Di meja makan kecil, tampak sebuah sarapan sederhana di atasnya. Kedua wanita dan pria yang tak terikat hubungan apa pun itu, saling mengunyah makanan dengan perasaan hambar. Binar larut dalam pikirannya, tentang akan mengambil langkah apa selanjutnya, agar dia mampu menghidupi calon anaknya seorang diri. Sementara Affandi larut berpikir juga, tentang bagaimana cara agar tetap menahan wanita hamil itu, agar tetap dalam jangkauannya. Tetap bisa memastikan dia baik-baik saja, tetap bisa sigap membantu jika Binar mendapati masalah, entah itu dari orang jahat di luaran sana, atau masalah kandungannya. Kandungan Binar yang sudah cukup membesar, sangat beresiko membiarkan wanita itu pergi sendirian, apalagi tanpa bekal apa pun di luaran sana. "Sekarang, kita tidak ada hubungan apa pun lagi. Mungkin kemarin, aku sebagai kakak iparmu, tapi sekarang Bang Aiman sudah menceriakanku. Aku hanya orang asing, aku tidak ingin merepotkanmu lagi. Aku tidak ingin menjadi bebanmu lagi."
Read more