Salma menghentakkan kakinya dengan keras. Dia sangat tersinggung dengan ucapan Ibu-ibu tadi."Mas, kamu kok malah biarin Ibu-ibu itu ngehina aku, sih?""Ck, buat apa meladeni ucapan tetangga, Salma? Yang lebih penting sekarang, kita harus cari tempat untuk berteduh dulu.""Ya, itu urusan kamu, Mas!" sahut Salma sambil melipat kedua tangannya. "Harusnya, kamu itu tetap bersikeras bertahan dirumah Mbak Najwa. Kan, di rumah itu, kamu juga ada hak, Mas!""Ck, bisa diam tidak, sih?" bentak Bian. Kepalanya terasa hampir meledak saking kerasnya dia berpikir untuk mencari solusi."Huh! Aku lagi yang kena marah," omel Salma."Semuanya gara-gara kamu juga! Andai dulu kamu tidak mendesak Mas untuk membawa kamu kemari, nggak mungkin Najwa jadi marah dan bikin hidup kita jadi sial kayak gini!"Mata Salma mendelik. Setelah semua jadi sekacau sekarang, kenapa malah dia yang disalahkan?"Eh, Mas! Mas jangan lupa, ya! Aku maksa tinggal di sini juga karena kamu, Mas! Kamu yang selalu koar-koar didepan
Last Updated : 2024-04-03 Read more