All Chapters of ADA SUARA PAPA DI KAMAR EMBAK, MA.: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

Bab 51

Rahma tak putus asa, ia terus berusaha menutup daun pintu. Namun pada akhirnya Arjuna mendorong pintu hingga akhirnya terbuka dan hampir saja membuat tubuh Rahma terjatuh andai ia tak berpegangan pada sandaran sofa. "Maaf," lirih Arjuna. Gegas Rahma meraih tubuh mungil yang berada di dalam kereta. Ia menggendongnya sembari mendekap tubuh mungil itu dengan kuat. "Jangan khawatir, aku tidak akan mengambil anakmu." Ucapan Arjuna sedikit membuat Rahma bernapas lega. Namun, ia tak memberikan respon apapun. "Ada yang ingin aku bicarakan dan ini sangatlah penting sekali." Hening. Hanya suara detak jarum jam yang berhasil menelusup kedua gendang telinga keduanya. Arjuna dan Rahma masih bertahan di tempatnya berdiri. Seolah-olah telapak kakinya mengakar kuat di lantai. "Bisa kita duduk, Rahma? Sebentar saja. Hanya 30 menit." "30 menit terlalu lama, 10 menit.""20 menit.""5 m
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Bab 52

"Gila! Bisa-bisanya kamu memberikan syarat seperti itu!"Melihat respon lelaki yang ada di hadapannya, membuat Rahma tersenyum samar. "Kalau untuk syarat yang kedua, okelah tak mengapa. Aku akan menurutinya. Bahkan sampai aku mati pun tidak akan mengganggu kalian lagi. Tapi, untuk syarat yang pertama, itu benar-benar sangat berat, Rahma. Darimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak apa yang kamu minta?" Lagi, Rahma tersenyum samar. Lalu ia menjawab, "Ya aku nggak peduli kamu dapat dari mana. Aku hanya mau tau, uang itu ada dan kamu berikan ke aku untuk membeli satu video klarifikasi seperti yang kamu inginkan itu." Arjuna menggeleng, tak menyangka jika mantan istrinya sedang berusaha memeras dirinya. "Rahma, apa susahnya untuk mengambil video yang durasinya tak lebih dari 1 menit? Tak adakah sedikit pun belas kasihan di hatimu?" "Nggak ada! Walau hanya setitik!" ucap Rahma dengan nada penuh penekanan. Arjuna terkesi
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Bab 53

Di sepanjang perjalanan, Arjuna terus merutuk. Kepalanya saat ini benar-benar terasa seperti akan pecah. "Aku benar-benar tidak menyangka, ternyata seperti itulah karakter asli seorang Rahma. Benar-benar manusia berhati batu!"Sungguh, Arjuna adalah definisi manusia tak tau diri. Bisa-bisanya ia menyalahkan Rahma yang enggan membantunya untuk keluar dari jurang yang telah ia ciptakan sendiri. Kendaraan itu mulai melambat saat kemacetan mulai terjadi. Berkali-kali Arjuna memukul setir mobil untuk meluapkan kekesalannya. Tak dipedulikannya ponsel yang ada di dalam sakunya yang terus bergetar. Puluhan menit kemudian, kendaraan yang dilajukan oleh Arjuna memasuki halaman rumah. Dan begitu Arjuna masuk, sepasang matanya mendapati sang istri yang tengah berdiri di teras dengan kedua tangan yang berkacak pinggang. Sejenak Arjuna masih terduduk di atas kursi setelah mobil terhenti. Namun, pada akhirnya ia keluar juga dan melangkah mendekat ke arah sang istri yang menatapnya dengan nyalang
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Bab 54

Wanita paruh baya bercelana kulot dengan baju tunik dengan warna senada melangkah keluar rumah. Ia mendekati seorang tukang ojek yang sejak lima belas menit lalu menunggunya di depan rumah. "Lama banget sih, Bu? Waktu itu sangat berharga loh, Bu," sungut tukang ojek itu saat Bu Susan sudah dekat dengannya. Tangan tukang ojek itu mengulurkan sebuah helm. "Halah, nunggu bentar saja kok gitu amat! Kalau nggak aku pakai, belum tentu juga udah dapat orderan!" Bu Susan tak kalah bersungut-sungut. Tukang ojek itu tak menjawab, hanya suara dengkusan yang keluar darinya. Ia pun bergegas menyerahkan helem kepada penumpangnya. Dan, dengan kasar Bu Susan mengambilnya lalu memakaikan benda itu di kepalanya. Tak menunggu lama untuk kendaraan roda dua itu mulai melaju dan membelah jalan raya. Untuk sampai ke rumah Sang mantan menantu, Bu Susan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dengan mengendarai sepeda motor. Puluhan menit kemudian kendaraan yang ditumpangi oleh Bu Susan berhenti di depan
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Bab 55

"Sudah, Nak." Bu Susan mengangguk. "Tapi aku percaya, kamu bukanlah wanita yang mendewakan uang. Ibu percaya kalau kamu perempuan yang begitu baik, berhati lembut dan tidak akan membiarkan sesama saudara merasa sedih," lanjut Bu Susan. "Sebelumnya maaf, Bu. Sekarang, pikiran saya sudah terbuka.""Maksudnya?""Ada uang, apapun akan aku lakukan," ucap Rahma. Terlihat emosi mulai bergejolak di dalam dada Bu Susan, namun cepat-cepat ia berusaha meredamnya. Ia tak ingin rencananya kali ini gagal. "Nak, darimana kami bisa dapatkan uang sebanyak itu? Kamu tau sendiri, kami bukanlah keluarga kaya," ucap Bu Susan memasang wajah semenyedihkan mungkin. Berharap lawan bicaranya itu akan merasa kasihan lalu bersedia untuk membantunya. "Rahma nggak tau dan tak mau tau soal itu, Bu. Kalau kalian memang membutuhkan video itu, maka siapkan dulu uang 500 juta.""Nak ....""Maaf, Bu. Rahma nggak bisa bantu." "Apa ibu harus bersujud di kedua kakimu agar kamu berkenan untuk membantu kami?" Melihat san
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Bab 56

"Enak aja. Bagaimana pun juga, kebahagiaan Putri itu juga penting! Jangan egois lah! Semua ini terjadi juga karena kesalahan kamu. Dan satu lagi, misal kami nggak dapat video itu, ya pada akhirnya kamu akan dipecat dari perusahaan! Mau jadi pengangguran?!" Bu Susan tersenyum miring. "Pokok ibu nggak mau tau, kamu harus siapin uang sebanyak itu, syukur-syukur kamu bisa nego tuh Si Rahma.""Lalu darimana Arjuna bisa dapat uangnya, Bu? Ibu jangan membebankan semua pada Arjuna dong!""Soal itu, ibu nggak perduli. Mau jual ginjal kamu sekalipun ya terserah."Arjuna mendengkus, selanjutnya ia melangkah menuju ke arah kamar. Dan begitu pintu ia buka, tak dilihatnya sosok sang istri di dalamnya. "Risa mana, Bu?" "Ibu suruh belanja ke minimarket," seru sang ibu, dan lagi-lagi tanpa menatap ke arah sang putra. Akhirnya, Arjuna pun melangkah masuk setelah menutup kembali pintu kamar. Gegas Arjuna meletakkan tas kerja di atas nakas lalu ia mendudukkan bokongnya di tepi ranjang. Tangan kanan
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Bab 57

"Sebenarnya kenapa? Jangan bikin penasaran gitu dong.""Sebenarnya aku butuh uang 500 juta. Dan ini sangat dan sangat penting sekali," ucap Arjuna dan berhasil membuat kedua bola mata Sisilia mendelik dengan sempurna. "Apa kamu bisa membantuku?" imbuh Arjuna tanpa sedikit pun rasa malu."500 juta? Untuk apa? Dari mana aku bisa dapat uang sebanyak itu, Mas? Sejuta dua juta, oke, aku bisa nyari. Tapi ini 500 juta loh!" ucap Sisilia dengan lirih namun penuh dengan penekanan. "Tapi ini benar-benar butuh, Sayang. Keluargaku dalam masalah besar, dan aku harus menyiapkan uang sebanyak itu," ucap Arjuna. Wajahnya memasang wajah semenyedihkan mungkin, berharap wanita yang ada di depannya itu memberikan belas kasihan. "Tapi aku nggak punya uang sebanyak itu, Mas! Darimana aku bisa mendapatkannya? Masa iya aku harus jual toko-toko kueku? Nggak mungkin dong, itu kan sumber keuanganku, Mas." "Apa kamu sudah nggak sayang aku lagi?" Pertany
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Bab 58

Jarum jam di dinding menunjukkan pukul 3 sore. Sepasang ibu dan anak itu kini berada di teras rumah. Rendy yang didudukkan pada kursi bayi, sedangkan Rahma berjongkok di hadapan putra semata wayangnya. "Makan yang banyak, Sayang. Biar sehat dan tumbuh kuat," ucap Rahma sembari menyuapi sang buah hati. Sebuah mobil brio berwarna putih berhenti di bahu tepat di depan rumah Rahma. Rahma yang tengah asyik menyuapi sang anak tak menyadarinya. Bahkan, saat pemilik mobil itu keluar lalu melangkah masuk ke halaman rumah, Rahma masih tak menyadarinya. "Permisi," ucap pengendara mobil begitu ia sudah berada di depan teras. Suaranya, sontak saja membuat Rahma menoleh. Dan menyadari adanya orang asing, gegas Rahma berdiri dari posisinya berjongkok. "Ya, Mbak? Ada yang bisa dibantu?" tanya Rahma sembari meraih tubuh Rendy dari tempatnya duduk, lalu ia menggendongnya. "Maaf, Mbak, ada yang ingin saya bicarakan dengan Mbak Rahma." Kening Rahma berkerut. Dari ucapan wanita yang ada di hadapanny
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Bab 59

Hari terus berganti dengan hari, tujuh hari sudah berlalu setelah seorang wanita bernama Sisilia mendatangi kediaman Rahma. Dan, selama itu pula Arjuna terasa begitu tertekan. Bagaimana tidak? Di tempatnya ia bekerja, ia menjadi bahan ledekan. Bahkan, pegawai-pegawai yang jabatan berada di bawahnya pun seolah-olah turut menatap Arjuna dengan sorot mata hina. "Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi kerja di sana." Kedua telapak tangan Arjuna menangkup pada wajahnya, saat lelaki itu tengah terduduk di tepi ranjang bersama sang istri."Soal video kemarin selalu dijadikan lelucon oleh mereka. Bahkan, Direktur perusahaan tadi pagi memberikan keputusan kalau jabatanku diturunkan. Malu lah aku!" gerutu Arjuna. Sebab, bagaimana pun juga, selama ini jabatan yang menjadi seorang supervisor lah yang selalu ia bangga-banggakan. Lalu, apa kata mereka jika tiba-tiba saja dirinya bergabung dengan karyawan biasa? Begitulah batin lelaki itu. "Kalau kamu keluar dari kerjaan, lalu bagaimana dengan hi
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Bab 60

Arjuna segera menerimanya, lalu ia membuka aplikasi WhatsApp, kemudian ia mencari kontak nomor milik Rahma. Tersambung. "Halo, Rahma! Apa-apaan kamu ini?!" desis Arjuna setelah panggilannya diangkat oleh Rahma. "Oh, orang suruhan aku sudah sampai ya? Baguslah," ucap Rahma dengan nada yang begitu tanang. "Jadi memang kamu yang kirim tiga orang preman ke rumahku?!""Iya, memang kenapa? Ada yang salah? Aku hanya ingin mengambil mobil itu. Itu saja. Jadi, berikan saja kuncinya lalu biarkan mereka pergi. Aku hanya ingin mengambil mobil itu, seperti perjanjian yang telah tertuang kalau semua harta dam aset menjari milikku. Tanpa terkecualiz" ucap Rahma tanpa sedikit pun merasa bersalah. Tentu hal itu membuat Arjuna semakin meradang. Terbukti, dada Lelaki itu mulai bergemuruh."–kau!" "Aku udah ngantuk, aku matikan dulu ya. Bye!""Rahma! Rahma! Tunggu!" teriak Arjuna sebab Rahma yang sudah mematikan panggilan secara sepihak. Arjuna menatap layar ponsel yang gelap, lalu ia serahkan bend
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status