Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 831 - Chapter 840

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 831 - Chapter 840

1036 Chapters

830. Part 2

Ki Madang Wengi diam terpekur di atas sebuah batu. Mulutnya masih mengunyah makanan, matanya memandang lurus ke arah lautan. Lalu, Tabib Awan Putih yang berjarak enam langkah darinya itu segera mendekati dan berkata pelan, "Cepatlah pergi dan bersembunyi! Kurasa orang yang mengejarmu sebentar lagi datang!"Ki Madang Wengi dongakkan kepala memandang wajah Tabib Awan Putih. Sebelum Madang Wengi ucapkan kata, Tabib Awan Putih sudah bicara, "Kurasakan getaran nadinya semakin mendekat. Lekaslah bersembunyi supaya kau selamat!""Aku masih ragu untuk bersembunyi atau membela kematian muridku!""Jangan menjadi bodoh karena otak ceroboh! Jangan menjadi dungu karena dendam yang membelenggu! Pembalasan akan tiba saatnya sendiri, tidak harus kapan hati berkehendak untuk membalas diri."Kembali merenung Madang Wengi, tapi Tabib Awan Putih semakin cemas, ia merasakan getar nadi seseorang semakin mendekat. Karena dilihatnya Madang Wengi masih saja diam tak bergerak, mak
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

831. Part 3

"Lama," jawab Tabib Awan Putih."Lama sekali itu! Dan kau tetap tunggu kekasihmu di sini?""Janji," jawab Tabib Awan Putih lagi."Oo..., maksudnya kekasihmu sudah berjanji mau kembali, tapi sampai dua puluh tahun kau menunggu di sini dia belum kembali?""Kasihan.""Siapa yang kasihan?""Aku," jawab Tabib Awan Putih.Kemudian setelah bicara begitu, ia kembali bertopang dagu seperti sikap semula, seakan menunggu kedatangan kapal yang membawa kekasihnya pulang padanya.Setan Culik miringkan jari tangan di kening sambil pandangi Garong Codet. "Gila...!" ucapnya pelan.Garong Codet mengangguk. Tapi segera ajukan tanya kepada Tabib Awan Putih, "Kau lihat orang berjubah abu-abu lewat ke sini!"Tabib Awan Puti berkerut dahi. Garong Codet menjelaskan ciri-ciri Madang Wengi, "Badannya agak gemuk, rambutnya putih, botak tengahnya, agak pendek, membawa senjata bambu kuning yang runcing!""Bukan," jawab Tabib Awan Putih
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

832. Part 4

"Lawan perasaan bencimu itu, Garong! Lawan terus! Sadarlah bahwa perasaan benci itu datang karena hatimu dipengaruhi oleh kekuatan gaib yang tidak kau sadari! Sekarang sadarilah bahwa kekuatan gaib itu menghendaki kau benci kepada warna merah di batu itu! Padahal warna merah itu sangat bagus dan menjadi kebanggaanmu! Kau harus pakai terus mustika itu supaya kau merajai seluruh rimba persilatan!"Dengan suara pelan lagi Garong Codet berucap kata, "Rasa-rasanya aku tak mau penggal orang lagi! Tanganku sudah berlumur darah dan harus segera berhenti dari tindakan seperti itu, dan...."Buhkkk...! Setan Culik memukulkan telapak tangannya ke dada Garong Codet. Pukulan itu cukup keras dan cepat, sehingga Garong Codet terjengkang ke belakang dan berguling satu kali. Baru saja Garong Codet mengangkat kepalanya, tiba-tiba tendangan kaki Setan Culik melesat cepat.Plakk...!Wajah Garong Codet terlempar ke samping dan tubuhnya pun terpelanting. Setelah itu Setan Culik
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

833. Part 5

"Apa maumu memancing perkara denganku, hah! Kalau kau ingin serahkan nyawamu sebagai tumbal Cincin Mustika Iblis, tak perlu kau bunuh sahabat setiaku ini!""Membunuh itu kegemaranku! Jadi jangan salah sangka bahwa aku hanya membunuh temanmu yang telah membuyarkan pengaruh batinku terhadapmu tadi! Aku pun akan membunuhmu, Garong Codet!""Apakah kau mampu! Kau yang kurus kerempeng tertutup kain hitam begitu, mau membunuh orang sesakti aku! Apa itu bukan mimpi belaka!"Tak pernah Siluman Selaksa Nyawa menerima hinaan seperti itu dari orang serendah Garong Codet. Tentu saja hatinya mulai bergolak dan darah membunuhnya mulai mendidih. Maka dengan gerakan yang amat cepat, Siluman Selaksa Nyawa berkelebat cepat menyerang Garong Codet.Wut wut wuttt...!Zregg...! Siluman Selaksa Nyawa berhenti bergerak dan sudah berada di depan Garong Codet. Mata orang yang diserangnya itu tak sempat berkedip. Tapi menjadi sangat terkejut setelah melihat ikat pinggangnya t
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

834. Part 6

RORO Manis berjalan lebih dulu. Gua Mulut Dewa telah kelihatan. Tinggal beberapa saat lagi mereka akan sampai di sana dan beristirahat. Tetapi suasana bungkam masih menyelimuti antara mereka berdua sejak dalam perjalanan. Pendekar Kera Sakti sendiri bungkam karena memikirkan cara mengalahkan Garong Codet. Sedangkan Roro Manis bungkam karena bertahan diri untuk tidak menegur Baraka lebih dulu. Walau dalam hatinya sangat berharap untuk mendapat teguran dari Baraka dan bisa bicara panjang lebar, tapi Roro Manis tetap bertahan diri untuk bersikap acuh. Tetapi ketika mulut gua tinggal beberapa langkah lagi, Roro Manis punya alasan mendahului bicara dengan ajukan sebuah pertanyaan, "Itukah gua yang dimaksud Tabib Awan Putih?""Mungkin," jawab Pendekar Kera Sakti pendek sambil hanyut kembali dalam renungannya.Roro Manis mendengus kesal hatinya, ia melangkahkan kaki untuk mendekati mulut gua yang dari kejauhan mirip bentuk bintang berlubang hitam itu. Roro Manis tidak langsun
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

835. Part 7

Maka dengan gerakan cepat Roro Manis melarikan diri. Pedang masih digenggam di tangan kanan. Gerakannya lebih dipercepat lagi. Dalam kejap berikutnya, Roro Manis sudah berada di samping Baraka."Cepat masuk ke dalam gua!""Jangan hadapi dia! Dia punya cincin maut! Kau pun harus cepat masuk gua, Baraka...!""Hei, aku juga punya cincin pusaka! Aduh! Hampir saja aku lupa!"Baraka mempunyai cincin pusaka yang terkenal dahsyat. Cincin itu pernah diperebutkan oleh para tokoh tua di rimba persilatan. Cincin itu bernama Cincin Manik Bidari.Cincin itu menempel di polongan Suling Naga Krishna-nya yang ada disabuk pinggangnya. Sengaja Pendekar Kera Sakti tidak menggunakan cincin itu di tangannya, karena sedikit sentakan tenaga saja sudah menghasilkan seratus kali lipat tenaga yang keluar. Cincin itu pun sangat ganas dan sukar dikendalikan. Kadang ia keluarkan sinarnya sendiri di luar kesadaran pemakainya manakala si pemakai keluarkan tenaga dalam ta
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

836. Part 8

Clapp...!Arah sinar putih itu tepat mengenai batu merah di tangan Garong Codet.Zzzrrruubb...!Krakkk...! Sinar merah yang memantul seharusnya melesat cepat ke arah Pendekar Kera Sakti. Tapi sinar putih dari Cincin Manik Bidari lebih dulu menghantam cincin merah itu. Akibatnya cincin mustika menjadi retak dan remuk. Tak bisa lagi pantulkan sinar merah seperti biasanya. Garong Codet tersentak amat kaget sampai matanya terbuka lebar-lebar. Lebih kaget lagi setelah ia tahu, sinar putih dari cincin di tangan Pendekar Kera Sakti keluar lagi dengan cepat dan menghantam dadanya.Bross...!Dada itu berlubang besar, tembus sampai ke belakang. Cepat-cepat Pendekar Kera Sakti menggenggam kembali Cincin Manik Bidari. Sikapnya tetap tenang dalam berdiri tegak. Garong Codet ternganga mulutnya. Ingin pekikkan suara namun tak mampu lagi. Ia pun akhirnya menghembuskan napas terakhir. Mati tanpa bersuara lagi.Sekelebat bayangan hitam muncul. Siluman Selaksa
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

837. Part 9

Orang itu dekati Pendekar Kera Sakti, dengan bertolak pinggang satu tangan ia berkata, "Apa yang kau lakukan di sini, Anak Muda!""Saya sedang berlatih, Paman," jawab Baraka dengan tetap duduk bersila, tapi melepaskan tangannya yang di dada."Berlatih apa? Lebih baik kau pergi ke Gua Sekat Sembilan sana! Tontonlah pertarungan hebat para tokoh sakti di sana!""Maaf, boleh saya tahu siapa Paman sebenarnya, sehingga berani menyuruh saya pergi ke gua itu?""Aku si Cambuk Guntur! Kalau aku menyuruhmu nonton pertarungan di sana, berarti aku ingin membagi pengalaman denganmu, Bodoh! Jangan merasa tersinggung!""Terima kasih atas niat Paman Cambuk Guntur untuk membagi pengalaman kepada saya. Tapi saya lebih suka duduk sendirian di sini menikmati malam terang bulan yang bermandikan kehangatan tersendiri di hati saya!""Kalau mau jadi pendekar, harus punya banyak pengalaman, melihat pertarungan para tokoh sakti! Jangan hanya belajar ilmu tapi tidak ta
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

838. Part 10

Candak Sedo pun kini telah mengangkat satu murid sejak berusia sepuluh tahun yang bernama Karang Wesi. Di persinggahannya yang penuh damai tanpa pernah terjadi kericuhan itu, Ki Candak Sedo menurunkan ilmunya kepada Karang Wesi, sebagai sarana menuju hidup sempurna dalam penyerahan diri kepada Hyang Widi. Karena dulu, guru dari Ki Candak Sedo pernah berpesan kepadanya, bahwa hidupnya tidak akan menjadi damai sebelum semua ilmu diturunkan kepada seorang murid pilihannya. Dan bahwa hidupnya tak akan menjadi bersih, sebelum ia bermandikan Darah Sabda Dewa.Menurut keterangan dari gurunya Ki Candak Sedo, hidup bersih dan menjadi pertapa suci bisa dicapai melalui dua tahapan itu, setelah menurunkan ilmu seluruhnya sebagai bekal bagi pewarisnya, lalu mandi Darah Sabda Dewa untuk melenyapkan ilmu-ilmu yang mengarang keras dalam jiwa raganya. Konon menurut sang Guru, setiap manusia mempunyai kotoran batin yang tak pernah disadari telah menjadi keras bagaikan batu karang. Dan kotoran
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

839. Part 11

"Tahan dan biarkan menguasai setiap urat nadi telapak tangan!" ujar Ki Candak Sedo.Setelah melalui upaya yang susah payah, yang membuat telapak tangan bagaikan ingin terbakar pecah, Ki Candak Sedo perintahkan Karang Wesi untuk meraba sebatang pohon beringin."Usaplah pohon itu dengan lembut!" kata Ki Candak Sedo.Karang Wesi melakukan apa yang diperintahkan gurunya. Tangannya mengusap pelan batang pohon beringin itu. Pertama-tama ditempelkan dengan pelan, lalu mengusapnya ke bawah dengan lembut. Setelah itu terjadi suatu keajaiban yang sungguh menakjubkan. Terdengar suara aneh seperti bara api masuk ke dalam air kolam secara pelan-pelan.Zzzrreessss...!Kejap berikut mata Karang Wesi terkesiap, karena ia melihat pohon beringin yang begitu besar dengan akarnya bergelantungan bagai rambut-rambut raksasa itu, kini menjadi hangus seketika dari akar sampai daunnya. Karang Wesi cepat mundurkan langkah tiga tindak. Ia pandangi pohon yang menghitam hangus
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more
PREV
1
...
8283848586
...
104
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status