Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz
Terakhir Diperbarui : 2024-05-25 Baca selengkapnya