All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 121 - Chapter 130

376 Chapters

SEHARUSNYA SEJAK DULU

121Samudra menarik napas panjang seraya membuang muka. Sementara dua wanita yang bersamanya merengut tidak suka mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Benny. Rupanya anak sulung keluarga Hanggara itu masih tidak puas jika tidak mengatai Samudra.“Jaga bicaramu, Benny. Samudra bahkan tidak pernah meminta uang keluarga ini sepeser pun setelah keluar dari rumah ini.”“Itu karena ia tidak pantas, Bu.”“Pantas atau tidak, sebenarnya ilmu waris sudah mengaturnya. Kedudukan Samudra dalam keluarga ini sama denganmu. Kalian sama-sama anak lelaki keluarga ini. Kelak kalau pun menerima waris, hak kalian akan sama.” Walaupun terlihat kesal dan marah, wajah nenek Widya tetap terlihat tenang dan anggun.Benny membuka mulut untuk melontarkan kalimat keberatan, tetapi gegas tangan Nenek Widya terangkat tanda ia tidak suka dibantah.“Jika pun Samudra datang untuk meminta uangku, ia sangat pantas. Ia bagian dari keluarga ini. Sama sepertimu, ia juga anak laki-laki keluarga Hanggara. Jangan pernah
Read more

BEKAS

122Benny yang hampir keluar dari pintu, menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Samudra dengan raut heran. Samudra sendiri langsung mengulurkan tangan kepada sang ibu. Meraih tangannya dan menciumnya takzim.“Bu, aku tinggal dulu, ya. Aku mau bicara dengan Bastian dan Bang Benny sekalian.” Samudra pamit.“Ada apa lagi, Sam? Kenapa ada banyak hal yang Ibu tidak tahu? Apa kalian sengaja menyembunyikan dari Ibu?” Tatapan Nenek Widya membuat Samudra merasa bersalah karena memang ada banyak hal yang sengaja dirahasiakan, termasuk masalah yang ingin ia bicarakan dengan Bastian saat ini. Tidak mungkin menyampaikan hal tidak baik yang berpotensi akan berpengaruh terhadap kesehatan sang ibu.“Bukan masalah besar, Bu. Nanti kami kembali lagi setelah bicara dengan mereka.”“Kalian tidak akan ke sini jika bukan masalah serius. Kalian datang karena masalahnya serius, bukan?”Samudra tertegun. Tak menyangka jawaban sang ibu. Salahnya memang yang jarang berkunjung hingga datang jika ada
Read more

ADA RAHASIA

123“Maksud Om?” Bastian menatap heran. Terbukti dari beberapa kerutan yang menghiasi keningnya. Wajahnya yang semula penuh nyinyiran kini berubah serius. Dan di saat laki-laki dua puluh lima tahun itu masih menunggu jawaban Samudra, seseorang melewati ruangan di mana mereka tengah bicara.Semua orang di ruangan itu menoleh ke arah pintu di mana ternyata Novita lewat dan menghentikan langkahnya. Pun dengan Samudra yang merasa momen tepat datang di saat ia ingin menyampaikan tujuannya ke sana.“Istrimu tadi pagi datang ke apartemenku, Bas. Dia ingin menyerang Mentari.”Tiga kepala kembali menoleh ke arah Novita yang memucat setelah sebelunya mereka menatap Samudra. Raut sama tergambar di wajah ketiganya.“Maksud Om apa dengan menyerang?” Bastian yang beberapa saat lalu tampak terkejut, berhasil menguasai dirinya. “Jangan lebay, Om. Mungkin Om baru mengenal satu perempuan, jadi saat sedikit saja ada yang nyenggol, langsung mereog. Hah, membagongkan.” Bastian tertawa mengejek di akhir ka
Read more

ABANG VS ADIK

124Samudra tertegun. Untuk beberapa lama ia hanya berdiam mencoba mencerna kalimat sang kakak yang jujur saja membuatnya terkejut. Benarkah apa yang dikatakan Benny barusan? Atau ….Samudra mengerjap seraya memperbaiki posisi berdirinya. Sungguh, Benny salah jika mengira ia masih Samudra yang dulu yang mudah terintimidasi olehnya. Jika pun yang disampaikannya barusan adalah fakta yang belum ia ketahui, ia harus tetap bersikap tenang. Jangan sampai wajah-wajah meremehkan yang barusan tersenyum karena ucapan Benny bertambah girang.Samudra mengembus napas, kemudian mengedarkan tatapan ke semua orang yang ada di sana.“Maaf, jika aku tidak bisa mempercayai ucapan Abang untuk saat ini. Mungkin aku akan bertanya pada ibu. Dan aku akan lebih mempercayai ibu daripada Abang yang jelas-jelas sejak dulu tak suka melihatku sedikit saja bernapas lega.”Wajah Benny pun serta-merta merengut. Semburat merah langsung menutupi wajah itu pertanda hatinya kesal.“Namun ….” Seolah tidak peduli perubahan
Read more

SURPRISE

125Hari-hari berlalu. Berkat kerja keras Samudra, perusahaan ayah Mentari perlahan stabil meski masih jauh dari kata maju. Tidak nombok untuk membayar karyawan setiap bulan saja itu sudah suatu kemajuan untuk Samudra dan Mentari. Mereka sadar segala sesuatu butuh proses. Tidak ada kesuksesan yang dibangun dalam satu malam. Butuh kerja keras, keuletan dan kesabaran untuk bisa mencapai titik yang diinginkan.Hari-hari mereka semakin disibukkan dengan mengurus perusahaan. Mentari tidak pernah absen menemani sang suami meski kadang berangkat siang. Bukan sekadar menemani, tapi tentu saja sekaligus menimba ilmu darinya. Bahkan keinginan untuk kuliah ia tunda dulu demi fokus membantu Samudra mengembangkan perusahaan.Wanita itu berpikir toh ilmu bisa didapat dari mana saja. Tidak mesti dari bangku kuliah. Bahkan kini hari-harinya diisi dengan menimba ilmu dari sang suami. Bukan hanya teori di kelas, ia bahkan langsung mempraktekan di perusahaan.Ia yang dasarnya mudah menyerap apa pun yang
Read more

SIAPA?

126Walaupun seharian ini didera rasa mual, tapi Mentari menjalani hari dengan bersemangat. Untung rasa mual itu masih dapat ditahan dan disembunyikan dari sang suami yang hari ini terlihat sangat sibuk. Padahal jika saja ia sudah memberikan kejutan ini dan Samudra tahu dirinya hamil, ingin rasanya bermanja walaupun sekadar minta diolesi minyak kayu putih atau dipijat tengkuk.Namun, demi surprise yang sudah ia rencakan, semua harus ditunda.Sekali lagi Mentari tersenyum di depan cermin toilet. Lalu membasuh mulutnya yang baru saja mengeluarkan sedikit cairan efek mualnya. Kemudian memejam sebentar untuk membayangkan wajah Samudra dan Nenek Widya yang terkejut tetapi bercampur kebahagiaan saat mendapat kabar darinya jika di rahimnya kini tengan tumbuh benih Samudra.Wanita itu mengelap bibirnya sebelum sekali lagi tersenyum. Setelah ini hidupnya akan lebih sempurna. Suami yang sangat baik dan meratukannya, ibu mertua yang bak iku kandung. Perusahaan ayahnya yang semakin stabil bahkan s
Read more

MANTAN

127“Sayang, kamu yakin nggak mau ikut?” Pria berjas warna krem itu menatap wajah cantik yang tersenyum. Namun, senyuman itu nyatanya tidak bisa menyembunyikan sesuatu di wajahnya.“Iya, Mas. Aku mau langsung pulang ke rumah nenek saja. Kepalaku sedikit pusing. Aku mau istirahat saja,” balas wanita bertubuh mungil dengan yakin. Rasa tidak nyaman di perutnya membuatnya ingin cepat pulang. Dan sebenarnya ia ingin pulang ke apartemen saja agar bisa langsung istirahat. Namun, rencana memberikan surprise untuk dua orang tercintanya sekaligus tidak mungkin ditunda. Ia ingin malam ini juga berita baik itu sampai ke telinga mereka.Sayangnya, perusahaan yang mulai menggeliat mengharuskan sang suami lebih keras dalam bekerja. Dan perusahaan yang menggeliat mulai dilirik banyak calon investor. Terlebih saat mereka tahu siapa yang mengelola saat ini.“Ya, sebaiknya memang begitu. Wajahmu terlihat pucat,” balas sang suami juga sambil mengelus pipi istrinya yang tidak seranum biasanya. Ia harus mak
Read more

APA INI?

128Sambil berjalan, Mentari mengusap dada untuk menetralkan jantung yang sempat melonjak dan terasa ingin copot efek emosi yang meluap. Bagaimana Bastian begitu berani menyentuhnya dengan tangan kotornya. Lai-laki itu benar-benar tidak tahu malu di mata Mentari.Tentu saja ia menolak ajakan Bastian untuk bicara. Baginya, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi antara dirinya dengan laki-laki itu. Apalagi berdua saja tanpa sang suami. Apa pun yang ingin dibicarakan Bastian, baginya tidak penting.“Apa Novita tidak di rumah, Mbak?” tanya Mentari ke pelayan yang menyertainya. Mereka kembali menuju kamar Nenek Widya.“Saya belum melihat Nona Novita, Non. Tuan muda dan istrinya jarang terlihat bersama belakangan ini.”Mentari tidak menanggapi apa-apa, selain karena tidak peduli apa pun yang terjadi dengan pernikahan mereka, ia juga sudah tiba di tempat yang dituju. Pelayan itu mengetuk pintu kamar sebelum membukanya. Tentu saja setelah ada sahutan dari dalam. Lalu mempersilakan Mentari masu
Read more

MAKAR

129Mentari masih belum mengerti apa yang terjadi saat seseorang masuk dari pintu dengan wajah yang sama merah padam seperti pria yang masih menudingnya.“Ada apa ini?” tanya pria yang baru saja masuk seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Wajah merahnya semakin merengut melihat Mentari yang mulai ketakutan, juga laki-laki tanpa pakaian di sampingnya.Mentari menggelengkan kepala dengan keras. Jangan tanya bagaimana perasaannya saat ini. Mendapati tubuh sendiri tak berpakaian di atas ranjang bersama laki-laki yang bukan suami adalah ketakutan yang hakiki. Lihatlah bagaimana tatapan Samudra yang seolah ingin menelannya hidup-hidup.“Bastian, Mentari, apa yang kalian lakukan?” Pria yang baru saja masuk dan tidak lain Benny bertanya lagi. Suaranya lebih tinggi dari sebelumnya.Mentari yang tiba-tiba merasa tertarik ke pusaran hitam dengan tubuh seringan kapas, tak bisa berpikiran apa pun. Ia tak ingin bicara apa pun dengan siapa pun. Saat ini yang ingin dilakukannya adalah m
Read more

DRAMA PICISAN

130Dengan tangan gemetar, Mentari meraih salah satu lembaran foto yang terserak di pangkuannya. Wanita itu menahan napas saat mendekatkan benda itu ke wajahnya. Matanya memicing sebelum akhirnya membola. Lalu diambilnya foto lainnya dan memperlihatkan ekspresi wajah yang sama seperti sebelumnya.Terus dan terus, Mentari memunguti hampir semua foto itu dengan dadanya yang mulai naik turun dengan cepat.Setelahnya wanita itu menggeleng keras. Darahnya terasa mendidih, kepalanya terasa terbakar. Bagaimana tidak, semua foto itu memperlihatkan keintiman dirinya dan Bastian yang sangat natural. Bahkan adegan tadi sore saat mereka berpapasan dan Bastian menahan tangannya juga ada. Tetapi diambil dengan jepretan anggel yang pas, hingga mereka terlihat seperi sedang berpegangan tangan dan saling menatap dalam jrak dekat.Siapa pun yang tidak berada di tempat kejadian memang akan mengira jika ia daan Bastian tengah saling berpegangan tangan dengan mesra.Lalu, ada juga foto ia dan Bastian dudu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
38
DMCA.com Protection Status