Semua Bab Mengandung Benih Majikanku: Bab 41 - Bab 50

128 Bab

BAB 41

Setelah berkata demikian ia lekas memasuki handphone ke saku, dia memilih bangkit dan berkeliling melihat keadaan kediaman ini. "Rumah jelek gini kamu sampe segitunya," gumam Devano mencibir. Ia memandang kediaman Kania yang membutuhkan banyak renovasi, sedangkan sang wanita baru saja selesai berpakaian dan bergegas ke dapur untuk memasak. "Yah ... cuma ada mie instan," ujar wanita itu. Wanita itu terdiam sejenak, dia bingung harus bagaimana. Jika untuk diri sendiri gak masalah, sedangkan ini kan Devano yang meminta. "Kenapa kamu malah diam aja!" tegur lelaki tersebut. "Apa kamu gak tau aku kelaparan." Kania langsung menoleh lalu mendapati lelaki itu sudah di dekatnya. Jarak mereka hanya beberapa centimeter saja. Wajah Devano mendekat, membuat perempuan ini spontan mundur dan segera ditahan oleh lengan majikan yang memegang lehernya. "Kenapa mundur, hmm ...." Dengan ragu Kania menggelengkan kepala, membuat Devano menatapnya. Wanita itu lekas meraih mie instan lalu memperlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-21
Baca selengkapnya

BAB 42

Sedangkan di tempat lain, lelaki yang membawa Yasmin itu kini ia membawa perempuan tersebut ke kediaman. Lekas menarik pembantu Devano menuju bilik mandi dan mengguyur hingga basah kuyup, bahkan teman bekerja Kania dulu ini memekik. "Dingin ...!" Lelaki yang mengguyur Yasmin tak menghiraukan, dia berusaha menahan diri agar tak menerkam wanita di hadapannya. "Kamu udah sadar?" tanya pria ini.Yasmin mengangguk lemah, membuat pria tersebut menghela napas. Dia segera mengambil handuk lalu melemparkan pada perempuan tersebut. "Cepat keringkan badanmu, jangan sampe sakit," serunya. Wanita itu segera mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, sedangkan pria tersebut lekas keluar dari bilik mandi dan menutup pintu. Sedangkan lelaki yang baru pergi itu langsung menyandarkan tubuh di dinding, ia memegang dada terasa berdebar lebih cepat. "Gila! aku kayanya harus mandi air dingin juga. Mendingan mandi di kamar satu lagi," gumamnya. Setelah berkata demikian lelaki itu lekas meraih handuk ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-22
Baca selengkapnya

BAB 43

"Akhirnya kalian ada di sini! Cepat bayar hutang Ibumu," sentak perempuan tersebut. Mendapatkan omelan saat membuka pintu, Kania lumayan syok. Apalagi ada beberapa orang juga di belakang wanita berdaster itu. "St ... Dia Kania bukan Dania, jangan gitu deh. Kasian dia," tegur salah satu perempuan di belakang. Mendengar teguran itu, perempuan berdaster menoleh dan mendengkus. "Biarinlah! Dia juga anaknya kan. Tetep aja hutang harus dibayar, udah lama juga rumah ini kosong. Bahkan hampir mau di robohin sama orang, bikin aku syok aja takut mereka kabur," semburnya. Mereka hanya bungkam mendengar amarah perempuan itu, semua paham apa yang dipikirkan sang empu. Apalagi mengingat nominal lumayan banyak, melihat keadaan ini Kania segers mendekat dan memegang lengan wanita yang memberi hutang pada Ibunya."Kita bisa bicara di dalam, Bu? Jangan disini, banyak orang," kata Kania pelan. Wanita itu langsung menghempaskan tangan Kania yang memegang lengannya. "Gak mau! Pasti kamu mau minta t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-23
Baca selengkapnya

BAB 44

Semua terkejut mendengar suara Devano, terdengar sangat penuh amarah. Bahkan tatapan dan dari gerakan tubuh lelaki itu terlihat jelas, dia langsung bergegas mendekati sang wanita. Sedangkan beberapa orang yang ada di depan pintu mulai cemas, ia kaget dengan bentakan pria kaya di hadapan mereka. "Tuan, kami gak ngapa-ngapain dia kok," elak perempuan seumuran Kania. Devano hanya melirik sinis, dia segera berjongkok dan memegang bahu Kania. Wanita tersebut langsung memandang sang pria, ia melabuhkan pelukan pada lelaki yang menawannya. "Udah, jangan nangis! Aku gak mau lihat kamu nangis, atau aku bakal menghukum mereka," bisik pria tersebut. Kania berusaha untuk meredakan tangisannya, sedangkan wanita seumuran kakak Dania ini mengepalkan tangan. Dengan gerakan cepat dia mendekati lelaki itu dan memegang lengan pria pujaannya. "Apa yang kamu lakukan, sialan!" Pria ini langsung memaki dan menghempaskan bahkan menendang wanita tersebut. Lelaki yang disentuh itu segera memegang mulut l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-24
Baca selengkapnya

BAB 45

Devano dan Kania melanjutkan mengisi perut kembali, walaupun sudah malas untuk makan tetapi karena uangnya yang keluar jadi perempuan tersebut memilih memakan. "Kamu ini ya! Belum pernah koki buatin makanan kaya gini," lontar Devano.Kania yang mendengar meringis, ia langsung menatap Devano. Karena tak ingin mendapatkan amukan emosi pria tersebut lagi. "Tuan kan punya saldo, kenapa gak beli makanan di luar aja. Malah menyuruhku memasak, jadi ya maklumi tangan dan otakku itu cuma bisa memasak masakan orang kampung," jawab perempuan tersebut. Lelaki tampan ini menganggukkan kepala dan mengulum senyum mendengar jawaban Kania. "Gak perlu! Setidaknya masakanmu ini masih bisa aku cerna. Ingat! Kamu hanya boleh memasakanku aja," seru Devano. Kania mengiyakan perkataan Devano, lalu beberapa menit kemudian mereka dihantam keheningan. Wanita itu melirik sang pria yang sangat lahap mengisi perut, ia menggelengkan kepala lalu tersenyum kecil. "Dasar, bilangnya gitu tapi makanan sampe limit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

BAB 46

Devano memandang sinis lelaki yang berstatus ketua RT itu. Sedangkan Alex yang mengenal menganggukkan kepala. "Ya, dia Tuan kami. Yang kasih bantuan ke sini buat bangun rumah sakit," balas Alex.Mulut lelaki itu terbuka, ia sangat syok dengan perkataan Alex. Begitupun Asih, sedangkan para warga yang memang sudah tau saling memandang. "Tuan, Tuan ... Maafkan saya dan mereka," ucap ketua RT.Pria tersebut langsung mendekati Devano lalu bersujud, Asih pun mengikuti suaminya. Sedangkan semua warga saling memandang melihat adegan tersebut. "Ternyata bener tebakanku, dia ... siapa sih namanya inget nama depan doang Devano," celoteh seseorang."Devano Arthur Rafandra, gila! Dia beneran Mah, akhirnya aku bisa melihat pria tampan yang kemaren-kemaren cuma bisa lihat di sosmed," pekik sang anak. "Bukannya dia gak bisa nyentuh cewek? Itu kok dia bisa megang Kania," lontar seseorang. "Itu kayanya cuma khusus Kania aja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

BAB 47

"Telepon!" Devano kembali memejamkan matanya, setelah berkata demikian. Kania mengerutkan kening mendengar perkataan lelaki itu, lalu mengangguk kala paham akan kata-kata sang pria. Dia lekas merogoh handphonenya di saku. "Pakai handphoneku." Kania kembali menoleh memandang Devano yang matanya masih terpejam. Ia terdiam sejenak dengan riak wajah bingung bahkan wanita tersebut mengigit bibir. "Kenapa diam aja, ambil handphonenya. Apa harus aku mengambilkan untukmu!" ketus lelaki itu. Dengan gerakan cepat Kania menggelengkan kepala untuk jawaban pada Devano. "Di, di mana handphonenya, Tuan?" tanya Kania pelan. Helaan napas kasar terdengar dari Devano, membuat Kania yang mendengar dan melihat mencengkram erat pakaian yang dipakai. "Saku celanaku, cepat ambil! Kenapa kamu berisik sekali," bentak sang majikan.Perempuan itu tersentak mendengar bentakan sang lelaki. Spontan ia memegang celana Devano bagian saku, membuat sang empu melotot. "Maaf, Tuan. Gak sengaja," katanya dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

BAB 48

Waktu berlalu begitu cepat, wanita itu kini tengah memandang keluar. Menatap rintik hujan yang mengguyur bumi. Hawa dingin menyusup membuat ia merasa merinding, sejak kejadian peculikan tersebut, gadis tawanan Devano dihukum untuk tidak keluar rumah selama seminggu. "Udah dikurung berhari-hari, pas udah dibolehin keluar ada aja yang bikin aku dihukum dan dikurung di rumah ini lagi," keluh Kania.Helaan napas keluar dari bibir Kania, ia menyandarkan kepala di kursi ayunan gantung rotan. Perempuan ini memesan benda tersebut untuk bersantai, ingin membuat pemilik kediaman kesal karena dia boros. Tetapi, Devano terus menuruti perkataan membuatnya kesal."Huh ... Bosen banget." Perempuan tersebut mengeluarkan keluhannya."Enaknya kalau ujan gini makan seblak mah mantep nih," gumamnya pelan. Setelah bergumam demikian wanita itu langsung berdiri, ia segera melangkah menuju kamar dan membuka pintu. Dia memang dilarang keluar kediaman, tetapi boleh berkeliaran di dalam rumah. "Yasmin," pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya

BAB 49

Kania bersenandung saat memasak seblak bersama Yasmin. Ada beberapa teman mereka yang ikut membantu karena menginginkan makanan itu juga. Sedangkan Eric lelaki itu memilih pergi meninggalkan semua takut ia menganggu lagian tak suka keramaian. "Pecahin telornya, Yas! Kita buat agak banyakan. Kalian pada mau kan," seru Kania. Semua mengangguk sebagai jawaban, sesaat mereka diterpa kebahagiaan. Seseorang melirik dengan penuh kebencian pada Kania, wanita itu sengaja membuka pintu. "Aku ingin melihat gimana kamu membela mereka atau dirimu sama Tuan Devano," gumam wanita itu. Ia bergegas pergi dari sana karena tak ingin ikut terlibat. Sedangkan di lain tempat, William tengah melajukan kendaraan menuju kediaman sang majikan. Jalanan lumayan tak padat, karena masih waktu bekerja. "Cepatlah! Gak lumayan padat juga kan. Ngebut dong, lamban banget sih," gerutu Devano.William langsung melirik Devano, ia hanya menundukkan kepala lalu mulai mempercepat laju kendaraan. Sedangkan sang bos terus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

BAB 50

Semua berkerja sangat keras, bahkan makanan mereka masih lumayan banyak. Saat sedang merapikan segalanya, netra salah satu pembantu melotot saat melihat kedatangan Devano dengan tatapan yang menyeramkan. "Nona Kania, gimana dong ini ... itu Tuan Devano udah datang," rengek salah satu dari mereka.Kania langsung menoleh ke arah tatapan wanita itu. Saat kedatangan Devano semakin dekat, semua menundukan kepala dengan cepat. Sedangkan pria yang ditakuti mereka merengut saat membuka pintu. "Apa yang kalian masak! Bau banget," sentak Devano spontan.Setelah berkata demikian, lelaki itu langsung tatapannya menangkap sang gadis. Ia melirik para pembantu yang berdiri di belakang Kania dan menundukan kepala."Tu-Tuan, aku bisa jelasin. Tolong tenang aja," ucap Kania terbata-bata. "Kok Tuan pulang jam segini, tumben," lanjutnya. Ia berkata demikian sambil melangkah dan mendekati Devano. Wanita itu mengulurkan tangan dan menggenggam jemari sang pria, dia mendongak menatap takut lelaki tersebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status