บททั้งหมดของ Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku: บทที่ 131 - บทที่ 140

151

Ancaman Tidak Main-main

Aditya terbelalak kaget, tadi cuma menduga-duga saja, tapi yang dia dengar sekarang dari pengakuan paman Grove itu, benar-benar membuatnya syok.Lain halnya dengan paman Grove, sampai saat ini dia pun tidak tahu apa isi surat dalam amplop tersebut. Dia hanya disuruh mengirimkan itu ke kos Selena dan perusahaan Bramasta oleh Tuan Collins."Aditya, lupakan pertanyaan aneh itu! Sekarang kamu ada di mana? Tuan Collins menyuruhku menyusul mu kemari guna mengantar dokumen kerjasama perusahaan Tuan Barata!"Aditya terdiam. Hatinya sudah terlanjur memanas mencoba keras menenangkannya. Dia harus bisa bicara dengan paman Grove, mumpung dia juga ada di sana. "Aku menunggu di mansion perusahaan Wiguna. Cepat sebelum aku berubah pikiran dengan dokumen sampah Tuan menyebalkan itu!" kata Aditya. Niatnya bukan untuk melihat dokumen tersebut namun bertatap muka dengan paman Grove. Aditya sudah tidak tahan ingin melampiaskan kemarahannya langsung ke paman Grove. Buru-buru memutuskan sambungan telepo
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-23
อ่านเพิ่มเติม

Bertemu Selena

Aditya mengulurkan tangan ke depan mempersilakan paman Grove keluar. "Tunggu, Grove!" seru Aditya sebelum paman Grove benar-benar menghilang dari sana. Paman Grove yang tengah bingung itu menghentikan langkahnya, berbalik badan cepat menghadap Aditya."Katakan ke Tuan Collins aku tidak akan ke perusahaan selama Julia masih di sana. Kalau Tuan Collins tidak senang, dia bisa melemparkan ku dari semua perusahaannya.""Aditya, kamu bicara apa? Kamu tahu saat ini perusahaan sangat membutuhkanmu. Oke, aku akan mencari cara membujuk Selena kembali," ujar paman Grove melanjutkan langkahnya. Dia harus cepat-cepat ke bandara, penerbangannya tinggal satu jam lagi. Sebab pagi-pagi besok dia sudah harus bertemu dengan Tuan Collins. "Ingat ucapanku tadi, Grove!" teriak Aditya mengingatkan pria itu dengan ancamannya tadi.***Di jam delapan pagi Selena sudah harus ke perusahaan Bramasta. Biasanya Hendra menjemputnya ke rumah barunya namun karena ada kesibukan bisnis lain, ia akhirnya naik ojol
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-24
อ่านเพิ่มเติม

Bertemu Selena Di Perusahaan

"Kenapa? Memang seharusnya aku bertanggungjawab atas dirimu sekarang, Selena," ucap Aditya berpindah tempat duduk berseberangan meja dengannya.Tangan Aditya terulur menggapai tangan Selena, sang mantan bos tersebut mulai lancang memegang pergelangan tangan Selena. Gesit Selena menepisnya, memundurkan kursinya menghindar jangkauan tangan Aditya."Tolong jaga sikapmu di sini, Aditya! Ini perusahaan Bramasta bukan perusahaan Adiguna Jaya! Jadi, jangan seenak hatimu saja!" geram Selena mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Aditya. Wajahnya memerah menahan-nahan rasa kesal. "Pergilah sekarang atau aku akan berteriak?" Selena cuma bisa mengancamnya.Aditya tertawa kecil mendengar ancaman itu. Bukannya takut dan pergi namun tetap bergeming dari duduknya. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu berjanji meluangkan waktumu bicara denganku sekarang. Sekalipun kamu menyuruh security perusahaan ini menyeretku, aku tidak akan mau sebelum kamu setuju! Bagaimana, Selena?" Aditya melipat santai kedua
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-24
อ่านเพิ่มเติม

Kolam Renang Bangsawan

Setelah beberapa detik hanya meremas telapak tangannya yang banjir keringat, Selena mengangguk cepat. "Tidak ada masalah denganku, Kak," jawab Selena bergetar.Jantungnya berdegup kencang sesaat setelah mengatakannya. Hatinya memanas mengingat beberapa menit lalu ia bertemu dengan Aditya. Ia belum bisa melupakan pria itu, ia hanya berpura-pura membohongi perasaannya kepada Aditya tadi. "Kamu serius kan?" Seolah meragukannya Hendra bertanya. Sekali lagi Selena cuma mengangguk cepat. Pikirnya, tidak ada lagi opsi menolak semua permintaan Hendra. Sampai mereka di restoran mewah, selera Selena mencicipi makanan yang terhidang pun hilang. Selena hanya mengaduk-aduk isi piringnya.Sementara Hendra terus sibuk berbicara di ponselnya. Sekilas mendengar dia tengah membahas fitting baju pengantin.Sial! Kenapa hatiku gelisah begini? Selena meneguk isi gelasnya hingga habis namun hatinya terus saja memanas dan gelisah.'Tidak! Aku tidak boleh bimbang begini, Hendra cukup baik menyelamatkan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-25
อ่านเพิ่มเติม

Bermain Di Dalam Kolam Renang

"A-aku tidak menginginkan apapun hadiah pernikahan kita, Kak," ujar Selena tertunduk. "Kakak sudah bertanggungjawab penuh atas Baby Lea dan diriku itu sudah cukup untukku." "Tidak perlu berpikir seperti itu, Selena. Ini ungkapan dari rasa bahagiaku bisa menikahi mu nantinya." Hendra masuk ke kamar, berselang beberapa detik kembali dengan membawakan map berwarna coklat muda di tangannya. "Ini untukmu, Sayang," ujar Hendra merangkul pundak Selena, menariknya ke dalam pelukan hangat dirinya. "Berjanjilah tetap bahagia bersamaku," lanjut Hendra mengecup kening Selena. "Hotel ini aku beli untuk kamu, Sayangku." Seketika sekujur tubuh Selena seolah terbakar, terasa panas bukan karena kecupan lancang Hendra , ataupun hadiah mewah itu namun kata 'janji' tadi. Aku harus berjanji apa padanya? Maafkan aku, Kak belum bisa menjanjikan apapun padamu namun aku berusaha untuk tidak merusak rencanamu. Selena membatin dengan memaksakan senyumnya tanpa menyahuti Hendra. Selena mencengkeram map
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-26
อ่านเพิ่มเติม

Terlalu Besar

"Hentikan, Kak. Aku tidak sanggup menahan tubuh kamu," jerit Selena mencengkram sisi kolam renang. Hentakan tubuh kekar Hendra membuat tubuhnya maju mundur sampai-sampai bokong empuknya membentur pusaka pribadi Hendra yang makin mengeras itu.Wajah Hendra makin memanas, napasnya terus memburu, hanya tidak mengindahkan jeritan Selena. Tangannya berpegangan kuat pada kedua buah dada Selena yang menggantung bebas. Meninggalkan sensasi sentuhan nakal di sana dari jari tangannya."Kak, aku tidak tahan lagi," keluh Selena memegangi pinggangnya yang keram akibat terus-terus dipaksa membungkuk ke depan. "Hmm, sakit? Padahal milikku belum memasuki milik kamu, Sayang," sungut Hendra menunjukkan raut wajah memelas."Bukan di sana, tapi pinggangku ini terasa keram, Kak.""Maafin aku, Sayang," ujar Hendra cepat memindahkan Selena duduk di pangkuannya dengan posisi duduk berhadapan. Sementara Hendra duduk di bantalan tangga kedua kolam renang. Kedua kakinya berada di dalam kolam renang."Sayang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-27
อ่านเพิ่มเติม

Bertemu Aditya

"K-kenapa Kakak bertanya tentang Adi---""Eh bentar, Sayang, ponselku berdering," potong Hendra meraih ponselnya yang terletak di atas meja sisi kolam.'Aditya?' desis Hendra membatin. Sekilas melirik ke Selena yang langsung sibuk memunguti pakaiannya yang berserakan di kolam renang."Sayang, bentar aku mengangkat telepon dari teman bisnis, ya," kata Hendra segera memakaikan kimononya asal. Kemudian tanpa menunggu Selena menyahutinya langsung berlalu dari sana. Selena tidak menaruh curiga, dari dulu Hendra memang punya kesibukan yang padat. Selena keluar dari kolam juga ikutan mengenakan kimono menutupi tubuh polosnya yang menggigil, duduk di kursi sisi kolam menunggu Hendra kembali."Tapi kenapa menerima telepon harus ke dalam?" desis Selena, tidak biasanya Hendra sembunyi-sembunyi bicara di telepon.Tapi ia tidak mau larut memikirkan itu. Selena merebahkan tubuhnya yang lemas di kursi. Lelah usai bercocok tanam tadi matanya jadi sangat mengantuk.Entah sudah berapa lama ia ketidur
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-28
อ่านเพิ่มเติม

Memperebutkan Selena

"Jangan berbohong padaku, Hendra!" kata Aditya menunjukkan raut wajah tidak senang.Hendra tertawa kecil, sudah menduga kalau Aditya akan mencari Selena ke sana. Pikirnya, untung juga Aditya belum sempat bertemu dengan Selena."Hendra, aku---""Kurang apalagi kekayaan Julia calon istrimu itu, Aditya? Kenapa kamu masih saja mencari-cari Selena! Atau, kurang sakit penghinaan yang kamu lakukan padanya, hakh! Berpikirlah untuk bertemu dengannya, Aditya, alih-alih ingin membujuknya kembali menjadi sekretarismu!" gusar Hendra memotong ucapan Aditya."Ingat satu hal ini, Aditya! Selena masih menyayangkan nyawanya harus mati sia-sia di tangan Kakekmu yang mata duitan itu!" Hendra mengepal tangannya. Mengingat cerita Selena itu timbul dendam membara di hatinya kepada Tuan Collins."Oiya, tidak perlu khawatir kamu telah merebut kenikmatan dari tubuh Selena, aku tetap mencintainya dengan keadaan apapun!" lanjut Hendra menghenyakkan duduknya."Jaga bicaramu, Hendra! Tidak ada yang bisa memiliki
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-28
อ่านเพิ่มเติม

Mengetahui Rencana Pernikahan Selena

"Berhenti, urusan apa Anda kemari lagi, Tuan Muda?" Security menghentikan langkah Aditya yang terburu hendak masuk perusahaan."Ohh, untung kamu ada di sini. Aku ketinggalan ponselku di ruangan Hendra tadi, apa kamu bisa mengambilkannya?" ucap Aditya yakin sang Security tidak akan mau. "Ahh, apa Tuan Muda Hendra tahu Anda kemari lagi, Tuan?" "Ohh shit! Aku kehilangan jejaknya di jalan tadi. Niat ingin meneleponnya guna menanyakan tempat pertemuan kami. Sialnya, baru sadar ponselku sepertinya ketinggalan di ruangan Hendra tadi. Jadi, aku kemari guna mengambilnya dan segera menghubungi Hendra." Panjang lebar dan penuh drama Aditya melancarkan rencananya. Tidak ketinggalan raut wajah seriusnya dia tunjukkan. "Oke baik, silakan."Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya, gegas Aditya masuk, tiba di ruangan Hendra langsung melakukan tujuannya ke sana. Setelah mendapatkannya dia pun meletakkan kembali kunci lemari penyimpanan berkas-berkas penting perusahaan Bramasta, di samping kotak t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-29
อ่านเพิ่มเติม

Kepergok Calon Mertua

"Daddy!" pekik Hendra lantas berdiri, menarik tangan Selena untuk bersembunyi dibalik punggungnya."Ahh, maafkan Daddy yang langsung masuk saja tadi. Hendra, kamu menyusul saja ke hotel ya," ujar Tuan Bramasta membuang pandangan berjalan ke mobilnya."Sial! Harusnya Daddy meneleponku dulu sebelum kemari," gerutu Hendra menggaruk-garuk kepala belakangnya."Maafkan aku, Sayang. Aku tidak tahu bakal Daddy kemari," ujar Hendra berbalik badan, merapikan rambut Selena yang acak-acakan. Raut wajah Selena masih tampak memerah karena malunya. Bahkan ia yakin Tuan Bramasta bisa melihat miliknya dibalik celana dalam berwarna peach itu. Apalagi tangan kekar Hendra sangat nakal di bagian itu tadi. "Aku jadi malu bertemu Daddy kamu, Kak," kata Selena tertunduk malu. "Kamu juga tadi, Kak tak cukup apa tadi malam," omel Selena memajukan bibirnya kesal."Namanya juga lagi pengen, masa nunggu malam. Habis kamu cantik sekali hari ini," sanjung Hendra menyambar bibir Selena. Tangannya bergerak cepat
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-30
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
111213141516
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status