Home / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Diam-Diam Jatuh Cinta: Chapter 111 - Chapter 120

384 Chapters

Gulanya Ada Di Sini

Zola menatap Zoia sesaat, sulit untuk percaya jika kakaknya itu mengizinkannya pergi dengan Zach. Pasalnya, Zach adalah orang baru bagi Zola. Dan berdasarkan kebiasaan yang sudah-sudah, anggota keluarganya paling susah memberi kepercayaan pada Zola untuk jalan dengan orang baru.“Kok malah bengong? Tunggu apa lagi?” tegur Zoia karena Zola masih berdiri menatapya. “Nanti keburu antrinya panjang atau malah tutup bengkelnya.”“Kalau gitu aku pergi ya, Mbak Zoi, Kak Aca.” Zola meminta izin dan memandang keduanya secara bergantian.”Khanza tersenyum pada Zola, “Hati-hati, La,” jawabnya kaku dengan lidah kelu.Entah kenapa Khanza merasa tidak suka Zola dekat-dekat dengan Zach. Dan Zach juga tampaknya dengan begitu mudah akrab dengan Zola, sedangkan ini baru hari pertama. Apa kabar kalau Zola lama di sini? Apa yang akan terjadi?“Zoi, Zach bukannya lagi ada job ya? Kok lo suruh ke bengkel?”“Habisnya mau suruh siapa lagi? Ka
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Udah Nggak Sabar Pengen Make Kamu

Javas sengaja cabut lebih awal dari kantor sore ini. Dari sana ia langsung meluncur ke kantor Zoia. Sebelumnya Zoia menelepon bahwa ia akan pulang pakai taksi karena mobilnya masih di bengkel. Javas melarang Zoia dan mengatakan akan langsung menjemput dan mereka pulang dari sana. Javas tidak masuk ke kantor Zoia, ia menunggu di mobil. Hanya menanti lebih kurang lebih lima menit istrinya itu pun muncul. Zoia berjalan dengan langkah biasa tapi sepasang mata yang dimiliki Javas bisa menembus apa saja. Bahkan dalam pandangannya Zoia terlihat seperti tidak menggunakan pakaian. Otaknya memang sekotor itu. Tapi tidak ada salahnya kan? Zoia kan istrinya sendiri. Apa salahnya berfantasi dengan istri sendiri?Javas tersenyum sendiri membayangkannya. Sampai ia tersentak saat mendengar pintu dibuka lalu ditutup. Zoia sudah masuk ke mobil.“Zola mana, Yang? Nggak ikut sekalian?” tanyanya karena Zoia hanya sendiri. Javas tidak tahu bahwa Zola juga ikut ke bengkel. Pikirnya mobil itu ditinggal di b
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Modus

“Kamu mau ke mana, Jav?” panggil Zoia saat Javas bergerak akan keluar dari kamar.“Mau ke depan dulu, Zoiang.”“Ke depannya kayak gitu?” ujar Zoia kaget sambil menunjuk perut Javas dengan dagunya.“Shit!” Umpatan meluncur lancar dari mulut lelaki itu ketika menyadari saat ini ia hanya menggunakan pakaian dalam.Zoia tertawa dan tidak bisa membayangkan betapa malunya jika Javas sampai keluar hanya dengan segitiga navy-nya.Javas mengambil celana pendek sepaha beserta baju kaos Pull&Bear dari dalam lemari lalu memakainya.“Nggak sabaran amat mau ketemu sama Zola, kenapa sih?”“Penasaran aja sama mobil kamu. Aku mau ngetes setirnya masih berat apa nggak." Javas menyebut alasannya.Zoia membiarkan Javas keluar dari kamar. Ia memilih mengistirahatkan diri. Punggungnya terasa sakit, mungkin karena hari ini kebanyakan duduk dan kurang bergerak.Sementara itu di halaman rumah Zach dan Zola baru saja tiba. Tadi mereka antri lama di bengkel dan sempat ada drama dengan salah satu mekanik. Mekani
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Hidup Itu Pahit, Yang Manis Hanya Javas

Javas masuk ke kamar membawa muka kesal. Ia langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang tepat di sebelah Zoia.“Gerah, Jav,” kata Zoia memprotes saat Javas mengunci dengan lingkaran tangan dan kakinya.“Cuma mau peluk masa nggak boleh.” “Ntar keenakan peluk-peluk kamu jadi pengen lagi kayak kemarin.” Zoia menepis tangan Javas dari badannya. Namun usahanya sia-sia karena baru lepas dua detik Javas kembali mengaitkan lengannya. “Aku nggak mau ya disuruh hisap-hisap lagi,” berengut Zoia.“Emang kenapa nggak mau hisap-hisap?”“Soalnya kamu lama banget, mulut aku sampai kram.” Tanpa sadar Zoia memuji Javas yang tahan lama saat bercinta dengan cara apa pun.Javas tertawa narsis. "Ya mau gimana lagi kalau faktanya aku memang se-wow itu. Lagian jalan satu-satunya kan cuma begitu. Kan kamunya belum bisa dipake.” Javas mengerling nakal yang seketika langsung mendapat serangan cubitan. “Duh … duh … duh … sakit. Punya istri cuma
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Aku Ke Rumah Sekarang

Hari ini adalah hari kelima Zola berada di Jakarta dan hingga kemarin kegiatan Zola adalah mengikuti Zoia setiap hari ke kantornya. Biasanya jauh sebelum Zoia dan Javas bangun Zola sudah lebih dulu membuka mata. Gadis itu membantu membersihkan rumah, menyiapkan sarapan atau mencuci piring. Atau jika sudah kedahuluan Orin Zola akan membersihkan kamarnya sendiri.Tapi pagi ini berbeda. Di saat Zoia sudah siap-siap berangkat Zola masih belum keluar dari kamar.“Yang, Zola hari ini nggak ikut ngantor?” tanya Javas di ruang makan. Pagi itu mereka hanya sarapan berdua. “Nggak tahu, dari tadi aku belum ngeliat dia.” Zoia mengangkat bahu sambil menyuap overnight oatmeal-nya.“Lihat ke kamar gih,” suruh Javas. Javas tahu kebiasaan adik iparnya yang selalu bangun lebih pagi darinya dan Zoia. Jadi wajar jika ia merasa penasaran.Menuruti perintah suaminya, Zoia meninggalkan ruang makan kemudian melangkah ke kamar adiknya.“La, kamu udah bangun, Dek?” Zoia mengetuk pintu dengan buku jarinya.Tid
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Mumpung Nggak Ada Mas Javas

Waktu saat itu menunjukkan pukul sembilan pagi lewat dua puluh menit. Rumah itu sunyi ditinggal penghuni utamanya beraktivitas. Hanya ada seorang gadis muda dan perempuan di ujung tiga puluhan di sana. Mereka adalah Zola dan Orin.Zola masih meringkuk di tempat tidur. Meskipun sudah menenggak pil yang diberi kakaknya tapi berat di kepalanya tidak kunjung hilang. Hanya panas tubuhnya yang berangsur reda.Aroma cairan pencuci lantai perlahan menguar dan terhirup oleh hidung Zola. Mungkin saat ini di luar sana Orin sedang mengepel lantai.Mengabaikan bau itu, Zola kembali memejamkan mata, berharap kali ini bisa tidur. Zola sudah mencobanya sejak tadi, namun ia gagal. Kepalanya yang berat seolah akan pecah.“Enaknya kalau sakit kayak gini ada yang mijitin,” gumamnya pelan.Tadi sempat terlintas di pikirannya untuk meminta bantuan Zoia. Tapi melihat Zoia terburu-buru, Zola mengurungkan niatnya.“Mbak Zola!” Kelopak mata Zola terbuka perlahan saat mendengar ketukan di pintu disertai suara
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bertemu Lagi

Zoia sedang mengemasi pakaian dan barang-barang lainnya ke dalam koper. Besok mereka akan berangkat ke Bali dalam rangka memanfaatkan voucher yang diberi salah satu klien Shannon Wedding. Tidak hanya berdua dengan Javas, Zoia juga mengajak Zola. Akan tetapi Zola yang tidak mau sendiri malah mengajak Khanza dengan alasan, “Aku nggak mau jadi obat nyamuknya Mbak Zoi dan Mas Javas.”Zoia tidak mungkin menolak. Dan kebetulannya lagi Khanza setuju ikut dengan mereka.“Camera check, power bank check, sunblock check.” Zoia mengabsen satu per satu item yang akan dibawanya. Namun sebuah suara menyela di belakang membuat Zoia menoleh ke arah tersebut.“Bikini belum.”“Ingatnya cuma bikini.” Zoia mendelik pada Javas yang mengerling nakal padanya.“Kan itu yang paling penting,” jawab Javas tidak mau kalah.“Nih udah.”Javas tertawa saat Zoia menunjukkan koleksi bikini musim panasnya yang berjejer rapi di dalam koper. A
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Javas Mulai Lelah

“Mbak Zoi kenapa sih diam mulu dari tadi?” tegur Zola begitu mereka berada di dalam mobil yang akan membawa ke penginapan. Sejak tadi Zoia mengunci mulut di saat Zola dan Khanza sibuk mengomentari apa pun yang mereka lihat di sepanjang perjalanan.“Lo lagi sakit gigi, Zoi?” Khanza ikut menegur Zoia. Tidak hanya Zola, tapi Khanza juga merasakan perubahan sikap Zoia.Zoia menggeleng menidakkan. Bukan sakit gigi tapi sakit hati.“Kalau memang gitu kenapa lo nggak ngomong?” Khanza memandang Zoia lekat dengan raut keheranan. Sepanjang yang terekam di ingatannya, Zoia sangat antusias atas perjalanan mereka kali ini. “Harap maklum aja, Ca, mungkin Zoia mikirnya kalau ngeluarin suara di Bali tuh kena denda,” sela Javas menimpali sambil menahan tawa.Kenapa gurauan Javas terdengar garing di telinga Zoia di saat adik dan sahabatnya tertawa terpingkal-pingkal? Dan Javas masih tidak peka saat Zoia menatapnya lalu memalingkan muka sambil melipat tangan di dada.Beruntung suara ponsel Zola mengin
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Pergi Menenangkan Diri

Khanza masuk ke kamar Zoia mengikuti langkah lesu sahabatnya itu. Mereka duduk di sofa yang berada di tepi jendela. Dari sana keduanya bebas menyaksikan keindahan pantai yang membentang di depan mata.Cukup lama keduanya membisu dengan pikiran yang tersimpan di kepala masing-masing.“Lo lagi berantem sama Javas?” tanya Khanza memecah keheningan.Zoia mengembusakan napasnya sebelum menjawab pertanyaan itu. Sekuat apa pun ia mencoba untuk membendung sendiri di hatinya namun ia merasa butuh seseorang untuk berbagi. Dan orang yang paling tepat untuk itu semua adalah Khanza.“Apa lagi masalahnya?”“Gue sebel sama mantannya Javas. Coba deh lo bayangin. Itu orang muncul di mana-mana,” keluh Zoia kesal.“Si Venna maksud lo?”Zoia berdecak. Jangankan bertemu dengan orangnya. Bahkan baru mendengar namanya disebut sudah membuat Zoia jengkel setengah mati.“Muncul di mana memangnya?”“Tadi di pesawat.”“Kok gue nggak ngeliat ya?”“Namanya juga makhluk halus. Munculnya cuma di depan orang-orang t
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Kamu Hobinya Berkuda, Ya?

“Healing?” Zoia mengerutkan dahi lalu menengadah menatap Javas. “Healing ke mana?” sambungnya lagi ingin tahu. Zoia yakin sepenuhnya bahwa healing yang Javas maksudkan adalah clubbing atau sejenisnya. Apa lagi kalau bukan itu. Kenapa laki-laki selalu menjadikan tempat hiburan malam sebagai pelarian? Apa mereka pikir masalah akan selesai di tempat itu?Javas tersenyum singkat lalu mengajak Zoia duduk bersamanya. Zoia memandang Javas dengan lekat menanti apa yang akan dikatakan suaminya itu. Zoia juga mengendus-endus mencari aroma alkohol di sekitar laki-laki itu, tapi tidak menemukannya. Zoia menepis pikiran yang sempat hadir di kepalanya bahwa Javas melarikan diri ke tempat hiburan malam.“Tadi aku main billiar.” Javas mulai bercerita.“Sama siapa?” Zoia menyahut cepat sambil membayangkan tempat itu. Arena billiar sebelas dua belas dengan klub. Ada minuman, ada perempuan. Dan mungkin ada Venna juga. Seketika Zoia menggeram di dalam hati.“
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status