Home / Romansa / Mengandung Benih Majikanku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Mengandung Benih Majikanku: Chapter 51 - Chapter 60

128 Chapters

BAB 51

Devano langsung menatap datar Eric yang berucap demikian, sedangkan yang mendengar segera menyenggol. Tenggorokan Kania merasa tercekat kala melihat pandangan sang pria, dengan gerakan cepat segera memegang lengan pemilik kediaman ini. "Tuan, ayo kita pergi. Mau ke kamar atau ke ruang kerja," lontar Kania. "Gak usah pedulikan dia ya, dia cuma salah bicara aja," lanjutnya. Pria itu langsung memandang Kania, ia akhirnya melirik sekilas Eric lalu kembali melangkah pergi menarik Kania dengan tali. Seperti seekor anjing yang mengikuti sang majikan, Lelaki yang menjadi koki kediaman segera ditahan oleh beberapa pelayan. "Jangan berulah! Jangan membuat usaha Kania jadi sia-sia buat ngelindungi kita," ucap salah satu dengan pelan. Kini Eric hanya bisa berdiam diri dan melihat wanita yang ia sukai diperlakukan demikian. Tangannya mengepal membuat urat terlihat, sedangkan Devano menyeringai melihat reaksi bawahannya. Dia mengetahui jika sang koki menaruh hati pada gadis tawanan miliknya.
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

BAB 52

Kania menggelengkan kepala tanda menolak perkataan Devano, membuat pria tersebut melotot kesal. Dia langsung mencengkram kuat pipi dekat rahang sang gadis dan memandang tajam. "Aku gak butuh persetujuanmu! Persiapkan diri aja, aku ingin melihatmu bertato," lontar Devano.Setelah berkata demikian lelaki itu segera menjauh dari Kania dan merapikan pakaian. "Cepat ikut aku! Aku ingin makan bersamamu," seru nya kembali."Ayo cepat turun! Ingat harus merangkak." Devano sama sekali tidak membiarkan Kania mengeluarkan suara. Lelaki itu langsung menarik tali membuat sang perempuan terbawa, gadis tersebut segera menuruti perintah Devano. "Jadilah peliharaan yang baik, nanti aku bakal memperlakukanmu begitu juga."Pria itu melangkah dengan terus memegang tali, sedangkan Kania mengikuti dengan merangkak. Sesekali ia meringis saat merasakan ada kotoran menekan lutut atau telapak. Beberapa ada yang memandang perihatin begitupun bahagia. Devano sama sekali tidak memperdulikan sang gadis, pandan
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

BAB 53

"Kenapa aku agak kasihan ya," gumam Devano pelan. Lelaki itu langsung memalingkan wajah, lalu meminta agar video call disudahi. Sedangkan Kania menitihkan air mata merasakan tubuh yang tengah ditato, karena lumayan banyak wanita ini sampai pingsan. Selesai melaksanakan tugas, Alex segera membopong Kania dan memasuki ke kendaraan karena ia memandang prihatian gadis tawanan sang bos. "Aku mereka Tuan Devano menyukaimu, Kania, tapi dia hanya belum sadar aja. Semoga segera sadar, dia gak pernah lakuin ini sebelumnya. Dia suka menyaksikan seseorang di siksa tapi tadi ...." Ucapannya tak dilanjutkan saat mendengar suara telepon berbunyi, ia segera keluar dari kendaraan dan menutup pintu. Lekas dia merogoh saku dan menempelkan ke telinga, Alex memilih bersandar di mobil. "Ini udah selesai, Tuan. Aku bakal langsung antar ke rumah," balas Alex. "Nona Kania lagi pingsan, nanti aja setelah dia bangun nanti disuruh telepon Tuan." Devano menganggukan kepala, lelaki itu langsung mematikan sam
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

BAB 54

"Cepatlah pergi! Nyonya besar ingin menemuimu," bentak salah satu pembantu. Wanita itu yang dulu melaporkan pada Devano, insiden di dapur. Mendengar hal ini Kania memilih segera berlari keluar, sedangkan sang empu yang membentak menyeringai. "Rasakan! Pasti kamu bakal dimarahi habis-habisan," ucap wanita itu. Sedangkan gadis yang lebih dulu melapor mendelik memandang kesal wanita yang membentak Kania. Perempuan tawanan Devano ini memandang orang yang disegani selain pemilik kediaman, ia melangkah pelan dan menundukkan kepala. "Nyonya besar," sapa wanita itu. Mendengar panggilan itu wanita paruh baya tersebut melirik Kania. Senyuman terulas kala melihat wajah yang ingin dia temui. "Gadis kecil," seru wanita itu. Merasa familiar dengan sapaan tersebut, Kania langsung mendongak. Ia mengulas senyuman saat melihat wajah yang dia kenal. "Nenek," pekik wanita itu.Langkah jalannya langsung ia percepatan dan wanita itu segera berhamburan memeluk perempuan paruh baya tersebut. "Apa ka
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

BAB 55

Mereka menggerakan kepala mengarah ke asal bunyi saat mendengar suara yang sangar familiar. Sedangkan pada bawahan lelaki itu segera menunduk hormat, sesampai di ruang makan. Pria yang memiliki kuasa di kediaman ini berdiri di samping Kania, lalu mendaratkan tangan di bahu gadis tersebut. Semua menahan napas saat kedatangan lelaki itu, sedangkan nenek Devano melipat tangan di meja sesekali mengetuk dengan jari. "Grandma! Jangan macem-macem, dia mainanku," seru lelaki itu.Kania mendongak memandang lelaki yang kini memegang bahunya, ia mengerutkan kening. Sedangkan wanita yang dipanggil Grandma menyeringai, perempuan itu memiringkan kepala seperti menimang-nimang sesuatu dipikirannya. "Memangnya kenapa, gadis ini gak menuruti perkataan Grandma. Haruskan Grandma bawa ke tempat penyiksaan," balas wanita itu."Emangnya kenapa! Gadis ini gak mau menuruti perintahku. Harusnya Grandma membawa dia ke tempat penyiksaan," lontar wanita itu. Nada suaranya sangat tegas, pandangan terarah ke K
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

BAB 56

Durasi terus bergerak, waktu berjalan maju. Kania memilih berusaha mendapatkan hati lelaki yang menawannya, sesuai permintaan nenek pria tersebut. Sikap Devano sangat membuat ia kebingungan, kebaikan dan keburukan menjadi satu. Sikap kasar tidak hilang walau Kania berjuang untuk terus menurut. "Pokoknya kamu harus memakai lingerie ini, ingatlah! Jangan banyak membantah, aku gak suka itu. Setiap inci tubuhmu sudah hafal aku, jadi jangan berlaga sok suci. Kamu itu pelacurku," sinis Devano. Kania memejamkan mata, memikirkan kata-kata Devano yang menggema di kepala. Ucapan yang menyakiti hati bahkan menusuk sangat dalam. Disaat wanita itu hanyut dalam ingatan, seseorang melihat hal ini segera mendekat. Memegang bahu Kania agak keras, membuat sang empu terkejut sampai terjungkal dari kursi. "Hayo ... lagi ngelamunin apa!" Suara Yasmin yang mengejutkan Kania, wanita itu langsung meringis kala punggung mendarat sekaligus. "Arghh ...." Pekikan Kania membuat beberapa orang terke
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

BAB 57

Setelah sampai di kediaman Devano, wanita itu tersenyum sumringah. Bibir perempuan tersebut melengkung dengan sempurna, ia segera turun dari taksi dan memandang kediaman yang sangat megah. "Devanoku, aku datang," pekik perempuan itu bersemangat. Sedangkan supir taksi ini membantu mengeluarkan koper yang ada di bagasi. Ia segera menyerahkan pada wanita yang memandang kediaman dengan tatapan berbinar."Ini, Nona. Kalau gitu saya pergi dulu," kata lelaki itu.Wanita itu hanya melirik sekilas lalu kembali merapikan diri membuat sang supir hanya menggelengkan kepala. Ia memilih pergi dan lekas melajukan kendaraan, sedangkan perempuan ini setelah dirasa sudah cakep segera memandang gerbang rumah Devano, dia melangkah dengan menggeret koper. "Maaf, Nona siapa? Apa sudah ada janji dengan Tuan Devano," seru security. Dia langsung mencegat perempuan itu membuat sang empu memandang sinis. Ia langsung bersidekap menggeram kesal karena dihalangi. "Aku gak perlu izin sama Devano buat masuk ke
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

BAB 58

Wanita itu segera meraih jubah untuk menutupi pakaian dinasnya, lalu melirik handphone yang tergelatak di nakas. Ia lekas mengambil dan berusaha menyalakan. "Aishh ... lupa! aku gak changer," kata perempuan tersebut. Dia segera menchanger handphonenya lalu setelah tersambung lekas melangkah keluar. Karena perut berbunyi sangat kencang, kalau Devano tau pasti sudah dimarahi."Yasmin ... aku lapar, ada makanan gak," teriak Kania. Dia melambaikan tangan saat matanya menangkap keberadaan sang teman. Mendengar namanya dipanggil, Yasmin segera menoleh lalu mendekati perempuan tawanan Devano."Kania," sahut Yasmin. Dia memegang tangan Kania membuat perempuan itu segera menghentikan langkahnya. "Ada apa? Kalau mau sesuatu kan tinggal telepon aja. Atau pencet tombol di kamar, kamu ini ya! Masih aja capek-capek keluar kamar," lanjut wanita itu.Kania mengerutkan kening mendengar perkataan Yasmin yang terdengar nada aneh. "Sudah sana ke kamarmu, mau apa? Nanti aku ambilin." Kania menggele
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

BAB 59

Wajah Chelsi berubah masam saat mendengar perkataan lelaki yang ia cintai. Wanita tersebut langsung mengalihkan pandangan pada Kania, tatapan penuh dengan permusuhan, apalagi kala melihat Devano tangannya bersentuhan dengan kulit lengab gadis tersebut. Ekspresinya langsung penuh dengan kekecewaan, matanya yang sejak dulu saat bersama Devano penuh dengan cahaya. Kini pertama kali redup, mencerminkan perasaan yang terluka. "Terus itu!" Suaranya lumayan tinggi, tangannya juga menunjuk ke arah jemari Devano yang menyentuh Kania. "Kenapa gak bereaksi pas megang dia," tambahnya. Suaranya sedikit gemetar, ia berusaha meredam emosi yang terus bertumbuk di dada. Apalagi situasi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.Lelaki itu menghela napas panjang mendengar pertanyaan Chelsi. Terlihat pandangannya penuh dengan protesan, ia memilih tidak menjawab ucapan wanita tersebut. "Ayo makan! Bukannya kamu lapar, aku gak mau kamu sampai pingsan karena ...." Setelah berkata demikian lelaki it
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

BAB 60

Seminggu berlalu semenjak kedatangan Chelsi, wanita itu terus berada di kediaman Devano. Ia terus berusaha mendekati lelaki itu, walaupun hati kadang panas saat melihat ada perempuan lain yang bisa menyentuh pujaannya. "Kamu gak usah bangga! Cuma karena bisa disentuh Devano. Kamu cuma dianggap pelacurnya aja," hina Chelsi. Kania langsung melirik Chelsi yang berkata di sampingnya. Mereka memang baru saja mengantarkan Devano di depan pintu, bahkan tangan gadis tawanan lelaki itu masih melambai. "Mulai deh mulut pedesnya berkicau lagi," cibir Kania. Matanya memutar lalu memilih melangkah masuk tanpa menghiraukan Chelsi. Sedangkan wanita itu melotot geram dan mengikuti Kania, menarik lengan perempuan tersebut. "Apaan, sih! Aku capek, mau istirahat. Tuan Devano sangat kuat tadi malam," ujar Kania.Bibir Chelsi hendak bergerak membentak Kania, bahkan tangannya hendak menyerang perempuan tersebut tetapi ditahan. "Sialan! Dasar murahan," sembur Chelsi.Setelah berkata demikian wanita it
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status