Home / Pernikahan / SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH / Kabanata 101 - Kabanata 110

Lahat ng Kabanata ng SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Kabanata 101 - Kabanata 110

376 Kabanata

SHOCK

101“Bang, bisa tidak kalau Bu Yulia keluar dulu dari sini?” Samudra buka suara setelah menyusul istrinya berdiri dan merengkuh pundaknya yang bergetar hebat menahan amarah.“Bukankah fokus pertemuan ini perihal kondisi perusahaan Pak Bumi? Kalau begini terus, aku khawatir istriku tidak akan bisa mengikuti sampai tuntas,” lanjut Samudra seraya menatap sang kakak meminta pengertiannya.“Istriku masih pemulihan sebenarnya, bukan hanya fisik, tapi juga psikisnya. Ditinggal ayahnya, lalu mendapat penyerangan mengerikan, sangat berpengaruh terhadap kesehatannya, sedangkan pertemuan ini butuh ketenangan bukan?” Samudra terus memaparkan penjelasan masuk akal.“Dan kalau ia seperti ini terus, aku bisa membawanya pulang,” pungkasnya seraya mengedarkan pandang ke semua orang di ruangan itu.Benny terlihat menggeleng. Entah karena apa. Kemudian mengembuskan napas kasar.“Bu Yulia, maaf bisa anda tinggalkan dulu ruangan ini?” tanyanya setelah beralih memandang besannya. “Atau anda bisa tetap di s
Magbasa pa

TAWA GELI

102Samudra yang melihatnya gegas menahan tubuh sang istri yang mulai oleng. Memeluknya dan menarik kepala sang wanita agar rebah di pundaknya.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Samudra seraya mengusap peluh di pelipis istrinya. Raut khawatir tergambar jelas di wajah sang pria.Mentari sendiri sibuk menetralkan dadanya yang tetiba sesak. Bagaimana bisa sang ayah berhutang begitu banyak terhadap orang lain dan kini mewariskan kepadanya?“Tari, maaf jika kamu terkejut dengan semua ini. Tapi, Om harus mengatakan ini, bukan? Nasib perusahaan ayahmu harus dipikirkan. Kasihan karyawan yang nasibnya tidak jelas jika terlalu lama digantung. Mereka butuh kejelasan secepatnya.”Mentari yang masih menyandar di pundak Samudra, menelan ludah dengan susah payah. Kalimat Benny barusan benar adanya. Bukankah para karyawan juga memiliki keluarga yang harus mereka hidupi?“Bukan tanpa alasan jika Om menunggu hingga suamimu menyatakan kamu siap mendengar semua ini, karena ternyata semua aset ayahmu sudah atas
Magbasa pa

KEYAKINAN

103Mentari masih memperhatikan orang-orang yang tertawa di depannya dengan geli sampai mereka benar-benar menghentikannya. Sepertinya ketenangan Samudra harus ia tiru di saat seperti ini. Ia tahu pasti sedang berhadapan dengan orang-orang macam apa. Karenanya, memutuskan menunggu dengan sabar hingga ketiganya menghabiskan sisa tawa mereka.“Apa yang Om Ben dan kalian semua tertawakan?” tanya wanita itu seraya mengedarkan pandangan di antara keluarga Hanggara itu satu per satu?Benny terlihat mengusap sudut matanya. Mungkin karena terlalu geli ia sampai mengeluarkan air mata. Kemudian pria itu memperbaiki posisi duduk dan sedikit mengibaskan jasnya untuk mempertahankan kewibaan mungkin. Wajahnya dibuat tenang lagi.“Tari, maaf-maaf kalau saya harus tertawa mendengar kalian bicara. Membuka lagi perusahaan dan membiarkan suamimu menghandelnya? Itu … sesuatu yang paling lawak yang pernah Om dengar, Tari.” Benny masih terlihat menahan senyum.Wajah Mentari merengut mendengar ungkapan Benn
Magbasa pa

OMONG KOSONG

104 Mentari ikut tertawa pada akhirnya. Hingga tiga orang yang awalnya tertawa geli menghentikan aksi mereka, lalu menatap heran dirinya yang kini tertawa sedirian. Guncangan lembut di tangan wanita itu membuat ia menoleh ke samping kanannya. “Tari.” Panggilan lembut sang suami membuatnya akhirnya menghentikan tawa. Lalu mengembus napas. Apa ia seperti orang tidak waras? Tak apa. Sekali-kali di depan orang-orang seperti mereka tidak ada salahnya mengikuti alur. Habisnya Mentari kesal sejak tadi orang-orang itu terus saja mentertawakan ia dan Samudra seolah mereka memang tengah melawak. Rasanya akan membuat frustrasi jika perangai mereka dihadapi dengan terlalu serius. “Apa Om Ben dan keluarga pernah mendengar nama Samudra Publisher?” tanya Mentari setelah semua orang kembali tenang. Terlihat kening Benny berkerut walaupun tidak ada tanya yang menyertai. “Tidak mungkin ya, kalau tidak pernah mendengar nama itu. Secara itu adalah salah satu nama perusahaan penerbitan terbesar di n
Magbasa pa

KENAPA HARUS DI SINI?

105“Kita mau ke mana, Mas?” tanya Mentari begitu menyadari mobil yang ia dan Samudra tumpangi berbelok bukan ke tempat semestinya. Kendaraan roda empat yang dikemudikan sang suami berbelok ke area bangunan menjulang tinggi di mana di depannya terdapat papan nama besar bertuliskan Diamond Hotel.Mentari memanjangkan lehernya, kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling mobil di mana mereka berhenti tepat di depan pintu lobi. Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Samudra hanya tersenyum misterius. Setelah itu mengajak Mentari untuk turun.Mentari yang masih bingung, tak urung ikut turun karena pintu di sampingnya sudah dibuka seorang petugas yang berdiri di samping mobil. Samudra yang sudah lebih dulu turun, langsung mengulurkan tangannya setelah memberikan kunci mobil kepada petugas itu.Masih dengan wajah bingung, Mentari menerima uluran tangan sang suami. Dikaitkan tangannya di lengan sang pria sebelum mengikuti saja langkah Samudra yang ternyata berjalan menuju meja resepsionis.
Magbasa pa

RAHASIA LAGI

Suami106“Mas ….” Panggil Mentari dengan telunjuk mempermainkan dada berpeluh suaminya. “Kenapa harus boros-boros begini?” lanjutnya dengan wajah sendu, sesaat setelah Samudra menceritakan jika sang ayah menitipkan dirinya kepada Samudra di saat-saat terakhir hidupnya.Mentari baru tahu jika sang ayah merasa tidak pantas lagi untuk hidup setelah menyia-nyiakan dirinya dan sang ibu karena kepincut janda muda bernama Yulia. Saat itu pernikahan kedua orang tuanya masih baik-baik saja saat ayahnya mulai menjalin hubungan dengan Yulia. Dapat dipastian jika kepergian sang ibu karena tekanan bathin mengetahui pengkhianatan suaminya.Dan karena semua penyesalannya itulah sang ayah memilih tak ingin lagi berjuang untuk bertahan hidup. Ia memilih menyerah dan berharap bisa menyusul istri yang sudah disakitinya untuk meminta maaf. Dengan semua harapan besar yang dilimpahkan di pundak Samudra akhirnya sang ayah benar-benar pergi. Meninggalkan warisan benang kusut yang harus ia urai dengan rumit.
Magbasa pa

CEMBURU LAGI

107 “Mandi, yuk!” ajak Samudra saat melihat perubahan wajah istrinya yang sangat kentara. Pria itu langsung berdiri tanpa mempedulikan tubuhnya yang polos tanpa busana. Setelahnya langsung mengangkat tubuh istrinya untuk dibawa ke kamar mandi. Tak ia pedulikan wanita yang berontak dalam bopongannya. Setengah berlari ia membawa tubuh itu ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi bersama seperti biasa bila telah selesai bercinta. Setelah acara mandi selesai yang dihiasi kebisuan Mentari, Samudra berinisiatif membantu mengeringkan rambut sang istri dengan hairdryer. Tak dipedulikan juga wajah yang sejak tadi merengut kesal. Dan lirikan judesnya itu, ah… Samudra gemas dibuatnya. Ingin rasanya membawanya lagi ke peraduan. Tetapi mereka harus pergi. Samudra sangat tahu apa yang dipikirkan Mentari saat ini, tapi juga tak berniat memberi penjelasan apa pun. Karenanya membiarkan saja tingkah menggemaskan istri kecilnya yang dipenuhi kecemburuan itu. Ia tetap berpura-pura tidak tahu. Bah
Magbasa pa

MAKHLUK SETENGAH MATANG

108 Sekuat tenaga Mentari menahan agar tawanya tak sampai meledak. Sejak melihat makhluk ajaib itu dan hingga kini mereka bertiga berada di ruangan sang suami, tak hentinya rasa geli itu menggelitik. Ingin tertawa lepas, tetapi rasanya tidak etis. Padahal ia hanya ingin menertawakan dirinya sendiri yang selama ini sudah cemburu buta. Menganggap jika Samudra punya perempuan lain lagi yang selalu dipanggil dengan nama ‘Lu’. Jadi, bukan tanpa alasan sebenarnya jika ia selalu cemburu suaminya itu pulang dengan aroma parfum wanita yang menyengat. Belum lagi saat suatu hari ia pulang dan mendapati rumah dalam wangi semerbak senada. Mungkin saat itu si ‘Lu’ ini baru saja pulang dari apartemen mereka. Ending yang plot twist menurutnya. Bagaimana bisa ia mencemburui seseorang yang sejak tadi berjalan ke sana kemari dengan gemulai. Tangannya terus melambai-lambai memprotes karena Samudra yang baru datang setelah beberapa har,i dan melimpahkan semua pekerjaan kepadanya. Dari sini Mentari dapa
Magbasa pa

LU LU LU

109 Mentari terbahak-bahak setelah duduk di dalam mobil. Sungguh wanita itu tidak bisa menahan gelinya bahkan selama perjalanan dari ruangan Samudra hingga ke parkiran. Namun, sekuat tenaga ia menahannya agar terlihat tetap elegan di depan seluruh karyawan suaminya. Rasanya tidak pantas jika ia terus tertawa seperti orang gila. Bagaimanapun kredibilitasnya sebagai istri pemilik tempat itu harus dijaga demi nama baik suaminya. Dan setelah di dalam mobil itu barulah tawanya meledak. Tumpah ruah. Mentari tertawa terbahak-bahak sepuas yang ia mau. Sampai-sampai matanya berair. Samudra membiarkan saja istrinya mengeluarkan rasa gelinya karena ia tahu sejak di ruangannya wanita itu sudah menahan tawa. Namun karena terlalu banyak dan keras ia tertawa, batuk yang akhirnya menyerang. Wanita itu terbatuk-batuk parah sampai juga mengeluarkan air mata. Samudra memberikan air dan menepuk-nepuk pundak wanita itu setelahnya. “Makanya jangan berlebihan. Apa-apa yang berlebihan itu tidak baik. Ka
Magbasa pa

LELAH

110Setelah itu, hari-hari Mentari dipenuhi dengan kesibukan. Ditemani Samudra, ia harus mencari alamat orang-orang bawahan ayahnya yang memiliki kedudukan cukup vital di perusahaan. Ini sebagai langkah awal untuk mereka mulai membuka lagi perusahaan sang ayah.Di sini, satu hal yang baru Mentari ketahui jika sebelum sang ayah meninggal, Samudra sudah banyak bicara dengan mertuanya itu. Ternyata ayahnya pernah meminta Samudra untuk melanjutkan perusahaannya.Saat itu menurut Samudra, walaupun dengan bicara yang kurang lancar dan hanya berkomunikasi dengan tulisan yang juga kurang jelas, Bumi memberitahukan kepada Samudra tempat aman penyimpanan semua dokumen perusahaan. Semua data berisi arsip-arsip penting, juga data semua karyawan.Karenanya kini mereka mulai bergerak mencari satu per satu karyawan yang memiliki kedudukan cukup vital, terutama mereka yang sudah memiliki loyalitas tinggi dan cukup lama mengabdi.Entah di mana dan kapan Samudra mendapatkan semua dokumen itu. Satu lagi
Magbasa pa
PREV
1
...
910111213
...
38
DMCA.com Protection Status