All Chapters of ADA SUARA PAPA DI KAMAR EMBAK, MA.: Chapter 31 - Chapter 40

83 Chapters

Bab 31

Belasan menit kemudian, Arjuna kembali dengan senyum yang mengembang. "Ada apa, Mas? Kok senyum-senyum?" tanya Rahma saat sang suami melangkah mendekat ke arahnya. "Tadi ibu kasih kabar, katanya Putri mau dilamar sama kekasihnya." "Wah, berita bagus dong, Mas. Kapan?" "Rencananya 1 minggu lagi keluarga pihak laki-laki akan datang."Rahma mengangguk-anggukkan kepala. "Semoga saja Putri benar-benar mendapatkan lelaki yang tepat, yang bisa meratukan dia dan tidak pernah menyakiti jiwa dan raganya." "Mas pun berharap demikian, tapi sudah beberapa kali Putri membawa lelaki itu. Kalau dilihat dari wajahnya sih dia lelaki baik dan sopan.""Yaaa semoga saja, Mas. Yang kelihatan baik belum tentu baik. Begitu pun sebaliknya."Arjuna hanya mengangguk, ia sama sekali tak merasa jika ucapan sang istri sebenarnya sedang menyindirnya. "Kok belum diminum tehnya? Nanti keburu ketiduran loh.""Iya, Mas. Payah memang, tiap ngelonin Rendy, eh ikut ketiduran." Rahma meraih secangkir teh itu lalu m
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 32

"Dobrak saja, Pak!" "Baik, Bu." Salah seorang satpam komplek mulai mengambil ancang-ancang. Hingga ...."Tunggu, Pak!"Tendangan yang hampir melayang menjadi tertunda. Lelaki berpakaian khas seorang security menoleh lalu berkata,"ada apa lagi, Bu?" "Bentar, saya rekam dulu. Biar nanti viral!""Bagus, Bu! Aku sampai nggak kepikiran." "Udah, Bu Rahma tenang saja. Pelakor dan pengkhianat itu nggak cukup digerebek saja, tapi harus ada sangsi sosial, biar jera!" Rahma mengangguk, sedangkan seorang wanita bergamis coklat itu pun mengutak-atik layar ponsel. "Siap, Pak. Ayo tendang!" seru seseibu setengah berbisik dengan kamera ponsel yang mengarah ke depan. "Buruan, Pak. Keburu selesai itu main kuda-kudaannya.""Bismillah." Lelaki itu kembali mengambil ancang-ancang, hingga akhirnya ....Brak!Hanya satu kali tendangan, pintu seketika terbuka. Suara rintihan kenikmatan itu kini tak terdengar lagi. Mereka serempak menoleh ke arah sumber suara. Gegas Risa mendorong tubuh Arjuna yang s
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 33

"Semua bisa diselesaikan dengan baik-baik, Sayang. Tidak harus dengan seperti ini."Arjuna bangkit dari persimpuhannya, hingga akhirnya dua pasang mata itu pun saling berpandangan. "Aku khilaf, maafkan aku. Ingat, Sayang, ada Nando–anak kita."Bugh!Rahma tak bisa lagi mengendalikan emosinya. Telapak tangan yang semula hanya terkepal kuat, kini dilayangkan tepat mengenai wajah sang suami. Karena terlalu kuatnya serangan dari Rahma, membuat tubuh Arjuna terhuyung lalu terjatuh. "Sayang ...." "Dasar pecundang!" desis Rahma menatap tajam ke arah sang suami.Lelaki itu pun kembali bangkit dan bersimpuh di kaki Rahma, namun wanita itu terus menendangnya. "Jangan sentuh aku! Menjijikkan!"Kali ini pandangan Rahma beralih ke wajah Risa. Wanita itu melangkah mendekat. "Ternyata selama ini aku hanya memelihara seekor singa. Malu rasanya ada wanita murahan sepertimu!" desis Rahma tepat di depan wajah Risa. Bahkan hembusan napas Rahma menyapu wajah perempuan yang selama ini menjadi simpanan
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 34

"Lepaskan! Aku sedang hamil!" Seketika semua langkah terhenti. Pun juga dengan Rahma yang hendak menaiki tangga. Wanita malang itu tertegun. Jangankan para warga dan Rahma, Arjuna yang mendengarnya pun turut terkejut. "Aku sedang hamil muda, jadi jangan lakukan itu jika kamu tidak berniat mempermalukan aku," pinta Risa dengan lirih. Sejenak Rahma memejamkan kedua netranya. Dihelanya napas dalam-dalam lalu ia keluarkan secara perlahan. Wanita itu lantas menoleh ke arah sumber suara. "Selamat atas kehamilan kamu," ucap Rahma lembut sembari melangkah mendekat ke arah mereka. Kasak kusuk terdengar, ada yang merasa kasihan dengan Rahma dan sebagian lainnya merutuki kebodohan Arjuna. "Dasar lelaki nggak tau diri. Udah dikasih anak, eh berulah." Suara itu berhasil menelusup gendang telinga Arjuna. Dan kalimat itu benar-benar mengganggu dirinya. "Ris, apa kamu serius? Kamu hamil?" tanya Arjuna, membuat Risa menoleh ke arahnya. "Iya, Mas. Aku sudah telat 2 minggu.""Sepertinya kebahag
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 35

Belasan menit kemudian, Pak RT tiba dengan langkah tergopoh-gopoh mendekat ke arah Rahma. "Ada apa ini? Kenapa seperti ini?" tanya Pak Rt menatap bingung. "Maaf, Bu Rahma, ini ada apa ya? Saya baru saja pulang dari kondangan. Kenapa ini? Ada apa?" "Dua warga Pak RT melakukan perzinahan," ucap Rahma bernada datar dengan pandangan terus tertuju ke wajah Arjuna dan Risa. Lelaki yang masih mengenakan baju batik itu pun mengerutkan kening. "Apa nggak sebaiknya diselesaikan baik-baik, Bu Rahma, biar tidak jadi tontonan warga.""Nggak perlu, Pak RT. Justru saya mengharapkan hal itu terjadi. Mempermalukan ke warga biar semua tau seperti apa wujud seorang pengkhianat dan wanita murahan." "Jadi bagaimana, Bu?" "Untuk yang lain, jangan ada yang membantu mereka. Malam ini, biarkan dua manusia itu di sini. Berikan saja tempat duduk, ikat kaki dan tangannya."Tanpa dikomando, seorang warga langsung sigap bertindak. Warga itu mengambil dua kursi plastik yang memiliki sandaran. Setelah menyak
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 36

"Atau setelah ini kamu akan memaafkan aku? Jika memang begitu, baiklah. Tak mengapa, aku akan menikahi Risa dan akan menceraikan dia begitu anak itu lahir." Pletak!"Aduh!" pekik Arjuna begitu sebuah asbak rokok menghantam keningnya karena dilempar oleh Risa. "Apa-apaan kamu, Mas! Enak aja mau cari enaknya saja. Kalau rencanamu seperti itu, yaudah digugurin saja ini bayi!" sungut Risa yang benar-benar tak terima dengan apa yang Arjuna katakan. Pasalnya mereka melakukan perbuatan itu atas dasar suka sama suka, bukan karena dijebak oleh Risa seperti apa yang dikatakan oleh Risa.Arjuna hanya menelan salivanya, ia tak tau harus berkata apa. Tangan lelaki itu terus mengusap kening yang terkena lemparan asbak rokok. "Lihatlah, sepengecut itulah lelaki yang kamu cintai." Rahma tersenyum sinis sembari menggelengkan kepala. "Sayang." "jangan menyebutku dengan panggilan itu lagi! Mual perutku mendengarnya!" "Astaghfirullah, Arjuna. Apa yang terjadi?" Suara seorang wanita paruh baya terde
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 37

Pernikahan sederhana itu telah digelar, meskipun sempat terjadi perdebatan. Entah dari keluarga Risa, ataupun dari pihak keluarga Arjuna. Namun, meski demikian, pernikahan itu berjalan dengan lancar. Kini, Risa telah sah menjadi istri Arjuna. Semua tamu berpamitan untuk pulang. Termasuk orangtua Risa dan ibunda Arjuna yang pulang membawa rasa kecewa dan marah yang melebur menjadi satu. "Sayang, maafkan aku ya." Rahma mengangguk. "Jadi kamu memaafkan aku?!" "Ya, aku memaafkanmu." Senyuman Arjuna semakin melebar. "Namun, secepatnya aku akan menggugat cerai kamu. Mungkin besok senin." "Ce–cerai?" Tergagap Arjuna berbicara. Senyum yang sempat terlihat di bibir itu kini lenyap. Dan terganti dengan wajah yang terlihat pucat pasi."Ya, cerai. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu kalau tak ada kata maaf untuk sebuah pengkhianatan?" "Nggak! Aku nggak mau cerai!""Ya itu terserah kamu. Aku sudah memiliki banyak bukti, jadi aku yakin kalau Hakim akan mengabulkan gugatanku. Wanita ma
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 38

"Kalau memang kamu menginginkan hak asuh Rendy, ambillah! Sebentar lagi, aku akan mendapatkan anak dari Risa. Aku benar-benar tidak perduli soal itu. Tapi jika soal harta, jangan harap aku akan melepaskannya begitu saja!" Rahma tertegun begitu mendengar kalimat pertama yang dengan lancarnya diucapkan oleh Arjuna. Wanita itu terperangah, terbukti kedua bola matanya yang sempat membelalak. Lalu tak lama Rahma berhasil menguasai dirinya sendiri. "Silakan kalau kamu mau menuntut harta gono-gini. Kamu seorang manager, tentu tau dong kekuatan surat perjanjian yang ditandatangani di atas meterai?" "Mas, kapan kamu menandatanganinya?" bisik Risa di telinga Arjuna, namun masih terdengar jelas di telinga Rahma. Arjuna mengedikkan bahu sebagai jawabannya. Namun, seketika ia teringat soal Rahma yang meminta tandatangan darinya beberapa hari yang lalu. "Kamu berpura-pura meminta tanda-tanganku atas nama Pak RT?" "Yaps! Betul sekali!" Mendengar jawaban Rahma yang nadanya begitu tenang, ditam
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 39

Tok!Tok!Tok!Suara ketukan pintu terdengar, Rahma yang tengah duduk di depan televisi dengan Rendy yang ada di sampingnya bergegas bangkit dari tempat duduknya. Lalu wanita itu melangkah ke arah depan–meninggalkan Rendy yang berbaring di atas kasur lantai. Rahma melangkah, hingga akhirnya sampailah ia di balik pintu. Wanita itu menyempatkan untuk membuka tirai jendela, memastikan siapa yang datang. "Elisa," lirih Rahma begitu melihat wajah Elisa yang seperti tengah gelisah. Sontak, wanita itu memutar anak kunci lalu membukanya. Dan begitu pintu terbuka, Elisa langsung menghamburkan pelukannya ke tubuh Rahma. "Hey, kamu kenapa?!" Rahma mengurai pelukan Elisa. "Aku yang seharusnya bertanya, Rahma! Sahabat macam apa kamu ini?!" "Aku? Kenapa?" "Kenapa kamu bilang?! Apa kamu masih menganggapku seorang sahabat?" "Tentu!""Lalu kenapa kamu menyimpan masalahmu seorang diri?" Kening Rahma berkerut, ia masih tak paham kemana arah pembicaraan sahabatnya itu. "Kamu telah menggerebek su
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bab 40

Semburat jingga mulai terlihat. Dengan mendorong kereta bayi, Rahma tengah berjalan di taman yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Pandangan wanita itu menyusuri taman yang kian ramai. Beberapa muda-mudi terduduk di sebuah tikar sembari menikmati cemilan dan teh hangat yang ada di hadapannya, dan sebagian lainnya tengah terduduk di kursi berderet yang terbuat dari besi sembari menyaksikan anak-anak yang sedang berlarian kesana kemari. Hembusan angin sore menerpa lembut wajah cantik wanita itu. Beberapa kali ia menghela napas dalam-dalam lalu dikeluarkannya secara perlahan saat mengingat jika tempat ini menjadi tempat favoritnya saat ia mengandung buah cinta dari pernikahan mereka.Rahma terus melangkah, sesekali bibir wanita itu tersenyum getir saat menyaksikan seorang anak yang tengah bermain ditemani dengan kedua orangtuanya. Hingga sampailah ia di kursi kosong. Wanita itu lantas mendudukkan bokongnya setelah mengambil Rendy dari stroller. "Nanti kalau sudah bisa jalan, Mama yang
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status