." Reyna terus menangis seolah sangat bersedih akan hal yang menimpa Nora. Suara tangisan Reyna yang keras membuat tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-01
Baca selengkapnya

Bab 18

"Apakah ini keluarga ibu hamil bernama Reyna?" Deg. Pertanyaan suster itu membuat semua yang mendengar terkejut. Terutama Zafran dan Fatiya. "Maaf, maksud suster Reyna siapa?" tanya Fatiya. Meskipun tangannya sudah gemetar, ia mencoba untuk menenangkan diri. Wanita itu berjalan mendekati sang suster yang masih berdiri di ambang pintu. "Reyna Alesha, saat ini dia sedang berada di unit gawat darurat. Saya mendapati Nona Reyna tengah di lobi dan mengeluh pusing. Setelah beberapa saat Nona Reyna jatuh pingsan. Segera saya membawanya Ke UGD dengan dibantu dua orang perawat. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata Nona Reyna tengah mengandung dengan umur kandungan empat bulan," jelas suster itu panjang lebar. Fatiya mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh sang suster. Apakah benar? Ibu hamil yang di maksud adalah Reyna putrinya? Wanita setengah baya itu tak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelasan dari suster. Zafran mendekat dan menyentuh pundak istrinya yang masih sanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-02
Baca selengkapnya

Bab 19

Plak! Sebuah tamparan berhasil Bunda layangkan pada putri bungsunya. Sementara itu, Reyna menyentuh pipi kanannya yang terasa panas dan perih. Beberapa saat terdiam, Reyna menatap sang Bunda dengan tatapan bertanya. Terlihat wajah Fatiya yang telah memerah dan menatap tajam pada Reyna. "Memalukan!" cerca Fatiya dengan napas tercekat. Tenggorokannya terasa seperti di cekik oleh sebuah tambang. Plak! Plak! Plak! Belum cukup hanya dengan satu tamparan, Fatiya mengangkat tangannya lagi guna menampar kedua pipi Reyna secara bergantian. "Bunda! Sakit!" jerit Reyna. "Ibu tolong tenang!" seru salah satu suster sembari menenangkan Fatiya yang dilanda marah. Tangan suster itu merangkul pundak Wanita setengah baya tersebut. Namun bukannya merasa tenang, Fatiya justru semakin meradang. Hatinya teramat sakit sekaligus merasa malu luar biasa. "Akan diletakkan di mana wajahku, hah!? Ini balasanmu untukku yang sudah melahirkan mu Reyna!?" teriak Fatiya sembari meronta untuk dilep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-03
Baca selengkapnya

Bab 20

"Akhh!" Nora berteriak kesakitan. Bukan karena lehernya dicekik oleh Gian. Tetapi, karena dirinya jatuh ambruk di atas tanah yang terjal lagi keras seperti batu. Nora menatap sekeliling dengan was-was dan bingung. Ia terkejut ketika mendapati dirinya tiba-tiba berpindah tempat. Ia melihat sekitar yang merupakan area pegunungan yang sunyi, sepi, lagi gelap. Awan hitam menghiasi seluruh permukaan langit. "Di mana aku?" tanya Nora pada diri sendiri. Ia merasakan mulutnya dapat ia gerakan dan mengeluarkan suara. Ia mengangkat kedua tangannya dan kedua kakinya secara bergantian. "Aku bisa menggerakkan tubuhku." Tatapan Nora beralih pada pakaian yang ia gunakan. Dress putih panjang polos menjadi penutup tubuhnya saat ini. "Apakah aku sudah mati?" gumamnya saat merasakan suasana yang amat sepi dan seperti bukan di bumi. "Ini mimpi atau nyata?" Tak lama, ia melihat awan hitam di atas sana mulai terbelah dan muncullah sebuah cahaya berwarna putih yang amat terang. Nora mengangkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status