All Chapters of Ayah Anakku Adalah Seorang Pewaris Kaya Raya : Chapter 41 - Chapter 50

63 Chapters

CHAPTER 40

“Tuan, apakah anda memanggil saya?” ucap Linda yang baru saja sampai di dalam ruangan Erlando. “Ah iya, bisakah kamu mencarikan sekolah baru untuk Tiara?” tanya Erlando membuat Linda mengernyitkan dahi. “Sekolah baru untuk Tiara? Kenapa dengan sekolah lama Tiara Tuan?” tanya Linda dengan penasaran. “Tidak ada apa-apa mengenai sekolahnya Tiara, hanya saja, sekolah Tiara jaraknya sangat jauh dari mansionku”Linda semakin bingung dengan ucapan Erlando. “Maaf Pak, apa hubungannya rumah anda dengan sekolahnya Tiara yah?” tanya Linda kembali membuat Erlando mengingat jika Linda masih belum mengetahui terkait Latifa dan Tiara yang saat ini tengah tinggal di mansionnya. “Aku lupa jika kamu belum tau mengenai Tiara dan Latifa, jadi sekarang mereka berdua tinggal di mansionku” Rasa bingungnya bertambah, bahkan ia juga sangat terkejut ketika mendengar kabar tersebut. “Ba-bagaimana bisa Tuan?” “Ceritanya panjang, intinya Candra meninggalkan Latifa dan Tiara sendiri di tempat yang sepi, te
Read more

CHAPTER 41

“Ini alamatnya udah bener kan Bu?” tanya Herman kepada Istrinya sembari menatap ruman Candra dari luar. “Sepertinya iya Pak, kita tanya Satpam saja yah” saran Haidah yang diangguki oleh Herman. “Permisi Pak, saya mau tanya, apakah ini rumah dari Candra?” tanya Haidah kepada satpam yang kebetulan sedang berada di luar gerbang.“Iya Bu, ada perlu apa yah kemari?” tanya Satpam tersebut dengan sopan. “Kami berdua mertuanya Candra Pak, apakah kami bisa masuk?” tanya Haidah kembali. “Oh begitu yah Bu, silahkan Bu, kebetulan Tuan Candra sedang di rumah” ucap Satpam tersebut sembari membukakan pintu gerbang kepada Herman dan Haidah. “Baik Pak terimakasih yah” ucap Haidah lalu masuk diikuti Herman dibelakangnya. Haidah dan Herman berjalan beriringan menuju rumah Candra. “Punya Suami yang kaya malah ditinggal, kayaknya Anakmu sedang memiliki gangguan jiwa Haidah” celetuk Herman membuat Hadiah langsung memukul Herman cukup keras. “Bicaranya Pak!” peringat Haidah. Herman hanya mendesis k
Read more

CHAPTER 42

“Ibu dan Bapak, rumah yang kita tuju sudah sampai” seru supir tersebut kepada Haidah dan Herman. Haidah dan Herman mengintip rumah tersebut dari jendela namun gerbangnya tertutup dan sangat tinggi yang mana membuat Haidah dan Herman tidak mampu melihat rumah tersebut. “Oh begitu, makasih yah Pak” ucap Haidah lalu segera keluar dari mobil tersebut bersama dengan Herman. “Pak, gerbangnya sebesar ini, apa mungkin rumahnya sebesar istana?” tanya Haidah sembari mendongak melihat ujung dari gerbang yang ada di hadapannya tersebut. “Pasti si Bu, kalau tidak, bagaimana Latifa mau ikut bersama dengan lelaki itu? Kasih makan apa anaknya nanti, orang kuliah juga gak sampai lulus” jawab Herman dengan sinis. “Hush! Pak! Latifa pasti juga punya alasan mengapa dia memilih untuk pergi dari Suaminya itu, apa bapak tidak melihat bagaimana sikap Ibu mertuanya itu?” ucap Haidah membuat Herman terdiam. “Ayo Pak, kayaknya Ibu gak sabar mau ketemu Latifa” ajak Haidah sembari mencari-cari satpam yang e
Read more

CHAPTER 43

“Sepertinya keputusanmu untuk meninggalkan Candra memang benar Latifa, aku tidak menyangka kamu mendapatkan perlakuan Suami dan Mertuamu sendiri seperti itu” ucap Haidah dengan geram. “Iya Bu, Bapak sepemikiran, kalau tau begitu sudah Bapak cincang si Candra” celetuk Herman membuat Haidah spontan memukul paha Herman dengan keras. “Bapak ini, apa tidak lihat ada cucumu di sana?” ucap Haidah sembari menunjukkan Tiara yang kini sedang dipangku oleh Erlando. “Ah iya Bapak lupa” gumam Herman sembari salah tingkah. “Aku lupa Cucuku sendiri” ucap Herman lalu bangkit dan mendekati Tiara. Ia merendahkan tubuhnya mendekat ke arah Tiara. “Tiara, apa Tiara tau aku ini siapa?” tanya Herman dengan pelan. Tiara menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang kebingungan. ‘Ya Allah, dosaku pasti sangat besar, Anak ini tidak tau apa-apa tapi ikut mendapatkan hukuman karena ulahku’Ucap pilu Herman dalam hati. “Aku adalah Kakekmu dan yang di belakang adalah Nenekmu, jadi sekarang tau kan?” tany
Read more

CHAPTER 44

“Nak, jadi… Sejak kapan kamu bertemu dengan Erlando? Dan bagaimana bisa kalian saling kenal seperti ini?” tanya Haidah dengan penasaran mengenai awal kedekatan antara Latifa dan Candra. “I-itu, semenjak Erlando membantuku dalam kasus Tiara yang terkena tuduhan membully Siswa lain Bu” jawab Latifa dengan dusta. ‘Sebenarnya semenjak Latifa kuliah dulu Ibu, dan sebenarnya Erlando adalah Ayah biologis Tiara, entah bagaimana aku harus terus menerus menutupi kenyataan ini?’Ucap Latifa dalam hati dengan memberi reaksi agak cemas. “Bagaimana bisa Tiara sampai terkena tuduhan seperti itu Latifa?” tanya Haidah dengan raut wajah yang terkejut. “Ah itu, ada salah satu wali murid yang anaknya membully Tiara Bu, dia merasa memiliki kuasa jadi Ibu paham sendiri bagaimana watak dari orang-orang seperti itu, semuanya ia putar balikkan fakta yang ada” jelas Latifa membuat Haidah merasa geram. “Begitu? Kenapa gak kamu jambak saja orang seperti itu, orang-orang yang seperti inilah yang mengotori du
Read more

CHAPTER 45

Candra mengerjapkan kedua matanya dengan pelan, ia mencoba menggeliat karena merasa jika badannya sakit semua. Candra kemudian melihat sekeliling, ia langsung bangkit karena baru menyadari jika saat ini bukan berada di rumahnya. “Bagaimana bisa aku di sini?” guman Candra sembari menguap lalu menggaruk bagian tubuhnya yang gatal. “Kamu sudah bangun?” tanya Linda yang sedang bersandar di kepala ranjang sembari bersedekap di dada. “Eh sayang, jadi dari tadi aku di apartemen mu?” tanya Candra sembari menoleh ke arah Linda. ‘Apa maksudnya itu? Padahal dia belum lama menginap di apartemen ku, bisa-bisanya dia lupa dengan interior apartemen ku gitu?’Ucap Linda dalam hati sembari menunjukkan raut wajah yang kesal kepada Candra. “Kenapa mukanya malah ditekuk seperti itu?” tanya Candra sembari mencubit pelan pipi Linda. “Kenapa kamu gak ngehubungin aku akhir-akhir ini? Tau-tau ke sini pas mabuk aja” gerutu Linda membuat Candra terkekeh pelan. “Maaf yah sayang, aku banyak kerjaan jadi t
Read more

CHAPTER 46

“Kalau rumah Ibu kayak gini, Ibu gak akan ngeluh deh, masak ada dapur perlengkapannya selengkap ini, mana serasa ada di tokoh tau!” ucap Haidah sembari mengiris tomat di talenan. Latifa hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, ia juga sedang menggoreng adonan bakwan diatas api yang panas. Saat ini Haidah maupun Latifa memutuskan untuk memasak bersama setelah sekian lama, beberapa pelayan juga ikut membantu di dapur tersebut. Sedangkan Herman sibuk memancing di kolam ikan yang terletak di halaman belakang mansion Erlando. Setelah selang beberapa waktu akhirnya masakan mereka matang secara keseluruhan. Dengan segera Haidah mengambil sebuah kotak bekal lalu ia memasukkan nasi dan beberapa lauk ke dalam wadah tersebut. Latifa sendiri merasa heran dengan tindakan Haidah. “Ibu, untuk siapa bekal itu?” tanya Latifa dengan heran. “Untuk siapa lagi kalau bukan Erlando, Tiara kan sudah pagi tadi” jawab Haidah membuat Latifa bertambah heran. “Tapi Erlando sudah berangkat ke kant
Read more

CHAPTER 47

“Apa yang mau kamu ungkapkan Linda? Aku tidak akan membunuh orang, kamu tenang saja” ucap Latifa dengan riang namun Linda masih berekspresi sedang cemas. “Sebenarnya penyebab Candra meninggalkan Nona adalah karena saya” ucap Linda dengan satu tarikan napas, membuat Latifa yang awalnya tersebut secara perlahan memudar. Bahkan Erlando juga terkejut mendengar pernyataan dari Linda tersebut. “Apa maksud-”Linda segera berjongkok di hadapan Latifa sembari menggenggam kedua tangan Latifa. “Sumpah demi apapun Nona, aku tidak tau jika saat itu Candra sedang bersama dengan Nona, karena waktu itu aku sedang berada dalam teror mantan klien ku, bahkan aku terancam terbunuh waktu itu, tapi entah mengapa aku malah menghubungi Candra karena aku merasa jika dia yang paling pantas aku hubungi, a-aku benar-benar minta maaf Nona, aku pantas dihukum” ucap Linda memohon seraya menangis. Latifa tidak menjawab ucapan dari Linda, ia langsung membantu Linda untuk duduk disampingnya kembali. Setelah itu
Read more

CHAPTER 48

Hari malam yang sunyi di sebuah kota Los Angeles, namun tidak di sebuah Club malam yang dipenuhi lautan manusia dengan berbagai macam kesenangannya. Terlihat Erlando yang tengah di ajak oleh beberapa temannya semasa kuliah kedalam Club tersebut. “Santai saja lah Bro! Gak usah terlalu tegang seperti itu” tegur Salah satu teman Erlando sembari menepuk bahu Erlando cukup kuat. “Ah iya, aku aku tidak apa-apa” ucap Erlando sembari menyingkirkan tangan temannya tersebut lalu berjalan duluan memasuki Club. “Dia sepertinya Pria yang kuat dari pada kita-kita”“Iya, Casing nya saja yang kaku, aslinya pasti Pro player”“Kalian apa tidak ingat? Dia itu CEO perusahaan terkenal, pasti memiliki gairah yang besar sebagaimana bentuk lelahnya mengerjakan tugas-tugas kantor”Ucap para teman-teman Erlando yang tidak Erlando perdulikan karena ia ingin segera duduk dan memenuhi janjinya saja untuk berkumpul dengan teman lamanya. “Jadi, kita mau membahas apa?” tanya Erlando to the point yang langsung m
Read more

CHAPTER 49

Erlando menyangga dahinya menggunakan satu tangannya di meja, ia merasa pasrah karena Linda tidak mampu untuk mengontrol mulutnya tersebut. ‘Apa yang harus aku lakukan, apa yang akan Latifa pikirkan nanti’Ucap Erlando dalam hati seraya melirik-lirik Latifa yang terlihat syok sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Ka-kamu serius Linda?” tanya Latifa dengan terbatah. Linda yang sadar akan ucapannya yang sudah kelewatan membuatnya merutuki dirinya sendiri dalam hati. “I-itu sudah lama Nona, dan Tuan Erlando terbukti jika sangat setia sama Nona, bahkan dia tidak pernah melirik wanita lain karena hanya Nona yang ada di dalam hatinya” ucap Linda dengan cepat. “Tapi Linda, apakah mantan klien yang pernah meneror mu itu benar-benar sudah diamankan?” tanya Latifa dengan hatu-hati. “Sudah Nona, sudah diamankan oleh polisi, dia juga sudah diberikan pelajaran oleh… Candra, jadi aku sudah puas melihatnya menderita” jawab Linda dengan agak merendahkan nada saat mengatakan kata ‘Candr
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status