Semua Bab Ketika Pewaris Jatuh Cinta: Bab 101 - Bab 110

227 Bab

[100] Gara-Gara Upil

“Yang kamu ke kantor deh.. Butuh healing nih aku!"‘Healing matamu!’ sentak Stefany galak.Wanita itu mengacakkan lengannya dipinggang, menatap layar kamera yang ia sandarkan di kaleng biskuit kesukaannya. Vero mungkin membutuhkan hiburan tapi dirinya jelas akan kelabakan jika menuruti permintaan konyo suaminya.Bayangkan saja betapa merepotkannya pergi membawa dua kurcaci mereka. Bukan perkara mudah ya, menaik turunkan anak-anak ke dalam mobil. Belum lagi kalau tiba-tiba saja Mian atau Jessen rewel di perjalanan— yang ada dirinya gila sendiri.“Kamu.. Tega..” Vero membuang mukanya sedetik sebelum kembali melihat kamera ponselnya. “Ayolah Mami… Tinggal aja si kembar ke Sitai.. Kasih dia duit, pasti mau!” Manusia mana memang yang tidak menginginkan uang tambahan?! Siti Si penggila herta pastilah dengan sukarela menerima job tambahan.“Stok asi di freezer kan bany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-21
Baca selengkapnya

[101] Munculnya Orang Ke Tiga

Jika ada yang ingin Vero enyahkan dari muka bumi, maka jawabannya adalah putri rekan bisnis yang relasinya sudah Daddy-nya coret pada daftar partner kerjasama Husodo. Gadis..Hah, salah!Wanita!Vero tidak tahu, apakah sosok yang mengenakan rok super pendek dan kemeja ketat dengan dua kancing terbuka, di bagian atasnya tersebut masih bisa mempertahankan kegadisannya atau tidak.Terdengar seperti pelecehan seksual memang jika ia menyimpulkan hal sensitif hanya berdasar penampilan seseorang. Namun sebagai makhluk sosial, Vero memiliki hak dalam berpendapat sekalipun pendapatnya terkesan mengadili tanpa tahu kenyataan yang pasti. “Tolong jangan buang waktu saya.” Vero mengangkat tangannya, membuat ujung lengan jas yang ia kenakan terangkat kala tangannya membentuk sudut siku-siku.“Sebentar lagi saya harus bertemu dengan orang penting.” Vero melirik jam yang melingkar disana. “Come on, Ver.. Kamu kayak orang lupa sama aku.. Aku pernah loh jadi pacar kamu.” “Seriously, Anda bahas ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-22
Baca selengkapnya

[102] Tentang Pelakor

“Stefany tumben pagi-pagi udah dandan. Mau pergi?!”Stefany melirik Vero, ujung dagunya naik ke atas memberi kode agar Vero menggantikannya menjadi juru bicara. Pagi ini memang sungguh sangat berbeda dari biasanya. Stefany yang setiap paginya selalu menemani sarapan dengan outfit seadanya, kini tampil menawan dibalut celana jeans sobek-sobek dan kaos putih polos berlengan pendek.Gaya yang selama kuliah selalu ia kenakan hingga berhasil membuat Vero terpincut oleh pesona sederhananya. Bedanya wajah wanita itu dihiasi oleh make up tipis yang tetap kentara perbedaannya kala berpenampilan polosan.“Mau ada acara? Tapi Veronya nggak ada izin mau cuti hari ini ke Daddy. Apa belum, Bang?” timpal Ray, kali ini menyasar pada putranya.Vero menarik nafasnya dalam-dalam. Ia tahu mengapa istrinya begini. “Stef mulai sekarang ikut Abang ke kantor.” Ujarnya memberitahu jika Stefany akan mengintil layaknya perangko untuk seterusnya.“Mulai?” tanya Mellia sembari menaikkan satu alisnya ke atas.“M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-22
Baca selengkapnya

[103] Taring yang Keluar

“Selamat Pagi Pak, Buk.” Sapa resepsionis pada ketiganya– Vero, Stefany dan Mischa tentu saja. Siti menjadi sosok baru yang belum dua orang dibalik meja penerima tamu itu kenali setiap harinya.“Pak Mischa.. Ada kiriman paket untuk Bapak.” Ujar salah satu diantaranya.Vero berlalu begitu saja, memboyong istri dan anaknya masuk ke dalam lift. Orang nomor dua yang menggantikan posisi Mommy-nya dikursi perusahaan itu meninggalkan Mischa.“Saya?!” tanya Mischa sembari membelokkan dirinya, menghampiri dua resepsionis yang tengah bertugas. “Bukan Pak, maksud saya untuk Pak Vero.” “Isinya aman?! Sudah dicek?!” Mischa membolak-balikkan paper bag yang baru saja diletakkan ke atas meja. Sudah menjadi tugasnya menjamin keselamatan Vero.“Karena bukan berkas penting, kami sudah membukanya Pak. Bisa dipastikan ini aman. Isinya beberapa kotak makanan yang sepertinya dibuat sendiri oleh si pengirim.”“Kalian ada coba, kok bisa bilang aman?! Gimana kalau ada racunnya?!” desak Mischa menanggapi stat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[104] Bukan Sebuah Pilihan

“Rantai? Gear? Tromol? Udah bawa kan semuanya kan?!” Mischa tersedak air liurnya sendiri mendengar pertanyaan Vero yang duduk disampingnya. “Bu-buat apa?!” tanya-nya terbata-bata. Di kursi belakang, Stefany memutar bola matanya. Mereka saat ini secara khusus menjemput Vallery yang katanya akan langsung pergi kencan bersama pacar wanita itu. Pertanyaan Vero itu seperti mereka akan melawan gerombolan anak STM pembawa sajam. "Mau tawuran kita!" kekeh Vero, menyempatkan untuk menyisipkan selingan canda di tengah situasi panas mereka. “Mbak Valley beneran selingkuh ya, Mbak Stef?!” Stefany mengedikkan bahunya. “Tauk!” ucapnya berbarengan dengan gestur tubuh yang ia buat.“Tanyain tuh sama suaminya di depan!” timpalnya lalu mendengus. Semua laki-laki di hidupnya kecuali sang papa memang tidak ada beres-beresnya. Ada saja kelakuannya yang membuat mengelus kepala sampai lutut, kaki. “Diem dulu Sitai! Lo jangan ganggu konsentrasi kita. Mischa ntar jadi kelupaan mobil selingkuhan bininya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[105] Shooting Sinetron

Vero melambai-lambaikan tangannya. Ia meneriakan nama Mischa berulang kali, “Mis! Ini gue bilang cut-nya berapa menit lagi?!” Serunya bertanya mengira jika apa yang Mischa lakukan kali ini akting belaka.Vero kira Mischa tak mungkin seserius itu menceraikan wanita yang baru beberapa hari ia nikahi. Terlebih mengingat perjuangan sang sahabat dalam menyakinkan dirinya jika ia bisa mempercayai Mischa— memberikan adiknya kepada laki-laki yang tepat.“Mis.. Mischaaa!”“Ver! Mischa serius.. Dia udah nyerah sama Valley. Aku kenal banget Mischa.” Ujar Stefany menyadarkan Vero dari keadaan yang dirinya pikir sedang di setting layaknya variety show.“What Mami?! Bilang ke Papi kalau ini nggak mungkin. Dia barusan tadi,” tangan Vero menunjuk pada posisi Mischa tadi, lalu pada dirinya sendiri seperti orang linglung, “bercandaan dia aja kan?! Ayolah Mi! Dia cinta banget sama Valley. Papi tau sendiri gimana senengnya Mischa abis ijab qobul kemaren!”Tak ada lagi yang bisa Stefany jelaskan. Mischa t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[106] Perselingkuhan yang Terkuak

Vero mengintip manusia-manusia di dalam kamar yang pintunya tidak di kunci. Saking asiknya berperang mulut– berteriak satu sama lain maksudnya, bukan aksi cium-mencium sampai ludah mereka bertemu lalu membentuk suara bergeluguk akibat pertukaran air liur.. Sekali lagi bukan! Ini perang sungguhan. Bersama Sitai, Vero berlagak layaknya maling yang terlatih. Stefany tidak mau diajak sebagai mata-mata. ‘Kadung malas,’ katanya. Apalah arti kata kadung itu, Vero juga tak mengerti. Jiwa keponya sedang meraung-raung ingin segera dituntaskan. Alhasil ia menggandeng asisten rumah tangga andalan sebagai partner in crime-nya. “Mas Ver.. Mas Valery tadi kayak nggak cinta sama Mas Mischa!” bisik Siti. “Sitai.. Vallery cewek. Kenapa lo panggil Mas adek gue?” Diakhiri dengan ber-hah-nya, Vero melayangkan protesan. Setahunya adiknya setiap pergi ke Thailand tidak untuk pernak jenis kelaminnya. Wanita itu pergi menghamburkan uang orang tuanya. Berbelanja sesuka hati namun tetap saja melupakan oleh-o
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[107] Kesesatan Vero

Merlliana Husodo sudah ditangani orang yang tepat– Suaminya, tentu saja. Hanya Daddy Vero itu yang bisa meredakan ledakan di dalam hati Mellia. Setelah sempat menyeret dan memukuli Vallery, Mellia diungsikan untuk sementara waktu ke rumah orang tuanya.Ramai sekali tadi, Vero saja ingin menyewa tukang topeng monyet untuk memeriahkan pertunjukan yang sedang berlangsung. Selain itu Vero juga ingin memanggil beberapa penjaja makanan pinggir jalan agar tontonannya lebih seru. Ya mau bagaimana lagi, habisnya Vero kira ada pasar malam makanya ramai sekali keadaan di rumah. "Mama nggak apa kita tetep disini?!" tanya Mischa. Pasalnya ibu mertuanya mengamuk seperti kesurupan reog, dan mereka justru bersantai menikmati indahnya langit sore."Tetap tenang. Jaga kewarasan." seru Vero sembari mengibaskan sebatang rokok– kesenangan para pria ketika kepala serasa dihajar ribuan janda.“Udud dulu Pak. Biar enteng otaknya.” Vero telah mendapatkan izin dari Nyonya Besar untuk mengkonsumsi lintingan n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[108] Boys Time

“Lari buruan!” Vero melambai-lambaikan tangannya, meminta agar Justine segera memposisikan diri sedekat mungkin dengannya. Pria muda beranak kembar itu lalu terkikik, kembali mengingat akan betapa bersihnya otak Mischa dari debu-debu kejahilan manusia. “Tin!” panggil Vero lagi.“Ya ampun! Bentar kenapa sih, Ibab!” Sahut Justine yang kini sedang membuka pintu tengah BMW miliknya, “gue ngambil harta berharga kita dulu. Traktiran dari bini gue ini!”Justine mengeluarkan dua botol whisky dengan brand berbeda. Menentangnya di kedua tangannya, lalu berbalik dan menutup pintu mobil menggunakan sneakersnya. “Klinting-klinting!” ucap Justine menirukan suara pertemuan dua benda pecah belah yang saling dipertemukan.“Pesta sore ini!” girangnya tak kalah meriah dari Vero setelah mandat menghibur Mischa turun dari bibir Stefany.“Bini lo tadi calling Cla, terus katanya gue suruh bawa ini ke sini buat kita happy-happy.” Justine memberitahukan alasannya menghubungi Vero tadi. “Lo nggak ada keliat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

[109] Waktunya Buka Puasa

“Ver, gue balik deh. Takut makin nggak bisa nyetir!”Justine bangkit, berdiri. Ia berpegangan pada pinggiran meja sembari mengerjapkan matanya berulang kali. Mencoba mencuri kesadaran yang lamat-lamat semakin menipis, sebenarnya. “Cupu!” ejek Vero sembari berpegangan pada botol ke enam yang ingin ia buka malam ini. Setelah botol ke dua dari Clara tandas, Vero yang merasa mereka masih kuat minum kecuali Mischa masuk ke dalam rumah. Mengambil empat tambahan lagi.‘Sekalian nge-chill kita! Udah lama banget after Axe minggat ngobatin patah hatinya,’ begitu buaian iblis bernama lengkap Alvero Husodo itu. Alhasil, Justine dan Axel tetap singgah. Membiarkan Mischa yang kepanasan untuk berendam di kamar mandi, 'katanya.' “Gue nggak bawa supir, Hina Dina! Berani lo ngadepin bini gue kalau ada apa-apa?!” tanya Justine, menanyakan kesiapan Vero ketika harus menghadapi istrinya. Ini saja sudah lewat dari jam yang diberikan Clara. Justine tak mau ambil resiko dengan bobok bersama nyamuk-nyamuk d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status