***Setelah pagi tiba, Kinan melangkah masuk ke dalam kamar pribadi Ludwig dengan langkah ringan, membawa nampan berisi bubur hangat dan segelas air jahe. Dia tersenyum melihat Ludwig yang sudah duduk di kursi, matanya tertuju pada pria itu dengan penuh kehangatan.Ludwig terkejut, tangannya refleks meraih topeng yang selalu menutupi separuh wajahnya. Namun, sebelum dia sempat menyembunyikan diri, Kinan berbicara dengan lembut, "Jangan tutup apa pun dariku, Ludwig. Aku adalah istrimu, ingat? Kita ini sudah menjadi satu sama lainnya, jadi jangan anggap aku ini orang asing bagimu."Ludwig terdiam, matanya menatap Kinan dengan penuh kebingungan. Apa yang membuatnya merasa begitu nyaman untuk menunjukkan wajahnya yang cacat di hadapan Kinan? Apakah mungkin ada seseorang yang tidak akan merasa jijik atau takut melihatnya? Selama ini, bahkan pada Bu Inah yang selalu setia menjaganya, ia tak pernah berani menunjukkan wajahnya yang cacat ini, ia hanya takut Bu Inah takut dan tak mau lagi bek
Read more