“Ibu dan Bapak, rumah yang kita tuju sudah sampai” seru supir tersebut kepada Haidah dan Herman. Haidah dan Herman mengintip rumah tersebut dari jendela namun gerbangnya tertutup dan sangat tinggi yang mana membuat Haidah dan Herman tidak mampu melihat rumah tersebut. “Oh begitu, makasih yah Pak” ucap Haidah lalu segera keluar dari mobil tersebut bersama dengan Herman. “Pak, gerbangnya sebesar ini, apa mungkin rumahnya sebesar istana?” tanya Haidah sembari mendongak melihat ujung dari gerbang yang ada di hadapannya tersebut. “Pasti si Bu, kalau tidak, bagaimana Latifa mau ikut bersama dengan lelaki itu? Kasih makan apa anaknya nanti, orang kuliah juga gak sampai lulus” jawab Herman dengan sinis. “Hush! Pak! Latifa pasti juga punya alasan mengapa dia memilih untuk pergi dari Suaminya itu, apa bapak tidak melihat bagaimana sikap Ibu mertuanya itu?” ucap Haidah membuat Herman terdiam. “Ayo Pak, kayaknya Ibu gak sabar mau ketemu Latifa” ajak Haidah sembari mencari-cari satpam yang e
Read more