Home / Romansa / The Seductive Revenge / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of The Seductive Revenge: Chapter 141 - Chapter 150

154 Chapters

141. Half Evil And Half Angel

Allan menghembuskan napas berat yang seakan membebani pundaknya, setelah putrinya Gianina dan suaminya pergi dari rumah Dirga.Ia memang sengaja tidak mencegah Dexter Green untuk membawa pergi putrinya, karena tidak ingin membuat segalanya semakin runyam. Dexter Green terlihat begitu emosional tadi, apalagi sebelumnya juga Givanna sempat bercerita kalau adiknya Gia sedang hamil, Allan tidak ingin ada apa-apa dengan cucu yang dikandung Gia.Givanna memeluk ayahnya dengan lembut. "Jangan sedih, Ayah. Biarkan Dexter yang mengurus Gia dan menceritakan semuanya, ya?" Allan menatap anaknya dan mendesah. "Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, Ayah akan memperbaiki semua kesalahan dan kalian tidak akan pernah terpisah dan menderita," ucapnya penuh sesal."Allan, sebenarnya ada apa? Kenapa Dexter terlihat kesal padamu?" Tanya Dirga yang sekarang telah berada di samping Allan dan Givanna. Tidak pernah terbayang dalam pikirannya sedikit pun bahwa mantan menantunya adalah putri dari sahab
Read more

142. Bad Blood

"Allan, lalu darimana kamu mengenal Dexter Green?" Tanya Dirga lagi.Allan menarik napas yang sangat panjang sebelum ia menjawabnya."Dia... adalah seseorang yang tertarik untuk membeli Aurora Pictures, perusahaan keluargaku. Prisilla dan James bahkan sudah memberikan persetujuannya, namun karena perusahaan dibagi tiga secara rata setelah Ayahku meninggal, maka mereka juga memerlukan persetujuanku jika ingin menjual perusahaan.""Sampai mati pun aku tidak akan pernah menyetujuinya, itu sebabnya Prisilla dan James melakukan segala cara untuk mengintimidasiku, Dirga.""Tunggu. Maksudmu Dexter ingin membeli Aurora Pictures?" Dirga terlihat sangat kaget. "Lalu apa tujuannya?"Allan menghela napas dan menggeleng. "Sepertinya ia sudah mengetahui bahwa diriku adalah ayah dari Gia, tapi aku juga tidak tahu apa maksud Dexter sebenarnya," tukas Allan pelan. Allan bahkan sedikit curiga mungkin Dexter punya maksud tidak baik padanya."Ayah, Dexter sudah tahu semuanya. Aku yang menceritakan padan
Read more

143. It Won't Over Till It's Really Over

Dexter benar-benar melaksanakan semua ucapannya kepada Jelita di pantai tadi. Ia menarik tangan istrinya untuk kembali ke dalam mobil dan mencari hotel terdekat untuk melampiaskan hasratnya. Kebetulan juga ada salah satu hotel bintang lima yang termasuk dari jaringan Alpha Green yang letaknya tak jauh dari pantai.Sebagai mantan CEO Alpha Green, tentu saja tak sulit baginya mendapatkan kamar president suite dalam sekejap, apalagi dia adalah bagian dari keluarga Green yang notabene pemilik hotel itu.Karena gairahnya yang sudah tak tertahankan, Dexter langsung mendorong tubuh istri cantiknya ke dinding lift saat kotak itu mereka masuki. Tak akan ada orang lain yang akan masuk ke dalamnya, karena ia sudah membooking lift hingga ke kamar president suite di lantai teratas.Suara desahan Jelita yang sangat merdu di telinga Dexter membuat pikirannya makin berkabut. Berkali-kali ia mengingatkan dirinya agar tidak bersikap kasar pada istrinya yang saat sedang hamil muda, meskipun ia ingin
Read more

144. The Calm Before The Storm

Dalam sebuah mobil Ferarri merah milik Jelita, Allan Pranata yang sedang berada di belakang setir terlihat gundah. Mobil yang sebelumnya digunakan Jelita dan Givanna untuk berkunjung ke kediaman Dirga, kini dibawa oleh Allan bersama Givanna, karena Jelita sendiri telah dijemput oleh Dexter.Givanna pun kemudian mengajak Allan untuk ikut dengannya menuju ke kediaman Dexter Green. Allan yang khawatir kehadirannya hanya akan kembali membuat pertengkaran antara anaknya Gianina dengan suaminya, sempat menolak ide itu."Ayolah, Ayah," ucap Givanna yang duduk di kursi samping dengan tatapan memohon kepada Ayahnya."Apa Ayah tidak ingin bertemu dengan cucu sendiri? Anak-anaknya Gianina?" Helaan nafas berat pun terhempas dari Allan, yang sangat dimengerti oleh Givanna penyebabnya Ayahnya terlihat murung seperti itu. "Dexter itu sebenarnya lelaki yang sangat baik. Dia begitu tergila-gila dan sangat mencintai Gia, mungkin itu sebabnya Dexter belum bisa menerima kehadiran Ayah," cetus Givanna
Read more

145. The Execution

Warning : bab ini mengandung kekerasan yaa...***Jelita terbangun karena mendengar sebuah suara rintihan pelan. Manik bening beriris hitam itu pun mengerjap-kerjap, berusaha menyesuaikan kondisi di sekelilingnya yang sangat gelap hampir tanpa penerangan. Hanya secercah cahaya yang sepertinya berasal dari lampu temaram dari ruangan lain yang menembus di sela-sela ventilasi.Serangan mual hebat dan panik pun seketika menyerbu sanubari wanita itu kala menyadari dirinya telah berada di tempat yang asing. Bau apek dan anyir makin memperparah rasa ingin muntahnya, padahal Jelita yang sedang hamil muda sangat jarang sekali merasakan mual-mual.Wanita itu berusaha menggerakkan tubuhnya yang sedang terduduk di kursi, dan tercekat saat mengetahui bahwa kedua tangannya diborgol ke belakang sandaran, dengan kedua kaki yang diikat tali di bagian kaki kursi. Apa ini? Kenapa ia bisa berada di tempat ini?? Dimana suaminya? Bukankah terakhir kalinya ia sedang bersama Dexter di dalam hotel??Rasa
Read more

146. The Salvation

"DEXTER, HENTIKAAN!"Kalimat perintah dari William Green itu sebenarnya terdengar begitu keras dengan suaranya yang menggelegar, namun putra satu-satunya yang ditegur itu seperti tidak bisa mendengar apa pun lagi. Telinga, mata dan hatinya sudah tertutup oleh kemurkaan yang begitu besar, sehingga tubuhnya pun bergerak bagai robot mematikan yang terus menghancurkan lawannya tanpa henti."KATAKAN DIMANA ISTRIKU, BEDEBAH!!" Bentakan keras itu diiringi oleh tatapan pekat dari netra karamel Dexter yang dalam dan menakutkan, seakan mampu menghisap seluruh jiwamu hingga kering tak bersisa.BUUUGH!!!Kembali, pukulan kuat itu telak ia layangkan kepada James Pranata, yang sudah terdiam di lantai dengan tubuh dan wajah yang penuh bersimbah darah.William Green pun akhirnya memberikan kode kepada ajudannya Nero dan tiga orang pengawal untuk menahan putranya agar tidak membunuh James yang sepertinya sudah sekarat itu.Bukan karena William peduli dengan nyawa James, ia hanya ingin mendapatkan inf
Read more

147. The Law Of Sowing And Reaping

Kening berkerut Prisilla Pranata semikin penuh dengan lipatan saat ia mengernyit. Sudah tiga jam James tidak dapat dihubungi. Ada apa ini? Tak biasanya anak lelaki satu-satunya itu hilang kontak selama ini. Cih, paling-paling ia mabuk-mabukan dan bermain dengan jalang di night club. Hanya saja saat ini Prisilla membutuhkan James menemui Alarik. Wanita itu ingin mendapatkan bukti yang meyakinkan bahwa Alarik benar-benar sudah menculik dan menyiksa Allan beserta kedua putrinya itu. Lebih baik lagi jika ada videonya, pasti Prisilla akan sangat puas melihat jerit kesakitan dan permohonan ampun mereka yang menjijikkan.Dan sekarang entah kenapa tiba-tiba saja wanita yang masih terlihat anggun di usia lanjut itu merasa gelisah, karena Alarik belum memberikan kabar apa pun. Terakhir kira-kira beberapa jam yang lalu si pembunuh bayaran itu hanya memberi kabar kalau berhasil menangkap ketiga orang itu, tapi setelahnya tidak ada info apa pun lagi. Brengsek! Dimana sih mereka? James dan
Read more

148. The Ultimate Rival

Dengan sekuat tenaga, Dexter melempar ponselnya membentur dinding hingga hancur berkeping-keping.Kemarahan yang terasa membakar dadanya ingin sekali ia lampiaskan kepada Prisilla Pranata, wanita iblis jahanam itu."Aaaarrghhhh!!!" Dexter menarik kursi yang ia duduki lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, dan membantingnya ke lantai dengan keras hingga hancur berantakan."Mr. Green..." Nero masuk ke ruangan itu dan tidak heran lagi saat melihat suasana di sekelilingnya yang kacau-balau bagai terjangan angin badai memporak-porandakan seluruh isinya. Tuan Mudanya itu memang selalu menghancurkan barang-barang jika sedang murka.Seseorang telah berani mengusik istri dari Dexter Green, dan Nero memastikan kalau orang itu beserta kaki tangannya tidak akan bisa selamat dari kemurkaan lelaki itu. Dexter Green biasanya memang tidak sekejam ayahnya jika berhadapan dengan musuh-musuhnya, namun Nero tidak terlalu yakin lagi setelah apa yang ia lihat hari ini.Sisi psikopat Dexter yang selama ini jau
Read more

149. The Alpha Of Black Wolf

Jelita menatap lelaki paruh baya yang sedang terbaring diam itu dengan tatapan sendu. Matanya terpejam rapat, alat bantu napas menutup sebagian wajahnya dan beberapa infus terlihat menancap di tubuhnya. Ayahnya berada dalam kondisi koma. Pukulan keras yang beberapa kali menghantam kepalanya membuat otaknya mengalami trauma. Wajahnya penuh lebam dan luka, begitu pun sekujur tubuhnya. Robekan di sepanjang lengannya bahkan harus dioperasi karena merusak banyak syaraf-syaraf penting.Wanita itu pun kembali terisak pelan ketika mengingat penyiksaan keji kepada ayahnya itu. Seorang ayah yang baru ditemuinya setelah tiga puluh satu tahun hidupnya. Seorang ayah yang sempat ia benci ketika mengetahui kisahnya di masa lalu."Ayah, maafkan aku..." lirih Jelita sambil terus terisak. Ia mengunjungi Allan menggunakan kursi roda dengan diantarkan oleh suster jaga. Heaven pulang sebentar untuk melihat anak-anak Jelita di rumah, sekaligus membawa barang-barang yang diperlukan untuk rawat inap me
Read more

150. The Unhealed Wounds

Cuma ngingetin, ini novel yang 100% happy ending ya. Jadi... jangan kaget baca bab ini. Peace.***Tubuh Jelita membeku dengan tatapan kosongnya yang lurus terarah pada pusara penuh bunga di hadapannya. Tak ada satu pun isak tangis yang keluar dari bibir pucat itu, karena airmatanya telah mengering.Tubuh dan hatinya kini telah kebas, menebal dan mati rasa.Ini terjadi lagi. Untuk yang kedua kalinya.Apakah dirinya pembawa sial? Apakah dirinya memang tidak ditakdirkan untuk bahagia?Apakah dia tidak layak untuk mendapatkan cinta yang begitu besar dari seseorang yang luar biasa? Dulu Zikri, dan sekarang...Sekarang...Jelita mengangkat wajahnya yang pucat dan melihat Heaven yang berada di seberangnya. Wanita itu tengah tersedu dengan sangat pilu, sementara William terus memeluk dan berusaha menenangkan istrinya.Seketika Jelita pun merasa iba. Heaven telah kehilangan putrinya, dan kini kejadian itu pun terulang kembali. Dia kehilangan putranya.'Maafkan aku, Mom.' 'Putra tercinta
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status