All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku: Chapter 241 - Chapter 250

265 Chapters

Bab 241

Di belakang Zahra ada tiga pelayan yang kini menatap nona mereka dengan cemas. Mereka takut kalau nona mereka menangis karena dibentak atau di usir maminya sendiri."Mami!" Zahra menghela napas pelan. "Mami mana, sih? Zahra mau makan malam ini, lho. Zahra udah laper," keluhnya. Berharap pintu di depannya ini segera terbuka.Dan, malam ini harapan Zahra terkabul. Pintu terbuka, tapi bukan sang mami yang dia dapatkan. Melainkan pelayan pribadi maminya yang kini menatapnya lelah."Nona, sebaiknya Anda kembali ke rumah Anda," ujar pelayan itu.Namun, sangat disayangkan sekali kalau Nona mereka ini begitu keras kepala sekali. "Nggak mau! Zahra nggak mau pulang sebelum makan malam bareng Mami dan Kakak Zahra," tolaknya terang-terangan."Nona, mohonlah untuk mengerti!""Emangnya Bibi siapa untuk Zahra mengertikan? Zahra mau masuk sekarang!" balas Zahra. Dia hendak menerobos masuk. Tapi, pelayan pribadi maminya itu dengan sigap menahan l
Read more

Bab 242

Sedangkan Abian menatap putrinya itu cukup lama. Kemudian menggeleng pelan. "Nggak! Kamu nggak Daddy kasih izin untuk naik motor sendiri. Kalau apa-apa sama Hanan aja," jelasnya. Bahu Hanin meluruh. "Ya, kok gitu, sih, Dad? Daddy nggak adil dong kalau gitu," protesnya. "Daddy nggak mau kamu kenapa-napa sayang. Mending sama Hanan aja naik motornya, kamu di bonceng sama dia." Abian menatap putrinya itu penuh penegasan. "Nggak seru, Dad." Hanin mengerucutkan bibirnya. "Lebih seru naik motor sendiri," sambungnya. "Nggak boleh, sayang." Hanin menunduk sedih. Dulu dia pikir jadi anak perempuan itu satu-satunya enak. Tapi, dia salah besar. Dia malah agak terkekang, apa-apa tidak boleh, dikit-dikit tidak boleh. Daddy menjaganya dengan kewaspadaan. Takut dia luka atau lecet sedikit saja. Belum lagi Hanin punya tiga pengawal yang selalu memantaunya saat mereka bersama-sama. Meski Hendra nakal begitu, Hendra selalu pose
Read more

Bab 243

Awalnya Hendra fokus bermain dengan Anya. Meski tidak menyukai main masak-masakan dan juga boneka. Hendra dengan setia menemani gadis kecil itu bermain, asal Anya senang dan Hendra tidak masalah sama sekali. Sayangnya siang itu Hendra tidak bisa terlalu fokus sepenuhnya pada permainan yang Anya mainkan. Wajah imut Anya selalu membuat Hendra susah konsentrasi. Rasanya Hendra ingin membawa Anya pulang terus mengurungnya ke dalam kamar, seperti yang sering dilakukan Daddy yaitu mengurung Mommy di kamar selama berjam-jam."Kak Hendra, ini minumannya." Anya memberikan sebuah cangkir mini pada Hendra. Cangkir mainan yang sebenarnya kosong, tapi Anya bilang isinya itu teh hangat dan Hendra harus minum. Hendra dengan senang hati menerima pemberian dari gadis kecil itu.Anya hanya beda tiga tahun dengannya, Anya suka sekali bermain masak-masakan seperti ini apalagi kalau dia sudah datang, pasti Anya senang sekali. Sebab, Anya merasa suka bermain dengan Hendra ketimbang adik
Read more

Bab 244

"Oh, ya. Karena tahun ini adalah ulang tahun ke tujuh belas kalian. Apa kalian ingin mengadakan pesta yang meriah dan mengundang semua teman-teman kalian?" tanya Abian, memberikan usul yang bagus pada si kembar yang dua minggu lagi akan berulang tahun. Tidak terasa juga sudah dua minggu si kembar bersekolah seperti biasanya.Hanin yang mendengar ucapan daddynya langsung mengangguk antusias. "Mau, Dad! Hanin mau pesta yang meriah karena malam itu Hanin ingin jadi princess, hehe." Anak gadis Abian itu nyengir lebar."Bagus! Daddy setuju," jawab Abian cepat. "Kalau kamu gimana, Nan?" Dia menoleh pada di sulung yang mengajari Hendra menghapal perkalian sepuluh.Hanan melirik Hanin yang terlihat bahagia dengan rencana itu, tentu saja Hanan tidak mau membuat kebahagiaan adiknya itu mendadak hilang. "Aku ikut aja, Dad. Kalau itu kemauan Hanin, Hanan tidak masalah," jawabnya."Baiklah! Mulai besok Daddy dan Mommy akan mengurus semuanya." Abian tersenyum s
Read more

Bab 245

"Ini bekal Zahra. Jangan lupa dihabiskan, ya? Dan, jangan sesekali jajan di luar," pesan Marion sambil memasukkan kota bekal berwarna merah muda itu ke dalam tas putrinya.Zahra yang sibuk menghabiskan susunya pun hanya bisa mengangguk saja. Keduanya berjalan keluar bersama-sama. Pagi ini Zahra terlihat bahagia sekali."Papi beneran anterian Zahra hari ini, kan?" tanyanya sekali lagi saat mereka tiba di teras rumah."Iya, sayang."Zahra memekik senang. "Yes! Sekalian nanti kenalan sama teman satu meja ku, ya, Pi? Dia penasaran sama Papi karena selama ini aku sering ngomong ke dia kalau Papi ku ini sangat tampan," ujarnya dengan senyum lebarnya.Marion tertawa pelan. "Emang Papi setampan itu?" tanyanya.Zahra langsung mengangguk cepat. "Iya! Bagiku Papi yang paling tertampan di dunia ini setelah setelah Hanan.""Siapa Hanan?" Marion langsung bertanya dengan sudut hati yang tak senang karena sekarang ada bisa menandingi ke
Read more

Bab 246

Marion masuk ke dalam mobilnya dan melirik asistennya yang duduk di kursi depan samping sopir. "Kau kenal dua anak tadi?" tanyanya pada asisten pribadinya itu. Rakit mengangguk pelan. "Saya sudah mencari tahu identitas mereka tadi saat Tuan masih berinteraksi dengan mereka. Hanin Zareena Dirgantara dan Hanan Aditya Dirgantara, mereka anak kembar dari pasangan Abian Dirgantara dan Flora Fernandez. Saya rasa Tuan tidak perlu khawatir kalau Nona muda berteman dengan mereka, karena keluarga Dirgantara selama ini sangat di kenal baik oleh public. Begitu juga Tuan Abian, dia adalah pebisnis bersih sudah pasti mendidik anaknya dengan tegas dan benar," jelas pria yang masih melajang di umurnya yang sudah masuk ke 35 tahun. Marion mengangguk paham setelah mendengar penjelasan asistennya itu. "Apa selama ini kita pernah bekerja sama dengan perusahaan Dirgantara?" tanyanya. Saking banyak bekerja sama dengan berbagai perusahaan, Marion lupa siapa saja rekan bisnisn
Read more

Bab 247

Hari yang sangat di tunggu-tunggu Hanin akhirnya tiba. Ulang tahunnya dan Hanan. Hanin sudah menyebar undangannya ke semua teman kelasnya dan anak Angkatan kelas sebelas lainnya tiga hari yang lalu. Acara dilaksanakan malam hari. Halaman samping rumah Hanin yang terdapat kolam renang dan juga gazebo yang tak jauh dari sana, kini sudah di sulap begitu cantik. Ada panggung kecil di akan dijadikan tempat khusus untuk si kembar memotong kue nantinya.Sejak maghrib usai, Hanin sudah di rias oleh MUA kenalan mommynya. Hanin meminta make up yang simple saja, tapi dia akan terlihat elegan dan cantik. Hanin tidak mau memakai mahkota, rasanya seperti anak kecil, tapi tetap saja malam ini dia akan menjadi seorang princess. Hanin tersenyum lebar kala melihat wajahnya begitu cantik setelah di rias oleh MUA. Rasanya dia sedikit tak mengenali dirinya karena selama ini Hanin jarang sekali merias dirinya. Ke sekolah pun hanya memakai pelembab bibir saja dan bedak seadany
Read more

Bab 248

Balik lagi ke acara ulang tahun si kembar. Saat ini Hanin, Hanan dan kedua orang tuanya berdiri di atas panggung. Di depan mereka sudah ada kue ulang tahun bertingkat dua dengan lilin angkat satu dan tujuh. Hanin dan Hanan langsung meniup lilin itu setelah menyanyikan lagu ulang tahun. Riuh tepuk tangan pun terdengar setelah lilin berhasil di tiup."Yeay!" Hanin bersorak pelan."Nah, sekarang tugas si kembar tinggal potong kuenya." Suara moderator kembali terdengar. Hanin langsung mengambil pisau plastik yang tersedia di atas meja. Menoleh pada Hanan yang kini bergerak maju dan memegang tangannya yang saat itu juga sedang memegang pisau plastik. Keduanya pun sama-sama memotong kue tersebut."Sekarang si kembar mau kasih suapan pertamanya ke siapa, nih? Mommy atau Daddy?" tanya sang moderator.Hanin dan Hanan saling kode sejenak. Dan, setelah itu sama-sama mengambil sendok kecil. Hanin berjalan mendekati Daddynya dan memberikan suapan pertamanya pa
Read more

Bab 249

"Ini ada apa?"Hanan berdeham pelan. "Tadi dia nggak sengaja nginjek gaunnya terus gue tolong biar dia nggak jatoh," jelasnya.Mata Hanin memicing tajam meski mendengar penjelasan dari kembarannya itu. Hanin Menatapi Zahra penuh selidik membuat Zahra kikuk sendiri. "I-iya, Nin. Tadi aku mau jatoh, tapi untung aja kembaranmu nolong aku. Kalau enggak, aku udah malu karena jatoh di depan orang ramai," timpalnya.Barulah Hanin percaya, matanya tak memicing lagi kini menatap Hanan. "Di panggil Daddy, Nan. Tante Hana baru datang sama keluarganya," tutur gadis itu.Hanan mengangguk pelan. "Ya, udah ayo kita ke sana!"Seperginya si kembar. Zahra buru-buru memegang jantungnya yang tadi sempat berdetak tak karuan kala Hanan menolongnya. "Kayak ya aku kena serangan jantung kecil, deh," gumamnya dengan polos.Sementara itu. Si kembar di peluk secara gantian oleh tante mereka. "Ya, ampun kalian sudah besar aja. Tuh, Anya mau kasih kado untuk
Read more

Bab 250

"Papi!"Zahra baru saja pulang dari pesta ulang tahun Hanin. Mengangkat sedikit bagian gaunnya ke atas agar memudahkannya berlari untuk menghampiri papinya yang berada dalam ruang kerjanya."Hey, Nona kecil." Marion merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kepulangan putrinya. "Bagaimana pesta ya?" tanyanya kemudian setelah Zahra masuk ke dalam pelukannya.Zahra mendongak menatap papinya. "Seru sekali, Pi!" balasnya menggebu-gebu. "Zahra jadi mau adain pesta di ulang tahun sweet seventeen Zahra nanti. Biar bisa foto bareng sama Mami kayak dilakukan Hanin sama kembarannya. Terus nyuapi Papi sama Mami kue ulang tahun. Zahra mau begitu, Pi." Zahra mengeratkan pelukannya dengan papinya, kemudian menyandarkan kepalanya di bidang dada sang papi.Sedangkan Marion terdiam dengan bibirnya terkatup rapat kala mendengar pemintaan sederhana putrinya itu."Zahra bosan, Pi. Kalau tiap tahun rayain ulang tahun sama Papi dan Bibi pelayan. Tanpa kehad
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status