Share

BAB 60

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 17:14:36

Seminggu berlalu semenjak kedatangan Chelsi, wanita itu terus berada di kediaman Devano. Ia terus berusaha mendekati lelaki itu, walaupun hati kadang panas saat melihat ada perempuan lain yang bisa menyentuh pujaannya.

"Kamu gak usah bangga! Cuma karena bisa disentuh Devano. Kamu cuma dianggap pelacurnya aja," hina Chelsi.

Kania langsung melirik Chelsi yang berkata di sampingnya. Mereka memang baru saja mengantarkan Devano di depan pintu, bahkan tangan gadis tawanan lelaki itu masih melambai.

"Mulai deh mulut pedesnya berkicau lagi," cibir Kania.

Matanya memutar lalu memilih melangkah masuk tanpa menghiraukan Chelsi. Sedangkan wanita itu melotot geram dan mengikuti Kania, menarik lengan perempuan tersebut.

"Apaan, sih! Aku capek, mau istirahat. Tuan Devano sangat kuat tadi malam," ujar Kania.

Bibir Chelsi hendak bergerak membentak Kania, bahkan tangannya hendak menyerang perempuan tersebut tetapi ditahan.

"Sialan! Dasar murahan," sembur Chelsi.

Setelah berkata demikian wanita it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 61

    Chelsi yang mendengar suara yang familiar segera bangkit dari duduknya. Mata perempuan itu membulat saat melihat nenek Devano berada di ruangan yang sama."Grandma, sejak kapan ke sini," sapa wanita itu. Chelsi saat berkata demikian segera melangkah mendekat. Sedangkan Grandma memandang sinis perempuan tersebut, ia mundur kala wanita yang dia tatap sinis tidak jauh darinya. "Stop! Jangan mendekat. Kamu ngapain ke sini, cepat pergi!" usir perempuan tersebut.Wanita yang mengatakan dirinya adalah calon istri Devano saat datang itu mengerutkan bibir."Memangnya kenapa, Grandma. Lagian Devano gak melarangku kok," jawab Chelsi.Perempuan tersebut mendengkus mendengar perkataan gadis yang lebih muda darinya. "Eh, Grandma. Grandma tau gak ada jalang yang deketin Devano lho, harusnya Grandma marahin dia bukan ke aku," seru Chelsi.Dia langsung melirik Chelsi saat wanita tersebut berkata demikian. Melihat lirikan itu perempuan ini segera tersenyum senang. "Dia godain Devano lho, Grandma. G

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 62

    Chelsi sedikit merinding saat mendengar ancaman dari Devano. Ia bahkan spontan meremas baju yang di pakai, sedangkan Kania memandang wanita tersebut dengan tatapan sulit diartikan. "Grandma, dia mau bikin pesta pernikahanmu! Bahkan udah ada surat undangan," jelas Chelsi. Devano mengerutkan kening sebentar lalu membulatkan matanya. Ia segera mematikan sambungan telepon Chelsi dan lekas menekan tombol menelepon di nomor Ida. "Astaga!" pekik Ida.Kania ikut terkejut oleh pekikan Ida, bahkan beberapa orang yang ada disini ikut terperanjak. Suara wanita itu lumayan nyaring, sedangkan perempuan paruh baya ini lekas melihat benda pipihnya. "Vano," gumamnya pelan.Mendengar suara Ida, Kania segera menggeser duduknya dekat wanita itu. Mata perempuan tersebut melirik tulisan di layar handphone. Sedangkan Chelsi yang menebak jika sang penelepon adalah Devano lekas mendekat."Kalau berani, ayo angkat!"Ida langsung menatap sinis Chelsi, wanita itu mendelikan mata dan segera menatap handphone

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 63

    Wajah Devano begitu dingin, tatapannya sangat tajam. Pandangan tertuju pada Kania, seperti menghakimi jika wanita tersebut yang mengusulkan hal ini pada Ida. Melihat arah penglihatan cucunya, wanita paruh baya itu segera mengambil remote televisi dan melemparkan kepada pemilik kediaman ini. "Awas, matamu! Kalau keluar susah masukinnya lagi," seru Ida. Pria itu langsung mendelik mendengar ucapan sang neneknya. Melihat respon demikian, Ida kesal lalu bangkit dari duduk dan memukul punggung sang cucu yang masih terbalut jas . "Beraninya kamu berlaku gitu ke, Grandma!" sentak wanita itu.Devano hanya meringis sebentar lalu kembali membuat ekpresi wajah datar lagi. Melihat hal ini, Kania menundukan kepala dan jemari memilin pakaian. "Ini semua rencana, Grandma. Gak ada sangkut pautnya sama Kania, Grandma menginginkan kamu memberikan status sama wanita pilihan Grandma. Dia baik, Vano ... cocok untukmu yang nakal ini, lagian cuma dia yang bisa kamu sentuh," lontar Ida.Lelaki itu langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 64

    Devano langsung membalikan tubuh melihat istri yang membuat sensasi, sedangkan Chelsi lekas menaruh gelasnya ke meja dan membantu membersihkan gaun Kania yang terkena siraman. "Aduh ... sorry, gak sengaja!" seru wanita itu. Sedangkan Kania menatap nanar gaun yang dibelikan Ida, ia langsung menatap murka Chelsi. Tatapannya begitu tajam seperti siap menusuk kapan saja, baru saja hendak mengeluarkan suara. Devano memanggil perempuan tersebut. "Nia ...!" Kania langsung menoleh, ia memandang Devano dengan wajah cemberut. Sedangkan lelaki itu dengan gerakan mata, memerintahlan sang gadis untuk mendekat. "Cepatlah ganti pakaianmu, jangan membuat keributan!" perintah Devano. Pria ini segera melepaskan jas hitamnya lalu memakaikan pada Kania. Perlakuan lelaki tersebut membuat mereka menjadi pusat perhatian. "Cepatlah! Pergi sana ke kamar," usir lelaki itu. Perempuan itu memandang Devano lagi, sedangkan para tamu mulut mereka terbuka melihat perlakuan pria yang dijuluki dingin dan kejam

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 65

    Baru saja Elsa hendak membalas, suara seseorang membuat mereka menoleh. Tatapan dingin langsung di dapatkan, sedangkan perias menundukan kepala kala mata bertabrakan dengan manik Devano. "Apa yang kalian lakukan! Bukannya bantu sambut tamu." Nada suara lelaki itu sangat berat dan menekan, sedangkan Kania sesekali mencuri pandang menatap sang suami dengan rasa takut. "Nia, cepat kemari! Temani aku sambut mereka," panggil pria tersebut. Tangan pria itu terulur, meminta Kania untuk menyambut ulurannya. Melihat hal tersebut, perempuan ini sedikit terpaku lalu segera meraih jas dan melangkah mendekati sang suami. "Vano!" Elsa berseru demikian seraya berlari melewati Kania dan tangannya segera menangkap lengan sang anak. Devano spontan mengeluarkan isi perut, mengenai pakaian dan dress Elsa membuat wanita ini memekik. "Apa yang kamu lakukan!" Perkataan mereka sangat sama, bahkan diucapkan bersamaan. Nada suara begitu mirip, bahkan kini keduanya saling melayangkan tatapan tajam. "Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 66

    Kania terbangun dari tidurnya, ruangan ini sangat berantakan karena pergulatan saat malam. Mengingat hal tersebut, perempuan ini meringis. Ia melirik berkas di atas meja, lembaran kertas yang tertulis kontrak nikah bersama Devano."Aku kira kamu sudah jatuh hati padaku, ternyata ...." Wanita ini hanya bersuara dalam hati, ia memeluk selimut. Matanya terpejam berusaha menahan air yang hendak meluncur dari mata. "Kenapa kamu diam saja, Ayo cepat bersiap! Sebentar lagi kita akan pulang," seru lelaki itu dingin. Devano baru saja keluar dari bilik mandi, tubuhnya berlapang dada. Hanya handuk memelik pinggang yang menutupi area pribadi. "Cepatlah!" sentak pria ini.Kania terkejut, ia mengangguk lemah. Wanita itu perlahan turun dari ranjang, meringis merasakan sakit di area sensitifnya. Padahal ini bukan pertama kali melakukan, tetapi nyeri itu masih saja hinggap karena sang pria tidak hanya sekali melakukan penyatuan tersebut."Lamban! Kenapa handuknya masih terus dipake, bukannya di le

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 67

    Devano mendelik mendengar hal itu, dia bersidekap menatap malas sang Ibu. Ia segera berdiri membuat Kania yang melamun ikut terkejut lalu bangkit dari duduknya. Melihat hal ini mereka menatap pasangan pengantin baru, Devano lekas melangkah mendekati sang Ibu. "Ini ...." Devano memperlihatkan kartu yang ia keluarkan dari dompetnya. "Ini bukan yang kamu inginkan," Devano langsung melemparkan kartu ke tubuh sang ibu. "Cepatlah pergi setelah mengambil kartu itu, kata sandinya satu, tiga, lima, tiga, dua, sembilan. Cepat pergi!" sentak pria tersebut.Wanita itu melotot mendapati perlakuan demikian dari anaknya. Sedangkan pria muda di samping perempuan tersebut, dia segera memungut kartu dan memasukan ke saku. Lelaki itu lekas memegang lengan Elsa, membuat sang empu menatapnya. "Barang ini sudah didapatkan, ayo kita pergi! Lagian kita gak diinginkan disini, mendingan kita bersenang-senang, Sayang," ajak lelaki itu mendayu.Pria mud

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 68

    Mata wanita itu melotot, dia segera bangkit dan mendekati perempuan yang menghina lalu segera menjambak rambut sang empu. Acara keluarga ini malah kacau karena pertengkaran keduanya, sedangkan Devano mendengar keributan hanya menggelengkan kepala. "Dasar," ucapnya pelan. Dia mulai melangkah menuju kamar Ida, kala sampai bertepatan dengan Kania keluar dari ruangan tersebut. Mata mereka saling bertabrakan, Devano melirik sang istri tanpa ekpresi. "Tuan," sapa Kania pelan.Devano hanya membalas dengan kedipan, dia langsung memandang Ida yang ikut keluar. "Grandma, kalau gitu kami pamit pergi dulu. Kami bakal beberapa di luar negeri, sebentar lagi jadwal penerbangnya," jelas Devano.Ida menganggukan kepala mendengar penjelasan sang cucu. Wanita paruh baya itu memandang Kania, dia segera mendaratkan dekapan pada perempuan tersebut. "Grandma bakal merindukanmu, nanti pas kamu pulang kita jalan-jalan bersama. Sekarang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23

Bab terbaru

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 113 [TAMAT]

    Devano terperanjak mendengar seruan sang istri kala selesai menutup pintu, percakapan mereka tidak terdengar ke luar. Lelaki itu segera memandang wajah cemburu Kania dan membelai penuh kasih sayang. “Apa yang dipikirkan otak kecilmu itu, jangan bicara sembarangan,” tegur lelaki itu. Dia mendorong kening Kania membuat sang empu mengerucutkan bibirnya, lelaki itu segera menyalakan kemudi lalu Kania spontan memegang lengannya membuat dia menoleh. “Ada apa lagi,” kata Devano dengan nada malas. Perempuan itu masih memajukan bibirnya, dia bahkan berani menunjuk pipi sang suami sampai jari wanita tersebut menyentuh wajah Devano. “Kamu pasti berbohong, karena kamu sedikit lagi mau sembuh. Kamu mau mencari wanita lain yang lebih pantas denganmu,” sungut perempuan tersebut. Devano memutarkan bola mata mendengar ucapan sang istri, ia memilih mematikan mesin kendaraan lagi dan tangannya memilih menggengga

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 112

    Li Jiazhen segera pergi setelah selesai dengan urusannya, tidak ingin menyulut amarah Devano lagi. Kini hanya sepasang suami istri ini yang ada di ruangan, kekasih Kania melangkah kaki menuju dispenser air lalu menyalakan unruk mengisi air di gelas dan meneguk hingga tandas. Sang perempuan tersebut mengikuti, tetapi lelaki ini sama sekali tak mengeluarkan suara. Terlihat jelas dari wajah tidak ingin diganggu sedikitpun."Sayang ….""Kamu marah?" tanyanya pelan.Lelaki ini hanya melirik tanpa menjawab pertanyaan Kania, padahal wanita itu sudah sangat jelas tau jika sang suami tengah berperang dengan emosi yang bergejolak."Pergilah! aku bakal lembur, kamu pulang aja."Devano secara halus mengusir sang istri, mendengar hal ini Kania menggeleng. Perempuan itu segera memeluk suaminya yang berjalan menuju sofa, membuat sang empu menghentikan langkah."Maafkan aku, Sayang. Lain kali aku gak bakal berbicara dengan pria itu kalau diajak

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 111

    Karyawan itu tidak menanggapi ucapan Devano, dia langsung berlari lalu memeluk suami Kania. Mata pria tersebut membulat sempurna karena terkejut, ia berusaha melindungi minuman yang dibawa agar tidak tumpah.“Tuan … terima kasih!”seru lelaki tersebut.Setelah tersadar akan pandangan mata Devano, ia segera melepaskan pelukkan lalu menjauh. Menundukkan kepala tidak berani memandang wajah pemilik perusaaan ini.“Di mana sikapmu yang tadi? Kenapa sangat cepat lenyap,” ucap Devano datar.Pria ini semakin menunduk, sedangkan yang lain hanya memandang nanar. Mereka segera melakukan pekerjaan kembali kala Devano melirik semua. “Sudahlah, aku tidak mau menakutimu lagi. Selamat karena sudah menjadi Ayah, doakan istriku juga. Semoga dia lancar sampai anakku lahir,” ujar Devano.Karyawan itu mengangguk lalu mengucapkan terimakasih dan mendoakan istri Devano yang dibalas senyuman pria tersebut. Beberapa orang yang melihat memandang tak perca

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 110

    Devano mendengar ucapan karyawannya langsung mendelik, ia kembali memandang ke depan.“Kalau kamu ada kesalahan lagi aku gak akan mengeluarkanmu begitu saja dari ruangan, aku aku keluar mau menjemput istriku di luar. Oh ya, siapkan minuman untuk dia, eh jangan! Biar saya aja yang buat, kamu cepat pergi beli susu untuk ibu hamil,” seru Devano.Setelah berkata demikian lelaki itu kembli bergegas melangkah, sedangkan karyawan yang diperintahkan mulutnya terbuka lebar. Ia benar-benar tidak mengenali Devano, sikap sangat berbeda dengan dulu. Bahkan sekarang ada rasa toleransi, dia merasa bersyukur akan kehadiran yang datang ke hidup sang Bos.“Ah, iya! Aku harus segera pergi membeli susu ibu hamil,” pekik pria tersebut.Dia langsung berlari untuk melakukan kerjaannya, se

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 109 [PART 2]

    William terperanjak mendengar suara Devano, membuat ia spontan menginjak pedal gas. Beruntung Kania sudah memakai sabuk pengaman dan berpegangan sebagai jaga-jaga. Bahkan handphone yang dipegang perempuan tersebut sampai terjatuh, lelaki sedang berganti profesi jadi supir ini lekas mematikan mesin dan membantu mengambil ponsel sang majikan.“Tu-Tuan,” kata William terbata-bata kala melihat layar handphone.Pria yang dipanggil Tuan itu memasang wajah datar kala mendengar suara William, sedangkan Kania segera mengambil handphone lalu segera mengganti jadi kamera depan.“Sayang, kamu mengejutkan kami,” tegur Kania.Lelaki itu hanya mendengkus mendengar teguran sang istri, ia memalingkan wajah menyembunyikan riak kekesalan.“Iya, maafkan aku. Aku hanya terkejut karena William melajukan kendaraan sangat kencang,” seru Devano.Me

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 109 [PART 1]

    Waktu terus bergerak sangat cepat, kini kehidupan sepasang suami istri itu sangat harmonis. Tetapi kadang Kania sangat jengkel pada Devano karena terlalu oper protektif pada dia. Bahkan untuk ke dapur aja tidak diperbolehkan, katanya takut sesuatu hal buru terjadi."Yasmin … aku sangat bosan," keluh Kania.Bibirnya mengerucut tanda sangat kesal, sedangkan Yasmin paham akan perasaan keduanya. Satu sisi Devano takut sesuatu terjadi, karena pas usia kandungan perempuan itu empat bulan, Kania sempat hendak terjatuh di dapur akibat ada minyak yag tumpah. Bahkan karena hal tersebut, beberapa pelayan dipecat begitupun yang tak menyukai wanita hamil ini."Tuan begitu karena sangat menyayangimu, takut kamu kenapa-napa," balas Yasmin.Kania menganggukkan kepala mengiyakan perkataan Yasmin, tetapi ia juga kembali cemberut karena merasa terkekang di sangkar emas milik sang suami. Sedangkan sahabat perempuan tersebut, sebenarnya mereka percakapan dan segera m

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 108 PART 2

    Mendengar ucapan wanita itu mereka terdiam sejenak, membuat Elsa langsung menyeringai. Tak berselang lama perempuan tersebut segera dibopong salah satu dari para pria ini.“Diamlah, Nyonya! Ini perintah Tuan Devano, kalau anda terus memberontak. Mohon maaf kalau kami bakal kasar, karena Tuan Devano memperbolehkan hal itu.”Mendengar hal itu Elsa membulatkan mata, perempuan tersebut berhenti memberontak. Sedangkan bawahan Devano lekas memasuki ke kendaraan, William yang ada di dalam mobil hanya tersenyum lalu melajukan alat tranfortasi tersebut.“William, kalian mau membawaku ke mana?” tanya wanita tersebut.Lelaki tersebut tidak menjawab, membuat Elsa mengepalkan tangan.“Pinjam handphone-mu, aku mau berbicara dengan anakku.’Elsa menyodorkan tangannya ke arah William, pria tersebut tak merespon sedikitpun membuat Ibu Devano memakinya. Tangan perempua

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 108 PART 1

    Suara lembut dan serak terdengar di indra pendengar Devano, apalagi panggilan sayang membuat ia bergegas menoleh. Senyuman langsung ia lemparkan kala mata bertabrakan dengan manik Kania. Tatapan perempuan itu masih sangat sayu, pria ini segera menyudahi telepon lalu memasukkan benda pipih ke saku. Melangkah mendekat dan melingkarkan pelukkan di pinggang Kania.“Sayang, kamu ngobrol sama siapa tadi?” tanya Kania dengan suara serak.Devano mendengar perkataan Kania hanya mengulas senyuman, dia membenarkan pelukkan pada istrinya agar wanita ini nyaman.“Gak perlu kamu pikirkan, mendingan temani aku berbaring sebentar. Kepalaku agak pusing,” tutur pria tersebut.Mendengar perkataan sang suami, Kania spontan mengarahkan punggung tangan ke dahi Devano dan dia sendiri. Gerakkan perempuan tersebut sangat cepat, refleks dilakukan seolah ingin segera memastikan keadaan pri

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 107 PART 2

    Liburan keluarga besar ini masih sangat ramai, walau beberapa sudah ada yang pergi. Entah karena urusan mendadak atau usiran dari pria berstatus suami Kania. Mereka sekarang tengah pulang ke kediaman masing-masing, sedangkan Devano pergi mengantarkan Farrah terlebih dahulu. Saat gadis kecil itu turun diikuti istri lelaki tadi mengemudi, kedua manusia saling berpelukkan."Auntie, nanti kalau jalan-jalan ajak aku lagi ya," kata Farrah.Mendengar perkataan gadis kecil itu, Devano mendelik. Dia memandang sinis Farrah, tetapi disambut senyuman di bibir perempuan muda ini."Cih, malas aku bawa kamu. Kamu menyabotase waktu istriku," balas lelaki berkemeja hitam itu.Kania hanya terkekeh mendengar balasan sang suami pada Farrah, wanita itu langsung mengulurkan tangan dan mengusap penuh kasih sayang puncuk kepala gadis kecil tersebut."Gak usah dengarkan, Paman. Okey, nanti Auntie ajak ka

DMCA.com Protection Status