Beranda / Romansa / The Seductive Revenge / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab The Seductive Revenge: Bab 131 - Bab 140

154 Bab

131. The Twins Secret

"Hai, kamu. Apa kabar? Maaf sudah enam tahun aku nggak datang," Jelita tersenyum pada batu nisan marmer putih di depannya. Setelah berdoa bersama, Jelita, Axel dan Aireen pun bersama-sama menabur bunga dan menaruh buket mawar putih besar di makam Zikri Gerhana Sutomiharho. Setelah itu biasanya Jelita berbincang-bincang dengan makam mantan suaminya itu untuk melepas kerinduan.Sementara Dexter, Ellard dan Ellena hanya memperhatikan mereka dari kejauhan karena ingin memberikan privasi kepada mereka bertiga."Itu siapa yang meninggal, Daddy?" Tanya Ellard bingung. "Kenapa Mommy terlihat sedih?""Yang meninggal adalah Daddy-nya Kak Axel dan Kak Aireen. Mommy nggak sedih, pumpkin. Lihat, apa Mommy menangis?" Dexter mengelus kepala Ellard dengan penuh sayang."Daddy, I want Mommy," tiba-tiba Ellena terisak."Mommy.....!!!" Anak kecil yang mungkin berjiwa sensitif bisa merasakan aura kesedihan mendalam yang dirasakn oleh ibunya, sehingga Ellena merasa ketakutan seakan Mommy-nya akan pergi.
Baca selengkapnya

132. Extra Love

Hanya cerita yang bisa mereka bagikan.Cerita tentang kehidupan, dan bagaimana mereka berdua menjalaninya. Givanna tersenyum penuh rasa bahagia mendengarkan adiknya bertutur kata, membagikan kisah hidupnya yang luar biasa. Hatinya pun ikut perih mendengar bagaimana Jelita kecil yang bertahan di panti asuhan, lalu ikut hancur saat mengetahui bahwa suami pertamanya meninggal dengan tragis. Ia baru tahu bahwa begitu banyak penderitaan yang dialami adik kembarnya ini, membuat dadanya sesak dan dipenuhi rasa bersalah karena selama ini dia selalu hidup dalam kebahagiaan.Hidup Givanna memang tidak mewah bersama neneknya, namun juga tidak pernah kekurangan. Baik kekurangan dari segi materi maupun cinta kasih. Berbanding terbalik dengan separuh jiwanya yang berbagi rahim dalam kandungan ibunya ini."Lalu bagaimana dengan ceritamu, Givanna? Aku ingin mendengar semuanya!" Seru Jelita antusias. Kedua jemari saudara kembar itu terus bertaut sejak tadi, seakan enggan dan takut untuk terlepas
Baca selengkapnya

133. Staycation To Maldives

Pagi hari pun tiba. Jelita terbangun saat sinar matahari yang terang mengintip melalui celah gorden berwarna gading. Dengan mata yang masih sayu karena mengantuk, seulas senyum bahagia terlukis bibirnya membayangkan hari ini mereka liburan ke Maldives bersama Givanna dan keluarganya.Ternyata seperti ini rasanya memiliki saudara by blood. Jelita hanya memiliki adik-adik di panti asuhannya yang dulu, yang meskipun mereka tidak sedarah namun Jelita tetap menyayangi mereka.Namun memiliki saudara kandung rasanya sungguh berbeda. Ada ikatan aneh yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata, yang jauh lebih kuat dari apa pun meskipun mereka baru saja bertemu.Jelita menggeliatkan tubuhnya yang masih terasa capek. Mungkin karena hamil membuatnya lebih gampang lelah, namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk bersenang-senang bersama Givanna dalam liburan kai ini."Aaaaahh!!" Jelita terpekik kaget saat hendak membuka selimut dan mendapati kalau piyamanya telah terbuka lebar
Baca selengkapnya

134. Seductive Angels

Tanpa disangka-sangka, malam harinya Dexter memberikan kejutan berupa dinner by the beach bernuansa pinggir pantai dengan debur ombaknya yang memberikan rasa damai dan tentram. Privasi mereka pun terjaga karena hanya diperuntukkan bagi keluarga Dexter dan keluarga Arya, suami dari Givanna. Sebuah tenda berwarna merah dipersiapkan sebagai tempat mereka makan malam sambil menikmati pantai. Bahkan juga ada sebuah panggung berukuran sedang dengan iringan band yang memainkan lagu-lagu romantis, membuat suasana semakin syahdu. Saat mereka telah selesai makan malam, Dexter mengajak Jelita untuk berdansa diiringi oleh lagu Perfect dari Ed Sheeran. Arya juga mengajak Givanna untuk berdansa, diperhatikan oleh anak-anak mereka yang masih saja sibuk mengunyah makanan penutup faforit mereka : es krim, puding, dan cake coklat.Jelita menatap Givanna yang juga sedang berdansa tak jauh darinya, dan ternyata tatapan mereka pun tanpa sengaja saling bertemu. Senyum manis dari kedua bibir merah itu
Baca selengkapnya

135. Secret Story From The Past

Peluh membasahi kedua tubuh yang sedang memadu kasih itu. Ranjang kayu jati kokoh tempat mereka bergumul pun terus menghentak dengan keras, menandakan betapa liarnya kegiatan yang mereka lakukan--atau yang lebih tepatnya--sang lelaki itu lakukan. Karena sang wanita sendiri telah tak mampu menggerakkan tubuhnya karena kelelahan.Nafas yang memburu pun saling berpadu, seiring dengan desau rintihan dan erangan yang menambah suasana semakin panas bergelora.Gerakan serta sentuhan erotis seakan tak pernah reda, karena sang raja yang tak pernah berpuas diri menjamah ratunya yang cantik."Aaah..." desahan lembut itu kembali terdengar dari bibir manis yang telah basah merekah. Tubuh indahnya yang berkilau tersentak-sentak keras dalam gerakan acak, dengan satu kaki jenjangnya yang bertumpu di bahu kokoh lelakinya.Ketika terjangan gelombang dahsyat pun datang dengan keras menghempas, kedua insan yang dimabuk asmara itu pun menjeda, sejenak menikmati nikmatnya surga dunia dengan napas yan
Baca selengkapnya

136. Waterfalls Of Love

Givanna yang tidak segamblang Jelita soal kegiatan intim seperti itu pun langsung merona. "Mmm... sebenarnya sih, first kiss itu waktu SMA," ungkapnya malu-malu."Hah?! Bukannya waktu SMA dulu kalian musuhan ya?" Cetus Jelita bingung.Givanna meringis malu. "Sebenarnya aku yang suka duluan sama Arya. Waktu itu malam pentas seni, dia tampil jadi gitaris band-nya. Aku cemburu banget lihat banyak cewek yang tertarik pada Arya, hinhga akhirnya waktu dia turun dari panggung langsung aja aku tarik ke pojokan yang sepi. Terus aku cium deh bibirnya," tukasnya sambil nyengir. "Terus? Reaksi Kak Arya gimana?""Ya nggak tahu. Soalnya abis aku cium, langsung aku tinggal pergi begitu aja. Malu banget sih..."Jelita pun terbahak mendengarnya. Ya ampun, kakaknya yang cantik ini lucu sekali! Seandainya Jelita ada di situ, mendengarkan ceritanya yang menggebu-gebu setelah mengecup seorang lelaki, pasti seru sekali!Tawa renyah Jelita mengundang suaminya yang masih sibuk bertelepon untuk menatap ist
Baca selengkapnya

137. Every Dream Has An End

Jelita terbangun dengan hanya selimut putih tipis yang menutup sebagian dada dan bagian bawah perutnya. Serta-merta ia pun langsung bangkit dan duduk, menoleh kesana kemari mencari-cari keberadaan suaminya.'Ah, itu dia.'Dexter sedang berdiri di depan air terjun mini sambil memotret dengan kamera DSLR Canon 5DS-nya, terlihat serius sekali mencari sudut-sudut yang unik dan fotogenik untuk diabadikan.Jelita tersenyum, dan berniat jahil untuk mengagetkan suaminya. Tapi masalahnya... semua bajunya rusak.Bahkan pakaian dalamnya pun robek hingga tak berbentuk akibat ulah suaminya yang tak sabaran dan ingin segera melampiaskan nafsunya yang terlanjur menggelegak itu. Jelita menggigit bibirnya dengan perasaan campur aduk antara bahagia dan malu, saat Dexter menncumbu dengan penuh hasrat dan cinta yang jelas terpantul di dalam mata karamel cemerlangnya itu. Akhirnya Jelita pun memutuskan untuk keluar dari mobil VW Combi dengan membalutkan selimut putih untuk menutupi tubuh polosnya. Dext
Baca selengkapnya

138. My Dirty Hubby

Jelita masih tersedu dan tak ingin melepaskan pelukannya. Sudah hampir setengah jam ia mendekap tubuh kakak kembarnya dan tak rela membiarkan Givanna pergi, padahal pesawat pribadi mereka telah lama mendarat di Kalimantan dan seharusnya Jelita serta keluarganya juga langsung terbang kembali ke Jakarta."Kita bisa bertemu Gigi lagi kapan pun kamu mau, sweetheart," bujuk Dexter sambil mengelus rambut istrinya yang dikuncir tinggi di kepala. "Bahkan weekend ini pun bisa." Namun semua bujuk rayu yang ia sampaikan dari tadi sepertinya tetap saja tak mampu meredakan kesedihan Jelita. Dexter pun akhirnya hanya bisa mendesah lelah. Jelita yang sedang hamil memang benar-benar jauh lebih manja dan cengeng daripada biasanya, itulah yang terjadi di kehamilan Ellard-Ellena yang lalu dan sepertinya terulang kembali di kehamilan yang sekarang. Dulu Dexter justru senang jika Jelita bermanja-manja padanya dan sangat menikmati masa sembilan bulan kehamilan istrinya, karena biasanya Jelita adalah
Baca selengkapnya

139. Daddy's Little Girls

Konflik dimulai, ya...***Tatapan mata caramel itu menyorot begitu dalam, begitu penuh perhatian yang hanya tertuju pada satu object indah di hadapannya, yaitu tubuh molek istrinya."Mulailah," ucapnya dengan suara serak dan berat yang maskulin.Beberapa detik telah berlalu, namun Jelita hanya diam sambil menaikkan alisnya. "Uhm... musiknya? Pole dance nggak asik tanpa musik, babe," celutuk Jelita sambil menahan tawa.Dexter menepuk keningnya dan terkekeh pelan. Lalu ia pun mengambil ponsel dari saku, dan menyambungkan musik dari ponsel ke speaker yang menempel di setiap sudut ruangan.Bibir pink pucat itu pun tersenyum setelah mendapatkan lagu yang ia inginkan."Bad Romance, from Lady Gaga," gumannya sambil menyeringai. Jelita tertawa pelan mendengar pilihan lagu suaminya itu. Tadinya ia mengira Dexter akan memilih lagu dance dengan beat yang cocok untuk tarian striptease, bukan lagu pop electro yang bercerita tentang seseorang yang terperangkap dalam kisah cinta yang buruk dan
Baca selengkapnya

140. Allan Pranata

Dexter memacu kecepatan Lamborghini-nya hingga di atas batas kecepatan rata-rata. Dia ingin secepat mungkin sampai di kediaman Dirga Sutomiharjo karena menurut info dari Nero, Jelita dan Givanna berada di sana. Begitu pun dengan Allan Pranata.DAMNED IT!!!Berulang kali Dexter mengutuk dirinya sendiri yang teledor mengawasi pergerakan lelaki itu, hingga sekarang malah takdirlah yang akhirnya berperan mempertemukan mereka. Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Jelita tidak boleh bertemu dengan Allan Pranata!Dan jika seandainya istrinya itu telah bertemu dengan lelaki itu, maka Dexter akan melakukan segala cara untuk menjauhkan mereka!***Jelita masih diam termangu dengan air mata yang terus mengalir saat Allan memeluknya. Pikirannya masih dipenuhi dengan tanda tanya yang besar yang belum ada jawaban pasti. "Anakku Gianina..." Allan melepaskan pelukannya dan menatap Jelita dengan wajah yang berkerut penuh dengan kesedihan. "Maafkan Ayah... karena Ayahlah, masa kecilmu akhirnya dihabis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status