Semua Bab Ayah Anakku Adalah Seorang Pewaris Kaya Raya : Bab 31 - Bab 40
63 Bab
CHAPTER 30
“Nah sekarang sudah selesai” ucap Latifa setelah membenarkan kuncir rambut Tiara. Tiara tiba-tiba berbalik lalu memeluk pinggang Latifa dengan erat. “Mama tau gak? Tiara bahagia banget! Akhirnya Ayah mau meluangkan waktu untuk kita, Tiara pikir, selamanya Ayah gak mau dekat dengan kita, ternyata Tiara salah!” ungkap Tiara dengan senyuman yang terukir sempurna di bibirnya. Latifa hanya tersenyum sembari mengelu kepala Tiara. ‘Alhamdulillah ya Allah, engkau sudah bukakan hati Suamiku yang semula tidak ingin melihat Tiara, sekarang ia mau meluangkan waktu untuk Tiara’ Ucap Latifa dalam hati seraya meneteskan sedikit air matanya. “Mama nangis?” tanya Tiara seraya melepaskan pelukannya. Latifa menggelengkan kepalanya lalu kembali memeluk Tiara dengan erat. “Ayo, kenapa kok jadi peluk-peluk kan begini” tegur halus Candra yang mampu membuat Latifa melepaskan pelukan dari Tiara lalu segera mengusap air mata yang mengalir ke pipinya. “Ayah! Nanti kita kemana?” tanya Tiara dengan antus
Baca selengkapnya
CHAPTER 31
Candra membuka kedua matanya dengan perlahan-lahan, ia menoleh ke arah samping, memperlihatkan Linda yang sedang tertidur dan tubuhnya tenggelam dalam selimut. Candra mencoba untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang, semalam ia tidur sangat larut karena menunggu polisi yang sedang dalam perjalan ke apartemen Linda. Namun seutas ingatan mengenai Latifa dan Tiara tiba-tiba memenuhi pikiran Candra, yang membuat Candra kalang kabut. “Astaga! Apa yang aku lakukan? Bagimana dengan Latifa dan Tiara?!” ucap Candra seraya mencari ponsel miliknya. “Candra? Ada apa?” tanya Linda dengan suara serak khas bangun tidur. “Ah tidak apa-apa, aku hanya mencari ponselku saja” jawab Candra sembari terus mencari-cari ponselnya. “Kamu tidur saja yah, tadi malam kamu sangat terkejut bukan?” lanjut Candra seraya menaikan selimut yang Linda kenakan. Linda hanya tersenyum lalu menganggukan kepalanya pelan, lalu ia kembali memejamkan kedua matanya karena rasa kantuk masih menguasai kedua mata Linda.“T
Baca selengkapnya
CHAPTER 32
“Siapa ini? Dan kenapa ponsel Istriku bisa ada di kamu!” bentak Candra mampu membuat Erlando menjauhkan ponselnya dari telinganya. “Siapapun aku, kau tidak perlu tau, yang penting, mulai saat ini, kau tidak berhak atas Latifa dan Tiara, Assalamualaikum!” ucap Erlando lalu segera menutup teleponnya karena ia tidak ingin mendengar hal-hal negatif dari mulut Candra yang saat ini sedang emosi. “Nih udah aku blokir, jangan di unblock yah” peringat Erlando sembari menyerahkan ponsel Latifa kepada Latifa. “Erlando, apa yang kamu lakukan?” tanya Latifa dengan raut wajah yang tercengang. “Kenapa apanya? Kamu masih mau berhubungan dengan Candra?” tanya Erlando membuat Latifa menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Bagus, biarkan saja dia, kalau kecelakaan juga gak apa” ucap Erlando melantur. “Erlando!” tegur Latifa yang membuat Erlando meringis sembari mengacungkan dua jarinya. “Baiklah-baiklah, tapi aku benar-benar tidak akan membiarkan dia kembali mencampuri urusan mu dan Tiara, akan ak
Baca selengkapnya
CHAPTER 33
Candra pulang-pulang membanting apapun yang ia temui di rumah, isi kepalanya rasanya semakin menumpuk dan bisa saja sebentar lagi pecah. “Argghhh! Sialan!” umpat Candra setelah puas membanting beberapa barang yang ada di ruang tamu. “Astagfirullah! Candra! Apa yang kau lakukan Nak?!” teriak Romlah ketika melihat kondisi Anaknya yang sudah tidak karuan. “Ini bukan urusan Ibu!” bentak Candra sembari terus meraung-raung tidak jelas. “Ada apa ini Nak? Dan di mana Latifa?” tanya Romlah dengan nada yang agak pelan agar emosi Candra tidak semakin meluap. “Aku tidak tau Ibu! Katanya dia kecelakaan bersama dengan Tiara, tapi aku tidak tau dia di rawat di rumah sakit mana, ada seseorang yang menelpon dan melarangku untuk datang menemui Istri dan Anakku sendiri!” jelas Candra. Romlah dengan spontan menutup mulutnya menggunakan tangan, ia tidak menyangka jika menantu dan cucunya mengalami kecelakaan. ‘Apa? Bagaimana bisa itu terjadi?’ Ucap Romlah dalam hati. “Lantas siapa yang melarangmu
Baca selengkapnya
CHAPTER 34
“Aku tidak butuh apapun Latifa, aku hanya butuh kamu dan Tiara di sampingku” ucap Erlando saat baru saja memasuki kamar inap Latifa sembari membawa sebuket bunga di tangannya. “Erlando?” ucap Latifa sembari menatap Erlando dengan kebingungan. Latifa kemudian berusaha untuk bangkit dari ranjangnya, buru-buru Erlando mencegah Latifa agar tetap berbaring. “Udah-udah, kamu ini belum pulih, jangan main bangkit dari ranjang saja” tegur Erlando sembari mencegah Latifa bangkit. “Tidak sopan, kalau hanya aku saja yang tiduran Erlando” protes Latifa namun Erlando segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Harus nurut dong Nyonya, masa kalah sama anak sendiri yang gampang aturannya” omel Erlando membuat Latifa menggerutu. “Kalau di omeli itu di dengerin, bukannya malah menggerutu” tegur Erlando membuat Latifa mengantupkan mulutnya. ‘Kenapa dia jadi banyak bicara begini sih? Aku kan hanya melakukan apa yang aku inginkan, bagaimana bisa dia yang semula cuek-cuek saja menjadi lebih peka s
Baca selengkapnya
CHAPTER 35
“Mama!” sapa Tiara dengan riang ketika masih memunculkan setengah badannya di pintu. “Eh Tiara, kok kamu ke sini Nak?” tanya Latifa sembari memposisikan dirinya untuk duduk bersandar di kepala ranjang. “Soalnya Tiara sudah sembuh! Dan katanya suster tadi Tiara sudah bisa pulang!” girangnya sembari meloncat-loncat di samping ranjang Latifa. “Nona Tiara! Jangan loncat-loncat, gak baik loh, baru saja sembuh” tegur Bi Ina sembari mengangkat tubuh Tiara lalu mendudukkan Tiara di sofa yang di sediakan di kamar inap Latifa, karena bagaimanapun kamar Latifa merupakan kamar inap Vip. “Apasih Bi Ina! Kan aku sudah sembuh!” protes Tiara sembari mencebikan bibirnya, dan juga melipat kedua tangannya di dada. “Tiara! Gak boleh gitu sama Bi Ina, masa kamu kayak gitu sama yang lebih tua” tegur Latifa membuat Tiara meringis merasa bersalah lalu meminta maaf kepada Bi Ina. “Maaf ya Bi, Tiara gak bermaksud untuk membentak Bi Ina, Tiara cuma merasa gak suka kalau masih dianggap sakit” ucap Tiara de
Baca selengkapnya
CHAPTER 36
“Astagfirullah!” ucap Latifa dan Bi Ina secara barengan karena terkejut, tiba-tiba pintu kamar inap Latifa terbuka dengan paksa. “Sepertinya ini!” seru seseorang tidak dikenal sembari menunjuk ke arah Latifa.“Nyonya” ucap Bi Ina sembari segera melindungi Latifa. “Iya sepertinya dia, kita harus laporan sama Tuan Candra!” ucap seseorang lainya lalu segera menelpon Candra. “Candra? Bi Ina, sepertinya mereka suruhan dari Candra Bi” ucap Latifa dengan panik. “Tenang Nyonya, semuanya akan baik-baik saja, saya akan segera telepon Tuan Erlando” ucap Bi Ina yang segera meraih teleponnya untuk menghubungi Erlando. “Berhenti!” cegah salah satu seorang lelaki yang kini dengan segera meraih ponsel yang Bi Ina bawa. “Jangan ada yang berani-berani mengangkat telepon di sini!” peringat seseorang tersebut membuat Bi Ina hanya bisa menganggukkan kepalanya. Sedangkan Tiara yang dari tadi sudah menekuk kakinya dan menyembunyikan wajah di sela kaki tersebut karena merasa takut. “Nyonya, kita haru
Baca selengkapnya
CHAPTER 37
Tiara, Bi Ina serta Latifa yang di dorong kursi roda oleh Erlando dengan perlahan memasuki sebuah gedung mewah yang diyakini adalah rumah milik Erlando. Tepatnya sebuah mansion mewah yang Erlando bangun semasa ia masih merintis untuk menjadi seorang CEO tempo lalu. Tiara menatap kagum keseluruhan ruangan ketika ia sudah berada di dalam mansion tersebut. “Wah! Ini rumahnya Om Erlando yah?” ucap Tiara sembari mengeluarkan binaran cerah pada kedua bola mata kecil nya. “Menurutmu?” tanya balik Erlando seraya menaik turunkan kedua alisnya. “Bagus banget Om! Kalau begini, aku tidak akan mau pergi dari sini!” girang Tiara sembari meloncat-loncat. “Tiara! Gak boleh loncat-loncat begitu nak!” tegur Latifa membuat Tiara berhenti melakukan tindakan-tindakan kekanakannya. “Tidak apa-apa Latifa, namanya juga anak kecil, lagian ini kan mau jadi rumahnya juga” bela Erlando membuat Latifa mengernyitkan dahi. “Rumahnya? Kita kan cuma numpang kamu Erlando” bantah Latifa membuat Erlando terkekeh
Baca selengkapnya
CHAPTER 38
Latifa memandangi kamarnya dengan seksama, ia terlihat tidak percaya dengan sekejap memiliki sebuah kamar indah dan mewah tersebut. Bahkan ini terlampau mewah baginya. “Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Erlando? Bagaimana bisa ia dengan cuma-cuma membiarkan aku dan anakku untuk tinggal di mansion sebagus ini? Apa dia memiliki maksud lain untuk itu?” gumam Latifa sembari memainkan jari jemarinya karena cemas. “Nyonya, anda itu baru saja pulih, jangan terlalu memikirkan sesuatu yang membuat Nyonya kembali drop” tegur Bi Ina yang tadinya sedang menepuk-nepuk pelan paha Tiara yang sedang tertidur. “Lagian Nyonya, saya mohon maaf karena terlalu ikut campur mengenai kehidupan Nyonya, tapi Nyonya, Tuan Erlando itu benar-benar sangat mencintai Nyonya dengan tulus tanpa mengharapkan sesuatu yang lainnya, Tuan Erlando memiliki cinta yang murni untuk Nyonya” lanjut Bi Ina menjelaskan terkait apa yang membuat Latifa kepikiran. “Tapi Bi Ina, di dunia ini kebanyakan orang tidak akan melakuka
Baca selengkapnya
CHAPTER 39
“Aku tidak bisa Ibu” jawab Latifa dengan tegas. “Apa! Kamu berani membantah Ibu! Kamu itu sudah untung masih diakui Anak sama Ibu dan Ayahmu! Kamu lihat di luar sana? Banyak orang yang hamil di luar nikah diusir dari rumah dan tidak diakui sebagai Anak lagi!” bentak Haidah membuat Latifa mencengkeram gamisnya dengan kuat, mencoba untuk menahan amarahnya. “Emang apa bedanya Ibu dan Ayah lakukan padaku? Aku juga sudah dibuang oleh kalian bukan? Dengan menikahkan ku dengan kondisi hamil! Apa bedanya dengan mereka yang dibuang oleh orang tuanya Bu? Aku juga sama, kalian membuangku dengan menikahkan aku bersama orang yang salah dan seterusnya tidak ingin tau kabarku seperti apa, cucu kalian juga kalian tidak tau kan rupanya seperti apa sekarang?” jelas Latifa menggebu-gebu kepada Ibunya. “Kamu-”“Sudah Bu, aku capek harus menuruti apa kata Ibu yang tidak pernah menghargaiku, jika memang aku salah aku minta maaf, Assalamualaikum” ucap Latifa lalu segera menatikan teleponnya karena merasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status