All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 151 - Chapter 160

466 Chapters

Takut Terluka

“Tante, Widuri ada?” tanya Emran.Emran tergesa datang ke rumah Widuri dan langsung mencarinya. Ia harus menyelesaikan kesalahpahaman hari ini. Tante Rima hanya tersenyum melihat kedatangan Emran yang tergesa. Sebelumnya Tante Rima tadi sudah melihat Widuri pulang, wajahnya terlihat murung dan tidak secerah saat berangkat tadi.Kini Emran tiba-tiba datang dengan wajah tegang dan cemas. Jelas sekali terlihat kalau dua orang ini kembali bersitegang. Tante Rima menarik napas panjang sambil menepuk bahu Emran dengan lembut.“Widuri ada di teras belakang, Emran.”Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sesudahnya dia gegas menuju ke teras belakang. Emran menghentikan langkah saat melihat Widuri duduk melamun sambil menatap kosong tanaman bunga di depannya. Emran perlahan mendekat tanpa suara kemudian duduk di depannya.Widuri terkejut, mendongakkan kepala dan melihat pria tampan ini sudah duduk di depannya. Widuri tidak bere
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

Lagi-lagi Terjebak di Situasi Sulit

“Kalina, aku ingin bicara denganmu,” ujar Emran.Saat dia tiba di apartemen, Emran melihat Kalina keluar dari kamar. Sepertinya dia baru saja bangun dan terkejut melihat kehadiran Emran.“Mau bicara apa, Mas?” tanya Kalina dengan suara lembutnya.Emran terdiam beberapa saat, entah mengapa nada suara dan logatnya yang manja mengingatkan Emran pada Mawar. Sepertinya tepat kata Widuri kalau Kalina memang sangat mirip dengan Mawar. Mungkin itu juga yang membuat Widuri berpikir kalau Emran akan menikah dengan Kalina.Emran menarik napas panjang dan meminta Kalina duduk di ruang tamu. Kalina menurut, mereka duduk saling berhadapan kini.“Apa yang kamu katakan pada Widuri tadi?”Kalina terdiam dan mata indahnya kini melihat ke arah Emran dengan bingung. Emran menarik napas panjang sambil meraup wajahnya dengan kasar. Dia lupa tidak memberitahu Kalina tentang Widuri.“Widuri itu mantan istriku. Tadi d
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

Pernyataan yang Menyakitkan

“Pasien mengalami kelelahan dan anemia, itu sebabnya dia pucat dan hampir pingsan. Untung segera dibawa ke sini sehingga bisa cepat mendapat pertolongan,” jelas dokter.Widuri dan Emran sudah membawa Kalina ke rumah sakit. Dokter yang menanganinya baru saja menjelaskan apa yang dialami Kalina. Emran dan Widuri hanya manggut-manggut mendengarkan.“Kalau boleh tahu ke mana suaminya? Saya rasa suaminya harus tahu kondisi istrinya saat ini.” Kembali dokter itu bertanya.Widuri hanya diam sambil melirik ke arah Emran. Emran menarik napas panjang sambil membalas tatapan Widuri. Kemudian Emran melihat ke arah dokter tersebut dan bersuara.“Suaminya sudah meninggal, Dok. Dia sebatang kara.” Akhirnya Emran menjawab. Sang Dokter hanya manggut-manggut mendengarnya.Setelah mendapat beberapa penjelasan dari dokter, Emran dan Widuri gegas keluar ruangan. Mereka menunggu di luar ruangan kali ini.“Terima kasih, ya
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Keputusan Final

“Saya ... saya ... sudah jatuh cinta ke Mas Emran sejak pertama bertemu, Mbak,” ucap Kalina.Widuri yang duduk di sampingnya hanya terdiam menatap wanita cantik ini. Dia baru saja bertemu dengannya, tapi wanita ini sudah dengan berani mengutarakan perasaannya kepada Emran. Sebenarnya tidak salah, mereka sama-sama berstatus single. Hanya saja, mengapa juga dia seberani ini? Padahal jelas-jelas Emran sudah bilang kalau sedang mengurus proses rujuk dengan Widuri.“Maaf, Mbak. Saya terlalu lancang mengutarakan perasaan saya. Namun, ini semua juga gara-gara Abang Hasan.”Widuri kembali terkejut dan menatap Kalina dengan alis mengernyit.“Abang Hasan yang meminta saya melakukannya. Beliau seakan menyiapkan saya untuk bersanding dengan Mas Emran. Abang Hasan terlalu sering menceritakan tentang Mas Emran dan semua kebaikannya. Bahkan tidak jarang menunjukkan foto kebersamaan mereka. Itu yang membuat saya jatuh cinta padanya.”
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Bohong Itu Menyakitkan

“Aku ... aku tidak mencintaimu, Emran Hafiz,” ucap Widuri dengan mantap.Emran yang mendengar hanya terdiam dengan bibir yang terkatup rapat. Mata pria tampan itu yang tadinya berkilatan tajam kini terlihat redup bahkan berkabut. Widuri gegas memalingkan wajah dan tanpa berkata apa-apa lagi dia membalikkan badan. Dengan langkah cepat, Widuri meninggalkan kabin apartemen Emran.Emran membeku di tempatnya dan sama sekali tak bergerak. Dia hanya diam sambil menatap pintu yang sudah tertutup membawa pergi Widuri. Lagi-lagi hatinya hancur untuk kedua kali. Apa Widuri tidak pernah tahu kalau dia sangat mencintainya? Apa Widuri tidak pernah tahu kalau hanya ada namanya saja di dalam hatinya? Bukan nama Mawar atau nama wanita lain, hanya namanya.Helaan napas panjang keluar dari bibir Emran. Dia tampak linglung berjalan dengan gontai menuju sofa kemudian menghempaskan tubuhnya di sana dengan keras. Emran meraup wajahnya dengan kasar sambil menyeka buliran be
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Bahagia Untukmu Dariku

“Aku ... aku menerimamu, Mas,” lirih Widuri. Ucapan Widuri memang sangat pelan dan hampir tak terdengar, tapi Emran sudah mendengarnya dengan baik. Pria tampan itu tersenyum, gegas menarik dagu Widuri hingga mata mereka bertemu. “Bisa diulangi lagi apa yang kamu katakan tadi?” Widuri terdiam, matanya mengerucut menatap Emran dengan sebal. Apa mantan suaminya ini tidak tahu kalau saat ini banyak rasa bercampur di dadanya dan dia malah bicara menyebalkan seperti itu? “Kalau kamu gak dengar ya sudah. Aku malas mengulangnya.” Widuri melengos, menarik wajahnya dari tangan Emran. Emran malah terkekeh melihat reaksi Widuri yang seperti anak kecil. Tanpa banyak bicara, Emran mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Widuri. Seketika Widuri memelotot dan mendorong tubuh Emran menjauh. Mereka sedang berada di rumah sakit di depan kamar rawat inap mengapa juga malah asyik berciuman seperti ini? Apa lagi dia seorang wanita berhijab apa kata orang yang melihatnya. Emran terkekeh sambil
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Hati Terdalam Emran

“BUNDA!! AYAH!!!” seru Alif.Usai acara ijab kabul dan resepsi sederhana di rumah Widuri. Emran gegas mengajak Widuri dan Alif ke rumahnya. Nyonya Sari dan Tuan Sastro memang sudah menyiapkan pesta sederhana untuk mereka. Kini baru saja Emran dan Widuri masuk kamar dan beristirahat, Alif sudah mengganggunya. Bahkan Emran baru saja memulai cumbuannya saat suara Alif dan ketukan di pintu sudah menginterupsi mereka.Emran menarik napas panjang sambil berdecak. Ia meraup wajah dengan kasar sambil mengusir tatapan sayu nan penuh hasrat. Widuri yang melihatnya hanya tertawa. Wanita manis itu menarik selimut untuk menutupi tubuh sambil tak melepas pandangannya dari Emran.“Aku lupa kalau udah punya Alif. Harusnya aku keloni dia dulu tadi,” gumam Emran.“Udah buruan bukain pintunya, Mas. Kalau gak, dia malah gedor pintu nanti.”Emran berdecak, dengan ogah-ogahan dia memakai kembali celana piyamanya dan berjalan menuju pi
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Biarkan Kami Bahagia

“Emran, semalam kok Ibu mendengar suara gaduh di lantai dua. Ada apa?” tanya Nyonya Sari pagi itu.Hari ini Emran dan Widuri masih berada di kediaman keluarga Emran. Mereka tengah menikmati sarapan bersama. Sepertinya semalam Nyonya Sari mendengar saat Alif berulang menggedor pintu minta dibukakan.Emran tersenyum sambil melirik Alif yang duduk di sebelah Widuri. Bocah kecil nan tampan itu kini tengah menunduk. Dari raut wajahnya sudah menunjukkan penyesalan yang amat dalam. Pelan Alif mengangkat kepala dan melihat ke arah Nyonya Sari.“Maaf, Nek. Semalam, Alif yang membuat gaduh.” Tiba-tiba Alif bersuara lebih dulu padahal Emran sama sekali tidak marah dan tidak berniat menyalahkannya. Namun, putra kecilnya malah mengakui kesalahannya lebih dulu.Nyonya Sari dan Tuan Sastro melihat ke arah Alif dengan kedua alis yang mengernyit.“Alif gak bisa tidur dan pengen tidur bareng Ayah sama Bunda. Maafin Alif ya, Nek.”
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Rencana Pilihan

“Sayang ... kamu yakin kita harus balik sekarang?” tanya Emran.Usai mendapat telepon dari Siti, Widuri langsung memanggil Emran dan mengajaknya bicara di kamar. Widuri bahkan memutuskan untuk kembali lebih cepat dari rencana mereka.“Iya, Mas. Aku takut terjadi sesuatu dengan Kalina.”Emran berdecak sambil menggelengkan kepala. “Tadi kan Siti sudah menelepon ambulan, kamu juga sudah menghubungi Tante Rima untuk membantu mereka. Aku yakin semua sudah terkendali. Pasti Kalina sudah di rumah sakit dan berada dalam penanganan dokter. Kenapa mesti khawatir?”Widuri diam dan menoleh ke arah Emran. Emran diam memperhatikan. Hanya helaan napas yang kini keluar dari bibir Widuri.“Aku ... aku pernah di posisi Kalina, Mas. Hamil tanpa suami, tanpa ada orang terkasih yang menemani itu menyedihkan. Hanya saja aku lebih beruntung dari Kalina. Aku masih punya Tante Rima, Ayah, Ibu dan juga Dandy. Sementara dia. Dia seba
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Sebuah Firasat

“IBU!!!” seru Dandy.Dia sangat terkejut dan urung bersalaman dengan wanita manis di depannya ini. Dandy menoleh ke arah Bu Ami dan Pak Ridwan. Kedua orang tua Dandy tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, Dandy. Ayah, Ibu dan pamanmu sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Nilam.” Bu Ami kini bersuara.Dandy hanya diam sambil melihat wanita manis yang masih menundukkan kepala di depannya ini.“Nilam baru saja lulus kuliah. Usianya baru dua puluh tiga gak papa selisih jauh denganmu. Ibu yakin kamu bisa mengayomi dan membimbing Nilam nantinya.”Dandy masih tidak menjawab dan hanya melihat wanita di depannya. Dandy sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Namun, dari postur tubuhnya terlihat kalau Nilam sangat merawat dirinya. Rambutnya hitam legam sebahu terlihat rapi tergerai. Bentuk tubuhnya juga porposional sesuai dengan tingginya. Tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus. Kulitnya yang sawo matang
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
47
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status