Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 941 - Chapter 950

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 941 - Chapter 950

1036 Chapters

940. Part 14

Bruss...!Tulang Neraka seperti diseruduk tiga banteng yang mengamuk. Tubuh Tulang Neraka terpental lebih dari lima tombak jauhnya. Ketika ia jatuh dalam keadaan miring, ia sempat melihat sesosok manusia muda berbaju keemasan.Pemuda itu segera menghampiri Arum Kafan. Mengangkat kepala Arum yang tersentak-sentak karena menahan rasa panas yang mulai menjalar sampai di perutnya.Dalam keadaan seperti itu, Arum Kafan merasa ada yang menghantam dadanya. Begitu menyejukkan. Kemudian kepalanya diletakkan di rerumputan kembali oleh si pendatang tak dikenal itu.Baraka sudah berdiri di sana. Matanya memperhatikan si Tulang Neraka dengan tenang dan kalem. Tulang Neraka saat itu sedang berusaha bangkit dengan menyeringai kesakitan. Tapi matanya yang menyipit karena menahan sakit itu tiba-tiba jadi terbelalak terbuka cepat. Ada sesuatu yang mengejutkan dirinya. Ada sesuatu yang dicari-carinya. Tanpa sadar ia bicara sendiri,"Mana kapakku...! Mana senjataku! L
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

941. Part 15

Maka dengan kelebat cepat Pendekar Kera Sakti melepaskan pukulan tenaga dalamnya tanpa sinar dengan gerakan memutar balik dan menyentakkan tangan kirinya.Wuttt...! Brasss...!Semak-semak diterjang pukulan jarak jauh itu, dan seseorang melompat keluar dari sana sambil menyerukan pekik yang tertahan."Uuhg...!" Orang itu melompat bukan karena menghindar, tapi karena terpental oleh kekuatan pukulan jarak jauh Pendekar Kera Sakti. Orang itu sempat melayang dan jatuh di bawah gugusan tanah cadas setinggi tiga tombak itu.Breggh...!Arum Kafan memandang dengan mata terbuka lebar dan mulutnya segera menyerukan suara, "Delima Ungu...!""Siapa dia? Kudengar dia melangkah mendekati kita untuk mencuri dengar percakapan kita! Haruskah dia kulenyapkan juga?""Jangan! Dia adik bungsuku!" kata Arum Kafan.Lalu, tampak olehnya Baraka menghembuskan napas lega, melepas ketegangannya. Arum Kafan pun segera menghampiri adik bungsunya, gadis muda
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

942. Part 16

Arum Kafan yang menjawab, "Nyai Pancung Layon adalah nenek dari Tulang Neraka. Perempuan keji itu sebenarnya adalah kakak dari eyang kami, yaitu Eyang Panjar Pitu. Antara Eyang Panjar Pitu dan Nyai Pancung Layon sama-sama mempunyai ayah Manusia Tembus Raga. Kakak-beradik ini dari sejak kecil sudah saling bermusuhan dan tak pernah akur. Kemudian, Eyang Panjar Pitu mempunyai tiga anak lelaki, satu di antaranya adalah Ayah kami. Dan Nyai Pancung Layon mempunyai anak lelaki dua orang. Kedua anak Nyai Pancung Layon membunuh kedua saudara Ayah kami. Tinggal Ayah kami yang masih hidup. Pada saat itu, Ayah mempelajari kitab pusaka dari gurunya sendiri, dan berhasil membunuh Nyai Pancung Layon dan kedua anaknya. Tapi salah satu anaknya Nyai Pancung Layon itu sudah sempat mempunyai keturunan empat orang, yaitu Tulang Neraka dan saudara-saudaranya. Sedangkan Ayah mempunyai anak kami berempat yang terdiri dari perempuan semua, sementara dari keluarga Tulang Neraka lelaki semua."Kembang
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

943. Part 17

Ia tiba di depan Nyai Tanduk Setan sambil mencabut kedua kipas kembar yang menjadi senjata di tangan kanan-kirinya. Kembang Darah pun cepat melompat keluar karena mencemaskan keadaan adiknya, disusul kemudian Arum Kafan yang segara melesat ke luar rumah tanpa menghiraukan Pendekar Kera Sakti yang masih sibuk garuk-garuk kepalanya."Bagus! Ada baiknya kalian bertiga menghadapi aku, biar mampus secara serentak! Sayang sekali kakak sulung kalian tidak ikut keluar dari rumah itu! Suruh dia keluar sekalian!" kata Nyai Tanduk Setan.Delima Ungu berkata dengan tegas bernada dingin "Hadapi aku dulu, si bungsu! Kalau kau bisa melangkahi mayatku, baru hadapi kakak-kakakku!""Hebat," gumam Baraka mendengar ucapan Delima Ungu dari tempat duduknya."Biar kecil dan muda, tapi nyalinya gede juga gadis itu!"Pendekar Kera Sakti menampakkan diri, berdiri di ambang pintu yang jebol itu dengan sedikit bersandar pundaknya pada tepian kusen pintu. Ia memandang ke pelat
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

944. Part 18

Dan sekarang kekuatan tenaga dalam itu sedang berusaha membunuh lawan. Melihat keadaan seperti itu, Pendekar Kera Sakti segera menyentilkan jari telunjuknya yang kukunya sudah menyala putih keperakan itu. Sentilan jurus 'Jari Guntur' melesat mengenai ketiak Nyai Tanduk Setan yang sedang menahan pedang dengan telapak tangannya itu.Dess...!Sentilan tenaga dalam itu menyetakkan tubuh Nyai Tanduk Setan. Tangan penahan ujung pedang terangkat kaget. Akibatnya pedang itu terlepas dari tahanan telapak tangannya.Brrukk...!Tubuh Arum Kafan jatuh bersama pedangnya yang menancap di tanah. Tapi pedang itu sudah tidak menyala merah lagi. Tubuh Arum Kafan sudah tidak tertotok lagi. Sedangkan tubuh Nyai Tanduk Setan tersentak mundur tiga tindak akibat terkena sentilan jarak jauh dari Baraka itu.Pada waktu itu, Delima Ungu sudah berada di samping Pendekar Kera Sakti dan melihat gerakan jari Pendekar Kera Sakti saat menyentil dari jarak jauh. Karena Delima Ungu
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

945. Part 19

"Dasar bocah monyet...!" umpatnya dengan menahan sakit yang tak bisa diatasi lagi itu. Dari kulitnya yang memar biru empuk itu keluar semacam darah kotor yang berbau busuk akibat ketiban kelapa tadi. Terutama bagian pusarnya, merembeskan cairan merah kehitamhitaman. Nyai Tanduk Setan rasa-rasanya ingin menangis, rasa-rasanya ingin mencekik leher bocah itu sampai mati.Sedangkan sang bocah yang tidak memandang ke bawah itu segara tersenyum begitu mendengar teriakan suara orang. Ia berpikir, "Pasti ibu tiriku jatuh ke lubang jebakan yang dibuat almarhum Ayah dulu. Pasti tubuhnya tertancap bambu-bambu runcing di dalam lubang tersebut. Hmm...! Rasakan! Jadi ibu tiri kalau jahat ya begitu nasibnya! Sebaiknya aku turun dan melihat seperti apa wujud ibu tiriku saat ini...!"Tass...!Kakinya menjejak buah kelapa, ia hampir jatuh karena kelapa itu lepas dari rangkainya, bahkan bergandengan dua buah. Kelapa hitam kering itu akhirnya meluncur kembali jatuh ke bawah dan men
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

946. Part 20

Sayangnya ia tidak mau datang, justru malah menyebarkan berita tentang adanya manusia busuk di pinggir pantai. Maka, berbondong-bondong masyarakat desa nelayan itu menghampiri tempat terdapatnya manusia berbau busuk itu. Jumlah mereka lebih dari sepuluh orang. Mulanya mereka hanya ingin melihat dan bilamana perlu menolong, tapi tiba-tiba hati mereka menjadi geram setelah salah seorang berkata, "O, dia si Tanduk Setan yang sering mencuri bayi tak berdosa itu!""Wah, benar! Dia bayi setan, eh... dia pencuri bayi yang berjuluk Nyai Tanduk Setan! Kalau begitu, habisi saja dia selagi sekarat!"Tanpa banyak berembuk lagi, akhirnya rombongan penduduk desa yang sudah menaruh dendam dan kebencian cukup lama kepada Tanduk Setan itu, beramai-ramai menyerang Tanduk Setan. Keadaan Tanduk Setan yang tidak berdaya merupakan peluang emas bagi para orang tua yang bayinya pernah dicuri dan sampai sekarang tak pernah kembali itu.Maka, nasib Nyai Tanduk Setan yang sakti itu habis
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

947. KIDUNG MANTERA GAIB

MENYUSURI sungai bening merupakan salah satu dari beberapa kegemaran Baraka. Pendekar Kera Sakti sangat menyukai dengan kebeningan, terlebih kebeningan yang mengandung ketenangan. Karena jiwanya senantiasa merindukan sebentuk kehidupan yang tenang, damai, dan menyegarkan di antara sesama. Tetapi kali ini Baraka menyusuri sungai bening bukan dengan maksud semata-mata ingin menikmati kegemarannya saja, melainkan punya tujuan tertentu, yaitu mencari pondok Ki Darma Paksi. Karena setelah Baraka menginap beberapa saat di rumah keluarga Arum Kafan itu, percakapan mengenai hilangnya Kitab Lontar Gegana menarik perhatiannya.Dari pembicaraan ke pembicaraan, akhirnya Baraka menemukan langkah awal untuk melacak jejak hilangnya kitab pusaka itu. Langkah itu diawali dari menemui Ki Darma Paksi yang pondoknya berada di tepian sungai bening tersebut. Sungai berair bening itulah yang mengalir di samping tempat tinggal tiga gadis cantik itu. Ki Darma Paksi adalah bekas pelayan Eyang Panjar P
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

948. Part 2

"Kalau boleh kutahu untuk menambah perbendaharaan nama dalam ingatan tuaku, siapakah namamu, Anak Muda?""Nama saya Baraka, Ki Darma Paksi.""Baraka?" gumamnya sambil melangkah pelan-pelan menyusuri tepian sungai itu, dan Pendekar Kera Sakti mengikuti langkahnya.Dengan tutur kata yang lembut dan berkesan sabar serta bijak itu, Ki Darma Paksi memperdengarkan suaranya lagi, "Kalau tidak salah ingatan tuaku yang sudah hampir berkarat ini, seseorang yang mempunyai nama Baraka cukuplah banyak di permukaan bumi ini. Tapi hanya seorang yang bergelar megah sebagai Pendekar Kera Sakti, itulah yang mempunyai nama lengkap Baraka.""Benar, Ki Darma Paksi! Sayalah yang bergelar Pendekar Kera Sakti!"Ki Darma Paksi memandang sambil tersenyum dan tertawa dalam gumam. Kemudian langkahnya tetap pelan dan pandangan matanya terlempar ke depan dengan teduhnya."Aku mempunyai sebuah ingatan mengenai nama Baraka itu, bahwasanya terlahir sebagai sang pewaris para
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

949. Part 3

"Tapi kalau boleh saya tahu, dari mana Ki Darma Paksi mengetahui nama itu dan hubungannya dengan diriku?""Noda merah di keningmu kulihat jelas tanpa harus kuraba, Baraka. Noda merah itu adalah pemberian Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, ratu negeri Puri Gerbang Kayangan di alam gaib yang sungguh arif dan bijaksana itu. Noda merah di keningmu, Anak Muda, telah bicara banyak pada hati nuraniku mengenai rentetan kehidupanmu yang penuh tantangan itu."Pendekar Kera Sakti manggut-manggut dalam gumamnya yang lirih. Rupanya Ki Darma Paksi melihat noda merah di kening Baraka yang tak bisa dilihat oleh sembarang orang, kecuali orang berilmu tinggi yang berada di jalur kehidupan putih, alias bukan orang sesat."Atas pertimbangan hati nuraniku pun seyogya kutanyakan maksud kedatanganmu kemari, Baraka. Barangkali kau tak punya keberatan untuk menuturkannya sebentar. Karena kulihat kedatanganmu bukanlah semata-mata ingin melihat ikan Sepat Dewata tadi, namun mempunyai maks
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
1
...
9394959697
...
104
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status