Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Chapter 421 - Chapter 424

All Chapters of Warisan Artefak Kuno: Chapter 421 - Chapter 424

424 Chapters

Mesin Dan Lantai Lima Hundun Yaosai.

“Buka pintu gerbang lebar-lebar! Aku akan membawa benda ini ke lantai lima!” Suara Rong Guo terdengar dalam, penuh wibawa, seperti perintah yang tidak bisa dibantah.Para penjaga dan makhluk iblis yang berjaga di depan Benteng Hundun Yaosai langsung bergerak, membuka pintu dengan cepat. Gerakan mereka serentak, seolah sudah dipersiapkan sebelumnya.“Buka pintunya segera! Hunter Guo menginstruksikan!” teriak salah seorang penjaga dengan suara keras.Nama Hunter Guo kini sudah menjadi legenda di Hundun Yaosai. Reputasinya melampaui segala hal.Setiap pemimpin organisasi tunduk di kakinya, mengakui secara diam-diam bahwa Rong Guo adalah penguasa tak terbantahkan di wilayah ini. Sekarang, tidak ada yang berani meragukan otoritasnya.Dengan deritan keras dari roda yang menghantam permukaan batu yang kasar, prajurit-prajurit yang mengawal mesin penghimpun energi melangkah masuk, membawa benda berat itu menuju aula lantai pertama.Suasana menjadi semakin tegang, setiap langkah terasa berat,
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Kota Kaejin Lagi.

Perbedaan antara menyerap energi dari makhluk hidup dan dari hantu penasaran sangat jelas. Pada makhluk hidup, ada lapisan pelindung yang menghalangi energi tersebut.Hal ini menjadikan proses penyerapan energi lebih rumit.Namun, jika energi yang diserap berasal dari kebencian atau energi jahat yang dimiliki oleh hantu penasaran, dan hantu lapr, itu menjadi jauh lebih mudah. Ini berlaku terutama bagi seorang ahli tingkat tinggi seperti Rong Guo.“Di lantai lima Hundun Yaosai, tepatnya di pemakaman kuno ini, terdapat banyak sekali energi gelap yang tersembunyi.”Mengapa tidak aku manfaatkan untuk menyerap energi itu, memurnikannya, dan mengalirkannya ke dalam mesin penghimpun energi ini?” tegas Rong Guo, sambil memandangi mesin besar itu dengan rasa ingin tahu yang mendalam.Itulah teori yang dia ciptakan setelah mengamati mesin penghimpun tersebut.“Jika aku menggunakan energi dari makhluk hidup, prosesnya akan sedikit lebih rumit,” lanjutnya, “Karena ada lapisan pelindung pada tubuh
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Gurun Hadarac Merah Membara – Part I.

Bagi seorang ahli yang telah mencapai puncak Kultivasi seperti Yongheng, perjalanan antar benua bukanlah hal yang memerlukan waktu lama. Perjalanan dari Benua Podura ke Benua Longhai, meskipun menggunakan Kapal Roh terbaik yang ada, biasanya memakan waktu hampir seminggu penuh.Namun, bagi seorang yang telah mencapai tingkat keabadian seperti Rong Guo, jarak yang terlihat begitu jauh bagi orang biasa tak lebih dari sekejap mata.Waktu dan ruang baginya hanyalah konsep semu, tidak lebih penting dari sekadar hembusan angin yang berlalu.Dalam sekejap, hanya dalam waktu setengah hari saja, pantai di tepi Gurun Hadarac sudah tampak di depan matanya.Rong Guo terbang tinggi, jauh di atas awan, di ketinggian yang nyaris tak terlihat oleh siapa pun di bawah sana. Jika ada yang melihatnya, mereka mungkin hanya akan menganggapnya sebagai makhluk spiritual asing—terbang dengan kecepatan yang begitu luar biasa.Setiap hembusan angin mengingatkannya pada batas-batas yang dulu kupikir tak terlampa
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Gurun Hadarac Merah Membara – Part I.

Tiba-tiba, suara burung berkoak-koak yang tajam terdengar, memecah kesunyian. Di kejauhan, puluhan burung nasar terbang berputar-putar di udara, tampak seperti membawa isyarat kematian.“Aroma amis darah semakin pekat... Ini bukan pertempuran biasa,” gumam Rong Guo, merasakan ketidaknyamanan yang kian menguat.Lalu, matanya menangkap sesuatu di tengah Gurun Hadarac. Di sana, seorang gadis muda, bersama tiga petarung lainnya, tengah bertahan melawan pasukan tentara yang mengenakan zirah perang.“Suku Miao... kaum Nomaden dari Wilayah Barat? Mereka yang disebut barbar itu?” ekspresinya berubah.Menyusul… “Dan lawan mereka tentara dari Kekaisaran Matahari Emas?” desis Rong Guo dengan amarah yang mulai menggelora.Keempat petarung itu adalah murid-murid dari Sha Tuo, seorang ahli ternama di Benua Longhai, yang berada di peringkat enam dalam dunia persilatan. Kultivasi Sha Tuo ini berada di ranah Kaishi, dan dikenal dihormati di kalangan para datuk.Keempat muridnya—Ye Qing, seorang gadis;
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
PREV
1
...
383940414243
DMCA.com Protection Status