Home / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Diam-Diam Jatuh Cinta: Chapter 181 - Chapter 190

384 Chapters

Perkara Wanita

Waktu berlalu tanpa terasa. Anak-anak Javas dan Zoia sudah beranjak remaja.“Baik, Bu, saya minta maaf atas kelakuan anak saya. Saya janji kejadian ini tidak akan terulang lagi.”“Semoga ya, Bu. Masalahnya kejadian ini sudah terjadi berulang kali, bukan hanya sekali atau dua kali. Dan itu sudah sangat mengganggu kenyamanan para siswa lainnya.”Zoia tersenyum canggung sambil berjabat tangan dengan perempuan di hadapannya, kemudian keluar dari ruangan.Zoia baru saja bertemu dengan guru BK Bjorka. Ini bukanlah untuk pertama kalinya Zoia berhadapan dengan orang yang sama, tapi sudah kali kesekian atas hal yang serupa.Kemarin Zoia mendapat surat panggilan dari sekolah karena Bjorka berkelahi dengan temannya. Dan yang membuat Zoia tidak habis pikir penyebabnya adalah karena perkara wanita.Masuk ke mobilnya, Zoia menyalakan mesin, tapi tidak langsung melaju. Deringan ponsel di dalam tas membutuhkan jawaban darinya.Papanya anak-anak calling.Zoia memang menamakan Javas dengan ‘Papanya ana
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Istriku Jago Berkuda & Papaku Posesif

Rintik gerimis belum berhenti dari tadi. Sudah berjam-jam lamanya titik-titik air itu turun membasahi bumi. Biasanya hujan kecil seperti itu berlangsung jauh lebih lama dari hujan deras. Di dalam sebuah rumah seorang laki-laki berjalan mondar-mandir sejak tadi seperti cacing kepanasan. Berulang kali ia melihat Richard Mille di pergelangan tangannya lalu memandang titik-titik hujan yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Semua ini membuat hati lelaki itu galau bukan main. “Jav, kamu kenapa sih dari tadi aku perhatiin mondar-mandir kayak setrikaan rusak?” Javas—lelaki itu memandang pada istrinya yang baru saja tiba di dekatnya. “Udah sore begini tapi Arimbi masih belum pulang juga. Mana lagi hujan.” Ia menjawab menyebutkan hal yang menjadi penyebab kegelisahannya. “Ini kan baru jam lima,” jawab Zoia setelah memandang jam dinding untuk memastikan waktu saat ini. “Tapi dia kan udah pergi dari tadi.” “Astaga, Jav! Seingatku Arimbi minta izin keluar baru dua jam yang lalu.”
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Season 2 (Zach & Zola) - Sagami 0.01

ZOLAAku yang berbaring dengan tubuh terbuka di sebelah Zach tanpa sengaja ikut melihat layar ponsel kekasihku itu dan menyaksikan sendiri nama yang tertera di layar.Cassandra?Dahiku berkerut dalam memikirkannya. Siapa Cassandra yang saat ini sedang menelepon kekasihku? “La, boleh aku terima telfon sebentar?” Zach meminta izin sebelum menjawab panggilan tersebut.Dan aku bukanlah kekasih egois yang posesif. Maka aku menganggukkan kepala memberi izin pada Zach untuk menerima panggilan tersebut.Dengan tubuh tanpa busana Zach turun dari ranjang lantas berjalan menjauh ke sudut kamar. Lelaki itu berdiri di dekat jendela lalu menerima telepon di sana.Di atas ranjang, aku menarik selimut guna menutupi tubuhku yang terbuka. Sedangkan sepasang mataku mengunci punggung Zach yang menelepon membelakangiku.Dalam diam aku lantas berpikir, siapa Cassandra sebenarnya? Kenapa untuk menerima telepon darinya Zach harus menjauh? Seberapa penting percakapan mereka? Begitu rahasiakah?Cukup lama Zac
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Untuk Apa Lagi Dipertahankan?

Everyone is a moon and has a dark side which he never shows to anybody.-Mark TwainZOLAKatanya, setiap orang bagaikan bulan. Mereka memiliki sisi gelap yang tidak pernah ditunjukkan pada orang lain.Apakah benda yang saat ini berada dalam genggamanku merupakan salah satu sisi gelap itu?Aku tahu persis apa yang saat ini kupegang. Tapi tetap saja mulutku melontarkan kalimat menanyakannya pada Zach yang saat ini sedang berdiri terpaku di depan pintu kamar mandi.“Zach, ini apa?” tanyaku sambil menunjukkan benda di tanganku.Zach tampak terkejut tapi hanya sesaat. Setelahnya dia tetap terlihat tenang dan melangkah mendekat padaku. “Kamu dapat dari mana?”Aku menunjuk backpack hitam milik Zach yang berada di nakas. Tadi karena ponsel Zach terus berbunyi aku membuka tasnya dan tanpa sengaja melihat pengaman laki-laki yang juga berada di sana.“Jadi kamu meriksa tas aku?” Zach terdengar tidak suka dari nada suaranya.Apa dia menganggapku lancang?“Nggak. Aku nggak meriksa tas kamu. Tapi
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Meminta Kepastian

ZOLAZach sudah pergi sejak bermenit-menit yang lalu. Dan aku masih di sini, berdiri di dekat pintu seperti orang bingung. Zach seakan ikut membawa akal sehatku pergi.Apa tadi Zach baru saja memutuskanku?Menyakitkan sekali caranya. Setelah meniduriku lalu pergi begitu saja? Mencium keningku sambil mengucapkan kata-kata yang …Aku tidak tahu apa yang tadi merupakan kalimat perpisahan atau peringatan besar untukku.“Mbak Ola, kenapa malah bengong di sini?” Tiba-tiba Zeline muncul mengagetkan, menangkap basah saat aku masih berdiri bengong.Aku terkesiap, lalu menjawab pertanyaannya, “Ini mau nutup pintu.”“Memangnya siapa yang datang, Mbak? Ada tamu?”Aku terjebak oleh jawabanku sendiri karena kini Zeline tengah menatapku penuh selidik.“Nggak ada siapa-siapa, tadi Mbak cuma mau ngeliat ke luar.” Aku menjawab lalu mengalihkan obrolan agar dia tidak curiga. “Udah pulang jalan?”Tapi Zeline tidak menggubris pertanyaanku. Hidungnya mengendus-endus seperti anjing pelacak saat berbaring
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Just In Case

ZOLAKakiku mundur selangkah kala melihat siapa yang saat ini sedang berdiri di hadapanku setelah membukakan pintu untukku.Dia bukan Zach melainkan seorang cewek cantik berambut burgundy yang tingginya hampir sama dengan Zach.Dengan refleks mataku menatap ke arah pintu mencari tahu apa aku tidak salah kamar. Dan ternyata sesuai dengan nomor kamar yang seharusnya kutuju. Ini memang kamar yang dikatakan Tante Rosella. Ini kamar Zach seharusnya. Tapi kenapa malah perempuan ini yang muncul? Kenapa bukan Zach? Apa tadi Tante Rosella keliru dan mengatakan nomor kamar yang salah?Perempuan di hadapanku menatapku penuh tanda tanya. Tubuh menjulangnya membuatku merasa kerdil. Dadanya yang membusung membuatku merasa insecure dengan ukuran dadaku sendiri.“Room service?” tanyanya padaku.Aku menggeleng cepat sembari berpikir bagaimana bisa dia mengira aku adalah room service hotel ini. Aku juga tidak memakai seragam pekerja hotel.Aku baru akan menanyakan apa ini kamar kekasihku ketika suara s
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Nikahi Aku

ZOLATawa cekikikan Zeline sayup-sayup menyapa telingaku. Perlahan kelopak mataku pun terbuka. Ternyata aku tertidur entah berapa lama.Zeline yang sedang menelepon dengan seseorang yang tidak kutahu siapa adalah sosok pertama yang tertangkap oleh netraku.Perlahan ingatan tentang kejadian tadi siang mulai menggerogoti kepalaku dan membuatku ingin tidur selamanya.“Mbak Ola lama banget tidurnya,” kata Zeline setelah selesai menelepon.Aku menggeliat meregangkan otot-otot yang kaku. Biasanya setiap ada masalah pelampiasanku adalah dengan tidur yang lama karena saat bangun setelahnya pikiranku kembali jernih meski masalah tersebut tidak selesai. Namun, saat bangun kali ini pikiranku masih sekusut tadi alih-alih akan jernih.Tadi setelah bertengkar dengan Zach aku lari ke kamar lalu menangis diam-diam hingga akhirnya tertidur. Hanya Zach satu-satunya laki-laki yang mampu membuatku meneteskan air mata. Dulu mantan pacarku juga sering membuatku marah karena sikap posesifnya yang menyebalka
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Jawaban Zach

ZOLA Zach membalas tatapan intensku padanya tanpa sepatah kata pun yang mampu terucap dari bibirnya. Mungkin dia terlalu syok mendengar ajakanku untuk menikah. Usiaku baru dua puluh dua tahun. Pernikahan tidak pernah ada dalam rencanaku dalam waktu dekat ini. Namun, setelah segala yang terjadi yang mengguncang ketenangan hidupku, aku merasa kali ini akulah yang harus berjaga-jaga. Hidupku tidak akan aman berjauhan dengan Zach selagi di dekatnya ada perempuan lain yang mendampingi hampir dua puluh empat jam. “Zach …” Aku mengusap pipinya agar menjawab pertanyaan dariku. Zach terkesiap, lalu menurunkanku dari atas tubuhnya. Dia duduk, aku pun duduk di dekatnya. Zach menatapku lekat sambil berkata, “Zola, kamu tahu sendiri kan sebesar apa rasa sayang dan cintaku buat kamu?” Aku tidak menjawab. Di dalam hati aku mulai menerka ke mana arah pembicaraan Zach. Kekasihku itu kemudian melanjutkan perkataannya. “Kamu nggak usah meragukan perasaanku buat kamu, La. Sejak pertama bertemu da
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

The Fucking Dinner

#ZOLAAku menahan langkah di tempatku berdiri saat melihat ada Cassandra di tengah-tengah keluargaku dan keluarga Zach. Dia tampak sangat akrab dengan Tante Rosella seakan sudah saling kenal sejak lama.Apa Zach yang mengundang Cassandra ikut dinner dengan kami? Bukannya ini adalah acara keluarga? Sejak kapan Cassandra menjadi keluarga?Rasanya aku ingin kabur dari tempat ini dan kembali ke kamar. Namun, belum sempat niatku itu terlaksana, Mbak Zoia keburu memanggil dengan melambaikan tangannya padaku.Aku terpaksa mendekat dan bergabung dengan mereka.“Zach mana, La?” tanya Mbak Zoia setelah aku duduk di sebelahnya.“Lagi sama Mas Javas, Mbak. Tadi aku disuruh duluan ke sini,” jawabku memberitahu sesuai dengan yang dikatakan Mas Javas tadi.Mbak Zoia masih ingin mengobrol denganku ketika Bjorka merengek minta digendong.“Zola, udah kenalan sama Kessi? Dia temennya Zach.”Aku mengalihkan perhatian pada Tante Rosella yang mengajakku bicara. Di sebelahnya Cassandra melempar senyum padak
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Let it Go

ZOLAAku berusaha kuat untuk tidak menangis di depan Zach walaupun saat ini hatiku sakit bukan main. Zach melukaiku lagi dengan cintanya.Zach benar. Untuk apa dipertahankan karena nyatanya aku memang sudah tidak bisa lagi meercayainya. Tidak hanya aku, tapi dia pasti juga akan tersiksa.“Oke,” jawabku tegas menyetujui keputusannya.Setelahnya pintu kututup dengan paksa. Aku tidak tahu lagi apa yang dilakukan Zach di luar sana. Mungkin dia langsung pergi dari kamarku. Bukankah dia memang ingin meninggalkanku?Aku tidak peduli.Langsung kubuka scarf sialan yang seakan ingin mencekik leherku. Dengan geram kupandangi tanda kehitaman di leher yang entah kapan akan mengilang. Bukan hanya ada di leher, tapi bekasnya ada di mana-mana, hampir di seluruh tubuhku. Kalau sebelumnya aku senyum-senyum sendiri memandanginya, maka kali ini aku merasa benci dan ingin marah melihatnya.Sambil membuka pakaian, kupandangi satu demi satu tanda hitam yang katanya tanda kepemilikan itu.“Tanda kepemilikan
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status