All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 371 - Chapter 380

466 Chapters

Sudah Saatnya Bahagia

“FABIAN!! Ada apa?” tanya Luna.Dia sangat terkejut saat mendengar Fabian berteriak memanggil namanya berulang. Luna langsung berlarian menuju kamar dan melihat Fabian meringis menatapnya di kamar mandi.Luna berjalan menghampiri dan terlihat bingung menatap Fabian. Mata Luna tertuju ke kaki Fabian yang menapak ke lantai kamar mandi.“Apa yang terjadi? Kamu mau mandi?”Fabian tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak. Aku … aku bisa merasakan kakiku, Lun.” Luna terperangah. Mulutnya terbuka dengan tangan yang sontak menutup di depannya.“Iya. Aku juga melihat kalau jari kakiku bergerak tadi. Aku bisa merasakannya, Luna.”Luna langsung duduk bersimpuh di depan Fabian dan menyentuh kaki kirinya yang menapak di lantai. Perlahan jari Luna menggelitik telapak kaki Fabian bahkan beberapa kali mencubitnya dan Fabian langsung bereaksi.“Kamu merasakannya?” tanya Luna.
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Berhenti Menyakiti

“Van, surat perizinannya udah beres. Jadi kapan kita bisa eksekusi?” tanya Emran.Beberapa jam setelah menjemput Alif dan Alisha dari rumah Luna, Emran sudah berada di kantornya. Kali ini dia sedang melakukan panggilan dengan Ivan.“Ya udah, besok juga bisa. Kamu email saja surat perizinannya,” jawab Ivan.“Oke. Habis ini aku kirim. Terus, kamu jadi menetap di sana terus?”Ivan mengangguk sambil tersenyum, tapi tentu saja jawaban gestur tubuhnya itu tidak bisa dilihat Emran.“Iya, aku putuskan untuk menetap di sini. Aku sudah memindahkan beberapa berkas ke kantor lama.”Memang di kota tersebut, ada kantor lama milik ayahnya. Karena untuk menghindar dari penagih hutang dan ingin lebih fokus, Ivan sengaja pindah tempat kala itu. Namun, setelah semua kondisi membaik dia akan kembali berkantor di tempat yang lama.“Baguslah kalau begitu sehingga pengawasan proyek lebih maksimal.”
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Aku yang Melamarmu

“Apa maksudmu, Van? Kamu ingin membatalkan ucapanmu? Kamu sedang mempermainkan aku lagi?” seru Nina.Ivan membisu hanya matanya yang menatap Nina tajam. Untuk beberapa saat mereka saling terdiam, sibuk dengan benaknya masing-masing.“Sudah kuduga kamu memang pengecut. Pantas saja Luna lebih memilih Fabian dari pada kamu. Tak kusangka memang kamu menyebalkan, Van.”Ivan berdecak dan menatap Nina dengan sinis.“Kamu sudah tahu siapa aku. Kenapa juga masih memilih diriku? Sekarang kamu menyesal, kan?”Nina terdiam. Wajahnya terlihat tegang penuh amarah, bibirnya terkatup rapat dengan gerakan tubuh naik turun karena sibuk mengolah udara. Sepertinya Nina sedang berusaha menahan amarahnya.Kemudian tiba-tiba Nina tertawa dan ulahnya benar-benar membuat Ivan bingung. Ivan mengernyitkan alis dengan banyak tanya yang bermunculan di tatapannya.“Kamu gila? Kenapa tiba-tiba tertawa?” tanya Ivan pen
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Kasih Sayang Papa

“Papa apa-apaan, sih? Kenapa mengambil fotoku tadi?” sungut Ivan.Ia sudah berhasil menemukan Tuan Thomas. Kali ini pria paruh baya yang rambutnya memutih semua itu terkekeh sambil menatap Ivan dengan penuh kemenangan.“Biar saja biar semua tahu kalau kamu punya pacar. Selama ini mereka menduga kamu itu kelainan bahkan berpikir kamu penyuka sesama jenis.”Ivan mendelik mendengar ucapan papanya. Memang Ivan tidak pernah menceritakan hubungannya dengan Luna dulu sehingga semua kerabat berkesimpulan seperti itu tentangnya.Ivan menarik napas panjang sambil menghembuskannya perlahan.“Jadi sekarang semua sudah tahu kalau aku lelaki normal. Papa senang?”Tuan Thomas tersenyum lebar sambil mengangguk. “Iya, dong. Mereka langsung ingin ikut semua untuk melamar Nina bulan depan.”Lagi-lagi mata Ivan terbelalak lebar.“Pa, itu cuman lamaran. Kenapa harus banyak orang? Nanti saja kala
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Jangan Ada Duka

“Kehamilan Gemeli? Apa maksudnya?” sahut Fabian.Ia melihat ke arah Dokter Risna dengan tatapan bertanya sedangkan Luna hanya diam dan ekspresinya terlihat datar. Dokter Risna tersenyum membalas tatapan Fabian. Ia juga melirik ke arah Luna yang terdiam.“Itu adalah istilah kedokteran untuk kehamilan kembar, Tuan.”Fabian sontak tercengang mendengar penjelasan Dokter Risna.“Berarti maksud Dokter, istri saya sedang hamil anak kembar?”Dokter Risna tidak menjawab hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. Seketika Fabian langsung mendekatkan kursi roda ke arah Luna dan memeluknya. Luna hanya tersenyum membalas pelukan Fabian.“Tapi saya dan Luna tidak punya keturunan kembar. Kenapa bisa punya anak kembar, Dok?” Kembali Fabian bertanya.Dokter Risna tersenyum kembali. “Kadang dari pola makan dan cara kalian menjaga hidup sehat berpengaruh terhadap itu semua. Sekarang sudah umum pasa
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Kejutan untuk Nina

“Nina, ada apa?” tanya Luna.Luna penasaran saat Nina menerima panggilan telepon dengan wajah tegang. Nina diam, tidak menjawab hanya menghela napas panjang. Belum sempat Tuan Thomas menyelesaikan kalimat, panggilannya terputus.“Gak tahu, panggilannya terputus.”Fabian dan Luna terdiam saling pandang satu sama lain kemudian melihat ke arah Nina secara bersamaan.“Nin, kalau Ivan membutuhkanmu lebih baik kamu pergi saja!! Aku dan Luna bisa pulang sendiri,” ucap Fabian. Tentu saja Luna langsung menganggukkan kepala, mengiyakan pernyataan Fabian.Nina terdiam, menoleh ke arah Fabian dan Luna dengan sendu.“Beneran kalian gak papa?”Fabian dan Luna tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, kami bisa naik taxi. Tenang saja!!” Kini Luna yang menjawab.Nina tersenyum dan terlihat lega. Kemudian ia sudah berpamitan pergi meninggalkan Fabian dan Luna. Luna melanjutkan mendo
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Dua Hantaman Sekaligus

“Kok kamu ngelamarnya sekarang?” sergah Nina.Alih-alih menjawab pernyataan Ivan, Nina malah bertanya seperti itu. Ivan tercengang, matanya menatap tajam ke arah Nina. Momen yang sudah ia susun rapi dan berharap mendapat jawaban yang menyentuh. Namun, pada akhirnya Nina malah bertanya begitu.Ivan berdecak dan buru-buru bangkit sambil ngedumel.“Eh, kok berdiri sih, Van? Aku kan belum jawab!!” protes Nina.“Kelamaan. Pegel tahu??” celetuk Ivan.Nina cemberut, bibirnya mengerucut maju beberapa senti. Ivan melihat ekspresinya lewat sudut mata dan pura-pura tak peduli.“Ivan!! Kok gitu, sih?? Mana momen romantisnya. Aku jawab aja, belum.” Nina kembali mengajukan protes.“Salah kamu sendiri malah tanya kayak gitu. Emang gak gampang aku nyusun ginian.”Nina terdiam, ia mematut wajahnya dan kini tampak menunduk. Ivan melihat reaksinya dan berjalan mendekat kemudian merengkuh
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Beri Kabar Baik Saja

“Koma? Fabian mengalami koma?” ulang Luna.“Iya, Lun. Inilah yang dikhawatirkan pada operasi cedera syaraf. Kita berhubungan langsung dengan otak dan syaraf yang terhubung di tulang belakang. Aku rasa kamu tahu hubungannya tanpa penjelasanku.”Luna hanya membisu menatap kosong ke depan sambil sesekali melirik ke arah Dokter Fendi.“Lalu sampai berapa lama dia koma? Jangan bilang kalau Anda tidak bisa menjawabnya, Dok.”Dokter Fendi menghela napas panjang dan menganggukkan kepala.“Sayangnya aku harus mengatakan hal itu, Luna. Aku juga tidak tahu akan berapa lama Fabian mengalaminya nanti.”Luna membisu lagi sambil menggelengkan kepala. Ia kini menunduk sambil terisak. Dokter Fendi terharu melihatnya. Kondisi Luna yang berbadan dua membuat wanita ini terlihat lebih rapuh dari biasanya.“Aku janji akan membantu semampuku, Lun. Aku janji akan membantu Fabian pulih. Namun, kamu juga ha
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bukan Sebatas Janji

“Ada apa, Dok? Apa semuanya baik-baik saja?” tanya Luna.Dia sangat gugup sekaligus khawatir saat tiba-tiba Dokter Fendi memanggilnya. Dokter Fendi tidak menjawab hanya menatap Luna kemudian mengulum senyum dan kini tangannya sudah menunjuk ke kaki kanan Fabian .Luna menurut, matanya kini mengarah ke kaki kanan Fabian yang tidak tertutup selimut. Luna bingung dan melihat ke arah Dokter Fendi sambil mengendikan bahu. Namun, Dokter Fendi tidak menjawab hanya meminta Luna memperhatikan.Helaan napas panjang keluar dari bibir Luna dan kini mata wanita cantik itu memperhatikan dengan seksama. Tidak ada yang terjadi dan Luna sedikit kesal dibuatnya. Hingga tiba-tiba Luna melihat jari kaki Fabian bergerak.Luna terperangah kaget dan menoleh ke arah Dokter Fendi. Matanya membola dengan mulut terbuka.“Dok, ada gerakan!!” seru Luna tertahan.Dokter Fendi tersenyum dan menganggukkan kepala.“Iya, saya melihat saat
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Sebuah Permintaan

“LUNA!! Bagaimana keadaan Fabian?” tanya Nyonya Ana.Mertua Luna itu baru saja datang dan langsung bertanya seperti itu ke Luna. Luna yang sedang asyik berbincang dengan Ivan terkejut.“Fabian sudah lebih baik, Ma. Saya baru saja melihat ada pergerakan di kakinya hanya masih lemah. Dokter meminta kita bersabar dan menunggu perkembangannya. Semoga saja setelah ini ada kabar baik,” jelas Luna.Nyonya Ana hanya manggut-manggut. Di sebelahnya tampak Pak Roni yang ikut datang kali ini. Kemudian Nyonya Ana melihat Ivan yang duduk di sebelah Luna. Nyonya Ana tersenyum dan menghampiri Ivan.“Van, Tante sudah dengar dari papamu kalau kamu tidak jadi melamar Nina melainkan langsung nikah dengannya.”Ivan langsung tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, Te. Memang itu yang saya dan Nina inginkan. Kami tidak mau menunda terlalu lama.”Nyonya Ana tersenyum mendengarnya bahkan kini Pak Roni juga
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
47
DMCA.com Protection Status