Semua Bab Terjerat Cinta Wanita 80 Kg: Bab 1 - Bab 10

12 Bab

Bab. 1

Di sebuah rumah termewah di antara rumah mewah yang lain. Dua orang sepasang suami istri sedang berembug tentang bagaimana cara untuk membuat anaknya menyadari kesalahan dan menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab. Sang ayah sudah merasa kewalahan selalu dimintai tanggung jawab atas kerusakan yang dilakukan oleh anaknya. "Tidak, Dad. Mana mungkin Rex mau menerima gadis itu. Dady tahu jika Rex seorang pemuda perfeksionis, seleranya tinggi. Wanita yang menjadi istrinya adalah sosok wanita yang cantik, anggun, dan bertubuh langsing layaknya biola Spanyol. Sedangkan Ambar anak juragan Danur, daddy tahu sendiri 'kan?" ucap Denisa --Ibu Rexy."Honey, kau jangan terlalu memanjakan Rex. Itu tidak baik untuknya. Dia harus belajar menerima apa yang tidak dia sukai. Hidup ini haruslah bisa seimbang, Honey. Tidak selalu sempurna. Bagaimana Rex akan bisa melalui ujian hidupnya jika kau selalu membuatnya berada di zona nyaman. Kita tidak akan bisa selalu ada untuknya, umur kita terbatas. Aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

Bab. 2

Rexy tersentak tatkala udara dingin menyapu tubuhnya. Siapa lagi yang berani menarik selimutnya selain sang ayah. Rex pun terbangun dengan mata yang masih terpejam. "Bangun, Rex! Dady kasih waktu selama 1 jam untuk bersiap. Pakai jas dan kemeja yang sudah daddy pilihkan untukmu! Jika kau berani kabur atau lebih dari satu jam kau tidak juga bersiap. Maka jangan salahkan daddy jika kau daddy coret dari daftar ahli waris. Sudah cukup daddy memberimu kelonggaran waktu. Cepatlah, waktu berjalan dimulai sekarang!" Jhon menarik selimut Rexy hingga tubuh Rexy terpampang jelas terkena dinginnya AC. Mau tidak mau Rexy harus bangun jika tidak ingin tubuhnya membeku karena kedinginan. "Dad! Kita mau kemana?!" teriak Rexy dengan mata yang masih terpejam. Namun, semua percuma saja, Jhon sudah meninggalkan kamar Rexy. "Ck! Siaaal ...." Sembari mengumpat karena kesal, Rexy bangun dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi. Dia tidak ingin jika namanya tercoret dari daftar a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

Bab. 3

"Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga. Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy. "Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu. "Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak. "Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya. Demi apapun Denisa dan Rexy ingin kabur dari tempat itu, namun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

Bab. 4

Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab. 5

Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Bab. 6

Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-13
Baca selengkapnya

Bab. 7

Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

Bab. 8

Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-23
Baca selengkapnya

Bab. 9

Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

Bab.10

Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status