Bugh! Ray membiarkan dirinya terduduk di atas lantai. Ia mengadah, mengerjapkan mata tanpa mau repot-repot berdiri. Ray sudah sangat hafal segala pergerakan Ditto. Jika ia bangkit, laki-laki itu pasti akan kembali melayangkan bogem mentah. Sungguh pengendalian diri yang buruk di usia mereka yang tidak lagi muda. “Dit.. Apa sih dateng-dateng main pukul.” Amuk Jingga. “Husodo itu lagi deketin kamu, Jing!” Plak!! Ray meringis saat kepala Ditto mendapat pukulan dari Jingga. Salah pria itu sendiri. Sudah tahu sahabatnya tak suka dipanggil dengan penggalan kata yang menurut Jingga aneh, malah terus dilanjutkan sampai dua puluh tahunan menikah. “Aku bukan anjing Ditto!” sentak Jingga, “lagian Husodo itu,” Jingga menunjuk keberadaan Ray, “adik ipar kamu. Mellia bagian keluarga mereka sekarang.” Hardiknya keras ingin menyadarkan Ditto. Setelah anak pertama mereka lupa jalan pulang, suaminya hilang ingatan. “Kok kamu jadi belain Ray sih?! Mels diusir mereka Jingga.” Ngotot Ditto. Selain
Last Updated : 2024-02-22 Read more