Home / Pernikahan / Istri Ketiga / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Ketiga: Chapter 11 - Chapter 20

86 Chapters

11. Dimana Hatimu?

***Di ruangan UKS sekolah yang sudah sepi, Kinan terkejut dengan kedatangan Tony ke sekolahnya. Ayahnya yang sulit ia temui mendadak mendatanginya, ia awalnya sangat senang dengan kedatangan ayahnya, namun kesenangan itu berubah menjadi kecewa karena Tony mempunyai tujuan lain.“Ayah sengaja datang menemuiku di sekolah hanya ingin meminta uang?” tanya Kinan, ia menatap Tony dengan perasaan campur aduk.“Nak, Ayah tidak salah kan mendatangi anak kandungnya sendiri karena begitulah tugas anak untuk tetap berbakti pada orang tuanya. Saat ini Ayah sedang dikejar hutang dan uang tabungan Ayah habis, jadi Ayah meminta bantuan padamu. Lagipula kamu kan istrinya dari bangsawan itu dan kamu adalah istri yang bertahan lama di sisinya sampai saat ini, itu artinya suamimu menyukaimu, Ayah yakin kamu pasti banyak uang,” balas Tony tanpa rasa bersalah.Kinan mencoba menghela napasnya dan mengatur emosinya, ia tidak pernah menyangka kalau di dunia ini ada seorang ayah yang tak memiliki cinta di hat
Read more

12. Dan juga Hatiku

***Semerbak aroma brotsuppe, hidangan Jerman yang khas, menyusup masuk ke dalam ruangan pagi yang sunyi. Selepas shola subuh, Kinan sibuk di dapur dan menyiapkan sarapan pagi untuk Ludwig, pria itu dari siang kemarin tidak mau makan, kata Bu Inah, Ludwig dan adik kandungnya bertengkar kemarin, wanita itu tentu saja terkejut karena Ludwig ternyata mempunyai adik yang menetap juga di Indonesia, tapi Kinan tak bertanya lagi karena ia tahu bahwa dirinya masih orang baru di kehidupan suaminya.Kinan memasuki kamar tidur Ludwig dengan langkah hati-hati, membawa nampan penuh dengan hidangan yang telah dia siapkan dengan penuh kasih sayang.Dia meletakkan nampan itu di atas meja kecil di samping tempat tidur Ludwig, disertai dengan segelas air putih segar dan yogurt untuk menemani hidangan utama. Matanya terhenti pada sosok Ludwig yang masih tertidur pulas di atas tempat tidurnya.Ludwig terlihat begitu tenang saat tertidur, wajahnya yang tanpa topeng terbuka tanpa rasa takut akan penilaian
Read more

13. Waktu yang Akan Menjawabnya

***Langit senja memancarkan cahaya oranye yang lembut, menciptakan suasana hangat di sekitar sekolah tempat Kinan mengajar. Setelah sehari penuh mengajar, Kinan bersiap-siap untuk pulang ketika penjaga sekolah datang menghampirinya dengan kabar tak terduga.“Bu Kinan, ada seorang wanita asing yang mencari Anda,” ujar penjaga sekolah dengan suara ramah.Kinan mengernyitkan keningnya, memikirkan siapa wanita itu. Namun, tanpa ragu, dia setuju untuk bertemu dengannya. Mungkin ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh orang asing tersebut. Ia juga harus buru-buru pulang karena mengingat Ludwig yang mendadak demam saat Bu Inah beberapa jam lalu mengirim pesan padanya.Ketika Kinan tiba di ruang tata usaha sekolah, matanya langsung tertuju pada seorang wanita cantik dengan mata biru dan rambut blonde yang tersusun rapi. Wanita itu memancarkan aura kehangatan yang membuat Kinan merasa nyaman di dekatnya.“Halo. Anda adalah Kinan bukan?&rd
Read more

14. Bidadari Penjaga

***Langit malam menyelimuti rumah yang sunyi, hanya dihiasi oleh gemerlap bintang di langit. Di dalam kamar tidur yang redup, Kinan duduk di samping tempat tidur Ludwig yang terbaring lemah. Wajah suaminya terlihat pucat dan letih, memancarkan kelemahan yang memilukan. Dari sore, Ludwig demamnya naik turun dan itu membuatnya terus berada di sisi suaminya.Dengan hati yang penuh kekhawatiran, Kinan meraih tangan Ludwig dan menciumnya lembut. "Ludwig, bagaimana perasaanmu?" bisiknya dengan lembut.Ludwig hanya menggeleng lemah, matanya yang sayu memandang Kinan dengan ekspresi yang tak terlalu jelas. Pria itu bahkan tak mempunyai tenaga untuk sekedar mengtakan kalau Kinan harus pergi dari kamarnya dan tidak usah untuk sok perhatian padanya, namun rasa sakitnya itu membuat ia kehilangan kekuatannya.Dan Kinan segera meraba suhu tubuh suaminya dan terkejut saat merasakan panas yang tinggi. Tanpa ragu, Kinan segera mengambil kompres dingin dan menempelkannya di dahi Ludwig dengan telaten
Read more

15. Garis Takdir

***Setelah pagi tiba, Kinan melangkah masuk ke dalam kamar pribadi Ludwig dengan langkah ringan, membawa nampan berisi bubur hangat dan segelas air jahe. Dia tersenyum melihat Ludwig yang sudah duduk di kursi, matanya tertuju pada pria itu dengan penuh kehangatan.Ludwig terkejut, tangannya refleks meraih topeng yang selalu menutupi separuh wajahnya. Namun, sebelum dia sempat menyembunyikan diri, Kinan berbicara dengan lembut, "Jangan tutup apa pun dariku, Ludwig. Aku adalah istrimu, ingat? Kita ini sudah menjadi satu sama lainnya, jadi jangan anggap aku ini orang asing bagimu."Ludwig terdiam, matanya menatap Kinan dengan penuh kebingungan. Apa yang membuatnya merasa begitu nyaman untuk menunjukkan wajahnya yang cacat di hadapan Kinan? Apakah mungkin ada seseorang yang tidak akan merasa jijik atau takut melihatnya? Selama ini, bahkan pada Bu Inah yang selalu setia menjaganya, ia tak pernah berani menunjukkan wajahnya yang cacat ini, ia hanya takut Bu Inah takut dan tak mau lagi bek
Read more

16. Ingin Mengenal Duniamu

***Di salah satu sudut kedai kopi yang tenang, aroma kopi yang harum menguar, menciptakan suasana yang nyaman. Kinan duduk sendirian di meja bulat dengan dua kursi, menatap keluar jendela dengan pandangan yang kosong. Tangannya terulur, mengaduk-aduk cangkir kopi yang sudah mulai mendingin di depannya. Dia menunggu kedatangan Patricia, adik kandung Ludwig yang merupakan kunci untuk membuka tabir rahasia yang selama ini menggelayut di sekitar hidup suaminya itu. Ia memang sengaja mengiyakan permintaan Patricia yang ingin bertemu dengannya sore ini.Tiba-tiba, pintu kedai kopi terbuka, dan Patricia melangkah masuk. Senyum ramah terukir di wajahnya begitu dia melihat Kinan. Langkahnya ringan saat dia mendekati meja tempat Kinan duduk."Kinan, maaf aku terlambat," sapanya sambil menjabat tangan Kinan dengan hangat.Kinan tersenyum, "Tidak apa-apa, Patricia. Aku baru saja datang beberapa menit yang lalu."Keduanya duduk bersama, memesan hidangan favorit mereka, tart yang lezat, sambil ber
Read more

17. Mantra Penyembuh

***Kinan sibuk mempersiapkan meja makan untuk makan malam bersama Ludwig. Dia sengaja menyuruh Bu Inah pulang cepat karena ingin sejenak berduaan dengan Ludwig, tanpa intervensi dari siapapun, juga agar Ludwig lebih leluasa melepaskan topengnya yang selalu ia kenakan. Ia tahu kalau Ludwig sebenarnya tidak nyaman setiap saat memakai topeng.Setelah semua persiapan selesai, Ludwig memasuki ruang makan dengan langkah hati-hati. Dia mengernyitkan keningnya melihat Bu Inah sudah pulang lebih awal dari biasanya."Kenapa Bu Inah pulang cepat?" tanya Ludwig, mencoba mencari alasan di balik keputusan itu.Kinan tersenyum, mencoba menenangkan hati Ludwig, "Aku sengaja menyuruhnya pulang agar kita bisa berduaan, Ludwig. Aku hanya ingin kita menikmati waktu dengan intim."Ludwig terdiam sejenak, membiarkan kata-kata Kinan meresap ke dalam pikirannya. Dia merasa aneh, seperti ada sesuatu yang berubah dalam hubungan mereka. Kinan seolah tak lagi berjarak dengannya, wanita itu terang-terangan menun
Read more

18. Aku Ingin Mengenal Tuhanmu

*** Enam bulan telah berlalu sejak Kinan memasuki kehidupan Ludwig. Saat itu, hati Ludwig masih terbungkam dalam kegelapan, tetapi kehadiran Kinan memberikan sedikit sinar ke dalam kehidupannya yang kesepian dan hancur. Kinan tetap setia di samping Ludwig, menjadi sumber kekuatan dan kehangatan bagi pria yang terluka itu. Kehadiran Kinan mengubah segalanya, seperti keajaiban yang tak pernah pria itu bayangkan sama sekali. Saat ini, Ludwig bisa merasakan hatinya sedikit melembut. Dia tidak lagi mengurung dirinya di dalam kamar gelapnya. Udara pagi dan senja yang indah mulai menarik perhatiannya. Kehadiran Kinan mengubah hitam menjadi pelangi. Wanita itu menjadi titik terang dalam kegelapan yang melingkupi Ludwig. Ludwig selalu merasa tenang saat bersama Kinan dan hatinya selalu menghangat saat melihat senyuman wanita itu, senyuman yang meneduhkan sekaligus membunuh kesepiannya yang terpenjara selama ini. Namun, tanpa sepengetahuan siapapun, dalam sebulan
Read more

19. Mimpi Buruk itu Akan Pergi

*** Kepala Kinan terasa sangat berat saat dia terbangun di tengah malam. Tubuhnya terasa lemas dan tidak karuan. Dengan langkah yang lemah, dia berusaha bangkit dari tempat tidurnya untuk mengambil air minum. Namun, ketika dia hendak membuka pintu, dunia seakan berputar di sekelilingnya, dan dia merasa akan jatuh.Tiba-tiba, Ludwig muncul dengan cepat dan menangkapnya sebelum jatuh. Kinan menatap Ludwig dengan samar-samar, tersenyum lemah di bibirnya.Ludwig terkejut merasakan panas yang menyelimuti tubuh Kinan. Dia dengan cepat meletakkan tangannya di dahi Kinan, merasa demam yang membakar tubuh wanita itu."Kamu demam, Kinan. Kenapa kamu beranjak dari tempat tidurmu?" tanya Ludwig dengan nada khawatir.Kinan hanya tersenyum lemah. "Aku hanya ingin minum, tenggorakanku terasa terbakar," balasnya dengan suara yang hampir tak terdengar.Tanpa banyak bicara lagi, Ludwig langsung menggendong Kinan seperti pengantin dan membawanya ke kamar
Read more

20. Ajari Aku

***Kinan terbangun dengan perasaan hangat di dadanya, ia merasa tubuhnya lebih baik dan langsung terkejut menemukan dirinya berada di kamar Ludwig. Dia tersenyum melihat pria itu masih terpejam, hatinya terharu mengingat bagaimana perawatan dan perhatian Ludwig semalam. Tanpa sadar, air matanya mulai menetes, dadanya terasa sesak karena terharu oleh perhatian yang begitu tulus dari Ludwig. Ia lupa bagaimana rasanya ada seseorang yang menjaganya saat sedang sakit, ingatan tentang almarhumah bundanya samar-samar karena terakhir ia dirawat oleh bundanya saat ia masih berusia lima tahun, kali ini ia bisa merasakan kehangatan itu dari sosok yang tak pernah ia bayangkan sama sekali dan hatinya bahagia."Sudahkah kamu bangun, Kinan?" Ludwig membuka matanya dengan perlahan, suaranya terdengar lembut di pagi yang masih gelap.Kinan tersentak, tidak menyangka dia akan ketahuan sedang memperhatikan Ludwig yang masih terlelap. Dia mencoba turun dari tempat tidur dengan hat
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status