All Chapters of Ibu Susu Anak Dosenku: Chapter 101 - Chapter 110

138 Chapters

101. Momen Perpisahan

Hari Minggu seperti yang dijanjikan, Bara dan Dena sudah siap akan membawa Baby Dam piknik. Lela juga sudah mempersiapkan segala keperluan Baby Dam, termasuk makanan yang bisa dimakan oleh batita 2 tahun itu. "Udah siap semuanya?" tanya Dena pada Lela. "Sudah Non, sudah saya kemas keperluan Baby Dam." "Oke, bawain ke mobil ya, biar Baby Dam sama aku!" ujar Dena semangat. Ia membuka tangannya untuk menggendong Baby Dam, tapi spontan anak itu menolak. "Ma!" panggil Baby Dam meringkuk pada Lela. Lela pun merasa bingung, Baby Dam sangat sensitif pada orang yang tidak ia kehendaki. Ia pun berusaha membujug Baby Dam selama setengah jam sampai Bara kesal. Bara dan dirinya tidak bicara setelah kejadian itu, hal itu membuat Lela merasa terluka tetapi dirinya memang tak berdaya. "Baby sayang, nanti Papa mau ajak liat Gajah sama Harimau loh." "Jajah? Halmo?" "Iya Sayang, makanya ikut Papa ya...." "Engg!" ia pun mengangguk. Alhasil Bara yang turun tangan menggendong Baby
Read more

102. Ternyata Ada yang Percaya

"Papa!" panggil Baby Dam. Ia berusaha turun dari kursi makannya, membuat Lela pun bergegas membantunya. "Papa Papa!" panggil Baby Dam dengan tak sabaran. Ia berjalan dengan kakinya yang sebenarnya belum terlalu kencang, hal itu membuatnya tampak lebih menggemaskan. Ia dengan semangat menghampiri ayahnya yang tersenyum dan membuka tangan padanya. Bara langsung menggendongnya dan menciumi pipi anaknya dengan penuh kasih sayang. "Hem, bau buah! Udah makan ya anak Papa?" tanyanya dengan lembut. "Udah Papa, Papa matan juda (makan juga), yuk!" "Papa udah makan, masih kenyang. Beslk kita sarapan bareng ya?" Pemandangan itu adalah pemandanga yang sebenarnya ingin selalu Lela nikmati setiap hari. Akan tetapi apapun itu, asalkan Baby Dam bahagia, tidak apa-apa kalau ia harus pergi dan tidak bisa melihatnya setiap hari. Setelah memeluk anaknya dengan erat, ia pun menatap Lela yang hanya berdiri sambil tersenyum. "Saya mau bicara sama kamu," ujarnya dengan suara yang dingi
Read more

103. Akhirnya Pergi

Lela berpikir bahwa Dika baik juga, maksudnya ia cukup perhatian. Padahal katanya hanya teman, sementara yang sesama perempuan--Bella yang pernah jadi rekan kerjanya malah tak percaya padanya. Ia berusaha tetap berpikir positif, mungkin Bella hanya tak melihat bukti bahwa ia tak bersalah. Lagipula ia juga tak bisa membuktikannya pada Bella. Sekarang Lela harus beres-beres untuk pergi besok. Ini hari terakhirnya tinggal di Mansion mewah ini. Ia sudah dibelikan tiket dan akan pindah ke luar negeri. Bukannya pulang ke kampung halaman atau mencari pekerjaan lain di Jakarta. Ia sudah cukup malu untuk stay di Indonesia dengan berita yang menyebar tentang dirinya. Kehormatannya benar-benar dirusak, ia lelah menghadapi ini semua. Jadi ia ingin mencari tempat yang bisa memberinya perlindungan dari masa lalu yang kelabu. Hal terberat yang membuatnya kecewa adalah, Baby Dam, Bi Tati, dan orang-orang yang tetap ada di sisinya. Ia tak berpikir bahwa Bara juga akan merasa kehilangan, ia
Read more

104. Hampa

Melihat kepergian Lela dari CCTV yang ada di mansion. Itulah yang sedang Bara lakukan saat ini. Di dalam kantornya yang ada di Shanghai-China, sampai-sampai ia mengabaikan tumpukan pekerjaan yang harusnya ia selesaikan segera. Saat ini, ia hanya ingin melihat Lela untuk yang terakhir kali dari CCVLTV. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk move on dari Lela. Bagaimanapun, ia akan menikah dan ia harus mulai belajar untuk mencintai Dena. Tiba-tiba orang yang ia pikirkan menghubunginya, Dena. "Halo, Sayang, kamu lagi ngapain?" sapanya ceria. "Kerja, sekarang kan jam kerja." Dena menghelan nafas, Bara masih saja dingin padanya. "Kamu udah tahu kan, kalau Lela hari ini pergi? Kenapa kamu nggak nungguin dia pergi, malah ke Shanghai dulu?" tanya Dena. "Emang dia siapa sampai aku harus nungguin dia pergi, sementara aku bakal rugi miliaran untuk nungguin orang yang nggak penting?" Dena tidak menjawab apa-apa, tetapi ia mengalihkan pembicaraan untuk menghindari konflik. Ia
Read more

105. Balik ke Settingan Awal

Seminggu berlalu Bara pulang ke Jakarta, ia menunjukkan sifat pemarahnya lagi membuat orang-orang di Mansion mulai kualahan. Untungnya ia masih baik pada Baby Dam, tetapi Baby Dam jadi sering tantrum setelah kehilangan sosok ibu asi yang selama setahun 8 bulan itu menjaganya dengan kasih sayang seorang ibu. Keadaan Mansion sangat kacau, bahkan Dena sendiri tak berani menemui Bara di Mansion karena ini. Dena masih berusaha merebut hati Baby Dam, tapi sayangnya sulit sekali. Sementara Bara masih meledak-ledak. Hal itu membuatnya frustrasi dan tidak tahu harus bagaimana bersikap. Ia semakin pesimis untuk melanjutkan hubungan ini, padahal dulu posisi inilah yang ia dambakan, yaitu bisa menjadi calon istri dari Bara, orang yang ia kejar dengan gila-gilaan. Malam harinya, Dena pun berkumpul dengan teman-temannya membicarakan soal banyak hal termasuk gaya hidup mereka yang mewah itu. Namun Dena malah merasa sedih di tengah keramaian itu, yang membuat sahabatnya Gisel menyadarinya.
Read more

106. Kenyataan yang Salah

Meski Bara juga merasa kacau, ia tetap mengunjungi putra kecilnya dan kalau di rumah ia menyempatkan diri untuk bermain dengannya. Ini sudah sebulan pasca kepergian Lela, tapi Baby Dam masih saja menanyakan keberadaan Lela. "Pa! Mama mana?" tanyanya. Sakit rasanya mendengar pertanyaan itu dari mulut mungil Baby Dam yang polos. Ia tak bisa marah tentu saja, anaknya yang berharga dan masa kecilnya yang suram. Baby Dam mendapatkan masa kecil yang indah hanya saat bersama Lela, bagaimana bisa ia bisa move on begitu saja? Kadang ia sampai salah sebut seseorang saat memanggil, ia menyebut 'Lela' dan itu membuatnya jadi bahan gosip lagi di mansion. Tak hanya pembantu yang mendapatkan panggilan itu tapi Bi Tati dan Bi Hera. Kini Bi Tati harus tinggal di mansion, menggantikan Lela. "Mama lagi jalan-jalan Sayang, kapan-kapan pulang kok," jawab Bi Tati. Bara berdecak, "Bi! Jangan menjanjikan hal yang tidak mungkin." Bi Tati menegang mendapatkan tatapan membunuh dari Tuannya ya
Read more

107. Menyelidiki

"Kamu kenapa ngeliatin aku kayak sih?" tanya Dena sebelum memakan potongan steak-nya. Bara pun menggeleng, lalu tersenyum. "Akhir-akhir ini, ingatanku mulai kembali padahal aku gak konsumsi obat." Dena terlihat menegang, ia menelan steak yang ia kunyah dengan susah payah, lalu memberikan senyum paksa. Itu terlihat sekali di mata Bara. Meski Dena bisa menipu banyak orang, tidak dengan Bara. Semua akan terlihat jelas di matanya. "Kamu ingat apa aja?" tanya Dena. Bara menyeringai dan menatap Dena dengan main-main, seolah ia sedang menantang Dena. "Aku tahu ada banyak hal yang jadi privasimu, bisa aja nggak boleh tau, bahkan ketika ingatan itu ada tapi ... aku pengen tanya satu hal sama kamu tentang hubungan kamu sama Alex." Dena kaget, tetapi ia berusaha tetap tenang. "Apakah kalian memang pernah pacaran?" Dena terlihat berpikir, ia bingung harus jujur atau tidak tetapi dari track record Bara, ia tidak mungkin tidak tahu. Bahkan jika waktu penyelidikannya lama ia akan sege
Read more

108. Gelembung Fakta

Bara membuka matanya dan ia berada di rumah sakit. Ia menghela napas dan berusaha menemukan seseorang, tetapi ia hanya menemukan ruangan yang sepi tanpa seseorang bersamanya. Ia menekan tombol untuk memanggil Perawat di atas kepalanya. Namun sebelum mereka datang Dena masuk dan terkejut melihatnya sadar. "Kakak udah sadar?! Syukurlah!" ujarnya bahagia. Bara hanya berdehem, lalu melihat dua Perawat dan seorang dokter masuk ke ruangan VIP itu. "Panggil Dika untukku ya, De." Dena pun mengangguk dan langsung menelpon Dika. Setelah diperiksa, kondisi Bara sudah membaik. ••• Dika datang di jam makan siang, ia terlihat kurang tidur. "Butuh karyawan satu lagi buat bantu kamu?" Dika mengangguk, "Ya." "Oke, atur aja di HRD." Itu basa-basi, lalu berlanjut ke hal inti kenapa ia memanggil Dika ke sini bukannya bicara lewat telpon. "Dika, saya masih punya urusan lain yang perlu saya selidiki tentang Lela. Jadi saya ingin kamu mengurus masalah Pak Bagus dan antek-anteknya d
Read more

109. Apa Rencana Dena?

"Siapa Ayahnya?" tanya Bara ngegas."Wait... kita juga gak tau."Maka mereka pun mulai diam dan berpikir dengan pikiran masing-masing, sebelum akhirnya Greg dan Blenda duduk di samping ranjang milik Bara dan bercerita tentang awal mula dari apa yang mereka tahu."Sayangnya kita udah terlambat, itu karena gue gak sengaja diceritain sama temen gue di RS X itu. Seorang perempuan berhijab yang hamil, terus... kelihatan gak bahagia. Pas dia cerita asalnya, itu daerah mansion lo, temen gue kira dia pembantu di perumahan elit. Tapi... pas gue iseng tanya usianya, bikin gue keinget Lela dan sebenernya ini gak etis tapi gue langsung tanya nama dan langsung gue cek ke CCTV, ternyata itu beneran Lela." "Ya terus siapa Ayahnya, dia bukan cewek yang akan tidur dengan sembarang orang bahkan... sahabatnya sendiri, mereka hanya akan ketemu di tempat umum," ujar Bara menggebu. Ia seolah membela Lela, seolah sangat tau kepribadian Lela yang tak sembarangan. "Lo yakin banget, emang lo tau Lela sejauh
Read more

110. Teka-teki

"Sialan!" umpat Bara di kantornya. Ia mulai menenggelamkan dirinya ke dalam pekerjaan lagi dan lagi, hingga tak pernah bertemu anaknya sampai seminggu gara-gara sering begadang di kantor. Ia pun melakukan video call pada pengasuh Baby Dam, menanyakan kabar anaknya. "Halo Bi, gimana kabarnya Demian?" tanyanya. Bi Tati langsung memperlihatkan Baby Dam ke arah layar. Ia sedang bermain seperti biasa, tetapi ia bermain tidak sesenang seperti saat bersama Lela. Meskipun para pembantu sudah membantu Bi Tati untuk menghibur Baby Dam, tetapi tetap saja ia tidak bisa sebahagia dulu. "Baby Dam seperti biasa, baik Tuan. Dia lagi main sama Arum, setelah tadi sama guru parentingnya."Bara pun mengangguk lalu menghela nafas, "...apa kamu ngerass Damien jadi diam ya?" tanyanya pada Bi Tati."Ya sepertinya, Tuan bisa menebaknya sendiri sejak kapan itu terjadi," jawab Bi Tati seadanya.Bara hanya diam kemudian meminta Bi Tati untuk memperlihatkan kepadanya wajah anaknya, tetapi Baby Dam se
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status