"Silakan duduk, Mas!" ucap Najwa mempersilakan.Bian masih berdiri kaku. Aura Najwa malam ini, berhasil mendominasi keadaan dan membuat Bian menjadi takut."Kenapa masih berdiri di situ? Mas mau kita bicara sambil berdiri?"Reflek, Bian menggeleng. Lekas, lelaki itu mendudukkan bokongnya di sofa yang berseberangan dengan tempat duduk Najwa."Wa, Mas minta maaf soal yang tadi," ucap Bian penuh penyesalan."Ya, nggak apa-apa. Toh, aku juga udah biasa kamu maki-maki, kan? Lupa, bagaimana dulu kamu selalu memarahi aku hanya karena aduan nggak benar dari Ibu kamu? Bahkan, ketika kamu tahu bahwa apa yang Ibu kamu katakan adalah sebuah kebohongan, kamu tetap saja memarahi aku tanpa sedikitpun rasa kasihan.""Untuk yang dulu-dulu, Mas juga minta maaf, Wa!" Bian menundukkan kepala. Menyesal.Waktu terasa lambat berjalan. Pergerakan jarum jam, detik demi detik, terdengar begitu jelas di rungu Bian."Mas... aku mau kamu pindah dari sini."Degh!Tubuh Bian bagai tersambar petir mendengar perminta
Last Updated : 2024-03-22 Read more