"Ya, nggak apa-apa, Mbah bisa atur semuanya. Di sini juga sudah ada beberapa tetangga yang mau kerja sama Mbah. Kamu di sana hati-hati ya, jangan lupa makan, jangan sedih, dan jangan banyak pikiran," ucap Mbah Mai di seberang sana lewat panggilan via telepon. Binar sedang meneleponnya, ingin berpamitan tinggal di rumah Aiman. Binar hanya mendengarkan sederet pesan-pesan yang masih ingin dilontarkan wanita tua itu. Sesekali dia memandang Aiman yang duduk menyandarkan punggung di sandaran ranjang. Ya, Binar memutuskan untuk tinggal di rumah orang tuanya Aiman. Setidaknya, sampai pria itu sehat seperti sedia kala. "Nak Binar, apa ada Nak Dokter di sana?" tanya Mbah Mai. Binar menatap Affandi yang sedang berdiri di balkon. "Iya, ada, Mbah.""Tolong berikan ponselnya pada Nak Dokter, ada yang mau Mbah bicarakan dengannya."Binar pun mengayunkan kaki ke arah balkon, menghampiri Affandi yang sedang membelakanginya. Pria itu sedang fokus meman
Baca selengkapnya