Share

944. Part 18

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 01:08:38

Dan sekarang kekuatan tenaga dalam itu sedang berusaha membunuh lawan. Melihat keadaan seperti itu, Pendekar Kera Sakti segera menyentilkan jari telunjuknya yang kukunya sudah menyala putih keperakan itu. Sentilan jurus 'Jari Guntur' melesat mengenai ketiak Nyai Tanduk Setan yang sedang menahan pedang dengan telapak tangannya itu.

Dess...!

Sentilan tenaga dalam itu menyetakkan tubuh Nyai Tanduk Setan. Tangan penahan ujung pedang terangkat kaget. Akibatnya pedang itu terlepas dari tahanan telapak tangannya.

Brrukk...!

Tubuh Arum Kafan jatuh bersama pedangnya yang menancap di tanah. Tapi pedang itu sudah tidak menyala merah lagi. Tubuh Arum Kafan sudah tidak tertotok lagi. Sedangkan tubuh Nyai Tanduk Setan tersentak mundur tiga tindak akibat terkena sentilan jarak jauh dari Baraka itu.

Pada waktu itu, Delima Ungu sudah berada di samping Pendekar Kera Sakti dan melihat gerakan jari Pendekar Kera Sakti saat menyentil dari jarak jauh. Karena Delima Ungu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   945. Part 19

    "Dasar bocah monyet...!" umpatnya dengan menahan sakit yang tak bisa diatasi lagi itu. Dari kulitnya yang memar biru empuk itu keluar semacam darah kotor yang berbau busuk akibat ketiban kelapa tadi. Terutama bagian pusarnya, merembeskan cairan merah kehitamhitaman. Nyai Tanduk Setan rasa-rasanya ingin menangis, rasa-rasanya ingin mencekik leher bocah itu sampai mati.Sedangkan sang bocah yang tidak memandang ke bawah itu segara tersenyum begitu mendengar teriakan suara orang. Ia berpikir, "Pasti ibu tiriku jatuh ke lubang jebakan yang dibuat almarhum Ayah dulu. Pasti tubuhnya tertancap bambu-bambu runcing di dalam lubang tersebut. Hmm...! Rasakan! Jadi ibu tiri kalau jahat ya begitu nasibnya! Sebaiknya aku turun dan melihat seperti apa wujud ibu tiriku saat ini...!"Tass...!Kakinya menjejak buah kelapa, ia hampir jatuh karena kelapa itu lepas dari rangkainya, bahkan bergandengan dua buah. Kelapa hitam kering itu akhirnya meluncur kembali jatuh ke bawah dan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Pendekar Kera Sakti   946. Part 20

    Sayangnya ia tidak mau datang, justru malah menyebarkan berita tentang adanya manusia busuk di pinggir pantai. Maka, berbondong-bondong masyarakat desa nelayan itu menghampiri tempat terdapatnya manusia berbau busuk itu. Jumlah mereka lebih dari sepuluh orang. Mulanya mereka hanya ingin melihat dan bilamana perlu menolong, tapi tiba-tiba hati mereka menjadi geram setelah salah seorang berkata, "O, dia si Tanduk Setan yang sering mencuri bayi tak berdosa itu!""Wah, benar! Dia bayi setan, eh... dia pencuri bayi yang berjuluk Nyai Tanduk Setan! Kalau begitu, habisi saja dia selagi sekarat!"Tanpa banyak berembuk lagi, akhirnya rombongan penduduk desa yang sudah menaruh dendam dan kebencian cukup lama kepada Tanduk Setan itu, beramai-ramai menyerang Tanduk Setan. Keadaan Tanduk Setan yang tidak berdaya merupakan peluang emas bagi para orang tua yang bayinya pernah dicuri dan sampai sekarang tak pernah kembali itu.Maka, nasib Nyai Tanduk Setan yang sakti itu habis

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Pendekar Kera Sakti   947. KIDUNG MANTERA GAIB

    MENYUSURI sungai bening merupakan salah satu dari beberapa kegemaran Baraka. Pendekar Kera Sakti sangat menyukai dengan kebeningan, terlebih kebeningan yang mengandung ketenangan. Karena jiwanya senantiasa merindukan sebentuk kehidupan yang tenang, damai, dan menyegarkan di antara sesama. Tetapi kali ini Baraka menyusuri sungai bening bukan dengan maksud semata-mata ingin menikmati kegemarannya saja, melainkan punya tujuan tertentu, yaitu mencari pondok Ki Darma Paksi. Karena setelah Baraka menginap beberapa saat di rumah keluarga Arum Kafan itu, percakapan mengenai hilangnya Kitab Lontar Gegana menarik perhatiannya.Dari pembicaraan ke pembicaraan, akhirnya Baraka menemukan langkah awal untuk melacak jejak hilangnya kitab pusaka itu. Langkah itu diawali dari menemui Ki Darma Paksi yang pondoknya berada di tepian sungai bening tersebut. Sungai berair bening itulah yang mengalir di samping tempat tinggal tiga gadis cantik itu. Ki Darma Paksi adalah bekas pelayan Eyang Panjar P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pendekar Kera Sakti   948. Part 2

    "Kalau boleh kutahu untuk menambah perbendaharaan nama dalam ingatan tuaku, siapakah namamu, Anak Muda?""Nama saya Baraka, Ki Darma Paksi.""Baraka?" gumamnya sambil melangkah pelan-pelan menyusuri tepian sungai itu, dan Pendekar Kera Sakti mengikuti langkahnya.Dengan tutur kata yang lembut dan berkesan sabar serta bijak itu, Ki Darma Paksi memperdengarkan suaranya lagi, "Kalau tidak salah ingatan tuaku yang sudah hampir berkarat ini, seseorang yang mempunyai nama Baraka cukuplah banyak di permukaan bumi ini. Tapi hanya seorang yang bergelar megah sebagai Pendekar Kera Sakti, itulah yang mempunyai nama lengkap Baraka.""Benar, Ki Darma Paksi! Sayalah yang bergelar Pendekar Kera Sakti!"Ki Darma Paksi memandang sambil tersenyum dan tertawa dalam gumam. Kemudian langkahnya tetap pelan dan pandangan matanya terlempar ke depan dengan teduhnya."Aku mempunyai sebuah ingatan mengenai nama Baraka itu, bahwasanya terlahir sebagai sang pewaris para

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pendekar Kera Sakti   949. Part 3

    "Tapi kalau boleh saya tahu, dari mana Ki Darma Paksi mengetahui nama itu dan hubungannya dengan diriku?""Noda merah di keningmu kulihat jelas tanpa harus kuraba, Baraka. Noda merah itu adalah pemberian Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, ratu negeri Puri Gerbang Kayangan di alam gaib yang sungguh arif dan bijaksana itu. Noda merah di keningmu, Anak Muda, telah bicara banyak pada hati nuraniku mengenai rentetan kehidupanmu yang penuh tantangan itu."Pendekar Kera Sakti manggut-manggut dalam gumamnya yang lirih. Rupanya Ki Darma Paksi melihat noda merah di kening Baraka yang tak bisa dilihat oleh sembarang orang, kecuali orang berilmu tinggi yang berada di jalur kehidupan putih, alias bukan orang sesat."Atas pertimbangan hati nuraniku pun seyogya kutanyakan maksud kedatanganmu kemari, Baraka. Barangkali kau tak punya keberatan untuk menuturkannya sebentar. Karena kulihat kedatanganmu bukanlah semata-mata ingin melihat ikan Sepat Dewata tadi, namun mempunyai maks

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pendekar Kera Sakti   950. Part 4

    "Apakah... apakah pada waktu lenyapnya kitab tersebut, Ki Panjar Pitu sudah menikah?""Sudah menikah," jawab Ki Darma Paksi. "Bahkan Ki Panjar Pitu sudah mempunyai anak pertama berusia delapan tahun, yaitu ayahnya Arum Kafan. Sedangkan Nyai Pancung Layon sudah mempunyai dua anak yang kemudian menurunkan si Urat Iblis dan keempat saudaranya yang bergelar Empat Raja Sesat itu."Setelah kembali meneguk arak suguhannya, Baraka mengajukan pertanyaan yang ia sendiri tak bisa menemukan jawabannya, "Jadi menurut Ki Darma Paksi, apa yang harus kulakukan sekarang untuk melacak hilangnya Kitab Lontar Gegana itu?""Sebagai manusia menjelang ajal, tak banyak yang bisa kusarankan kepadamu kecuali hiduplah dengan teratur dan baik bagi dirimu sendiri juga berguna bagi hidup orang lain. Kalau kau ingin sambangi Tabib Hitam Cakra Wulung itu, adalah langkah yang bukan merupakan suatu keharusan, tapi juga bukan hal yang salah semasa kau tidak main tuduh terhadapnya! Menyelidiki ses

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pendekar Kera Sakti   951. Part 5

    Krakk...! Sisa patahannya masih terjepit di kedua jari Pendekar Kera Sakti. Sisa patahan terutama bagian ujung golok itu, segera dilemparkan oleh Baraka dengan tangan berkelebat ke samping.Zingngng...!Jrubb...! Ujung golok itu menancap di sebuah batang pohon, dan bahkan lenyap masuk ke dalam batang yang keras.Dogol semakin terbengong. Pertama terbengong melihat goloknya bisa ditangkap dengan dua jari, kedua terbengong karena melihat goloknya bisa dipatahkan dengan gerakan ringan dan mudah, ketiga terbengong karena patahan golok bisa menancap hilang ke batang pohon yang keras. Terbayang olehnya alangkah ngerinya jika patahan logam baja dari goloknya itu menancap ke dadanya. Jika batang pohon sekelas itu bisa tembus, apalagi dadanya yang empuk.Mungkin malahan bisa tembus bolong lewat punggungnya. Di dalam hati Dogol masih sempat berkata, "Orang ini benar-benar sakti atau hanya kebetulan saja dia menjadi sakti? Mungkin memang golokku telah rapuh, dan ger

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pendekar Kera Sakti   952. Part 6

    "Karena sungai itu mengalir di samping kediaman sahabatku, Arum Kafan dan kedua adiknya. Jika air itu diminum, maka Arum Kafan dan kedua adiknya bisa mati!""Kekasihmukah Arum Kafan itu?" tanyanya masih sambil memetik-metik bunga. Seakan acuh tak acuh pada Baraka. Terdengar suara Baraka menjawab di sela tawanya yang mirip orang menggumam panjang itu, "Bukan. Dia bukan kekasihku. Tapi hubunganku cukup baik dengan ketiga saudara itu!""Cantikkah mereka itu menurutmu?""Lebih cantik kamu. Boleh kutahu siapa namamu?"Gadis itu memandang. Bibirnya yang rapat menyunggingkan senyum kecil, membuat jantung Pendekar Kera Sakti semakin bergemuruh lagi. Kemudian ia kembali memetik-metik bunga, memunggungi Baraka dengan lagak acuh-acuh butuh, dan terdengar lagi ia bersuara lembut, "Yang penting adalah namamu. Namaku tak seberapa penting bagi siapa saja!""Namaku Baraka."Cepat-cepat wajah itu memandang bagai orang terkejut. Bibirnya tetap terkatup rapat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1165. Part 21

    "Kuhitung sampai tiga kali kalau kau tak serahkan cambuk itu, kau akan kukirim ke neraka secepatnya!" gertak si baju hijau."Berhitunglah sampai seribu kali, aku tetap tak akan serahkan cambuk itu, karena aku memang tidak tahu menahu tentang cambuk tersebut!" kata Baraka."Bangsat! Heaah...!" si baju biru menyerang dengan jurus tangan kosong yang melepaskan selarik sinar merah lurus ke dada Baraka.Pendekar Kera Sakti tak menyangka orang itu yang akan menyerangnya, ia segera melompat ke atas, suutt...!Menghindari sinar merah itu. Tetapi ujung suling mustikanya terkena sinar merah yang segera membalik arah, membias ke samping dan sinar itu bergerak lebih cepat serta lebih besar, menghantam dada si baju hijau dengan telaknya.Blaarr...! Asap hitam mengepul tebal. Membungkus orang berkumis tebal yang tidak menduga akan terkena serangan balik dari sinar merah milik temannya. Di dalam asap tebal itu terdengar suara mirip pohon rubuh.Bruugk...!

  • Pendekar Kera Sakti   1164. Part 20

    Wuuuttt...! Seettt...! Tab!Sebuah pisau bergagang hias bulu merah ditangkap oleh gerakan cepat tangan Baraka. Pisau terbang itu terselip di sela jari Baraka dan dijepitnya kuat-kuat. Mata Pendekar Kera Sakti segera menatap semak-semak yang dicurigainya. Maka, dengan gerakan cepat Baraka melemparkan pisau itu ke arah semak-semak sambil merendahkan badan.Wuuuttt...! Zlaappp...!Gusrak...!"Aauh...!" suara orang terpekik terdengar jelas dari semak-semak itu. Kejap berikutnya muncullah seraut wajah lelaki berusia sekitar empat puluh tahun dengan seringai kesakitan, ia melangkah dengan sempoyongan. Rupanya betis orang itu terkena lemparan pisau dari Pendekar Kera Sakti tadi. Orang berpakaian biru tua itu memaki dalam gerutuan. Matanya memandang tajam penuh kemarahan, ia berusaha mencabut pisau terbang yang dikembalikan Baraka dengan seringai sakit yang membuat wajahnya bagaikan terkumpul di tengah hidung.Sleeb...! Pisau berhasil dicabut. Ketika ingin

  • Pendekar Kera Sakti   1163. Part 19

    Sedangkan lelaki yang jatuh dari atas pohon itu berkata dalam hati, "Berapa ketinggian tempatku jatuh ini? Mengapa tulang punggungku jadi seperti patah begini? Ternyata sangat tak enak jatuh dalam keadaan telentang. Lain kali aku harus punya cara jatuh yang nyaman!"Baraka menghampiri lelaki berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang berpakaian serba hitam tapi mengenakan ikat kepala merah itu. Busur panahnya patah karena tertindih badannya. Sisa anak panah di punggung menjadi berantakan, dua batang anak panah ada yang patah juga. Pendekar Kera Sakti segera mencengkeram baju orang itu dan menariknya ke atas, sehingga orang itu menjadi berdiri dengan sangat terpaksa."Kembalikan pakaian gadis itu, atau kutenggelamkan kau ke dasar telaga!" ancam Baraka dengan tegas."Ak... aku... aku tidak mencuri pakaiannya!" kata orang tersebut. "Lalu mengapa kau mau membunuh gadis itu dengan panahmu?""Ak... aku... aku hanya disuruh!""Siapa yang menyuruhmu!"

  • Pendekar Kera Sakti   1162. Part 18

    "Kalau kau membentak-bentakku, sebaiknya aku pergi saja dan silakan cari pakaianmu sendiri!" Baraka berpura-pura ingin pergi."Tunggu!" teriak gadis itu. "Baiklah, aku tidak membentakmu lagi," suaranya mereda. "Tolonglah, carikan pakaianku, nanti kuberi upah.""Apa upahnya?""Akan kuajarkan padamu sebuah jurus yang jarang dimiliki orang."Senyum Pendekar Kera Sakti melebar. "Jurus apa itu?""Jurus pukulan 'Malaikat Rela'," jawab gadis itu dengan suaranya yang selalu keras dan bening.Baraka sempat tertawa dalam gumam. "Lucu sekali nama jurus itu.""Jangan menertawakan. Kalau kau tahu kehebatan jurus itu kau akan terbengong-bengong!""Apa kehebatannya?""Pukulan 'Malaikat Rela' dapat merobohkan delapan pohon dalam satu kali hentakan. Jika dilepaskan kepada lawanmu, dia akan tumbang setelah bernapas tiga kali. Percayalah, jurus itu tak ada yang memiliki kecuali diriku. Maka carilah pakaianku dan kau akan kuajarkan jurus te

  • Pendekar Kera Sakti   1161. Part 17

    "Ahg...!" Dampu Sabang tersentak dan diam seketika dengan tangan masih mau disentakkan. Lama sekali dia tak bergerak. Kelana Cinta dan Raja Hantu Malam sempat merasa heran melihat Dampu Sabang bagaikan menjadi patung. Tetapi ketika angin berhembus kencang, mereka terkejut melihat tubuh Dampu Sabang berhamburan ke mana-mana. Rupanya pada saat itu Dampu Sabang sudah tak bernyawa lagi. Pisau-pisau kecil itu telah membuat Dampu Sabang berubah menjadi debu yang masih saling bergumpalan. Itulah kehebatan dan kedahsyatan jurus 'Manggala' milik Pendekar Kera Sakti, pemberian dari Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, calon mertuanya itu.Dengan terbunuhnya tubuh Dampu Sabang, maka persoalan Raja Hantu Malam palsu pun terselesaikan. Ki Randu Papak segera ditolong olah Baraka menggunakan hawa ‘Kristal Bening’-nya, dan Baraka meminta maaf kepada tokoh tua yang bijak itu. Sedangkan Ratu Asmaradani tubuhnya menjadi pulih seperti sediakala, terbebas dari pengaruh 'Racun Siluman' yang ju

  • Pendekar Kera Sakti   1160. Part 16

    Praaak...! Terdengar seperti suara cermin pecah. Lalu sinar biru itu menghantam tubuh Raja Hantu Malam.Zruub! Tepat mengenai iga kanan Raja Hantu Malam."Aaahhhg...!" Raja Hantu Malam mengejang dengan kepala terdongak dan kedua kakinya menekuk ke depan. Sekujur tubuhnya berasap, warna kulitnya menjadi merah retak-retak.Baraka terbelalak melihat keadaan Raja Hantu Malam. Lukanya sangat parah, tapi agaknya ia bertahan untuk tetap lakukan serangan ke arah Dampu Sabang. Tapi serangannya sangat lunak dan mudah dihindari Dampu Sabang yang tertawa terbahak-bahak kegirangan. Baraka dalam kebimbangan. Mau menolong, tapi yang ditolong adalah yang menjadi musuhnya dan ingin dibinasakan jika tak mau tawarkan racun yang mengenal Ratu Asmaradani. Jika ia tidak menolong, ia tak tega melihat orang yang pernah dikagumi itu menderita siksaan begitu keji.Dalam keadaan bimbang itu, tiba-tiba Baraka dikejutkan oleh gerakan halus yang datang dari arah belakangnya. Baraka ce

  • Pendekar Kera Sakti   1159. Part 15

    Rupanya Ki Randu Papak berlari menuju arah datangnya sinar merah yang meletup di angkasa tadi. Tetapi gerakannya mampu dipatahkan oleh Baraka yang tahu-tahu menghadang langkahnya.Jleeg...!"Mau lari ke mana kau, Raja Hantu Malam!" tegur Baraka tak ramah lagi."Baraka, minggirlah dulu. Aku punya urusan dengan seseorang! Setelah kuselesaikan urusanku ini, kita bicara lagi mencari kebenaran fitnah itu!""Tak kubiarkan kau lari tinggalkan tanggung jawabmu. Raja Hantu Malam!""Jangan paksa aku melukaimu, Baraka!""Tidak. Aku hanya ingin paksa dirimu mengobati Ratu Asmaradani yang terkena 'Racun Siluman' itu!""Itu bukan tanggung jawabku, Baraka! Aku tidak melakukannya!" sentak Ki Randu Papak. "Tapi kalau kau ingin aku membantumu, aku sanggup membantumu. Tapi nanti, setelah kuselesaikan urusanku dengan Dampu Sabang!""Sekarang juga kau harus lakukan penyembuhan terhadap Ratu Asmaradani!""Tidak bisa! Aku sudah punya janji unt

  • Pendekar Kera Sakti   1158. Part 14

    Perubahan wajah yang ada pada Ki Randu Papak tampak jelas sebagai ungkapan rasa kaget, namun juga rasa tidak percaya. Baraka sengaja diam untuk menunggu kata-kata dari sang kakek itu."Apa maksudmu dengan mengatakan aku menipumu, Pendekar Kera Sakti? Kata-katamu menyimpang dari watak kependekaranmu yang harus bicara jujur.""Aku bicara yang sebenarnya, Ki Randu Papak. Kau boleh buktikan sendiri ke Lembah Sunyi. Hanya ada dua murid yang selamat dari pembantaian sadis itu, karena mereka sedang diutus ke pesisir selatan.""Sepertinya kau bicara mengigau. Tapi baiklah, kucoba untuk mempercayai kata-katamu. Lalu, bagaimana dengan Resi Wulung Gading sendiri? Apakah dia ikut menjadi korban?"Baraka menggeleng berkesan dingin, "Resi Wulung Gading bertapa di Gua Getah Tumbal. Mungkin sampai sekarang belum mengetahuinya.""Kalau begitu aku harus ke Gua Getah Tumbal untuk memberitahukan hal itu kepada Resi Wulung Gading!" tegas Ki Randu Papak.Tiba-tib

  • Pendekar Kera Sakti   1157. Part 13

    Blaaar...!Sinar hijau itu pecah menjadi lebar, lalu padam seketika. Tubuh Siluman Selaksa Nyawa terpelanting dalam keadaan mengepulkan asap. Kerudung kain hitamnya hangus sebagian. Mulutnya keluarkan darah kental. Matanya menjadi merah bagai digenangi cairan darah. Tongkat El Mautnya menjadi putih bagaikan dilapisi busa-busa salju."Keparat!" gumamnya lirih, lalu ia sentakkan kaki dan lari tinggalkan tempat itu secepatnya. Baraka pun bergegas mengejar, tetapi Sumbaruni segera berseru, "Biar kubereskan dia!" dan perempuan cantik itu segera melesat dengan cepat mengejar Siluman Selaksa Nyawa. Sedangkan Baraka segera berpaling ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah selamatkan jiwanya dari serangan lima larik sinar hijau tadi."Oh, kau...!" Baraka terkejut bukan kepalang.Ternyata orang yang melepaskan sinar merah berbentuk lingkaran tadi adalah Raja Hantu Malam, alias Ki Randu Papak."Kau terlambat sedikit, Baraka! Sinar hijau itu harus dib

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status