Siang mulai menukik, kaca jendela yang bening menghantarkan cahaya matahari ke wajah Binar. Membuat wajah wanita berparas ayu itu perlahan menghangat dengan teriknya matahari. Perlahan-lahan, wajah yang tadinya memucat, kini mulai berwarna kemerah-merahan. Alis tebal Binar tampak bertaut, menandakan si empunya merasa silau dengan sang mentari. Aiman yang sedari tadi duduk di sofa dekat tempat tidur Binar, mengangkat tubuh. Berdiri di samping ranjang, menghalangi sinar matahari dengan punggung tegapnya. Kedua alis Binar menjauh. Namun, Aiman memiringkan tubuhnya, kembali sinar matahari menyapa wajah Binar. Alis Binar kembali bertaut. Aiman menghalangi sinar matahari lagi, alis Binar menjauh lagi. Aiman kembali memiringkan wajahnya, alis Binar lagi-lagi bertaut. Tanpa sadar, sudut bibir Aiman tertarik ke atas. Lucu. Sadar dengan matahari yang terasa aneh, redup-terang, redup-terang itu, Binar membuka kelopak matanya yang terasa berat. Seketika Binar melotot me
Read more