All Chapters of Sentuhan Panas Dokter Dingin: Chapter 101 - Chapter 110

112 Chapters

Bab 101

Hari berikutnya Ruma meminta art di rumahnya untuk menemani. Dia takut kejadian serupa terulang lagi. Usai pulang dari rumah sakit, Ruma laporan kejadian semalam dengan satpam jaga di pos keamanan komplek. Setelah sebelumnya melihat kamera pengawas memang ada orang tak dikenal sengaja masuk ke halaman rumahnya. Lalu melempar batu ke arah jendela kamarnya.Perempuan itu menjadi takut sendiri mengingat suaminya sedang tidak ada di rumah. Kemungkinan Raja baru pulang besok karena acaranya baru selesai malam ini."Bik, tidur di kamar aku saja ya. Temani nggak apa," pinta Ruma jadi takut sendirian."Bibik ikut masuk, Buk?" tanya Bik Sumi ragu. Merasa tidak sopan kalau harus ikut tidur di kamar majikannya."Iya, nggak apa. Aku takut sendirian.""Bibik temani dari sini ya Buk, nanti kalau Ibuk sudah tidur, bibik keluar," ujar art itu merasa tidak enak."Iya, pintunya udah dikunci kan Bik? Kalau aku belum tidur, jangan keluar ya Bik.""Siap, Buk," jawab Bik Sumi sembari menunggu di sofa.Ruma
Read more

Bab 102

"Wangi banget Dek, habisin shampo berapa botol?" tanya pria itu begitu mendekat."Hehe ... nggak kok, ini malah sore nggak keramas. Cuma tadi pagi saja." Raja merangkul pinggang istrinya seraya berjalan masuk. Tiga hari tidak bertemu terasa begitu berbeda. Makin sayang pastinya."Kangen tadi nggak sempat ketemu." Raja kembali mendaratkan ciuman di pipinya. Menatapnya penuh cinta."Iya, aku nungguin kamu nggak sampai-sampai. Mana mau telat, jadi berangkat dulu. Sama sih, aku juga kangen," sahut Ruma malu-malu manja. Padahal cuma ditinggal tiga hari dua malam, rindunya meluber ke mana-mana. Maklum, pengantin yang belum lama memadu kasih. Jadi lagi anget-angetnya.Begitu sampai kamar, Ruma langsung menceritakan insiden kemarin. Dia bahkan menunjukkan bekas yang menggores kaca. Untung saja tidak pecah walaupun harus diganti. Berarti lemparan itu sangat keras."Ini Mas, kacanya sampai retak gini. Serem banget kan?" "Iya, nanti aku selidiki. Orang iseng mana yang berani mengusik istrinya D
Read more

Bab 103

"Aku berangkat Mas," pamit Ruma pagi ini setelah sarapan.Pagi sekali wanita itu sudah bangun dan menyiapkan semuanya. Sama-sama sibuk membuat keduanya harus saling pengertian."Iya, hati-hati sayang! Itu grab car-nya udah jemput," ujar pria itu sengaja memesankan taksi on line untuk istrinya.Jarak tempuh mereka berlawanan arah dengan jadwal pagi yang hampir sama. Jadi tidak keburu kalau Raja mengantar istrinya dulu. Alhasil, karena tidak dibolehin membawa motor sendiri. Ruma sengaja dipanggilkan taksi khusus untuk menjemputnya."Iya Mas makasih. Jangan lupa bekalnya dibawa. Assalamu'alaikum ...," ucap Ruma meraih uluran tangan suaminya dengan takzim.Raja membalasnya dengan kecupan. Membuat perempuan itu merengut karena tepat di bibirnya yang basah. "Hahaha ... biar ada bekasnya," ucap Raja tersenyum. Waktu yang mepet harus pria itu gunakan sebaik mungkin. Ruma sudah melesat setelah pamit. Semangat empat lima setiap berangkat karena selalu diperhatikan begini. Dan itu akan membawa
Read more

Bab 104

"Sayang, kalau mau ada yang dibeli pesan dari rumah aja. Misal butuhnya sekarang, atau udah mau butuh banget buat besok.""Iya Mas, santai aja. Sekarang kan serba mudah. Orang belanja sayuran segar aja bisa dari rumah. Cuma ya itu, yang mahal kan waktunya. Aku pingin jalan berduanya.""Duh ... kapan ya, besok sore gimana? Nggak mau janji juga, semoga nggak ada pasien mendadak.""Aamiin ... ngabarin aja Mas, tapi semoga bisa ya. Eh gimana kalau malam sabtu.""Kalau malam sabtu malah sudah berencana bad minton sama temen-temen. Boleh kan yank.""Duh ... aku ditinggal gitu sendirian di rumah." Rumah merengut, nggak enak banget malam-malam sendirian di rumah."Boleh ikut kok, ada banyak teman-teman juga. Mungkin pada bawa pasangannya juga.""Beneran boleh ikut?""Iya boleh."Waktu berdua itu sangat berharga bagi mereka. Semenjak kepergian Sama, Rumah memang anti kesepian. Dia juga terlihat lebih manja dengan suaminya. Beruntung mempunyai suami yang pengertian, sama-sama bucin, jadi tidak
Read more

Bab 105

Berita kehamilan Ruma begitu menggembirakan untuk keduanya. Namun, Ruma dan Raja sepakat tidak membagi kabar bahagia ini dulu dengan keluarga besar. Namanya juga baru trimester pertama dan masih rentan, jadi sabar menahan diri untuk berbagi kabar menyenangkan ini. Raja juga khawatir kalau di luar sana ada saja orang yang mungkin tidak berkenan dengan hubungan mereka.Setelah berjalan empat bulan, Ruma baru berani speak up, tepatnya saat hendak menjalani acara empat bulanan. Kedua orang tua Raja dan juga kedua orang tua Ruma sampai terheran-heran ketika diberi tahu kabar bahagia ini."Kapan acaranya, Ja? Kok baru ngabarin?" Ummi Marsha jelas kaget sekaligus senang mengetahui menantunya tengah hamil. Raja sengaja menemui ibunya setelah dinas hari ini. Sebenarnya dia sudah tidak sabar membagi moment ini. Alhamdulillah sampai juga di acara empat bulanan. "Besok Ummi, Ruma juga sekarang masih dinas. Memang rencananya meminta libur sehari saja untuk acara besok.""Masya Allah alhamdulillah
Read more

Bab 106

"Tidur sayang, aku tahu kamu capek. Aku nggak akan ganggu," kata Raja pengertian. "Baiknya suami aku. Terima kasih Mas," ucap Ruma merasa merdeka. Dia benar-benar tengah lelah. Beruntung punya Mas suami yang super pengertian, jadi tidak ada drama yang berkepanjangan."Ini beneran kan? Nggak ada mode dendam?" tanya Ruma menatap serius. "Astaghfirullah ... kamu capek kan? Tidur sayang, sebelum aku berubah pikiran," jawab Ruma gemas sendiri. "Oke sayang, besok dobel deh karena malam ini udah baik. I love you," kata wanita itu tersenyum lega. Mengecup pipi suaminya lalu menarik selimut rapat-rapat."Love you more," balas Raja tersenyum sembari mengelus kepalanya lembut. Dia benar-benar meloloskan Ruma malam ini. Tak perlu menunggu lama, wanita itu lelap menemukan kenyamanannya. "Bobok yang nyenyak," ucap pria itu menarik selimut, lalu menciumnya dengan sayang. Raja mana tega eksekusi istrinya mode maksa. Apalagi fisik Ruma tengah mode lelah plus hamil muda. Jadi, menyala sabarnya.Sem
Read more

Bab 107

"Ya Allah ... capek Mas, izin ke kamar ya," pamit Ruma setelah membantu membereskan sisa acara tadi. Padahal cuma bantuin dikit, tapi berada sekali punggungnya. "Kamu sih, dibilangin nggak usah masih suka maksa. Udah istirahat saja."Kalau Ruma sudah mengeluh, Raja yang khawatir. Istrinya itu kadang bandel, tapi ya namanya juga perempuan aktif, mana bisa diem. "Hem ... tadi nggak berasa Mas, sekarang baru terasa," ucap Ruma beranjak. Raja ikut mengekor istrinya ke dalam. Suasana rumah juga sudah sepi, semua tamu dan keluarga dekat sudah pulang sejak tadi. "Sayang, aku pijitin ya," kata pria itu perhatian. Bukan satu dua kali, Raja memang sering melakukan hal semacamnya saat istrinya mengeluh lelah. Ya walaupun ujung-ujungnya tetap bonus adegan panas. "Hmm ... beneran pijat atau minta bonus." Ruma sadar, wanita itu kemarin menundanya. Dia bahkan berjanji sendiri setelah acara bakalan nyenengin suaminya. Tapi, terkadang ekspektasi tak sesuai realita. Ruma terlihat kelelahan malam
Read more

Bab 108

Empat purnama tak terasa berlalu dengan cepat, Ruma kini tengah menanti hari-hari kelahiran anak kedua. Perempuan itu juga sudah menyelesaikan waktu magangnya. Jadi, bisa mempunyai banyak waktu di rumah menanti launching anak kedua."Aku berangkat ya, nanti kalau ada apa-apa kabari. Jangan belanja sendirian, nanti malam saja aku temani setelah pulang," pesan Raja tak membiarkan istrinya beraktivitas di luar tanpa dirinya. "Iya Mas, tapi kalau misalnya siang berubah pikiran, terus ditemani Bik Sumi gimana? Kan nggak sendirian juga." Tidak ingin terlalu banyak merepotkan, asal Raja mengizinkan, Rumah tidak mengapa berbelanja sendirian."Duh ... bumil ngeyel ya. Ya sudah, nanti pakai supir saja. Hati-hati ya, ingat selalu berkabar di mana pun berada." Raja mode posesif, bukan apa-apa, dia khawatir mengingat istrinya hamil besar. "Siap Mas, kamu juga hati-hati berangkat kerjanya," balas Ruma mengiyakan. Ruma menyalim takzim suaminya. Raja membalasnya dengan kecupan sayang di keningnya,
Read more

Bab 109

Ruma langsung mengiyakan, HPL memang masih akhir bulan, tetapi benar tanda-tandanya baby boy mau launching. "Bisa jalan?" tanya Raja khawatir. Ruma mengangguk, walau dengan wajah menahan sakit, cukup aman untuk berjalan sampai ke mobil. "Ayo sayang, hati-hati!" Abi Zayyan dan juga Ummi Marsha juga langsung ikut ke rumah sakit. Sementara Bik Sumi pulang dengan taksi membawa belanjaan mereka. "Tambah kerasa ya?" tanya Raja sembari mengemudi perjalanan ke rumah sakit. "Iya Mas, lumayan," jawab Ruma memejam. Mengatur nafas, dan sesekali merilekskan tubuhnya saat tengah nyeri. Ini bukan pertama kali bagi Ruma, tetapi sakitnya tentu sama saja satu rasa. Namanya orang mau melahirkan, di mana-mana pasti luar biasa. "Lancar-lancar ya sayang, bantu Buna," ucap Raja sembari mengelus perut istrinya. Begitu sampai di rumah sakit, Ruma langsung disambut hangat oleh tim medis. Perempuan itu langsung dibawa ke ruang bersalin. Setelah dicek ternyata memang sudah pembukaan tiga. Masih lumayan
Read more

Bab 110

Ruma dan Raja sepakat mencari pengasuh untuk baby Maher. Tentu saja untuk meringankan pekerjaan istrinya. Apalagi sekarang Ruma tengah masa pemulihan pasca melahirkan. Sudah pasti repot harus membagi waktu untuk dirinya dan juga bayinya."Mas, nanti aku jadwal kontrol. Sekalian ke rumah sakit ya.""Iya, nanti aku antar. Jam berapa sayang?""Siang lah, kamu hari ini berangkat?""Cutiku udah habis, siang ya, nanti aku anterin dulu kalau pagi. Aku langsung pulang beres dari rumah sakit."Waktu Raja memang sangat sibuk. Dia hanya cuti beberapa hari menemani istrinya di rumah sakit dan di rumah. Selebihnya kembali sibuk di rumah sakit. "Iya, nggak pa-pa, ada suster Anna yang bantuin." Untungnya sesama dokter, jadi lebih tahu kesibukan masing-masing. Tidak menuntut untuk dimengerti sendirian. Saling memaklumi karena kehidupannya memang bukan sepenuhnya milik pasangannya. Harus terbagi dengan banyak orang yang membutuhkan.Setiap libur, Raja selalu meluangkan waktunya full di rumah. Karena
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status